Anda di halaman 1dari 4

Modul Praktikum Pengujian Aspal Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

KEKUATAN AGREGAT TERHADAP TUMBUKAN


(Aggregate Impact Value)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum

Praktikum ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat menentukan nilai
kekuatan agrgegat terhadap tumbukan.

Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengukur kekuatan


relatif agregat terhadap tumbukan (impact) dengan menyatakan nilai Aggregate Impact
Value (AIV)

2. Terminologi

 Beban Tumbukan : Pembebanan dengan waktu kontak (waktu yang


diperlukan untuk memberikan beban) yang sangat
singkat
 Fraksi agregat : kumpulan agregat yang memiliki karakteristik
sama
 Crushing Plant : Mesin penghancur batuan untuk mendapatkan
agregat dengan ukuran yang dikehendaki
 Aggregate Crushing Machine : Adalah semacam alat kompresor dengan penekan
untuk memberi beban tekanan pada sampel

3. Teori Dasar

Banyak metoda yang telah dikembangkan untuk menguji kekuatan batuan terhadap beban,
khususnya beban lalu lintas. Salah satunya adalah dengan melakukan simulasi pemberian
beban terhadap suatu sampel agregat. Salah satu beban yang dapat diberikan adalah beban
tumbukan (impact). Prinsipnya adalah sampel agregat ditmbuk dengan alat khusus selama
beberapa waktu. Agregat yang hancur kemudian ditimbang dan dibandingkan dengan berat
semula sampel. Perbandingan ini merupakan nilai dari Aggregate Impact Value (AIV).

Proses penumbukan ini adalah proses dasar pada pembuatan agregat di Aggregate
Crushing Plant. Biasanya beban tumbukan ini dikombinasikan dengan beban tekanan
(crushing) baik dalam arah lateral maupun aksial. Beban tumbukan yang diterima oleh
agregat pada konstruksi jalan dimulai dari Aggregate Crushing Plant. Kemudian di
laboratorium selain melalui pengujian ini juga pada pembuatan campuran aspal dan
agregat dalam mix design. Di lapangan beban tumbukan didapat dari proses pemadatan
jalan dan terakhir beban tumbukan didapat dari beban lalu lintas. Dengan demikian
pengujian kekuatan agregat terhadap tumbukan penting dilakukan sebagai bahan analisis
perencanaan tebal perkerasan.

Praktikum ini pada dasarnya adalah mengukur kekuatan relatif agregat terhadap beban
tumbukan (impact) yang dinyatakan dengan Aggregate Impact Value (AIV). Prosedur
pengerjaan praktikum ini didasarkan pada British Standard, BS 812, bagian 3, tahun 1975.

Pemeriksaan Agregat hal. 1 dari 4


Modul Praktikum Pengujian Aspal Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

Umumnya batuan beku, igneous rock, memiliki kekuatan yang cukup besar dibandingkan
dengan jenis batuan lainnya. Pada Tabel 1 berikut ini diperlihatkan beberapa nilai AIV
hasil pengujian yang dilakukan oleh Ramsay di Skotlandia (Collist, 1985).

Tabel 1
Beberapa Nilai ACV Jenis Batuan yang Diambil di Skotlandia

Jenis Batuan Nilai AIV Variasi


Basalt 11 10-13
Andesite 13 11-16
Dacite 12
Porphyry 13 12-14
Felsite 13 12-15
Dolerite 13 10-17
Teschenite 22
Granite 19 17-21
Limestone 17 15-20
Greywacke 9
Marble 19 16-21
Psammite 14 14-15

Selain itu pengembangan uji terhadap beban tumbukan dapat juga dilakukan untuk variasi
diameter agregat yang lain seperti yang tercantum pada Tabel 2. Prosedur yang dijelaskan
sebelumnya adalah untuk prosedur standar sedangkan yang tercantum pada Tabel 2 adalah
variasi jika diameter agregat yang ada tidak sesuai dengan standar.

Tabel 2
Ukuran Agregat Standar dan Non Standar

Lolos Saringan Tertahan Saringan Saringan Pemisah


Standar 14,0 mm 10,0 mm 2,36 mm
28,0 mm 20,0 mm 5,0 mm
20,0 mm 14,0 mm 3,35 mm
10,0 mm 6,3 mm 1,70 mm
Non Standar
6,3 mm 5,0 mm 1,18 mm
5,0 mm 3,35 mm 850 m
3,35 mm 2,36 mm 600 m

Agregat yang lebih besar dari ukuran 14,0 mm kurang cocok dilakukan Impact Test
dengan menggunakan alat yang dijelaskan dalam modul ini.

Pemeriksaan Agregat hal. 2 dari 4


Modul Praktikum Pengujian Aspal Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

4. Prosedur Praktikum (BS 812: Part 3: 1975)

4.1 Peralatan

 Aggregate Impact Machine seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Alat ini
masih digerakan secara manual dengan tenaga manusia.

Gambar 1
Aggregate Impact Machine

Berat total mesin tidak lebih dari 60 kg dan tidak kurang dari 40 kg. Dasar mesin
terbuat dari baja dengan diameter 300 mm dan memiliki berat antara 22 sampai
30 kg.
Cylindrial Steel Cup memiliki diameter dalam 102 mm dan kedalaman 50 mm.
Ketebalan cup tidak lebih dari 6 mm.
Palu baja yang digunakan memiliki berat antara 13,5 sampai 14,0 kg dengan
bagian bawah (bidang kontak) merupakan lingkaran dan berbentuk datar.
Diameter kontak sebesar 100 mm dan ketebalan 50 mm, dengan chamfer 1,5
mm. Palu diatur sedemikian rupa hingga dapat naik turun dengan mudah tanpa
gesekan berarti. Palu baja bergerak jatuh bebas dengan tinggi jatuh 3805 mm,
diukur dari bidang kontak palu sampai permukaan sampel di dalam cup.
Alat pengunci palu dapat diatur sedemikian rupa untuk dapat memudahkan
pergantian sampel dan pemasangan cup.

 Saringan dengan diameter 14,0 mm, 10,0 mm, dan 2,36 mm


 Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr

Pemeriksaan Agregat hal. 3 dari 4


Modul Praktikum Pengujian Aspal Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan

4.2 Penyiapan Sampel

 Sampel yang digunakan adalah agregat yang lolos saringan 14,0 mm dan yang
tertahan saringan 10,0 mm. Untuk setiap pengujian dibuat dua sampel.
 Saring antara 500 sampai 1000 gr agregat pada urutan saringan 14,0 mm dan 10,0
mm selama 10 menit. Sampel yang diambil adalah agregat yang lolos saringan
14,0 mm dan tertahan di 10,0 mm.
 Cuci sampel dengan air yang mengalir dan keringkan dalam oven (1105)C
selama 4 jam (kondisi kering oven).
 Setelah suhu turun (atau sama dengan suhu ruangan, 25C) sampel siap untuk
digunakan.

4.3 Prosedur Pengujian

 Ambil kira-kira setengah dari sampel yang telah disiapkan dan timbang (A gr).
 Masukan sampel dalam cup (Cylindrial Steel Cup) sedemikian ruap hingga tidak
melebihi tinggi cup (50 mm). Sampel dimasukkan ke dalam cup dengan sedikit
ditekan atau dipadatkan dengan tangan.
 Letakan Mesin Impact Agregat pada lantai datar dan keras, seperti lantai beton
 Letakan cup berisi sampel pada tempatnya dan pastikan letak cup sudah baik dan
tidak akan bergeser akibat tumbukan palu.
 Atur ketinggian palu agar jarak antara bidang kontak palu dengan permukaan
sampel 3805 mm.
 Lepaskan pengunci palu dan biarkan palu jatuh bebas ke sampel. Angkat palu
pada posisi semula dan lepaskan kembali (jatuh bebas). Tumbukan dilakukan
sebanyak 15 kali dengan tenggang waktu tumbukan tudak lebih dari satu detik.
 Setelah selesai saring benda uji dengan saringan 2,36 mm selama satu menit dan
timbang berat yang lolos dengan ketelitian 0,1 gram yang dinyatakan sebagai B
gr dan yang tertahan sebagai C gr. Pastikan tidak ada partikel yang hilang selama
proses tersebut. Jika jumlah berat agregat yang lolos dan tertahan berbeda 1 gram
dengan berat awal (A) maka pengujian harus diulangi.
 Ulangi prosedur tersebut untuk sisa sampel berikutnya.

4.4 Perhitungan dan Pelaporan

Aggregate Crushing Value (AIV) dihitung dengan rumus:


B
AIV   100%
A
dimana :
AIV = Aggregate Impact Value (%)
A = Berat awal sampel (gr)
B = Berat sampel lolos saringan 2,36 mm (gr)

5. Daftar Pustaka

 British Standard Institution (BSI) (1975); BS 812; UDC [625.7.07:620.1] :


620.17 : 531
 Collist, L. and Fox, R.A.(1985) ; AGGREGATES : Sand, Gravel and Crushed
Rock Aggregates for Construction Purposes, The Geological Society, London

Pemeriksaan Agregat hal. 4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai