Anda di halaman 1dari 15

 Rolled Product

Rolling adalah suatu proses deformasi dimana ketebalan dari benda kerja


direduksi(dikurangi) menggunakan daya tekan dan menggunakan dua buah roll atau lebih. Roll
berputar untuk menarik dan menekan secara bersamaan benda kerja yang berada diantaranya.

Pada proses rolling, benda dikenai tegangan kompresi yang tinggi yang berasal dari
gerakan jepit roll dan tegangan geser-gesek permukaan sebagai akibat gesekan antara roll dan
logam. Selama proses roll, tegangan ini mengakibatkan terjadinya deformasi plastis. Produk
akhir dari proses ini adalah logam plat dan lembaran (sheet), dimana umumnya plat mempunyai
tebal lebih dari ¼ in. Lembaran umumnya mempunyai ketebalan kurang dari ¼ in. Tujian utama
pengerollan adalah untuk memperkecil tebal logam.Biasanya terjadi sedikit pertambahan lebar,
penurunan panjang mengakibatkan pertambahan panjang.
Pada material baja, prosedur ini melibatkan penggulungan baja pada suhu tinggi diikuti
dengan pendinginan udara. Suhu rolling dan finishing biasanya di daerah rekristalisasi austenit
dan di atas menormalkan suhu. Sifat kekuatan dan ketangguhan produk baja yang dibuat oleh
proses ini adalah umumnya kurang dari produk yang diberi perlakuan panas setelah digulung
atau dibandingkan produk yang dibuat dengan proses lanjutan.

Controlling Rolling(CR), Normalizing Rolling (NR) adalah prosedur rolling di mana


deformasi akhir dilakukan dalam kisaran suhu normal dan menghasilkan kondisi material yang
umumnya setara dengan hasil yang diperoleh dengan cara normalisasi.

Thermo-Mechanical Rolling (TM), Thermo-Mechanical Controlled Processing (TMCP)


adalah prosedur yang melibatkan kontrol ketat dari suhu baja dan mereduksi rolling. Umumnya
proporsi tinggi berasal dari mereduksi rolling yang dilakukan mendekati suhu Ar3 dan
melibatkan rolling di wilayah suhu fase ganda. Tidak Controlled Rolling, properti yang diberikan
oleh TM (TMCP) tidak dapat direproduksi dengan cara normalisasi untuk berikutnya atau
dengan perlakuan panas lainnya.

Thermo-Mechanical Rolling With Accelerated Cooling (TM+AcC) adalah proses yang


bertujuan untuk memperbaiki sifat mekanik dengan cara pendinginan terkontrol dengan laju
yang lebih tinggi dilanjutkan pendinginan udara setelah operasi TM-Rolling berakhir.

Heat Treatment untuk Baja antara lain:

- Quenching And Tempering (QT)

Quenching melibatkan perlakuan panas proses di mana produk dipanaskan hingga suhu
yang sesuai di atas Ac3 dan kemudian didinginkan dengan pendingin yang sesuai untuk tujuan
pengerasan mikro. Tempering setelah quenching adalah proses di mana produk dipanaskan
kembali ke suhu yang sesuai tidak lebih tinggi dari Ac1 untuk mengembalikan sifat ketangguhan
dengan meningkatkan mikrostruktur.

- Annealing
Baja dipanaskan untuk membentuk austenit yang stabil dan kemudian didinginkan
dengan sangat lambat (misalnya dalam tungku) untuk membentuk coarse perlite. Kekuatan
rendah dan kekerasan rendah diperoleh bersama dengan ketangguhan rendah.

- Normalizing

Normalizing melibatkan pemanasan baja canai di atas suhu kritis, Ac3, dan di ujung
bawah daerah rekristalisasi austenit diikuti dengan pendinginan udara. Proses ini meningkatkan
sifat mekanik baja gulung dengan pemurnian ukuran butir.

Hasil Product:

Rolled Plates

Rolled Sheets

Rolled Strips
Wide Flats

Bulb Flats

Angles
Bars

 Pipes and Tubes (Steels, Aluminium Alloys, Nikel Alloys,…)

Pipe diidentifikasi sebagai nominal bore (NB) yaitu sebuah ukuran yang dipakai untuk
penyebutan diameter dari pipa. Biasanya ukuran NB / nominal diameter (ND) / nominal pipe size
(NPS) belum tentu sama dengan outside diameter (OD) dari ukuran actual pipa. Sedangkan tube,
diidentifikasi dengan OD yang semua ukurannya sama. Tube merupakan sebuah benda silindris
yang punya lubang pada tengahnya untuk mengalirkan fluida. Berbeda dengan pipe, tube
ukurannya relatif kecil dan tak dibatasi oleh spool (ukuran tertentu pada pipa, biasanya 6
meteran). Tube juga lebih fleksibel dan mudah untuk dibentuk daripada pipa. Konstruksi bentuk
material pipa dan tabung di kapal terbuat dari baja, Al-Alloy, Ni-Alloy, dll.

