Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

CACING-CACING PARASIT YANG MERUGIKAN

NAMA : FARISKA SARI

NIM : PO7233320 803

KELAS : 1B SANITASI

MATA KULIAH : PARASITOLOGI

DOSEN PENGAJAR : ULFA HANUM, S.KM

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG PINANG

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan hidayahnya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas
dari bantuan dari berbagai referensi, untuk itu dalam kesempatan ini saya sebagai penulis
mengucapkan banyak terimakasih.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian saya sudah berusaha dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima segala masukan
ataupun kritikan guna penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Senayang, 13 Februari 2021

Fariska Sari
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................2
DAFTAR ISI.................................................................3
BAB I.........................................................................4
1.1 Latar belakang..........................................4
1.2 Rumusan masalah.....................................4
1.3 Tujuan.......................................................4
BAB II.........................................................................5
2.1 Pengertian Cacing Parasit........................................5
2.2 Macam-macam Cacing Parasit..................................6
BAB III........................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................9
3.2 Saran..........................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Parasitisme menjadi salah satu perilaku hubungan antara dua organisme, di mana
terdapat pihak yang dirugikan dan diuntungkan dalam peristiwa ini. Salah satu organisme
tersebut memanfaatkan inang atau tubuh indukannya untuk mendapatkan apa yang
mereka butuhkan untuk bertahan hidup, namun justru merugikan inangnya. Namun
perilaku parasitisme ini sudah menjadi hukum alam, yang memang menjadi sifat dari
organisme tersebut.
Cacing parasit adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada organisme lain, baik
hewan atau tumbuhan. Mereka adalah organisme yang seperti cacing yang hidup dan
makan pada tubuh yang ditumpangi serta menerima makanan dan perlindungan sementara
menyerap nutrisi tubuh yang ditumpangi. Penyerapan ini menyebabkan kelemahan dan
penyakit. Penyakit yang diakibatkan oleh cacing parasit biasanya disebut secara umum
sebagai cacingan. Cacing parasit umumnya merupakan anggota Cestoda, Nematoda, dan
Trematoda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian cacing parasit
2. Macam-macam cacing parasit merugikan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu cacing parasit
2. Mengetahui macam-macam cacing parsit yang merugikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cacing Parasit
Cacing parasit adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada
organisme lain, baik hewan atau tumbuhan. Mereka adalah organisme yang
seperti cacing yang hidup dan makan pada tubuh yang ditumpangi serta
menerima makanan dan perlindungan sementara menyerap nutrisi tubuh yang
ditumpangi. Penyerapan ini menyebabkan kelemahan dan penyakit. Penyakit
yang diakibatkan oleh cacing parasit biasanya disebut secara umum sebagai
cacingan.
Cacing adalah parasit yang umumnya dapat dilihat dengan mata
telanjang. Sama seperti protozoa, cacing dapat hidup di dalam atau di luar
tubuh manusia.
Ada tiga jenis cacing yang bisa menjadi parasit di dalam tubuh
manusia, yaitu:
 Acanthocephala atau cacing kepala duri
 Platyhelminths atau cacing pipih, termasuk di antaranya cacing
isap (trematoda) dan cacing pita penyebab taeniasis
 Nematoda, seperti cacing gelang yang menyebabkan penyakit
ascariasis, cacing kremi, dan cacing tambang
Cacing dewasa umumnya hidup di saluran pencernaan, darah, sistem
getah bening, atau jaringan di bawah kulit. Namun, cacing tidak dapat
memperbanyak diri di dalam tubuh manusia. Selain bentuk cacing dewasa,
bentuk larva dari cacing juga dapat menginfeksi berbagai jaringan tubuh.

2.2 Macam – macam cacing parasit yang merugikan


a. Cestoda
Cestoda (atau Cestoidea) adalah nama yang diberikan untuk kelas
cacing pipih parasit dari filum Platyhelminthes. Spesies yang paling terkenal
biasa disebut cacing pita. Semua cestoda adalah parasit dan sejarah hidup
mereka bervariasi, tetapi biasanya mereka tinggal di saluran pencernaan
vertebrata dalam bentuk dewasa, dan sering dalam tubuh spesies lain dari
hewan sebagai remaja. Lebih dari seribu spesies telah dijelaskan, dan semua
spesies vertebrata dapat menjadi inang bagi setidaknya satu spesies cacing
pita.
Contoh cacing golongan Cestoda ini adalah

1. Taenia saginata (dalam usus manusia) di bawa oleh sapi


2. Taenia solium (dalam usus manusia) dibawa oleh babi
3. Choanotaenia infudibulum (dalam usus ayam)
4. Echinococcus granulosus (dalam usus anjing)
5. Diphyllobothrium latum (menyerang manusia melalui inang katak ,
ikan, Cyclops Udang udangan)
6. Hymnelopsis nana ( di usus manusia , tikus tanpa inang perantara)
Taenia solium

 Taenia solium dewasa hidup parasit pada saluran pencernaan manusia (usus).
 Inang perantaranya (hospes intermediet) adalah babi.
 Tubuhnya berbentuk pipih, ukuran panjang tubuhnya dapat mencapai 3m.
 struktur tubuh cacing ini terdiri atas kepala (skoles) dan rangkaian segmen yang
masing-masing disebut proglotid.
 Pada bagian kepala terdapat 4 alat isap (Rostrum) dan alat kait (Rostellum) yang
dapat melukai dinding usus.
 Disebelah belakang skoleks terdapat leher/daerah perpanjangan (strobilus).

Taenia saginata

 Taenia saginata dewasa hidup sebagai parasit dalam usus manusia.


 Cacing ini masuk kedalam tubuh manusia melalui perantara sapi (sebagai hospes
intermediet).
 Skoleks taenia saginata terdapatrostrum tetapi tidak mempunyai Rostelum (kait).
 Jenis cacing ini kurang berbahaya bagi manusia dibandingkan taenia solium.

Gejala atau tanda terinfeksi cacing pita antara lain :

 perut terasa mulas dan mual,


 kadang perih dan tajam menusuk-nusuk tetapi akan hilang sesudah makan
 Selain itu muka pucat
 sering pusing
 kurang nafsu makan
 feses berlendir
PERBANDINGAN MORFOLOGI CACING PITA

Diphyllobothrium latum

 Merupakan jenis cacing pita yang hidup sebagai parasit pada manusia, anjing, kucing
dan serigala.
 Sebagai inang perantaranya adalah katak sawah (Rana cancrivora), ikan dan
Cyclops.
 Menyebabkan Diphyllobothriasis.
 Daerah penyebarannya meliputi wilayah eropa, afrika, amerika utara dan jepang.

Echinococcus granulosus

 Jenis cacing pita berukuran kecil (berkisar antara 3-6mm) dan hidup sebagai parasit
pada usus anjing liar / serigala dan karnivora lainnya.
 Inang perantaranya adalah babi, biri-biri dan manusia.
 Daerah penyebaran utama Australia, argentina dan pulau es.

 Terlihat bahwa oncosfer yang berkembang menjadi Cysticercus di Biri biri


(herbivora) dimakan sama hewan carnivora sehingga di tubuh Carnivora ( anjing /
serigala ) menjadi cacing pita dewasa. cacing pita dewasa yang berada di tubuh
carnivora akan melepaskan proglotidnya yang mengandung telur yang mature ke
lapangan/ rumput untuk dimakan kembali hewan herbivora.

Hymnelopsis nana

 Jenis cacing pita kerdil yang hidup sebagai parasit pada manusia dan tikus.
 Daerah penyebarannya meliputi seluruh dunia
 Tanpa inang perantara

