Anda di halaman 1dari 13

Nama : Dewi Ayu Lestari

Nim : BCA 118 098


Kelas : B
Mata Kuliah : Penganggaran Perusahaan

ERTANYAAN DAN KASUS


1. Jelaskan yang dimaksud dengan bahan mentah, bahan mentah langsung, dan bahan
mentah tidak langsung. Berikan penjelasan secara singkat disertai contoh!
2. Jelaskan secara ringkas yang dimaksud dengan Ecconomic Order Quality (EOQ)!
3. Untuk menghitung EOQ terdapat 2 jenis biaya yang bersifat variable sebagai dasar
perhitungan. Sebutkan kedua biaya tersebut dan jelaskan secara singkat!
4. Sebutkan empat jenis anggaran bahan mentah dan berikan pengertian masing-masing
anggaran tersebut!
5. Apa yang dimaksud dengan ROP dan biaya-biaya apa saja yang iperhitungkan untuk
menghitung ROP?
6. Selain biaya-biaya tertentu untuk menetukan ROP, juga perlu memperhatikan factor
lead time. Sebtkan definisis lead time dan mengapa lead time menjadi salah satu factor
penting dalam menentukan besarnya ROP!
7. Jelaskan mengapa harga beli bahan mentah harus dipertimbangkan secara hati-hati!
8. Jelaskan perbedaan antara metode first-in first-out dengan last-in first-out!
9. Jelaskan bagaimana penentuan harga pokok bahan mentah yang digunakan untuk
produksi jika metode yang dipilih adalah metode identifikasi khusus!
10. Mengapa manajemen perlu melakukan perencanaan dan pengendalian bahan mentah!

Jawab :

1. Bahan mentah adalah bahan baku yang belum mengalami pengolahan sehingga belum
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh : Bahan baku pada
umumnya terdiri dari hasil tambang seperti minyak bumi, bijih besi bijih emas, dan
sebagainya, atau dapat juga berupa hasil perkebunan dan pertanian seperti padi, jagung,
bijih  kopi, tembakau, dan sebagainya. Agar dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, maka bahan mentah harus diolah/ diproses.

Bahan mentah langsung adalah bahan yang akan menjadi bagian dari barang hasil produksi.
Contoh dari hal ini adalah pembuatan baju. Bahan langsung dalam pembuatan baju ini
adalah kain, sedangkan
sedangkan bahan mentah atau bahan baku tak langsung adalah bahan yang berperan dalam
pembuatan barang produksi, tetapi wujudnya tidak langsung terlihat pada barang yang
dihasilkan. Contoh bahan tidak langsung adalah benang untuk menjahit dan kancing
sebagai aksesori baju.
2. - Economic order quantity adalah tingkat persediaan yang meminimalkan total biaya
menyimpan persediaan dan biaya pemesanan. Ini adalah salah satu model tertua
penjadwalan produksi klasik.

3. - Biaya Pemesanan (Set Up Cost/Ordering Cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan


sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan mentah
- Biaya Penyimpanan (Holding Cost/Carrying Cost) adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan penyimpanan bahan mentah yang dibeli.

4. Anggaran Bahan baku biasanya memerlukan 4 (empat) sub-anggaran, yaitu:


a. Anggaran Kebutuhan Baku Langsung 
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku
langsung yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan datang
Informasi yang tercantum dalam anggaran kebutuhan bahan baku langsung adalah: 
● Jenis produk jadi yang dihasilkan 
● Jenis bahan baku yang digunakan 
● Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi 
● *Standard Usage Rate 
● Waktu penggunaan bahan baku langsung 
● Kuantitas produk jadi 

b. Anggaran pembelian Bahan Baku


Yaitu anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung
yang harus dibeli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor
persediaan dan kebutuhan bahan baku langsung untuk keperluan produksi.
Informasi yang tercantum dalam anggaran pembelian bahan baku adalah: 
● Jenis bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi 
● Jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli 
● Harga beli per satuan bahan baku langsung.

c. Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung


Yakni anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku
langsung yang harus disimpan sebagai persediaan.
Informasi yang tercantum dalam anggaran persediaan bahan baku adalah:
1. Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan 
2. Jumlah bahan baku langsung yang tersisa sebagai persediaan 
3. Harga beli per satuan bahan baku langsung 
4. Nilai bahan baku langsung yang tersimpan sebagai persediaan.

d. Anggaran Biaya Bahan Mentah yang digunakan Untuk Produksi


Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan dalam satuan
uang) bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi.
Informasi yang tercantum dalam anggaran biaya bahan baku langsung adalah: 
● Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan 
● Kuantitas bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi 
● Harga per satuan bahan baku langsung 
● Nilai bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi. 
● Jenis produk jadi yang menggunakan bahan baku langsung. 
● Waktu pemakaian bahan baku langsung. 

5. Re-order Point, Sesuai dengan namanya, re-order point adalah titik di mana barang
sebaiknya diminta oleh pihak gudang. Re-order point, mengacu pada jumlah persediaan
yang ada di gudang, di mana jika persediaan barang sudah mencapai pada jumlah
tersebut, bagian gudang wajib melaporkan ke bagian purchasing untuk dapat memproses
pembelian barang.
Ada 3 biaya yang yang perli do eprtimbangkan untuj menghitung ROP, yaitu
1. Biyaa kekurangan bahan mentah (stock out cost)
2. Biaya penyimpanan tambahan (extra carrying cost)
3. Biaya waktu tunggu (lead time )

6. Lead time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan dari saat pelanggan melakukan
pemesanan sampai produk keluar untuk pengiriman, termasuk waktu yang dibutuhkan
untuk memproduksi bahan untuk produk tersebut atau waktu yang diperlukan untuk
menerima bahan. Di sisi pelanggan, Lead Time dapat diartikan sebagai waktu yang
diperlukan untuk memproses pesanan hingga menerima pengiriman produk yang dipesan.
Misalnya kita melakukan pemesanan hari ini dan menerima kiriman dalam waktu 4 hari
kemudian, berarti waktu tunggu atau Lead Time untuk pesanan tersebut adalah 4 hari.

Lead Time sangat berpengaruh terhadap keputusan pemesanan bahan dalam setiap proses
produksi. Pemesanan bahan yang diperuntukan produksi akan bermasalah apabila tidak
memperhitungkan Lead Time. Pemesanan yang tidak sesuai Lead Time akan
mengakibatkan tingginya persediaan yang merugikan perusahaan ataupun kekurangan
bahan yang dapat digunakan sehingga mengakibatkan berhentinya proses produksi. Oleh
karena itu, kita perlu memperhitungkan dengan baik agar jumlah pemesanan sesuai dengan
Lead Time-nya.

7. Anggaran pembelian bahan mentah berisi rencana kuantitas bahan mentah yang harus
dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-
hati terutama dalam jumlah dan waktu pembelian. Apabila jumlah bahan mentah yang
dibeli terlalu besar akan mengakibatkan berbagai risiko seperti : bertumpuknya bahan
mentah di gudang, yang mungkin mengakibatkan penurunan kualitas, terlalu lamanya
bahan mentah menunggu giliran diproses, atau biaya penyimpangan yang menjadi lebih
besar. Apabila jumlah bahan mentah yang dibeli terlalu kecil; juga akan mendatangkan
risiko berupa terhambatnya kelancaran proses produksi akibat kehabisan bahan mentah,
serta timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan mentah pengganti secepatnya.
8. Metode FIFO
FIFO (First in First Out) merupakan sebuah metode yang mana sebuah barang pertama
kali masuk harus juga pertama kali yang dikeluarkan atau dijual. Jadi, pencatatan
persediaan yang terdapat di dalam laporan akan serupa dengan stok yang ada di dalam
gudang.

LIFO (Last In First Out) metode ini kebalikan dari FIFO yakni membuat produk yang
dimasukkan terakhir kali ke dalam penjualan lebih awal. Sedangkan, produk yang sudah
ada sejak pertama akan dijual pada kemudian hari. LIFO digunakan agar penataan barang
menjadi lebih mudah.