Jenis-jenis pipa yang digunakan dalam proses manufaktur kapal antara lain:

- Pipa Las (Welded Pipe)


Pipa welded adalah pipa yang dibuat dari bahan plat baja dengan cara menyatukan
sambungan plat sehingga dapat berbentuk silinder. Proses pembuatan pipa las juga sering disebut
Electric Resistance Welding (ERW) dimana proses pada saat pengelasan menghasilkan resistansi
listrik material. 
Pipa welded umumnya punya sambungan berbentuk spiral atau lurus. Pipa welded spiral
juga bahannya dari plat baja dan bentuknya strip dibentuk spiral dan dilas membentuk pipa.
Kalau pipa welded lurus juga bahannya plat baja dengan sambungan lurus yang terletak di dalam
pipa.
- Pipa Tanpa Kelim (Seamless Pipe)
Pipa seamless ini juga terbuat dari bahan plat baja. Pipa seamless disebut juga pipa tanpa
sambungan. Pipa seamless dibuat dari batangan baja pejal yang dipanaskan, kemudian dibentuk
dan dilubangi hingga berbentuk silinder yang punya lubang ditengah dengan berbagai ukuran
diameter. Karena tidak ada sambungan, membuat pipa seamless ini memang bisa lebih tahan
terhadap tekanan karena tidak ada bagian pipa yang berubah akibat panas pengelasan.
Dalam proses pembuatan pipa seamless ini ada 4 cara yang sering digunakan antara lain :
a.Penembusan secara rotari (Hot Rotary Piercing)
b. Proses pilger-mill
c. Proses push-bench (Cupping)
d. Proses ekstruksi
- Pipa Tempa (Forged Pipe)
Pemrosesan pipa ini dengan cara tempa, sedikit mirip dengan proses pembuatan pipa
seamless. Dalam prosesnya, billet yang sudah dipanaskan akan diletakan pada cetakan yang
punya diameter lebih besar dari pipa yang sudah jadi. 
Kemudian palu hidrolik ditempatkan tepat ditengah bagian dalam untuk membuat rongga
dalam pipa. Metode ini juga biasanya dipakai untuk membuat pipa seamless tapi ukuran diameter
yang besar. baja yang ditempa biasanya lebih kuat daripada baja tuang, ini dikarenakan proses
penempaan menambah daya tahan pipa.

- Pipa Cor (Cast Pipe)


Pada proses pembuatan pipa cor ini dilakukan dengan metode menuang besi panas ke
dalam cetakan. Cara ini sebagai cara tertua dari pembuatan pipa logam dan saat ini tergantikan
dengan material lain seperti PVC (Polyvinyl Chloride) atau HDPE (High-density Polyethylene). 
Ada beberapa cara dalam proses pembuatan pipa cor, tapi yang saat ini banyak digunakan
yaitu proses pengecoran horizontal dan sentrifugal. Sedangkan cara lainnya seperti dibawah ini 
a. Vertical Pit Process
b. Horizontal Process
c. Centrifugal Casting in Sand Molds
d. Centrifugal Casting in Metal Molds

Tube mempunyai beberapa jenis, yaitu ada yang punya sambungan, ada juga yang
seamless tube. Untuk tube yang di las, biasanya dibuat dari material strip yang di roll menjadi
silinder kemudian di las.

Sedangkan seamless tube dibuat dari hasil extrude atau drawn menggunakan hot working.
Untuk jenis tube yang sedang ada di pasaran saat ini memang jenis seamless (tanpa las) atau
dengan di las, hanya untuk tube jenis copper dan paduan copper yang hanya ada dalam jenis
seamless.

Komponen di Kapal (dipakai dalam sistem fluida dan perpipaan)

Pipes Tubes

 Forgings (Steels, Al-alloys, Ni-alloys…)


Forging adalah proses deformasi di mana benda kerja ditekan di antara dua die (cetakan).
Penekanan dapat dilakukan dengan tekanan kejut atau tekanan berangsur-angsur (perlahan).
Proses penekanan tersebut akan menghasilkan bentuk benda kerja yang sesuai dengan apa yang
diinginkan.