 Manusia yang Ususnya terdapat cacing pita dewasa , di usus halusnya itu dipastikan
Cacing pita tersebut pada Proglotid segmen terakhir yang masak “mature” banyak
mengandung telur yang sudah dibuahi membentuk Zygot.
 Dimana telur yang ada di Proglotid itu dilepaskan (Fragmentasi) sehingga mengikuti
sisa makanan ke usus besar dan ke anus .
 Telur yang berada bersama kotoran itu bisa bertahan selama berhari-hari atau
berbulan bulan di lingkungannya .
 Vegetasi yang ada di lingkungan misalnya rumput yang terkontaminasi oleh kotoran
yang berisi proglotid berisi telur itu bila termakan oleh ternak ( Babi , Sapi) maka
masukklah telur tersebut ke pencernaaan nya
 Dalam usus ternak telur tergesek sehinngga menetas membentuk larva yang disebut
Oncospheres
 Oncosfer segera tumbuh membentuk larva Hexacant ( larva dengan 6 kait yang tajam)
 Hexacant menginvasi dinding usus, dan bermigrasi ke otot lurik ( daging)
 Di jaringan Otot ( daging) itulah larva bertahan membentuk cacing gelembung yang
disebut Cysticercus
 Sebuah cysticercus dapat bertahan hidup selama beberapa tahun di daging Ternak.
 Manusia terinfeksi karena menelan mentah atau setengah matang daging yang
terinfeksi / di dalamnya ada Cysticercusnya .


 Dalam usus manusia Cysticercus berkembang lebih dari 2 bulan menjadi cacing pita
dewasa , yang dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun.
 Cacing pita dewasa melekat pada usus halus dengan Scolexnya { kepala) dan scolex
mereka berada menancap di dinding usus halus
 Panjang cacing dewasa Taenia saginata bisa mencapai sampai 25 m, sedang T. solium
lebih pendek
 Proglottids atau bagian segment nya dari cacing pita bagian posterior yang paling
belakang ( paling dewasa) menghasilkan telur yang matang,
 Proglotid itu kemudian dilepaskan dari cacing pita, dan bermigrasi ke usus besar ,
bersama kotoran segera le anus (sekitar 6 per hari) begitu seterusnya.

b. Nematoda
Nematoda atau cacing gilig atau cacing gelang merupakan filum
Nematoda.[1][2] Mereka adalah filum hewan yang beragam yang menghuni
rentang lingkungan yang sangat luas. Spesies nematoda bisa sulit untuk
dibedakan, dan meskipun lebih dari 25.000 telah dijelaskan,[3][4] lebih dari
setengahnya adalah parasit, jumlah spesies nematoda telah diperkirakan
sekitar 1 juta.[5] Berbeda dengan filum Cnidaria dan Platyhelminthes
(cacing pipih), nematoda memiliki sistem pencernaan tubular dengan
bukaan di kedua ujungnya.

Klasifikasi Nematoda

1. Adenophorea

Phasmid tidak ada, amphid besar, kebanyakan hidup bebas.

 Cromadorida

Hidup bebas, amphid spiral dan melingkar, kantung oesophagus terbagi menjadi tiga bagian,
hidupnya di laut dan air tawar. Kebanyakan hidup di laut, bersifat aquatis, cuticula halus atau
tersusun dalam cincin-cincin, capsula buccalis dilengkapi dengan gigi-gigi dan pharynx ujung
posteriornya membesar.

Contoh : Chromadora sp, Wilsonema  dan  Monhystera

 Enoploidea

Pada Enoploidea tidak ada cincin-cincin cuticula, tetapi cuticula halus, seringkali dilengkapi
dengan bulu-bulu kaku. Pada bagian ujung anterior terdapat 6 papillae labiales, 10 atau 12
bulu-bulu kaku di dalam 1 atau 2 gelang-gelang atau lingkaran, sepasang celah cephal, dan
amphid berbentuk cyathiform, hidup bebas di laut. Oeshophagus terbagi menjadi dua bagian,
amphid berbentuk kantung panjang atau seperti tabung, hidup bebas dan parasit di laut, air
payau, dan air tawar.

Contoh : Metocholaimus pristiurus, hidup bebas di laut di benua Amerika Utara dan
Eropa, Enoplus dan Nygolaimus
 Dorylamoidea

Dorylamoidea umumnya hidup di dalam tanah dan air tawar, cuticula halus, tanpa bulu-bulu
kaku, ujung anterior dengan 2 lingkaran papillae yang masing-masing terdiri atas 6 dan 10
papillae, amphid cyathiform, pharynx bersifat muscular dan jarang bagian posteriornya
membesar.

contoh :  Dorylaimus sp.

