Oleh kelompok 3 :
Giebrilien [19105002]
MK : Evaluasi Pembelajaran
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah “RUANG LINGKUP
HASIL BELAJAR”
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk
menyelesaikan tugas yang di berikan oleh Dosen pengajar, juga untuk meningkatkan
pengetahuan terhadap materi yang di berikan.
Mengingat segala keterbatasan yang dihadapi kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran, kritik dan masukan yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang lingkup penilaian hasil belajar yang mencakup ranah kognitif,ranah afektif dan
tanah psikomotor. Bahasan utama ditekankan pada berbagai tingkatan kemampuan ma sing-
masing ranah hasil belajar . Selanjutnya dari masing-masing tingkatan diberikan beberapa
contoh bentuk instrumen penilaian.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada
objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut
berlangsung, baik dalam bentuk validitas maupun reliabilitas. Keberhasilan mengungkapkan
hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat
tergantung pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.
Evaluasi sangat berguna untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Pentingnya evaluasi dalam pembelajaran, dapat dilihat dari tujuan dan fungsi evaluasi
maupun sistem pembelajaran itu sendiri. Evaluasi tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran,
sehingga guru mau tidak mau harus melakukan evaluasi pembelajaran. Melalui evaluasi,
Anda dapat melihat tingkat kemampuan peserta didik, baik secara kelompok maupun
individual. Anda juga dapat melihat berbagai perkembangan hasil belajar peserta ddik, baik
yang yang menyangkut domain kognitif, afektif maupun psikomotor.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup hasil belajar peserta didik?
2. Bagaimana tingkatan kemampuan dari masing-masing ranah hasil belajar?
3. Bagaimana instrumen penilaian hasil belajar?
C. Tujuan
1. Mengetahui ruang lingkup hasil belajar peserta didik
4. Mengetahui tingkatan kemampuan dari masing-masing ranah hasil belajar
5. Mengetahui instrumen penilaian hasil belajar
BAB 1
PEMBAHASAN
Seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan
adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut dapat ditunjukkan
diantaranya dari kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu
obyek. Perubahan dari hasil belajar ini dalam Taxononiy Bloom dikelompokkan dalam tiga
ranah (domain), yakni: (1) domain kognitif atau kemampuan berpikir, (2) domain afektif atau
sikap, dan (3) domain psikomotor atau keterampilan.
Dalam pelaksanaan penilaian ketiga ranah atau domain penilaian hasil belajar di atas,
harus dinilai secara menyeluruh, sebab prestasi belajar siswa seharusnya menggambarkan
perubahan menyeluruh sebagai hasil belajar siswa. Untuk itulah guru atau pendidik dituntut
untuk memahami dan menguasai beberapa aspek perubahan teknik untuk menilai beberapa
aspek perubahan belajar peserta didik.
Tabel Tingkatan ranah atau domain hasil belajar menurut Taxonomy Bloom
a) Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam
ranah kognitif itu ada enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai
dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah:
1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah,
ide,gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses berpikir
yang paling rendah. Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang
pengetahuan adalah: peserta didik dapat menghafal surat al-‘Ashr,
menerjemehkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu
materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru pendidikan agama Islam di
sekolah.
2) Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk memahami
setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah
mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman
merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan
atau hafalan
3) Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan seseorang untuk
menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru
dan kongkret. Aplikasi atau penerapan ini adalah merupakan proses berpikir
setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman. Salah satu contoh hasil belajar
kognitif jenjang penerapan misalnya adalah peserta didik mampu memikirkan
tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam tersebut di atas,
dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
4) Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan
suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu
memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor lainnya. Jenjang
analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi. Contoh: peserta
didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa di rumah, di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari
di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari
proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu
pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Salah satu contoh hasil belajar
kognitif pada jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan
tentang pentingnya kedisiplinan.
6) Penilaian/penghargaan/evaluasi (Evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir
paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penilaian atau
evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa
pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan, maka ia akan mampu memilih
satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
1) Receiving atau attending (= menerima atau memperhatikan), adalah kepekaan
seseorang dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada
dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Contoh hasil belajar
afektif jenjang receiving, misalnya: peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib
ditegakkan, sifat malas dan tidak berdisiplin harus disingkirkan jauh-jauh.
2) Responding (= menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi
kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya dengan salah satu cara. Contoh hasil belajar ranah afektif jenjang
responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau
menggali lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
3) Valuing (menilai=menghargai). Menilai atau mengahargai artinya memberikan
penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apbila kegiatan atau
obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa
kerugian atau penyesalan. Contoh hasil belajar afektif jenjang valuing ada;ah
tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik
disekolah, dirumah maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
4) Organization(=mengatur/mengorganisasikan) artinya mempertemukan perbedaan
nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada
perbaikan umum. Contohnya yaitu peserta didik mendukung penegakan disiplin
nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan Hari
Kebangkitan Nasional tahun 1995. Mengatur atau mengorganisasikan ini merupakan
jenjang sikap atau nilai yang lebih tinggi lagi ketimbang receiving, responding dan
valuing.
