Modul Praktikum II (Dua)
Modul Praktikum II (Dua)
MODUL PRAKTIKUM
KETERAMPILAN
LABORATORIUM TERPADU II
DISUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
( TEM KMB)
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul I
Lembar Pengesahan II
Kata Pengantar III
Daftar Isi IV
Bab I Pendahuluan V
Kompetensi Dasar VI
Form Penilaian
1. Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan 9
2. Pengisapan Lendir Trakeostomi 11
3. Melakukan Inhalasi Nebulezer 14
4. Perawatan WSD 16
5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan 19
6. Perawatan Balutan Trakeostomi 22
7. Perekaman EKG 25
8. Asisten Pemantauan CVC dan Pemantauan CVP 28
9. Pengambilan Bahan Pemeriksaan Sensitifitas
Kateter CVP 32
10. Anamese Riwayat Asma 34
11. Anamese Riwayat DM 36
12. Pemeriksaan Jantung 38
13. Perawatan Colostomi 40
14. Pengangkatan Tampon
Pos OP Hemoroidektomi 43
15. Perawatan Luka Operasi 46
16. Perawatan Pos Operasi Katarak 48
17. Perawatan Luka Bakar 50
18. Perawatan Ulkus DM 53
19. Irigasi Mata 55
4
BAB I
PENDAHULUAN
B. Standar Kompetensi :
Mahasiswa memiliki perilaku yang mampu
mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip-prinsip pemenuhan
kebutuhan personal hygiene, psikososial, sexual dan spiritual.meliputi
kebutuhan bio, psiko, sosio spiritual dalam proses keperawatan
sebagai metoda pemecahan masalah dalam keperawatan.
BAB II
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
10
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
11
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca bacaan tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi supinasi
4. Isi kom dengan normal salin
5. Gunakan masker
6. Hidupkan mesin suction (tekanan maks 120
mmHg)
7. Aliran oksigen yang tinggi sampai 5 liter
8. Kenakan sarung tangan pd tangan dominan
9. Ambil kateter pengisap dg tangan yg
mengenakan sarung tangan dan hubungkan
ke pengisap
10.Masukkan selang kateter sejauh mungkin
tanpa memberikan isapan, utk menstimulasi
reflek batuk
11.Beri isapan sambil menarik kateter, memutar
kateter dengan perlahan 360 derajat (10-15
detik krn pasien dapat hipoksia)
12.Reoksigenasikan dan inflasikan paru pasien
selama beberapa kali nafas
13.Masukkan 3-5 ml normal salin ke jalan nafas
hanya jika refleks batuk tertekan
14.Bilas kateter dg normal salin antara tindakan
pengisapan
15.Ulangi 4 langkah sebelumnya sampai jalan
nafas bersih
16.Hisap kavitas orofaring setelah
menyelesaikan pengisapan trakeal
17.Bilas selang pengisap
18.Melepas sarung tangan
19.Buang kateter, sarung tangan ke dalam
13
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tasmiyah dan merapikan klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Berpamitan
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
14
PENGERTIAN
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat
menggunakan nebulator
1. Mengencerkan sekret agar mudah
TUJUAN dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
KEBIJAKAN 1. Pasien dengan masalah system pernapasan
2. Pasien dengan asma
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator (ventolin dan flexotide)
3. Masker
4. Bak instrument 1
5. Bengkok 1 buah
6. Tissue
7. Spuit 5 cc
8. Aquades
9. Tissue
PROSEDUR A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
15
PERAWATAN WSD
Nomer dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
PERALATAN
Set Steril
1. Kasa secukupnya
2. Bak intrumen 1
3. Lidi kapas secukupnya
4. Kasa secukupnya
5. Klem arteri lurus 1
6. Pinset anatomis 2
7. Pinset cirurgis 1
8. Kom kecil 3
9. Sarung tangan steril
Set ON Steril
1. Bengkok 2
2. Masker
17
3. Betadin
4. Alcohol
5. Na Cl
6. Plaster
7. Gunting plester
8. Perlak pengalas
PROSEDUR A. Fase Pra Interaksi
1. Melakukan verivikasi data
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat
B. Fase Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C. Fase Kerja
1. Membaca bacaan tasmiah
2. Menjaga privasi klien
3. Memakai masker
4. Mengatur posisi semifowler
C. Fase Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Observasi ruang waterseal jika terdapat
gelembung
4. Bila drainase lambat/ berhenti, kolaborasikan
dg dokter
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
7. Berpamitan
8. Mencatat dalam dokumentasi keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT 2. DIII Keperawatan
19