2.Secernentea

Secernentea disebut dengan phasmida, karena terdapat anggota spesiesnya memiliki phasmid.
Banyak anggota kelas hidup dalam tubuh vertebrata, serangga dan tumbuhan. Berikut uraian
tentang contoh-contoh spesies secernentea.

1. Ascaris Lumbricoides ( Cacing Perut )

Ascaris lumbricoides ialah parasit usus halus manusia yang menyebabkan penyakit
askariasis. Infeksi cacing perut menyebabkan penderita mengalami kekurangan gizi,
tubuh pada bagian anterior cacing memiliki mulut yang dengan dikelilingi tiga bibir
dan gigi-gigi kecil. Cacing betina memiliki ukuran panjang sekitar 20-49 cm dengan
diameter 4-6 mm, dibagian ekor runcing lurus dan dapat menghasilkan 200.000 telur
per hari. Cacing jantan berukuran panjang sekitar 15-31 dengan diameter 2-4 mm,
bagian ekor runcing melengkung dan di bagian anus terdapat spikula yang berbentuk
kait untuk memasukkan sperma ke tubuh betina.Setelah terjadi perkawinan cacing
betina menghasilkan telur, telur kemudian keluar bersama tinja. Telur mengandung
embrio terletan bersama-sama dengan makanan yang tekontaminasi. Didalam usus
inang telur menetas menjadi larva. Larva selanjutnya menembus dinding usus dan
masuk ke daerah pembuluh darah, jantung, paru-paru, faring dan usus halus hingga
cacing dapat tumbuh dewasa.

2. Ancylostoma Duodenale ( Cacing Tambang )

Anylostoma duodenale disebut cacing tambang karena sering ditemukan di daerah


pertambangan, misalnya di Afrika. Spesies cacing tambang di Amerika yaitu Necator
americanus. Cacing yang hidup parasit di usus halus manusia dan menghisap darah
sehingga dapat menyebabkan anemia bagi penderita ankilostomiasis. Cacing tambang
dewasa betina yang berukuran 12 mm, memiliki organ-organ kelamin luar ( vulva )
dan dapat menghasilkan 10.000 hingga 30.000 telur per hari. Cacing jantan yang
berukuran 9 mm dan memiliki alat kopulasi di ujung posterior. Diujung anterior
cacing terdapat mulut yang dilengkapi 1-4 pasang gigi kitin untuk mencengkram
dinding usus inang.setelah terjadi perkawinan, cacing betina menghasilkan telur.
Telur keluar bersama feses ( tinja ) penderita. Ditempat yang becek telur menetas dan
menghasilkan larva. Larva masuk ke tubuh manusia dari pori-pori telapak kaki. Larva
mengikuti aliran darah menuju jantung, paru-paru, faring dan usus halus hingga yang
tumbuh dewasa.

3. Oxyuris Vernicularis ( Cacing Kremi )


Oxiyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis ( cacing kremi ) berukuran 10-15.
Cacing yang hidup di usus besar manusia khususnya pada anak-anak. Cacing dewasa
betina menujua ke dubur pada malah hari untuk bertelur dan mengeluarkan suatu zat
yang menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal menyebabkan penderita menggaruknya
sehingga telur cacing mudah terselip di buku-buku. Telur cacing dapat tertelan
kembali pada saat penderita makan. Diusus telur akan menetas menjadi cacing kremi
baru, cara penularan cacing kremi tersebut disebut dengan autoinfeksi.

4. Wuchereria Bancrofri ( Cacing Filaria atau Cacing Rambut )

Wuchereria bancrofri yang hidup parasit di kelenjar getah bening ( limfa ). Cacing
menyebabkan penyakit kaki gajah ( elephantiasis ) atau filariasis. Cacing dewasa
berdiameter 0.3 mm. cacing betina berukuran panjang 8 cm dan jantan berukuran
panjang 4 cm.setelah terjadi perkawinan cacing betina menghasilkan microfilaria.
Disiang hari microfilaria berada dipembuluh darah yang besar dan malam hari pindah
ke pembuluh darah kecil di bawah kulit. Bila nyamuk perantara ( Culex, Anopheles
Mansonia atau Aedes ) menggigit di malam hari, microfilaria bersama darah masuk
ke perut nyamuk. Microfilaria menembus dinding usus nyamuk menuju ke otot toraks
dan betmetamorfosis. Setelah mencapai ukuran 1.4 mm, microfilaria pindah ke belalai
nyamuk dan siap ditularkan ke orang lain. Cacing akan menggulung ke kelenjar limfa
dan tumbuh hinffa dewasa. Cacing dewasa yang berjumlah banyak akan menghambat
sirkulasi getah benang, sehingga setelah beberapa tahun mengakibatkan
pembengkakan kaki.

5. Onchorcerca Volvulus

Onchorcea vovulus merupakan cacing mikroskopiss penyebab onchocerciasis ( river


blindness ) yang mengakibatkan kebutaan. Vector pembawa ialah lalat kecil
penghisap darah black fly ( simulium ). Cacing banyak terdapat di Afrika dan
Amerika Selatan.

c. Trematoda
Trematoda atau disebut juga cacing isap adalah kelas dari anggota
hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum
Platyhelminthes. Jenis cacing Trematoda hidup sebagai parasit pada
hewan dan manusia. Tubuhnya dilapisi dengan kutikula untuk menjaga
agar tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya dan mempunyai alat pengisap
dan alat kait untuk melekatkan diri pada inangnya. Contoh anggota
Trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing hati). Cacing ini hidup di hati
ternak kambing, biri-biri, sapi, dan kerbau.
Trematoda dijuluki cacing hisap karena memiliki alat pengisap atau
kait. Siklus hidup cacing hisap (Trematoda) termasuk kompleks karena
berganti reproduksi seksual dan aseksualnya, serta melibatkan setidaknya
dua inang, yaitu: inang primer, di mana cacing isap berkembang biak
secara seksual; dan inang perantara, di mana hewan ini berkembang biak
secara aseksual. Inang primer hampir selalu Vertebrata, dan inang
sekunder hampir selalu siput.

Berdasarkan jenis kelamin kelas trematoda dapat dibedakan menjadi 2


golongan yaitu :
1. Golongan hermaprodit (berkelamin ganda) Contoh : Fasciola hepatica,
Clonorchis sinensis, Paragonimus westermani, Fasciolopsis buski.
2. Golongan anhermaprodit (organ genital terpisah) Contoh : Schistosoma
japonicum, Schistosoma mansoni, Schistosoma haematobium.
Trematoda yang terdapat pada manusia termasuk dalam kelompok
Digenia. Digenia adalah kelompok dimana reproduksinya terdiri daei 2 fase,
yaitu fase seksual pada hospes definitif dan fase aseksual pada hospes
intermedier / hospes perantara. Golongan hermaprodit mempunyai 2 hospes
intermedier sedangkan golongan anhermaprodit tidak.
Morfologi Umum Trematoda
 Badan berbentuk seperti daun, pipih tidak berongga badan.
 Mempunyai batil isap anterior / oral sucker dimana saluran
pencernaan bermuara.
 Mempunyai batil isap perut / ventral sucker untuk melekatkan diri,
pada beberapa spesies terletak dibagian posterior.
 Mempunyai porus genitalis yang letaknya berbeda pada tiap
spesies.
 Bentuk saekum (usus besar) bercabang dua, sehingga mirip seperti
huruf Y terbalik.
 Telur berbentuk oval, biasanya beropeculum.
 Dalam siklus hidupnya dikenal berbagai stadium antara lain :
Mirasidium
Sporokista
Redia
Serkaria
Metaserkaria

Pembagian Trematoda Berdasarkan Habitat


1. Trematoda usus : Fasciolopsis buski, Heterophydae, Echinostoma
ilocanum
2. Trematoda hati : Fasciola hepatica, Opistorchis felineus,
Clonorchis sinensis, Opisthorchis viverini
3. Trematoda paru-paru : Paragonimus westermani
4. Trematoda darah : Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni,
Schistosoma haematobium
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cacing pita termasuk subkelas cestoda, kelas cestoidea, filum platyhelmintes.


Cacing dewasanya menempati saluran usus vertebrata dan larvanya hidup dijaringan
vertebrata dan invertebrata. Bentuk badan cacing dewasa memanjang menyerupai pita,
biasanya pipih dorsoventral, tidak mempunyai alat pencernaan atau saluran vaskular dan
biasanya terbagi dalam segmen-segmen yang disebut proglotid yang bila dewasa berisi
alat reproduktif jantan dan betina. Ujung bagian anterior berubah menjadi sebuah alat
pelekat disebut skoleks, yang dilengkapi dengan alat isap dan kait-kait. Spesies penting
yang dapat menimbulkan kelainan pada manusia umumnya adalah: Diphyllobothrium
latum, Hymenolepis nana, Echinococcus granulosus, Echinococcus multilocularis, Taenia
saginata, Taenia solium.
Nematoda adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilik) atau seperti benang.
Istilah Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu nema yang
berarti berenang dan ode yang berarti seperti. Nematoda mempunya bentuk tubuh dan
ukuran yang beragam mulai dibawah ukuran 1mm hingga lebih dari 1 m. Nematoda hidup
di air tawar dan darat, umumnya berukuran kurang dari 1mm, sedangkan hidup di laut
mencapai 5 cm. Cacing betina berukuran lebih besar yang dibandingkan dengan cacing
jantan. Individu jantan mempunyai ujung posterior yang berbentuk kait. Nematoda
mempunyai bentuk segmen dengan tubuh silindris atau bulat panjang (gilik), dan tidak
bersegmen. Bagian dari anterior atau daerah mulut tampak simetri radial, dan semakin ke
arah posterior membentuk ujung yang meruncing.
Trematoda atau disebut juga Cacing Hisap adalah kelas dari anggota hewan tak
bertulang belakang yang termasuk dalam filum Platyhelminthes. Jenis cacing Trematoda
hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Tubuhnya dilapisi dengan kutikula untuk
menjaga agar tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya dan mempunyai alat pengisap dan
alat kait untuk melekatkan diri pada inangnya. Contoh anggota Trematoda adalah
Fasciola hepatica (cacing hati). Cacing ini hidup di hati ternak kambing, biri-biri, sapi,
dan kerbau. Pada umumnya Trematoda atau cacing daun merupakan parasit dengan sifat
hermafrodit yang memiliki siklus hidup yang kompleks. Mulai dari telur, mirasidium.
Serkaria. Redia, kemudian menjadi cacing dewasa muda dan akhirnya menjadi cacing
dewasa.berdasarkan tempat hidupnya pun jenis cacing ini lebih bervariasi. Ada trematoda
yang hidup di hati, Paru, usus bahkan dalam darah. Proses penyebarannya pun sangatlah
mudah dan sangat sederhana.

3.2 Saran
Cacing parasit bisa menyebabkan infeksi atau penyakit yang sangat merugikan. Infeksi
terjadi ketika parasit massuk kedalam tubuh melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Maka dari itu, sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan
organisme cacing parasit yang bersangkutan selengkapnya. Serta dalam penulisan makalah
ini masih banyak kesalahan jadi mohon untuk kritik dan sarannya agar saya dapat
memperbaikinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Cestoda

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nematoda

https://www.dosenpendidikan.co.id/klasifikasi-nematoda/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Trematoda

https://medlab.id/trematoda/

http://nandahandayanie.blogspot.com/2014/05/makalah-trematoda.html?m=1

https://www.alodokter.com/infeksi-parasit

http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/01/pengertian-umum-nematoda-ciri-klasifikasi-
reproduksi.html?m=1#:~:text=Pengertian%20Umum%20Nematoda%20Serta%20Ciri
%2DCiri%2C%20Klasifikasi%20dan%20Reproduksi%20Nematoda,-Penulis
%20dwi&text=Secara%20Umum%20Pengertian%20Nematoda%20adalah,dan%20ode
%20yang%20berarti%20seperti.

https://id.scribd.com/document/343083265/MAKALAH-CESTODA-LENGKAP

Anda mungkin juga menyukai