5) Characterization by a value or value Complex (=Karakterisasi dengan suatu nilai
atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
c. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah
psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari,
melompat, melukis, menari, dan sebagainya.
Untuk memperoleh penjelasan yang lebih komprehensif berikut dikemukakan arti tiap
tingkatan dan contoh kegiatan belajar pada setiap domain penilaian hasil belajar.
1. Tabel tingkatan hasil belajar ranah atau domain kognitif
TINGKAT DESKRIPSI
1. Pengetahuan Arti : Pengertian terhadap
fakta,konsep,definisi,nama,peristiwa,tahun,daftar,rumus,teori,
dan kesimpulan.
Contoh kata kerja operasionalnya seperti : mengemukakan
arti,mengidifikasikan,menyebutkan,dll.
TINGKAT DESKRIPSI
1. Penerimaan Arti : kepekaan( keinginan menerima/memperhatikan)
(Receiving) terhadap fenomena stimuli atau menunjukan perhatian
yang terkontrol dan terseleksi.
Contoh kegiatan belajarnya seperti : Sering
mendengarkan music, senang membaca puisi, senang
mengerjakan soal matematika, ingin menonton
sesuatu,dll.
2. Gerakan Arti : Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat diperhalus
dasar (basic melalui praktik,gerakan ini terpola dan dapat ditebak.
fundamental Contoh kegiatan belajarnya seperti : Contoh gerakan tak
movements) berpindah,
bergoyang,membungkuk,merentang,mendorong,menarik,me
melluk, berputar,dll.
Untuk memperoleh informasi keberhasilan belajar peserta didik dibutuhkan alat untuk
mengumpulkan data, alat inilah yang kita sebut dengan instrumen penilaian hasil belajar.
Instrumen untuk mengumpulkan data hasil belajar sesungguhnya sama saja dengan instrumen
yang umumnya digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (instrumen penelitian).
Masing-masing instrumen memiliki keunggulan dan kelemahan ,instrumen yang satu
dapat menutupi kelemahan instrumen yang lainnya. Untuk itulah dalam melaksanakan
penilaian hasil belajar siswa hendaknya guru dapat menggunakan beberapa jenis dan bentuk
instrumen yang ada,karena perlu disadari bahwa tidak ada penilaian tunggal (satu jenis dan
bentuk penilaian)yang mampu mneggambarkan keberhasilan peserta didik dalam belajar
secara utuh.
Misalnya kelebihan atau keunggulan instrumen penilaian jenis tes tulis objektif bentuk
pilihan ganda yang biasanya digunakan dalam berbagai ujian ,misalnya Ujian Nasional
(UN),ujian selesksi penerimaan pegawai negeri,ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru
(SPMB) dan sebagaimya adalah obyektif,penskorannya lebih mudah dan cepat,relatif
murah,terutama untuk digunakan untuk skala yang luas. Dalam konteks ini,variasi tingkatan
kemampuan dalam level kognitif mulai dari tingkat pertama yakni tingkatan pengetahuan
sampai tingkat keenam yakni evaluasi dapat diujikan. Namun demikian perlu disadari bahwa,
tes hanya mampu memberikan gambaran sesaat hasil belajar siswa serta tidak terlepas dari
aspek kesalahan pengukuran.
Sementara untuk menutupi kelemahan dari intrumen penilaian tes, guru hendaknya
dapat menggunakan dan mengembangkan instrumen penilaian non tes, seperti portofolio,
proyek, produk, dan lain sebagainya; di samping harus mampu mengembangkan format-
format pengamatan dan penilaian skala sikap yang seringkah dibutuhkan untuk menilai aspek
atau domain psikomotor dan afektif.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Perubahan dari hasil belajar ini dalam Taxononiy Bloom dikelompokkan dalam tiga
ranah (domain), yakni: (1) domain kognitif atau kemampuan berpikir, (2) domain afektif atau
sikap, dan (3) domain psikomotor atau keterampilan. Masing-masing instrumen memiliki
keunggulan dan kelemahan ,instrumen yang satu dapat menutupi kelemahan instrumen yang
lainnya. Untuk itulah dalam melaksanakan penilaian hasil belajar siswa hendaknya guru
dapat menggunakan beberapa jenis dan bentuk instrumen yang ada,karena perlu disadari
bahwa tidak ada penilaian tunggal (satu jenis dan bentuk penilaian)yang mampu
mneggambarkan keberhasilan peserta didik dalam belajar secara utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Aiken,Lewis R. (1994). Psychological Testing and Assessment, (Eight Edition),
Boston : Allyn and Bacon
Arifin,Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran;Prinsip,Teknik,dan Prosedur. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya