Anda di halaman 1dari 30

INTERAKSI OBAT

apt.ANNA SINGGIH
KOMBINASI OBAT
• Dua obat yang digunakan pada waktu yang bersamaan
dapat saling mempengaruhi kerjanya masing-masing, yaitu :
1. Antagonisme, dimana kegiatan obat pertama dikurangi
atau ditiadakan sama sekali oleh obat kedua. Misalnya
barbital (bersifat sedatif ) dan strychnin bersifat
(stimulansia).
2. Sinergisme, dimana kekuatan obat pertama diperkuat
oleh obat kedua. Ada dua jenis :
– Adisi atau sumasi adalah kekuatan kombinasi kedua
obat adalah sama dengan jumlah masing-masing
kekuatan obat tersebut. Misalnya kombinasi asetosal
dan parasetamol, kombinasi trisulfa.
– Potensiasi adalah kekuatan kombinasi kedua obat
lebih besar dari jumlah kedua obat tersebut.
Misalnya kombinasi trimetoprim dan trisulfa.
INTERAKSI OBAT
Perubahan respon obat akibat adanya obat lain
(precipitant drug), makanan, atau minuman
INTERAKSI SECARA FARMASETIK
(INKOMPATIBILITAS)
• Interaksi farmasetik atau disebut juga
inkompatibilitas farmasetik bersifat langsung
dan dapat secara fisik atau kimiawi, misalnya
terjadinya :
1. presipitasi,
2. perubahan warna,
3. tidak terdeteksi (invisible), yang selanjutnya
menyebabkan obat menjadi tidak aktif.
• Contoh: interaksi karbcnisilin dengan
gentamisin terjadi inaktivasi; fenitoin dengan
larutan dextrosa 5% terjadi presipitasi;
amfoterisin B dengan larutan NaCl fisiologik,
terjadi presipitasi.
INTERAKSI SECARA FARMAKOKINETIK

• Interaksi dalam proses farmakokinetik yaitu


absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi
(ADME) dapat meningkatkan ataupun
menurunkan kadar plasma obat.
• Interaksi obat secara farmakokinetik yang
terjadi pada suatu obat tidak dapat
diekstrapolasikan (tidak berlaku) untuk obat
lainnya meskipun masih dalam satu kelas
terapi, disebabkan karena adanya perbedaan
sifat fisikokimia, yang menghasilkan sifat
farmakokinetik yang berbeda.
• Contohnya, interaksi farmakokinetik oleh
simetidin tidak dimiliki oleh H2-bloker lainnya;
interaksi oleh terfenadin, aztemizole tidak
dimiliki oleh antihistamin non-sedatif lainnya.
ABSORBSI

Mekanisme interaksi yang melibatkan absorpsi gastrointestinal dapat


terjadi melalui beberapa cara:
1. secara langsung, sebelum absorpsi;
2. penghambatan transport aktif gastrointestinal;
3. terjadi perubahan pH cairan gastrointestinal;
4. adanya perubahan flora usus dan
5. efek makanan
ABSORBSI
INTERAKSI SECARA FARMAKOKINETIK

1. Interaksi yang terjadi pada proses


absorpsi gastrointestinal sebelum obat
diabsorpsi contohnya adalah interaksi
antibiotika (tetrasiklin, fluorokuinolon)
dengan besi (Fe) dan antasida yang
mengandung Al, Ca, Mg, terbentuk
senyawa khelat yang tidak larut sehingga
obat antibiotika tidak diabsorpsi.
2. Mekanisme interaksi melalui
penghambatan transport aktif
gastrointestinal, misalnya grapefruit juice,
yakni suatu inhibitor protein transporter
uptake pump di saluran cerna, akan
menurunkan bioavailabilitas beta-bloker
dan beberapa antihistamin (misalnya,
fexofenadin) jika diberikan bersama-sama.
ABSORBSI
INTERAKSI SECARA FARMAKOKINETIK

4. Penggunaan antibiotika berspektrum


luas yang mensupresi flora usus
dapat menyebabkan menurunnya
konversi obat menjadi komponen
aktif.
5. Makanan juga dapat menurunkan
metabolisme lintas pertama dari
propranolol, metoprolol, dan
hidralazine sehingga bioavailabilitas
obat-obat tersebut meningkat, dan
makanan dan berlemak
meningkatkan absorpsi obat-obat
yang sukar larut dalam air seperti
griseovulvin
METABOLISME
INTERAKSI SECARA FARMAKOKINETIK

Interaksi yang terjadi pada


proses metabolisme obat
terjadi dengan mekanisme
berupa:
• penghambatan (inhibisi)
metabolisme,
• induksi metabolisme, dan
• perubahan aliran darah
hepatik.
kuinidin, paroxetine,
METABOLISME
terbinafine, INTERAKSI SECARA FARMAKOKINETIK
astemizol, cisapride,
ketokonazol,
itrakonazol, Kadar >>
etitromisin, atau
klaritromisin ESO/ET >>

CYP
rifampisin,
• Induktor CYP akan meningkatkan sistensis deksametason
enzim tersebut →kecepatan metabolisme
obat (substrat) >>→ kadarnya << dan efikasi
obat <<
• Induksi CYP → pembentukan metabolit
yang bersifat reaktif >> → risiko toksik >> Kadar <<
EO <<
kadar estradiol <<
efikasi kontraseptik
oral <<

kadar teofilin >>


ESO/ETO >>
METABOLISME
INTERAKSI SECARA FARMAKOKINETIK

Makanan yang masuk golongan


• Enzym inducer :
Charbroiled food ( cyp 1A2 )
Cigarette smoke ( cyp 1A2 )
Ethanol ( cyp 2C9 ; cyp 2E1 )
asetaminofen (parasetamol) + charbroiled food kadar →
asetaminofen dalam darah rendah, demikian juga pada perokok.

