LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
NAMA LABORATORIUM
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
Nomor: 6406/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2020
BANDUNG
2021
BAB I PENDAHULUAN
Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari
tubuh manusia, termasuk disini ukuran linier, berat, volume, ruang gerak, dan lain-
lain. Data antropometri akan sangat bermanfaat dalam perencanaan peralatan kerja
atau fasilitas – fasilitas kerja. Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar peralatan
dan fasilitas kerja harus sesuai dengan orang yang menggunakannya, khususnya
yang menyangkut dimensi ukuran tubuh (Wignsoebroto, 1995). Dalam kaitan ini,
maka perancangan produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari
populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut
(Wignsoebroto, 1995).
2.2 Pembagian Antropometri
Antropometri dapat dibagi menjadi:
Antropometri Statis
Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik tubuh dalam
keadaan diam (statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau standar Contoh: Lebar
Bahu, Telapak Tangan, Kepala, dan Kaki.
Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakteristik tubuh dalam keadaan
bergerak, atau memperhatikan gerakan – gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja
tersebut melaksanakan kegiatan. Contoh: Putaran sudut tangan, sudut putaran
pergelangan kaki. (Wijaya, Siboro, & Purbasari, 2016)
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tubuh Manusia
Dalam (Wijaya, Siboro, & Purbasari, 2016) terdapat berbagai macam faktor
yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya:
a. Umur, ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira – kira
berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia
akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun.
b. Jenis Kelamin, Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar
kecuali dada dan pinggul.
c. Suku Bangsa (Etnis), Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis. Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismianti dalam Jurnal Ilmiah yang berjudul
“Perbandingan Karakteristik Antropometri Mahasiswa Suku Jawa dan Suku
Batak di Indonesia”. Dari hasil penelitian perbandingan karakteristik
antropometri suku Jawa dan suku Batak didapatkan hasil adanya perbedaan yang
signifikan. Beberapa perbedaan antara suku Jawa dan suku Batak diantaranya,
laki-laki suku Jawa cenderung memiliki jari tangan yang lebih panjang daripada
laki-laki suku Batak sedangkan pada perempuan, tangan maupun lengan suku
Jawa lebih panjang daripada suku Batak, pada bagian paha dan perut perempuan
suku Batak memiliki ketebalan yang lebih besar serta adanya karaketiristik
antropometri bentuk kaki yang berbeda antara suku Jawa dan suku Batak. Dari
penelitian ini juga didapatkan estimasi proporsi variabel antropometri pada
masing-masing suku.
d. Pekerjaan, Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran
tubuh manusia. Dalam perjalanan teori ergonomi pekerjaan yang dilakukan
secara terus – menerus dapat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh. Hal ini
pertama kali dicetuskan oleh dokter asal Inggris yang bernama C.T Thackrah
pada tahun 1831. Thackrah adalah seorang dokter dari Inggris yang meneruskan
pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini. Pada saat itu Thackrah
mengamati sorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi meja
yang kurang sesuai secara antropometri, serta pencahayaan yang tidak
ergonomis sehingga mengakibatkan membungkuknya badan dan iritasi pada
mata.
∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
𝜎=√
𝑛−1
Dari data yang telah dikumpulkan kami memilih sebanyak 6 dimensi yang
akan diolah datanya untuk diimplementasikan terhadap produk yang akan kami
kembangkan. Data dimensi tersebut ialah D2, D5, D15, D19, D33, D36. Adapun
data yang akan diolah sebanyak 20 data dan sisanya disimpan untuk keperluan data
tambahan apabila kecukupan datanya kurang.