9. Metode Identifikasi Khusus


Dalam metode ini setiap jenis bahan baku yang ada digudang harus diberi tanda pada harga
pokok per satuan bahan baku tersebut dibeli. Setiap bahan baku yang harga satuannya
berbeda engan harga persatuan bahan baku yang sudah ada digudang, harus dipisahkan
penyimpanananya dan diberikan tanda pada harga berapa bahan tersebut dibeli. Pada
metode ini tiap-tiap jenis bahan baku yang ada digudang jelas identitas harga pokoknya,
sehingga setiap pemakaian bahan dapat diketahui harga pokok per satuannya secara
cepat. Kesulitannya terletak dalam penyimpanannya.

10. Peranan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan


Perencanaan dan pengendalian merupakan bagian dari manajemen persediaan.
Pengendalian adalah suatu tindakan agar aktifitas dilakukan dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian tanpa perencanaan adalah sia-
sia dan perencanaan tanpa pengendalian merupakan tindakan yang tidak efektif.

Untuk menentukan pengendalian persediaan bahan baku yang efektif maka diperlukan
tujuan perencanaan yang efektif pula dan merupakan kegiatan pengendalian
(Controlling). Adapun tujuan perencanaan bahan baku adalah:
1) Agar jumlah persediaan bahan yang disediakan tidak terlalu sedikit juga terlalu
banyak, artinya dalam jumlah yang cukup efisien dan efektif.
2) Operasi perusahaan khususnya proses produksi dapat berjalan secara efisien dan
efektif.
3) Implikasi penyediaan bahan yang efisien demi untu kelancaran proses produksi ,
berarti harus disediakan investasi sejumlah modal dalam jumlah yang memadai.

Kasus-kasus hal 207-210


Kasus 8.1
Di minta untuk menyusun Anggaran Bahan Mentah pada tahun 2A11 secara terinci
Jawab :

Bahan X Bahan Y
Keterangan
Produksi SUR Kebutuhan Produksi SUR Kebutuhan
Produk A
Triwulan 1 120 unit 2 kg 240 kg 120 unit 3 kg 360 kg
Triwulan 2 180 unit 2 kg 360 kg 180 unit 3 kg 540 kg
Triwulan 3 150 unit 2 kg 300 kg 150 unit 3 kg 450 kg
Triwulan 4 150 unit 2 kg 300 kg 150 unit 3 kg 450 kg
Total 600 unit 1.200 kg 600 unit 1.800 kg
Produk B
Triwulan 1 160 unit 1 kg 160 kg 160 unit 2 kg 360 kg
Triwulan 2 270 unit 1 kg 270 kg 270 unit 2 kg 540 kg
Triwulan 3 225 unit 1 kg 225 kg 225 unit 2 kg 450 kg
Triwulan 4 225 unit 1 kg 225 kg 225 unit 2 kg 450 kg
Total 900 unit 900 kg 900 unit 1.800 kg
Jumlah 2.100 kg 3.600 kg

Kasus 8.2
Diminta menyusun Anggaran Pembelian untuk kedua bahan mentah tersebut selama tahun
2A11 secara terperinci.

Jawab :

PT. MITRA BAKTI


Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Periode 2A11

Periode Unit Produksi Bahan Mentah A Bahan Mentah B


SUR Kebutuhan SUR Kebutuhan
Triwulan 1 5.000nunit 3m 15.000 m 2m 10.000 m
Triwulan 2 6.500 unit 3m 19.500 m 2m 13.000 m
Triwulan 3 5.0000 unit 3m 15.000 m 2m 10.000 m
Triwulan 4 6.0000 unit 3m 18.000 m 2m 12.000 m
Total 22.500 unit 67.500 m 45.000 m

PT MITRA BAKTI
Anggaran Pembelian Bahan Mentah A
Periode 2A11

Kebutuhan Pembelian
Kebutuhan
Bahan Persediaan Persedia
Periode Sementara Unit Harga Jumlah
Mentah Akhir (m) an Awal
(m) (m) (m) (Rp)
(m)
Triwulan
15.000 2.000 17.000 1.000 16.000 2.000 32 jt
1
Triwulan
19.500 1.500 21.000 2.000 19.000 2.000 38 jt
2
Triwulan
15.000 3.000 18.000 1.500 16.500 2.000 33 jt
3
Triwulan
18.000 4.000 22.000 3.000 19.000 2.000 38 jt
4
Total 67.500 78.000 70.500 1.41 jt