Proses forging merupakan salah satu dari beberapa jenis pengerjaan logam yang paling
tua. Proses penempaan sudah dikenal dan dilakukan sekitar 4000 SM. Ketika itu penempaan
dilakukan untuk membuat koin dan perhiasan.

Proses forging dapat digunakan untuk berbagai macam jenis material antara lain: carbon-
manganese steels, low alloy and alloy steels, stainless steels, nickel based alloys, aluminium
alloys, titanium alloys, dll.

Jenis-jenis proses forging antara lain:

- Open Die Forging

Open-die forging adalah jenis penempaan (forging) yang paling sederhana. Proses
penempaan jenis ini dioperasikan dengan menekan benda kerja menggunakan dua buah die
(cetakan) berbentuk rata. Secara umum, open-die forging mampu mengerjakan benda-benda
mulai dari yang kecil hingga yang besar.

Proses open-die forging mirip dengan proses pengujian tekan pada uji material. Proses ini
dikenal dengan sebutan upsetting atau penempaan upset atau flat-die forging. Upsetting adalah
pengurangan tinggi suatu benda kerja yang berakibat pada meningkatnya dimensi penampang
benda kerja tersebut.
Pada beberapa aplikasi, permukaan die yang digunakan memiliki kontur yang tipis.
Kontur tersebut berfungsi untuk membantu pembentukan benda kerja. Bila perlu, benda kerja
dapat diputar atau diposisikan ke berbagai macam posisi supaya perubahan bentuk yang
diinginkan bisa tercapai. Keterampilan dari seorang operator menjadi salah satu faktor penentu
kesuksesan dalam penempaan ini.

Open-die forging menghasilkan bentuk-bentuk yang masih kasar. Oleh karena itu, open-
die forging memerlukan proses lanjutan supaya bisa mencapai bentuk dan ukuran akhir yang
mendekati toleransi. Walaupun menghasilkan bentuk yang kasar, proses open-die forging tetap
dibutuhkan karena dapat menciptakan aliran butir dan struktur metalurgi yang baik pada logam.

Ada tiga jenis pengoperasian yang diklasifikasikan sebagai open-die forging. Ketiga jenis
pengoperasian tersebut antara lain:
 Fullering merupakan jenis pengoperasian untuk mengurangi dimensi penampang
benda kerja. Fullering menggunakan die dengan permukaan yang cembung. Die yang
cembung menyebabkan material terdistribusi menjauh dan membentuk cekungan.
 Edging merupakan jenis pengoperasian yang mirip dengan fullering. Hal yang
membedakan edging dengan fullering adalah bentuk permukaan die-nya. Edging
memiliki permukaan die yang cekung. Die yang cekung menyebabkan material
berkumpul pada suatu area tertentu dan membentuk cembungan.
 Cogging merupakan jenis pengoperasian yang terdiri dari sebuah rangkaian
penekanan tempa di seluruh panjang benda kerja untuk mengurangi dimensi
penampang dan meningkatkan panjang benda kerja tersebut. Cogging terkadang
disebut sebagai incremental forging. Dalam dunia industri, cogging digunakan untuk
membuat bloom dan slab

- Impresssion/Closed Dry Forging

Closed die forging atau impression die forging adalah proses penempaan dengan cetakan
tertutup yang langsung bisa menghasilkan bentuk benda kerja sesuai yang diinginkan (sesuai
gambar kerja). Proses penempaan ini bisa digambarkan dalam tiga tahap. Pertama benda kerja
dan die saling bersentuhan lalu diberi tekanan. Tahap selanjutnya benda kerja berubah bentuk
akibat tekanan. Kedua proses ini mirip dengan open die forging. Tahap terakhir kedua buah die
sudah sangat dekat dan mencapai posisi akhir. Pada tahap ini benda kerja sudah menyerupai
bentuk cetakan. Selain itu pada tahap terakhir juga terjadi pembentukan flash. Flash terbentuk
dari celah yang berada di antara kedua die. Nantinya, flash tersebut harus dihilangkan.

Dibandingkan dengan open die forging, closed die forging membutuhkan gaya yang lebih
besar. Hal ini karena closed die forging menghasilkan flash. Ketika menekan benda kerja, flash
akan terbentuk. Flash yang terbentuk akan bergesekan dengan permukaan die. Gesekan pada
flash bisa membatasi perubahan bentuk benda kerja. Pada kasus penempaan panas, flash di celah
die akan cepat dingin. Flash yang dingin juga membatasi benda kerja untuk berubah bentuk.
Agar perubahan bentuk benda kerja yang terhalang oleh fenomena pada flash tetap terjadi,
diperlukan gaya yang lebih besar. Selain karena flash, bentuk yang kompleks pada closed die
forging juga menyebabkan proses ini memerlukan gaya yang lebih besar.

Closed die forging kerap kali diikuti dengan proses permesinan (machining) atau cutting.
Proses permesinan dibutuhkan agar dimensi benda kerja bisa lebih mendekati toleransi yang
ditentukan. Selain untuk finishing, proses permesinan juga digunakan untuk membuat lubang,
ulir, dan kebutuhan lain sesuai bentuk yang diinginkan.

Closed die forging digunakan untuk membuat benda-benda kompleks seperti connecting
rod, wrench, kepala palu, dll.

- Cold Forging

Cold forging atau penempaan dingin merupakan proses penempaan yang dilakukan pada
logam bersuhu ruang. Proses penempaan ini memerlukan gaya yang lebih besar dibandingkan
dengan hot forging. Hal tersebut dikarenakan logam yang dingin memiliki kekuatan yang lebih
besar daripada logam yang panas. Syarat dari logam atau material yang dapat dikerjakan dengan
cold forging yakni harus memiliki sifat mampu bentuk yang tinggi pada suhu ruang. Syarat
tersebut harus dipenuhi supaya perubahan bentuk dapat terjadi tanpa timbulnya retak atau patah.
Dibandingkan dengan hot forging, cold forging memiliki akurasi ukuran dan kualitas permukaan
yang lebih baik.

Proses ini merupakan variasi Closed Die Forging tetapi pada suhu lebih rendah (dari suhu
sekitar hingga sekitar 200 ° C). Digunakan untuk forging benda yang sangat kecil.

Hasil Produk:

Shafts
Crankshafts

Connecting Rods

 Castings (Steels, Al-alloys, Cu-alloys, Ni-alloys, Ti-alloys…)

Castings dapat dikatakan sebagai prinsip menggunakan cetakan atau mengecor. Casting
merupakan proses manufaktur yang digunakan untuk produksi massal di mana bahan baku yang
masih dalam keadaan cair (karena pemanasan sampai melebur) dituangkan ke dalam cetakan
untuk mengeras. Dalam proses ini, suku cadang yang kompleks dapat diproduksi secara
ekonomis dan cepat yang sebaliknya akan menghabiskan banyak waktu jika diproduksi dengan
metode lain seperti shaping atau cutting. Proses castings dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
berbagai macam suku cadang yang digunakan di berbagai industri, mulai dari hal-hal sederhana
seperti mainan plastik kecil hingga bilah turbin gas besar.

Dalam casting, terdapat 3 teknik yang sering digunakan, yaitu : pressure die casting,
gravity die casting, dan sand casting.

a. Pressure Cie Casting

Pressure Die Casting adalah proses di mana logam cair dipaksa di bawah tekanan ke
dalam rongga cetakan logam yang terkunci dengan aman, di mana ia ditahan oleh tekanan yang
sangat kuat sampai logam mengeras. Setelah logam dipadatkan, cetakan dibuka dan logam
keluarkan. Setelah pelepasan casting, cetakan ditutup dan dikunci lagi untuk siklus berikutnya.

Figure 1 Pressure Die Casting


b. Gravity Die Casting

Gravity Die Casting adalah proses pencetakan logam, dimana logam cair dituangkan
kedalam bejana atau wadah agar menjadi bentuk tertentu. Cara pengisian hanya melalui gravitasi
tanpa diberi gaya tambahan apapun, pengisian dapat dikontrol dengan memiringkan wadah.

Selain itu, proses ini memiliki kecepatan pencetakan yang lebih tinggi daripada sand
Casting, meski cetakan logam lebih mahal daripada pasir. Keuntungan dari proses ini bisa
mendapatkan porositas gas yang rendah, dan mendapatkan ukuran butiran halur logam yang
diinginkan.
Figure 2 Gravity Die Casting
c. Sand Casting

Sand Casting adalah proses pembentukan benda kerja dengan cara menuangkan logam
cair kedalam rongga yang ada di cetakan pasir, secara sederhana metode ini dapat diartikan
sebagai rongga hasil pembentukan dengan cara mengikis berbagai bentuk benda pada bongkahan
dari pasir yang kemudian rongga tersebut diisi dengan logam yang telah dicairkan melalui
pemanasan (molten metals).

Figure 3 Sand Casting

Hasil Produk:

Propeller
Stern Frames

Casings

Anda mungkin juga menyukai