4.2 PENGOLAHAN DATA
4.2.1 Dimensi Tinggi Mata (D2)
No. Xi (cm) BKA BKB Xi²
1 154 174,51 132,24 23716
2 162 174,51 132,24 26244
3 150 174,51 132,24 22500
4 157 174,51 132,24 24649
5 160 174,51 132,24 25600
6 156 174,51 132,24 24336
7 163 174,51 132,24 26569
8 145 174,51 132,24 21025
9 152,5 174,51 132,24 23256,25
10 150 174,51 132,24 22500
11 142 174,51 132,24 20164
12 159 174,51 132,24 25281
13 155 174,51 132,24 24025
14 157 174,51 132,24 24649
15 140 174,51 132,24 19600
16 161 174,51 132,24 25921
17 145 174,51 132,24 21025
18 144 174,51 132,24 20736
19 160 174,51 132,24 25600
20 155 174,51 132,24 24025
ΣXi = 3.067,5 Σ Xi² = 471.421,25
Table 32 Dimensi Tinggi Mata (D2)
∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2 943.44
𝜎=√ =√ = 7,05 𝑐𝑚
𝑛−1 19
Zt 1,65
a 0,05
N 20
Sigma Xi² 471.421,25
(Sigma Xi)² 940.9556,25
2
2
√𝑁 × ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)
′
𝑁 = 𝑍𝑡/𝛼 ×
∑ 𝑋𝑖
[ ]
2
′
√20 × 471.421,25 − 9.409.556,25
𝑁 = [1,65/0,05 × ]
3067,5
2
√18.868,75
𝑁 ′ = [33 × ] = 2,18𝑐𝑚 (𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐶𝑢𝑘𝑢𝑝)
3.067,5
Peta Kendali D2
200
180
160
140
Dimensi (cm)
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data Ke-
∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2 638,8
𝜎=√ =√ = 5,80 𝑐𝑚
𝑛−1 19
Zt 1,65
a 0,05
N 20
Sigma Xi² 190.374
(Sigma Xi)² 3.794.704
2
2
√𝑁 × ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)
′
𝑁 = 𝑍𝑡/𝛼 ×
∑ 𝑋𝑖
[ ]
2
′
√20 × 190.374 − 3.794.704
𝑁 = [1,65/0,05 × ]
1.948
2
′
√12.776
𝑁 = [33 × ] = 3,67𝑐𝑚 (𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐶𝑢𝑘𝑢𝑝)
1.948
Peta Kendali D5
140
120
100
Dimensi (cm)
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data ke-
∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2 140,64
𝜎=√ =√ = 2,72 𝑐𝑚
𝑛−1 19
Zt 1,65
a 0,05
N 20
Sigma Xi² 50.994,25
(Sigma Xi)² 1.017.072
2
2
√𝑁 × ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)
′
𝑁 = 𝑍𝑡/𝛼 ×
∑ 𝑋𝑖
[ ]
2
′
√20 × 50.994,25 − 1.017.072
𝑁 = [1,65/0,05 × ]
1.008,5
2
′
√2.813
𝑁 = [33 × ] = 3,01𝑐𝑚 (𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐶𝑢𝑘𝑢𝑝)
1.008,5
60
50
Dimensi (cm)
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data ke-
∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2 580,6
𝜎=√ =√ = 4,92 𝑐𝑚
𝑛−1 24
BKA = 𝑋̅ + (3 × 𝜎) = 34,76 + (3 × 4,92) = 49,51 𝑐𝑚
BKB = 𝑋̅ − (3 × 𝜎) = 34,76 − (3 × 4,92) = 20,01 𝑐𝑚
Zt 1,65
a 0,05
N 25
Sigma Xi² 30.787
(Sigma Xi)² 755.161
2
2
√𝑁 × ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)
′
𝑁 = 𝑍𝑡/𝛼 ×
∑ 𝑋𝑖
[ ]
2
′
√25 × 30.787 − 755.161
𝑁 = [1,65/0,05 × ]
869
2
√14.514
𝑁 ′ = [33 × ] = 20,93𝑐𝑚 (𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐶𝑢𝑘𝑢𝑝)
869
50
Dimensi (cm)
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data ke-
∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2 1.139
𝜎=√ =√ = 7,74 𝑐𝑚
𝑛−1 19
Zt 1,65
a 0,05
N 20
Sigma Xi² 139.500,3
(Sigma Xi)² 2.767.232
2
2
√𝑁 × ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)
′
𝑁 = 𝑍𝑡/𝛼 ×
∑ 𝑋𝑖
[ ]
2
′
√20 × 139.500,3 − 2.767.232
𝑁 = [1,65/0,05 × ]
1.663,5
2
′
√2.813
𝑁 = [33 × ] = 8,96 𝑐𝑚 (𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐶𝑢𝑘𝑢𝑝)
1.663,5
100
Dimensi (cm)
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data ke-
∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2 1124,95
𝜎=√ =√ = 7,69 𝑐𝑚
𝑛−1 19
Zt 1,65
a 0,05
N 20
Sigma Xi² 84.459
(Sigma Xi)² 1.666.681
2
2
√𝑁 × ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)
′
𝑁 = 𝑍𝑡/𝛼 ×
∑ 𝑋𝑖
[ ]
2
′
√20 × 84.459 − 1.666.681
𝑁 = [1,65/0,05 × ]
1.291
2
′
√22.499
𝑁 = [33 × ] = 14,70 𝑐𝑚 (𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐶𝑢𝑘𝑢𝑝)
1.291
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Data ke-
6.1 KESIMPULAN
Didapat data persentil dari masing – masing dimensi tubuh yang terpilih
yang akan dipakai untuk membuat produk yaitu:
1. D2, persentil 10 dengan ukuran 144,76 cm.
2. D5, persentil 5 dengan ukuran 87,86 cm.
3. D15, persentil 50 dengan ukuran 50,43 cm.
4. D19, persentil 50 dengan ukuran 34,76 cm.
5. D33, persentil 95 dengan ukuran 95,91 cm.
6. D36, persentil 5 dengan ukuran 51,89 cm.
6.2 SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika laporan diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Data diatas yang digunakan hanya
mencakup ukuran tubuh orang Indonesia. Oleh karena itu penulis menyarankan
perlunya data juga ukuran tubuh dari orang di luar Indonesia yang memiliki
ukuran tubuh berbeda agar data yang dihasilkan bisa lebih universal dan global
ketika diimplementasikan ke dalam suatu produk. Sehingga produk tersebut
bisa tetap digunakan dan nyaman digunakan secara global.
DAFTAR PUSTAKA