PT. MITRA BAKTI


Anggaran Pembelian Bahan Mentah B
Periode 2A11

Kebutuhan Kebutuha Pembelian


Bahan Persed. n Persediaan
Periode Unit Harga Jumlah
Mentah Akhir Sementara Awal
(m) (m) (m) (m) (Rp)

Triwulan 1 10.000 m 1.500 11.500 2.000 9.500 5.000 47,5 jt


Triwulan 2 13.000 m 3.000 16.000 1.500 14.500 5.000 72,5 jt
Triwulan 3 10.000 m 5.000 15.000 3.000 12.000 5.000 60 jt
Triwulan 4 12.000 m 4.000 16.000 5.000 11.000 5.000 55 jt
Total 45.000 m 58.500 47.000 235 jt
Kasus 8.3
Diminta untuk menghitung jumlah pembelian bahan mentah yang paling ekonomis (EOQ)

Jawab :
Untuk mengilustrasikan aplikasi model EOQ, maka diketahui :
● R = Jumlah permintaan (bahan mentah yang akan dibeli) = 10.000 unit
● S = Biaya pemesanan = Rp.200,.
● C/u = Biaya simpan tahunan per unit = Rp.4,.

Penyelesaian :
EOQ = √ ❑
EOQ = √ ❑

EOQ = 1.000 unit

Atau
EOQ = √ ❑

EOQ = 1.000 unit

Maka
EOQ, besarnya satuan ekonomi setiap kali pesan = 1.000 unit
Frekuensi (banyaknya) pesanan tiap tahun = 10.000/1.000 = 10 kali
Biaya pemesanan 1 periode = Frekuensi 1 periode x biaya pemesanan/kali pesan
= 10 x Rp200 = Rp2.000,.
Biaya penyimpanan 1 periode = Rata-rata jumlah yang disimpan x Biaya penyimpanan per
unit periode = Rp 1.000 x Rp4 = Rp4.000.

Kasus 8.4
Diminta untuk menghitung besarnya Reorder point (ROP)

Jawab :
Diketahui :
● EOQ, besarnya satuan ekonomi setiap kali pesan = 1.000 unit
● Frekuensi pembelian selama 1 tahun = 10.000 unit/1.000 unit = 10 kali
● Kebutuhan (R) selama setahun = 10.000 unit
● Carrying Cost = Rp 4/unit/tahun
● Procurrement Cost = Rp 200/kali pesan
● Stock Out Cost = Rp 53/unit - Rp 50/unit = Rp 3/unit
1. Biaya Penyimpanan Tambahan (Extra Carrying Cost)
Extra Carrying Cost per order per hari = (1.000 unit x Rp 4/unit/tahun) / 250 hari = Rp 16,.
Lead Time Extra Carrying Cost (ECC)
2 hari 0 x Rp 16,. = 0
3 hari 1 x 11,11% x Rp 16,. = Rp 1.7776
2 x 22,22% x Rp 16,. = Rp 3,5552
4 hari 1 x 22,22% x Rp 16,. = Rp 3,5552
Rp 7,1104
3 x 11,11% x Rp 16,. = Rp 5,3328
2 x 22,22% x Rp 16,. = Rp 7,1104
5 hari
1 x 33,33% x Rp 16,. = Rp 5,3328
Rp 17,7760
4 x 11,11% x Rp 16,. = Rp 7,1104
3 x 22,22% x Rp 16,. = Rp 10,6656
2 x 33,33% x Rp 16,. = Rp 10,6656
6 hari
1 x 22,22% x Rp 16,. = Rp 3, 5552
Rp 31,9968

Keterangan :
Lead Time = 2 hari
ECC = 0, karena 2 hari adalah waktu yang paling cepat atau tidak mungkin lebih cepat lagi.

Lead Time = 3 hari


Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 2 hari (2 hari lebih cepat) dengan probabilitas
11,11% dan ECC = Rp 1,7776.

Lead Time = 4 hari


Ada kemungkinan bahwa bahan mentah dating dalam 2 hari (2 hari lebih cepat) dengan probabilitas
11,11% atau 3 hari (1 hari lebih cepat ) dengan probabilitas 22,22% dan EEC = Rp 7,1104.

Lead Time = 5 hari


Ada kemungkinan bahwa bahan mentah dating dalam 2 hari (3 hari lebih cepat) dengan probabilitas
11,11% atau 3 hari (2 hari lebih cepat ) dengan probabilitas 22,22% atau dalam 4 hari (1 hari
lebih cepat) dengan probabilitas 33,33% dan EEC = Rp 17,7760.

Lead Time = 6 hari


Ada kemungkinan bahwa bahan mentah dating dalam 2 hari (4 hari lebih cepat) dengan probabilitas
11,11% atau 3 hari (3 hari lebih cepat ) dengan probabilitas 22,22% atau dalam 4 hari (2 hari
lebih cepat) dengan probabilitas 33,33% atau 5 hari (1 hari lebih cepat) dengan probabilitas
22,22% dan EEC = Rp 31,9968.

2. Biaya Kekurangan Bahan Mentah (Stock Out Cost)


Kebutuhan Bahan Mentah/hari = 10.000 unit/250 hari = 40 unit per hari
Stock Out Cost per unit = rp 53,. – Rp 50,. = Rp 3/unit
Stock Out per hari = Rp 3/unit x 40 unit/hari = Rp 20/unit

Lead Time Stock Out Cost


6 hari 0 x Rp 120,. = Rp 0,.
5 hari 1 x 11,11% x Rp 120,. = Rp 13,332.
2 x 11,11% x Rp 120,. = Rp 26,664
4 hari 1 x 22,22% x Rp 120,. = Rp 26,664
Rp 53,328
3 x 11,11% x Rp 120,. = Rp 39, 996
2 x 22,22% X Rp 120,. = Rp 53,328
3 hari
1 x 33,33% X Rp 120,. = Rp 39,996
Rp 133,32
4 x 11,11% x Rp 120,. = Rp 53,328
3 x 22,22% x Rp 120,. = Rp 79,992
2 hari
2 x 33,33% x Rp 120,. = Rp 26,664
Rp239,976

Keterangan :
Lead Time = 6 hari
SOC = 0, karena 6 hari adalah waktu yang paling lama, atau tidak mungkin lebih lambat lagi.

Lead Time = 5 hari


Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (1 hari lebih lambat) dengan probabilitas
11,11% dan SOC = Rp 13,332.

Lead Time = 4 hari


Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (2 hari lebih lambat) dengan probabilitas
11,11% atau dalam 5 hari (1 hari lebih lambat) dengan probabilitas 22,22% dan SOC = Rp
53,328.

Lead Time = 3 hari


Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (3 hari lebih lambat) dengan probabilitas
11,11% atau dalam 5 hari (2 hari lebih lambat) dengan probabilitas 22,22% atau dalam 4 hari
(1 hari lebih lambat) dengan probabilitas 33,33% dan SOC = Rp 133,32.
Lead Time = 2 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (4 hari lebih lambat) dengan probabilitas
11,11% atau dalam 5 hari (3 hari lebih lambat) dengan probabilitas 22,22% atau dalam 4 hari
(2 hari lebih lambat) dengan probabilitas 33,33% atau dalam 5 hari (1 hari lebih lambat)
dengan probabilitas 22,22% dan SOC = Rp 31,9968.

Dari perhitungan ECC dan SOC di atas dapat di buat perbandingan sebagai berikut :
Lead EEC SOC Total
Per tahun Per tahun
Time Per Order Per order Per tahun
6 319,97 319,97 - 319,97
5 177,76 177,76 13,33 133,32 311,08
4 7,11 71,10 53,33 533,28 604,38
3 1,78 17,78 233.32 1.333,20 1.350,98
2 239,98 2.399,76 2.399,76

Kesimpulan :
Lead time 5 hari akan mendatangkan biaya tota yang minimum R311,08
Setelah lead time diketahui, kemudian ditentukan saat pemesanan kembali (reorder Poin) pada saat
tingkat persediaan bahan mentah sama dengan tingkat persediaan besi ditambah penggunaan
selama lead time.