• Enzym inhibitor :
grape fruit juice ( cyp 1A2 ; cyp 3A4 )
Nifedipin + grapefruit juice → kadar nifedipine dalam darah tetap
tinggi dan efeknya jauh lebih lama.
EKSKRESI
INTERAKSI SECARA FARMAKOKINETIK

Interaksi yang terjadi pada proses ekskresi


obat, dapat terjadi melalui :
1. mekanisme pada proses ekskresi melalui
empedu dan
2. pada sirkulasi enterohepatik,
3. sekresi tubuli ginjal, dan
4. karena terjadinya perubahan pH urin.

Gangguan dalam ekskresi melalui empedu


terjadi akibat kompetisi antara obat dan
metabolit obat untuk sistem transport yang
sama, contohnya kuinidin menurunkan
ekskresi empedu digoksin, probenesid
menurunkan ekskresi empedu rifampisin.
INTERAKSI FARMAKODINAMIK
adalah interaksi obat yang bekerja pada sistem
reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang
sama sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik,
atau antagonistik, tanpa ada perubahan kadar
plasma ataupun profil farmakokinetik lainnya.
INTERAKSI SECARA FARMAKODINAMIK

EFEK/RESPON YANG MUNCUL :


1. aditif,
2. sinergistik, atau
3. antagonistik,
INTERAKSI YANG MENYEBABKAN
EFEK YANG BERLAWANAN
(ANTAGONIS)
Contoh interaksi obat pada reseptor
yang bersifat antagonistik misalnya:
1. interaksi antara β-bloker dengan
agonis-β2 pada penderita asma;
2. interaksi antara penghambat
reseptor dopamine (haloperidol,
metoclo-pramid) dengan
levodopa pada pasien Parkinson.
INTERAKSI YANG MENYEBABKAN
EFEK ADITIF

• Interaksi Aditif adalah jumlah


efek 2 obat.
• Kedua obat tersebut bisa bekerja
pada reseptor yang sama atau
reseptor yang berbeda.
• Contoh : Efek depresi SSP aditif
disebabkan karena pemberian
sedative, hypnotic, dan opioid,
bersama dengan konsumsi
ethanol.
INTERAKSI YANG MENYEBABKAN
SINERGISTIK

• Interaksi supra-aditif
(sinergistik), yaitu hasil
interaksi lebih besar daripada
jumlah kedua obat.
• Contoh : Kombinasi antibiotik
sulfonamide dengan
dihydrofolic acid reductase
inhibitor berupa trimethoprim
POTENSIASI

• Potensiasi, adalah efek obat


yang ditingkatkan oleh obat
kedua yang tidak mempunyai
efek.
• Contoh :
Clavulanic acid + amoxicillin →
mengatasi resisten bakteri dan
kerusakan terhadap β- lactamase
IMPLIKASI KLINIS
INTERAKSI OBAT • Obat memiliki IT sempit
1. Interaksi Obat • Mula kerja (onset) cepat
Yang Tidak (±24 jam)
Dikehendaki • Dampak Efek yang tidak
2. Interaksi Obat dikehendaksi serius
Yang
Dikehendaki
• Obat sering digunakan
pada praktek klinik
IMPLIKASI KLINIS Tujuan :
INTERAKSI OBAT 1. Meningkatkan atau
1. Interaksi Obat mempertahankan kadar
Yang Tidak obat dalam darah
2. Mengantisipasi atau
Dikehendaki antagonis efek obat lain
2. Interaksi Obat yang berlebihan
Yang 3. Mencegah resistensi
Dikehendaki 4. Meningkatkan kepatuhan
pasien
5. Menurunkan biaya terapi
Pharmacoenhancement
Penambahan obat lain dalam
bentuk tetap atau tidak tetap
IMPLIKASI KLINIS
INTERAKSI OBAT Contoh :
1. Prokainamid(antiaritmia)+
1. Interaksi Obat
Yang Tidak cimetidine→>>t1/2
Dikehendaki eliminasi → pemberian
2. Interaksi Obat bisa tiap 8jam
Yang 2. Kombinasi obat-obat TB
Dikehendaki → mencegah resistensi →
kepatuhan pasien
3. Furosemid – suplemen K
→ mencegah hipokalemi
Isilah profil farmakokinetika dan farmakodinamika dari sediaan-sediaan dibawah ini berdasarkan literatur
atau brosur obat.

Anda mungkin juga menyukai