Kasus 8.5
Diminta untuk menyusun Anggaran Persediaan Bahan Mentah

Jawab :

Bulan Jumlah (unit) Harga (Rp/m) Jumlah (Rp/m)


Januari 2.500 Rp500,. Rp1.250.000
Februari 3.000 RP500,. Rp1.500.000
Maret 2.000 Rp500,. Rp1.000.000
April 3.800 Rp500,. Rp1.900.000
Mei 4.000 Rp500,. Rp2.000.000
Juni 4.000 Rp500,. Rp2.000.000
Juli 5.000 Rp500,. Rp2.500.000
Agustus 5.000 Rp500, Rp2.500.000
September 5.000 Rp500,. Rp2.500.000
Oktober 5.000 Rp500,. Rp2.500.000
November 5.000 Rp500,. Rp2.500.000
Desember 5.000 Rp500,. Rp1.500.000
Persediaan Akhir 3.000 Rp500,. Rp1.500.000

Kasus 8.6
Diminta untuk menyusun anggaran bahan mentah yang habis dipakai.

Jawab :

PT. MITRA BAHAGIA


Anggaran Biaya Bahan Mentah Yang Habis di Pakai
Tahun 2A11

Kebutuhan Bahan Mentah Harga


A Bahan Mentah ABiaya Bahan Mentah A
Periode
(m) (Rp/m) (Rp/m)
Januari 600 m Rp200,. Rp120.000
Februarin 600 m Rp200,. Rp120.000
Maret 1.000 m Rp200,. Rp200.000
Triwulan II 2.200 m Rp200,. Rp440.000
Triwulan III 2.600 m Rp200,. Rp560.000
Triwulan IV 3.000 m Rp200,. Rp600.000
Total 10.000 m Rp2.000.000

Kasus 8.7
Diminta untuk membuat laporan pembelian dan pemakaian bahan mentah dan analisa varian untuk
setiap laporan
Jawab :

a. Laporan Pelaksaan Pembelian Bahan Mentah Juli 2A11


Keterangan Rencana Realisasi Penyimpanan
Jumlah %
Jumlah yang dibeli 5.000 5.100 100 2
Harga/unit Rp300,. Rp275 25 8,33
Jumlah (Rp) Rp1.500.000 Rp1.402.500 Rp97.500 6,5

Analisis Varian :
1. Varian Karena Jumlah Pembelian
= (Jumlah Rencana – Jumlah Riil) x Harga Rencana
= (5000 kg – 5.100 kg ) x Rp300,./kg
=Rp30.000 (merugikan)
2. Varian Karena Harga Bahan Mentah
= (Harga Rencana – Harga Riil) x Jumlah Riil
= (Rp300,. – Rp275/kg ) X 5.100
=Rp 127.500 (menguntungkan)
3. Total Varian
= Varian karena jumlah + Varian karena harga
= Rp30.000,. + Rp127.500,.
= Rp97.500,. (Menguntungkan)

b. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Bahan Mentah Juli 2A11


Rencana yang Penyimpanan
Keterangan Rencana Realisasi
disesuaikan Total %
Produk (unit) 1.000 2.050 2.050 0 0
SUR (m/unit) 3 3 2,90 0,10 3,33
Bahan Mentah yang di pakai (m) 3.000 6.150 5.945 205 3,33
Harga/unit (Rp/m) Rp300 Rp300 Rp275 Rp25 8,33
Jumlah (Rp) Rp900.00 Rp1.845.00 Rp1.634.875 Rp210.125 11,38

Analisis Varian :
1. Varian Efisien
= (Jumlah Rencana – Jumlah Riil) x Harga Rencana
=(6.150 – 5.945) x 5.945
= Rp61.500 (menguntungkan)
2. Varian Harga
= (Harga Rencana – Harga Rill) x Jumlah Rill
= (Rp300/kg – Rp275) x 5.945
= Rp 148.625 (menguntungkan)
3. Total Varian
= Varian efisienzi + Varian Harga
=Rp61.500 + Rp148.625
=Rp 210.125 ( menguntungkan)

Anda mungkin juga menyukai