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM
PENCERNAAN
Nomer dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/00
PENGERTIAN Pemeriksaan
2 daerah abdomen dengan pasien untuk
mendapatkan data pengkajian
TUJUAN Mendapatkan data pengkajian
KEBIJAKAN Pasien dengan gangguan system pencernaan
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Stetoskop
2. Metline
3. Alat tulis
PROSEDUR A. Fase Pra Interaksi
1. Melakukan verivikasi data
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat
B. Fase Orientasi
1. Memberi salam/menyapa klien
2. Menjelaskan tujuan tindakan dan menjelaskan
langkah prosedur
3. Menanyakan kesiapan kllien
B. Fase Kerja
1. Membaca bacaan tasmiah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi supinasi
4. Membebaskan daerah abdoment
5. Melakukan inspeksi bentuk abdomen, kulit
dinding perut, dan gerakan dinding perut saat
bernafas
6. Melakukan auskultasi 4 kuadran
7. Melakukan palpasi dengan mengalihkan
perhatian pasien
8. Mengkaji Nyeri tekan dan nyeri pantulan
dengan melakukan palpasi secara perlahan-
lahan dan dengan lemah-lembut ditekankan
20
C. Fase Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Merapikan alat
4. Mencuci tangan
5. Berpamitan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
2. DIII Keperawatan
KMB/00/002/002
B. Fase Orientasi
1. Memberi salam/menyapa klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan dan
menjelaskan langkah prosedur
4. Menanyakan kesiapan kllien
C. Fase Kerja
1. Membaca bacaan tasmiah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi supinasi
4. Membuka pakaian sesuai dengan kebutuhan
5. Inspeksi balutan trakeostomi terhadap
kelembaban atau drainase
6. Memasang perlak dan pengalasnya di bagian
bawah leher.
7. Buka tali twill pada canul trakeostomi
8. Mendekatkan bengkok
9. Memakai sarung tangan
10.Membuka Balutan yang basah dan dibuang
11.Membersihkan daerah sekitar luka dengan
menggunakan kassa dan NaCl 0,9%
12.Keringkan daerah sekitar luka dengan kassa
lembab
13.Gunakan balutan trakeostomi steril, dan
paskan dengan baik di bawah tali twill dan
flange selang trakeostomi sehingga insisi
tertutup.
14.letakkan tali twill dalam posisinya untuk
mengamankan selang trakeostomi.
15.Masukkan ujung tali melalui lubang ujung
kanula terluar. Lingkarkan tali tersebut
sekeliling leher klien dan ikatkan tali tersebut
melalui lubang yang berlawanan dari kanula
terluar
16.Kumpulkan kedua ujungnya sehingga
keduanya bertemu pada satu sisi leher
24
C. Fase Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Merapikan alat
4. Mencuci tangan
5. Berpamitan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
PEREKAMAN EKG
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
BSN/00/002/012
25
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada klien / keluarga
3 Menanyakan kesiapan kepada klien / keluarga
sebelum tindakan dilakukan
C Tahap Kerja
1 Membaca tasmiyah
2 Dan mengatur posisi pasien
3 Menempatkan diri di sebelah kanan pasien,
26
bila mungkin
4 Instruksikan pasien tidur relax (tangan,
tungkai tidak bersentuhan).
5 Instruksikan pasien tidak menyentuh tepi
tempat tidur.
6 Pasang plat dan electrode pada dada pasien
dengan ketentuan:
Kabel merah (R) : pasang di tangan
kanan (RA).
Kabel kuning (K) : pasang di tangan
kiri (LA).
Kabel hijau (F) : pasang di tungkai kiri
(RL).
Kabel dapat dipasang lain bila ada
petunjuk khusus dari alat EKG yang
dipakai.
Kabel hitam (G): pasang di tungkai kanan
(grounding).
V1 : ruang interkostal
IV garis sternal kanan.
V2 : ruang interkostal
IV garis sternal kiri.
V3 : di tengah antara
V2 dan V4.
V4 : ruang interkostal
V garis mid clavicula.
V5 : setinggi V4 garis
aksila depan kiri.
V6 : setinggi V4 garis
aksila tengah kiri.
V7 : setinggi V4 garis
aksila belakang kiri.
V8 : setinggi V4 garis
spacula kiri.
V9 : setinggi V4 garis
columna vertebrae kiri.
27
D Tahap terminasi
1 Merapikan pasien dan lakukan evaluasi pasien
2 Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
3 Membereskan dan merapikan alat
4 Mencuci tangan
5 Dokumentasikan tiap langkah kegiatan dalam
catatan keperawatan
UNIT TERKAIT
1. DIII Keperawatan
2. S1 Keperawatan
28
PENGERTIAN
Suatu tindakan pemasangan kateter vena sentral dan
pengukuran tekanan darah di atrium kanan atau
vena kava dengan menggunakan kateter vena.
Tekanan vena sentral diukur dalam cm H2O dengan
menggunakan manometer air atau dalam mmHg
dengan memakai tranduser tekanan.
TUJUAN Untuk mengetahui secara tidak langsung keadaan :
1. Hypovolemik.
2. Hypervolemik.
3. Gagal jantung.
4. Tamponade jantung.
KEBIJAKAN Pasien dengan masalah keseimbangan tekanan pada
jantung
PETUGAS Perawat
PERALATAN Alat pemasangan
1. Kateter ukuran sesuai daerah pemasangan.
2. Cairan NaCl 0,9 %.
3. Infus set.
4. Xylocain 2 %.
5. Spuit 2,5 cc; 20 cc.
6. Cairan antiseptik.
7. Kapas alkohol.
8. Kassa steril.
9. Duk steril.
10. Gunting.
11. Standard cairan.
12. CVP manometer.
29
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada klien / keluarga
3 Menanyakan kesiapan kepada klien / keluarga
sebelum tindakan dilakukan
C Tahap Kerja
Pemasangan CVC
1 Membaca tasmiyah dan mengatur posisi
pasien
Pemantauan CVP
1 Posisi pasien telentang, tentukan titik nol
dengan membuat garis setinggi atrium kanan
yaitu garis mid axillaris daerah intercosta ke –
5 atau kurang lebih 5 cm di bawah sternum,
kemudian samakan garis atrium kanan dengan
titik nol pada manometer dengan water ring.
2 Isi manometer dengan cairan NaCl 0,9 %
sambil membuka three way stopcock ke
pasien dibuka.
3 Nilai CVP diambil pada keadaan cairan dalam
manometer stabil, sambil memperhatikan
fluktuasi cairan manometer.
4 Undulasi fluktuasi cairan dalam manometer
dipengaruhi irama pernapasan.
5 Perubahan nilai CVP harus diinterpretasikan
sesuai dengan gambaran klinis pasien.
6 Kalibrasi setiap 4 jam atau setiap perubahan
posisi pasien.
D Tahap terminasi
1 Merapikan pasien dan lakukan evaluasi pasien
2 Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
3 Membereskan dan merapikan alat
4 Mencuci tangan
5 Dokumentasikan tiap langkah kegiatan dalam
31
catatan keperawatan
UNIT
1. D3 KEPERAWATAN
TERKAIT 2. S1 KEPERAWATAN
32
PENGERTIAN
Suatu cara pengambilan ujung kateter vena
sentral, guna pemeriksaan biakan kuman dan uji
sensitivitas antibiotik dari bahan tersebut.
TUJUAN Diagnostik : Mencari data pengkajian guna
menegakkan diagnosa medis dan keperawatan.
Terapi : Mengevaluasi efisiensi tindakan atau
terapi kedokteran / keperawatan
KEBIJAKAN Pasien dengan masalah keseimbangan tekanan
pada jantung
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1.Sarung tangan steril.
2.Alkohol 70 %.
3.Spuit steril 10 cc.
4.Forceps steril.
5.Gunting steril.
PROSEDUR A Tahap Pra interaksi
1 Melakukan verifikasi sebelumnya bila ada
2 Mencuci tangan
3 Membawa alat ke dekat pasien dengan benar
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada klien / keluarga
3 Menanyakan kesiapan kepada klien / keluarga
33
C Tahap Kerja
1 Membaca tasmiyah
2 mengatur posisi pasien
3 Menempatkan diri di sebelah kanan pasien,
bila mungkin
4 Bersihkan kulit disekitar tusukan dan daerah
tusukan dengan alkohol 70 %, tidak dengan
betadine.
5 Tarik kateter dengan forceps steril, hindari
ujung kateter mengenai kulit.
6 Kateter bagian distal (ujung) dipotong
sepanjang 5 cm dengan gunting steril dan
dimasukkan ke dalam spuit dan dikirim ke
mikrobiologi.
D Tahap terminasi
1 Merapikan pasien dan lakukan evaluasi pasien
2 Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
3 Membereskan dan merapikan alat
4 Mencuci tangan
5 Dokumentasikan tiap langkah kegiatan dalam
catatan keperawatan
UNIT TERKAIT
1. DIII Keperawatan
2. S1 Keperawatan
34
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan
saat ini
4. Menanyakan sejak kapan ada keluhan sesak
nafas
5. Menanyakan kondisi yang memperberat
35
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Menyampaikan hasil anamnesa
3. Melakukan evaluasi tindakan
4. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
36
ANAMNESA RIWAYAT DM
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca bacaan tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Menanyakan keluhan yang dirasakan klien
saat ini
4. Menanyakan apakah peningkatan nafsu
makan yang berlebihan
5. Menanyakan apakah ada peningkatan minum
yang berlebihan
37
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Menyampaikan hasil anamnesa
3. Melakukan evaluasi tindakan
4. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
5. Merapikan alat
6. Mencuci tangan
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
38
PEMERIKSAAN JANTUNG
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca bacaan tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi pasien supinasi
4. Membebaskan daerah dada
39
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
40
PERAWATAN COLOSTOMY
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
BSN/00/002/012
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca bacaan tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Menjaga privasi klien
4. Mengatur posisi supinasi
5. Membuka pakaian sesuai dengan kebutuhan
6. Memasang perlak dan pengalasnya di bagian
bawah anus buatan.
7. Mendekatkan bengkok dan kantong plastik
8. menyiapkan colostomy bag dengan lubang
sesuai dengan ukuran stoma colostomy
9. Memakai sarung tangan
10.Membuka plester pada coloscomy bag (kalau
perlu pakai wash bensin atau alkohol)
11.Melepaskan colostomy bag lama dan
masukkan ke dalam kantong plastik.
12.Membuka barier dari kassa dengan
menggunakan pinset, masukkan ke bengkok
13.Mengobservasi keadaan stoma dan feses
yang keluar
14.Menutup lubang colostomy dengan kassa
kering
42
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
2. DIII Keperawatan
43
3. Mendekatkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca bacaan tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Membuka pakaian bawah klien sesuai
kebutuhan
4. Menyiapkan klien dengan posisi miring dan 1
kaki ditekuk agar anus terlihat jelas
5. Memasang perlak dan pengalas di bawah
bokong
6. Mendekatkan bengkok
7. Memakai sarung tangan
8. Melepaskan plester dengan alcohol/wash
bensin
9. Membuka balutan luar dengan menggunakan
pinset
10.Menarik tampon dengan hati-hati dan
anjurkan klien untuk menarik nafas dalam
11.Melepas tampon sampai habis
12.Melakukan rendam bokong dengan larutan
PK
13.Membersihkan daerah anus dengan kassa dan
NaCl 0.9%
14.Mengeringkan dengan kassa kering
15.Mengoleskan salep antibiotik pada daerah
sekitar anus
16.Merapikan baju klien
17.Melepas perlak dan pengalas
45
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
2. DIII Keperawatan
46
B. Tahap Orientasi
47
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi klien hingga luka terlihat
jelas
4. Memasang perlak
5. Membuka peralatan
6. Mendekatkan bengkok
7. Memakai sarung tangan
8. Membasahi plester dengan alkohol/bensin
9. Membuka balutan luar
10.Membersihkan sekitar luka dan sisa plester
11.Membuka balutan dalam
12.Menekan sekitar luka untuk mengetahui ada
tidaknya pus
13.Membersihkan luka dengan cairan NaCl
14.Mengeringkan dengan kassa
15.Melakukan oles desinfekstan pada luka
16.Menutup luka dengan balutan
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
2. DIII Keperawatan
48
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
49
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Menganjurkan tidak menggerakkan kepala
dengan tiba-tiba
4. Menganjurkan tidak membungkuk
5. Membersihkan sekitar mata dengan bola
kapas yang dibasahi NaCl atau air matang
6. Membersihkan kelopak mata dengan lembut
dari sudut dalam keluar
7. Meneteskan obat mata : duduk kepala
condong ke belakang dengan lembut tarik
kelopak mata bawah, teteskan sesuai program
8. Mengenakan perisai pelindung mata logam
bila malam dan kacamata bila siang hari
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
2. DIII Keperawatan
50
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi pasien
4. Memakai sarung tangan
5. Mengkaji kegawatan luka bakar (pengkajian
ABCD)
6. Mengkaji derajat dan luas luka bakar
7. Lakukan resusitasi cairan apabila luka bakar
>30%
8. Memasang infuse
9. Lakukan resusitasi cairan
Rumus BAXTER
1. DG FORMULA = 4 CC RL X BB X % LUKA
2. 8 JAM I = ½
3. 8 JAM II = ¼
4. 8 JAM III = ¼
10. Observasi pasien
11. Lakukan perawatan luka bakar
12. Memasang perlak dan pengalas
13. Membuka alat steril dan menjaga agar tidak
terkontaminasi
52
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
53
PERAWATAN ULKUS DM
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
54
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi klien hingga luka terlihat
jelas
4. Memasang perlak
5. Mendekatkan bengkok
6. Memakai sarung tangan
7. Membasahi plester dengan alkohol/bensin
8. Membuka balutan luar
9. Membersihkan sekitar luka dan sisa plester
10. Membuka balutan dalam
11. Menekan sekitar luka untuk mengeluarkan
pus
12. Melakukan debridemen
13. Membersihkan luka dengan cairan NaCl
14. Mengeringkan dengan kassa
15. Melakukan kompres desinfekstan
16. Menutup luka dengan balutan
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
IRIGASI MATA
55
PEMERIKSAAN JVP
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
57
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi pasien semi fowler /
berbaring dengan kepala dinaikan 30° - 45°
10
4. Membebaskan daerah leher dari pakaian
5. Menentukan meniskus vena jugular
6. Mengukur tinggi meniskus vena jugularis
yang terlihat dengan menggunakan 2 (dua)
penggaris :
a. Penggaris pertama diletakkan tegak
lurus dinding dadanpada setinggi sudut
sternal (SIC-II)
58
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
PETUGAS Perawat
PERALATAN Set tes rinne
PROSEDUR A. Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi data
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi klien (duduk) dengan kepala
tegak
4. Memegang gagang garputala dengan longgar
5. Menggetarkan garputala dengan cara
memukulkan ujungnya ke telapak tangan
pemeriksa, atau menekan kedua ujungnya
6. Meletakkan garpu tala pada tulang mastoid
kiri pasien
7. Memindahkan garputala ke depan liang
telinga (posisi garputala sejajar badan klien)
8. Menanyakan apakah masih mendengarkan
getaran bunyi
9. Menyimpulkan dan mencatat hasil
pemeriksaan
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
60
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
PENGERTIAN
TUJUAN 1. Megeluarkan sputum
2. Memperlancar pernapasan
KEBIJAKAN Pasien dengan masalah sumbatan jalan napas
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Gelas
2. Air hangat
3. Seputum pot
4. Perlak pengalas
61
5. Bengkok 1
6. Tisue
PROSEDUR A. Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi data
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Menanyakan klien apakah sudah tahu cara
melakukan batuk efektif
4. Menjelaskan prosedur batuk efektif dan
membimbing pasien
5. Mengatur posisi klien duduk
6. Meminta klien meletakkan 1 tangan di dada
dan 1 tangan di abdoment
7. Melatih klien melakukan nafas perut
(menarik nafas dalam melalui hidung selama
3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
8. Meminta klien merasakan mengembangnya
abdomen (cegah lengkung pada punggung)
9. Meminta klien menahan nafas hingga 3
hitungan
10. Meminta klien menghembuskan nafas
perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut,
bibir seperti meniup)
11. Meminta klien merasakan mengempisnya
abdomen dan kontraksi dari otot abdomen
12. Memasang alas/perlak dan bengkok di
pangkuan klien
62
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Mengatur klien pada posisi terlentang atau
duduk dengan hiperekstensi leher
3. Mengggunakan Sarung tangan steril
4. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak
mata dari dalam keluar mata
5. Minta klien untuk melihat ke langit-langit.
6. Meneteskan obat tetes mata
- Dengan tangan dominan Anda di dahi
klien, pegang penetes mata yang terisi
obat ±1-2 cm (0,5-0,75 inci)diatas sakus
konjungtiva dan jari tangan nondominan
menarik kelopak mata ke bawah.
- Teteskan sejumlah obat yang diresepkan
kedalam sakus konjungtiva.
64
diobati.
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
PERAWATAN DEKUBITUS
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
PERALATAN 1. Baskom
2. Sabun
3. Air
4. Agens pembersih atau agens topikal yang
diiresepkan
5. Balutan yang dipesankan
6. Pelidung kulit/salep dekubal
7. Lidi kapas
8. Plester hipoalergik atau balutan adhesif
(hipafik).
9. Sarung tangan
10. Perlak pengalas
11. Alat pengukur luka(tidak harus)
PROSEDUR A. Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi data
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Memasang perlak pengalas
4. Memakai sarung tangan
5. Baringkan klien dengan nyaman dengan area
luka dikubitus dan kulit sekitar mudah di
lihat.
6. Kaji luka dekubitus dan kulit sekitar untuk
menentukan derajat luka.
- Perhatikan warna,kelembapan,
67
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
68
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
B. Tahap Orientasi
69
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Inspeksi warna dan pigmentasi kulit
.Bandingkan warna dari bagian simestris
tubuh .Beri perhatian lebih pada area seputar
amputasi ,traksi,pembelatan,atau balutan.
4. Perhatikan bila kulit pucat atau gelap lebih
dari biasanya .
5. Perhatikan bidang atau area kulit dimana
terjadi varisi warna.
6. Inspeksi warna bibir ,kuku ,telepak tangan
,dan konjungtiva.
7. Insoeksi sclera untuk adanya jaundis.
8. Menggunakan ujujng jari ,mempalpasi
permukaan kulit untuk merasakan
kelembapanya.
9. Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal atau
punggung tangan.Bandingkan bagian tubuh
yang simeteris. Bandingkan bagian tubuh
atas dan bagian tubuh bawah.
10.Tekan ringan kulit dengan ujung jari untuk
menentukan keadaan teksturnya.
11. Palpasi ringan kulit untuk memeriksa
kelembutan ,ketegangan ,dan kedalaman
lesi permukaan . Palpasi lebih dalam pada
area yang tampak tidak biasa.
12. Kaji turrgor dengan mencubit kulit pada
punggung tangan atau lengan bawah dan
lepaskan .Perhatikan seberapa mudah kulit
70
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
71
PEMERIKSAAN TELINGA
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
Inspeksi dan palpasi telinga luar
3. Bantu klien dalam posisi duduk,jika
memungkinkan
4. Posisi pemeriksa menghadap kesisi telinga
yang yang di kaji
5. Atur pencahayaan dengan menggunakan
auroskop ,lampu kepala,atau sumber cahaya
lain sihingga tangan pemeriksa bebas
bekerja.
6. Inspeksi telinga luar terhadap posisi,warna
,ukuran, bentuk,hygiene(adanya)lesi /masa
,dan kesimetrisan .Bandingkan dengan hasil
normal.
7. Lakukan palpaasi dengan memegang telinga
dengan menggunakan jari telunjuk dan
jempol.
8. Palpasi kartilago telinga luar
secarasistematiss,yaitu dari jaringan lunak
kejaringan kerras dan cacat jika ada nyeri.
9. Lakukan penekanan pada area teragus
kedalam dan tulangtelinga dibawah daun
telinga.
10. Bandingkan teinga kiri dan telinga
kanan.
11. Inspeksi lubang pendengaran eksternal
dengan cara berikut
73
PEMERIKSAAN PENDENGARAN
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
75
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
Menggunakan bisikan
3. Atur posisi klien membelakangi pemeriksa
pada jarak 4-6 m.
4. Intruksikan klien untuk menutup salah satu
telinga yang tidak di periksa.
5. Bisikan suatu bilangan ,misal’’tujuh enam’’.
6. Mminta klien untuk mengulangi bilangan
yang di dengar .
7. Periksa telinga lainnya dengan cara yang
sama.
8. Bandingkan kemampuan mendengar telinga
kana dan kiri klien.
9. Menggunakan arloji
10. Ciptakan suasana ruangan yang
tennang.
11. Pegang arloji dan dekatkan ke telinga
klien.
12. Minta klien untuk member tahu
pemeriksa jika ia mendengar detak arloji.
13. Pindahkan posisi arloji perlahan –lahan
menjauhi telingadan minta klien untuk
member tahu pemeriksa jika ia tidak
mendengar detak arloji .Normalnya ,klien
masih mendengar sampai jarak 30 cm dari
telinga.
Menggunakan garpu tala
Pemeriksaan Rinie
14. Pegang garpu tala pada tangkainya dan
pukulkan ke telapak atau buku jari tangan
yang berlawanan .
15. Letakan tangkai garpu tala pada prosesus
mastoideus klien .
16. Anjurkan klien untuk member tahu
pemeriksa jika ia tidak merasakan getaran
76
lagi.
17. Angkat garpu tala dan dengan cepat
tempatkan didepan lubang telinga klien1-2
cm dengan posisi garpu tala parallel
terhadap lubang telinga luar klien.
18. Intruksikan klien untuk member tahu
apakah ia masih mendengar suara attau
tidak .
19. Catat hasil pemeriksaan pendengaran
tersebut.
Pemeriksaan Weber
20. Pegang garpu tala pada tangkaian ya dan
pukulkan ketelapak atau buku jari tanga
yang berlawanan.
21. Letakan tangkai garpu tala di tengah
puncak kepala klien.
22. Tanyakan pada klien apakah bunyi
terdengar sama jelas pada kedua telinga
attau lebih jelas pada salah satu telinga.
23. Catat hasil pemeriksaan pendengaran
tersebut.
Pemeriksaan schwabach
24. Garpu tala frekwensi 512 Hz dibunyikan
kemudian tangkainya diletakkan tegak
lurus pada mastoid pemeriksa, bila
pemeriksa sudah tidak mendengar,
secepatnya garpu tala dipindahkan ke
mastoid penderita. Bila penderita masih
mendengar maka Schwabach memanjang,
tetapi bila penderita tidak mendengar,
terdapat 2 kemungkinan yaitu Schwabach
memendek atau normal
25. Untuk membedakan kedua kemungkinan
ini maka tes dibalik, yaitu tes pada
penderita dulu baru ke pemeriksa.
26. Garpu tala 512 Hz dibunyikan kemudian
diletakkan tegak lurus pada mastoid
77
PEMERIKSAAN VISUS
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
79
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
Pemeriksaan Medan penglihatan
3. Pemeriksa berdiri di depan klien kira-kira 60
cm
4. Tutup mata yang tidak diperiksa (pemeriksa
maupun klien)
5. Instruksikan klien untuk melihat lurus
kedepan dan memfokuskan pada satu titik
pandang.
6. Gerakan jari pada jarak yang sebanding
dengan panjang lengan di luar lapang
penglihatan .
7. Minta klien untuk member tahu pemeriksa
jika ia melihat jari pemeriksa.
8. Perlahan tarik jari periksa mendekat .Jaga jari
agar selalu tetap di tengah antara pemeriksa
dank lien.
9. Kaji mata sebelahnya.
Ketajaman penglihatan
Pengkajian tahap I
10.Pastikan cahaya ruangan cukup terang.
11.Minta ijin untuk membaca surat
kabar/majalah/buku.
12.Meminta klien untuk membaca dengan keras
untuk memastikan klien tidak buta huruf.
13.Anjurkan klien yang memakai kacamata
untuk memakai kaca mata pada tahap iini.
14.Perhattikan jarak naskah yang di pegang
klien dengan matanya.
15.Jika klien mengalami kesulitan membaca
,lanjutkan pemeriksaan ke tahapII
Tahap II
16.Siapkan kartu snellen/kartu E untuk klien
dewasa atau kartu gambar untuk anak-anak.
17.Atur teempat duduk klien dengan jarak 5-6 m
80
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
81
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Siapkan kartu inchihara
4. Pastikan ruangan cukup terang
5. Instrusikan klien untuk menyebutkan gambar
atau angka yang ada pada kartu tersebut.
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
82
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
POSTURAL DRAINAGE
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
83
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Atur Posisi:
Semi fowler bersandar ke kanan, ke kiri
lalu ke depan apabila daerah yang akan di
84
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
PENGUKURAN CVP
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 00 1 dari 2
KMB/00/002/012
5. Set infuse
PROSEDUR A. Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verifikasi data
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Cara Merangkai
– Menghubungkan set infus dg cairan
NaCl 0,9%
– Mengeluarkan udara dari selang infuse
– Menghubungkan skala pengukuran
dengan threeway stopcock
– Menghubungkan three way stopcock
dengan selang infuse
– Menghubungkan manometer line
dengan three way stopcock
– Mengeluarkan udara dari manometer
line
– Mengisi cairan ke skala pengukur
sampai 25 cmH2O
– Menghubungkan manometer line
dengan kateter yang sudah terpasang
4. Cara Pengukuran
– Memberikan penjelasan kepada pasien
– Megatur posisi pasien
– Lavelling, adalah mensejajarkan letak
91
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
93
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
94
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
Pemeriksaan Ginjal
Inspeksi
3. Pasien tidur terlentang, pemeriksa didebelah
pasien
4. Kaji daerah abdomen pada garis mid klavikula
kiri dan kanana atau costavetebral angel
(CVA) atau lower edge of rib cage.
- Normal keadaan abdomen simetris, tidak
tampak masa dan tidak ada pulsasi
5. Perhatikan simetris atau tidak apakah tampak
ada masa dan pulsasi
- Kalo ada kemungkinan ada hidroneprosis
Auskultasi
6. Letakan stetoskop pada daerah epigastrik pada
untuk mendengarkan bunyi bruit aorta (normal
tidak terdengar kalo terdengar kemungkinan
terjadi stenosis arteri renal)
7. Letakan stetoskop pada daerah kuadran kanan
dan kiri atas untuk mendengarkan bunyi arteri
renalis apbila terdengar desiran jangan
lakukan palpasi kemungkinan terjadi
aneurisma.
Perkusi
8. Posisikan pasien duduk kemudian letakan
tangan kiri di atas CVA kemudian lakukan
perkusi dengan menggunakan kepalan diatas
tangan kiri (perhatikan adanya nyeri) apabila
nyeri kemungkinan terjadi inflamasi akut.
95
Palpasi
9. Letakan tangan kiri dibawah pinggang
didaerah CVA kiri, kemudian letakan kanan
pada daerah bawah lengkung iga mid
klavikula (lakukan pada daerah kanan)
intruksikan pasien untk napas dalam dan
keluarkan secara lengkap, apabila terasa nyeri
kemungkinan ada peradangan, apabila ginjal
teraba kenyal atau mendasar kemungkinan
terjadi hidroneprosis.
Pemeriksaan Kandung Kemih
Inspeksi
10. Perhatikan pada daerah abdomen perhatikan
kandung kemih (normal kandung kemih
teletak pada daerah sipisis pubis, abnormal
tampak pada daerah supra pubis)
11. Amati daerah supra pubis adanya distensi
Perkusi
12. Perkusi dengan ketukan pada daerah supra
pubis, secara normal, kandung kemih tidak
dapat diperkusi, kecuali volume urin di atas
150 ml, (terasa nyeri apabila terjadi
distensi), Jika terjadi distensi, maka
kandung kemih dapat diperkusi sampai
setinggi umbilicus, Jika kandung kemih
penuh atau sedikitnya volume urin 500 ml,
bunyi perkusi adalah dullness (redup)
Palpasi
13. Palpasi kandung kemih pada daerah supra
pubis (normal tidak teraba, abnormal akan
teraba dan terasa nyeri)
Pemeriksaan uretra dan meatus uretra
14. Laki-laki posisi duduk atau berdiri, tekan
ujung gland penis dengan memakai sarung
tangan untuk membuka meatus urinary.
Pada wanita : posisi dorsal litotomi, buka
labia dengan memakai sarung tangan.
96
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
97
PEMERIKSAAN FISIK
SITEM MUSKULOSKELETAL
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 3
KMB/00/002/012
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
98
Pemeriksaan Otot
3. Lakukan pengkajian :
Bentuk, ukuran dan kesimetrisan otot
Adanya atropi, kontraksi dan tremor,
tonus dan spasme otot
Kekuatan otot
Penilaian :
TULANG
4. Lakukan pengkajian :
Adanya kelainan bentuk / deformitas
Masa abnormal : besar, konsistensi,
mobilitas
Tanda radang dan fraktur
Cara kerja :
Ispkesi tulang, catat adanya deformitas,
tanda radang, benjolan abnormal.
99
PERSENDIAN
5. Lakukan pengkajian :
Tanda-tanda radang sendi
Bunyi gerak sendi ( krepitasi )
Stiffnes dan pembatasan gerak sendi
( ROM )
Cara Kerja :
Ispeksi sendi terhadap tanda radang, dan
palpasi adanya nyeri tekan
Palpasi dan gerakan sendi, catat : krepitasi,
adanya kekakua sendi dan nyeri gerak
Tentukan ROM sendi : Rotasi, fleksi,
ekstensi, pronasi/supinasi, protaksi,
inverse/eversi,
PEMERIKSAAN KHUSUS
6. Angkat Tungkai Lurus
Angkat tungkai pasien, luruskan sampai
timbul nyeri, dorsofleksikan tungkai kaki
Abnormal : nyeri tajan ke arah belakang
tungkai ketegangan / kompresi syaraf
7. Uji CTS ( Carpal Tunnel Syndrome )
Uji PHALEN’S
Fleksikan pergelangan tangan ke dua
tangan dengan sudut maksimal, tahan
selama 60 detik.
Abnormal : Baal / kesemutan pada jari-
jari dan tangan.
Uji TINEL’S
Lakukan perkusi ringan di atas syaraf
median pergelangan tangan
Abnormal : ada kesemutan atau
kesetrum
8. Tanda BALON
100
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
101
Latihan I
3. Intruksikan kepada pasien untuk
berkonsentrasi kepada otot panggul
4. Minta pasien untuk menghentikan aliran
urine selama berkemih dan kemudian
memulainya kembali
5. Praktikan setiap kali berkemih
Latihan II
6. Minta klien mengambil posisi duduk atau
berdiri
7. Intrusikan klien untuk mengencangkan otot-
otot di sekitar anus
Latihan III
8. Meminta klien mengencangkan otot dibagian
posterior dan kemudian kontraksikan otot
anterior secara bertahan sampai hitungan ke
4
9. Meminta klien merelaksasikan otot-otot
secara keseluruhan
10.Ulangi latihan 4 kali per jam saat terbangun
dari tidur selama 3 bulan
Latihan IV
11.Apabila memungkinkan ajarkan klien
melakukan sit- ups yang dimodifikasi (lutut
ditekuk)
D. Tahap Terminasi
103
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tasmiyah dan merapikan klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Berpamitan
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
104
BLEDER TRAINING
Nomer dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1dari 2
KMB/00/002/002
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tasmiyah dan merapikan klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Berpamitan
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. SI Keperawatan
2. DIII Keperawatan
107
PEMERIKSAAN GCS
Nomer dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/002
neurologis :
Kejang
Tremor/gemetar
Twitching (grkn spasmodik yg berlngsng
singkat sprt otot lelah, nyeri setempat)
Korea (grkn involunter/tdk disadari, kasar,
tnp tujuan, cepat, tersentak-sentak, tdk
terkoordinasi)
Parese (kelumpuhan otot tdk
sempurna/kelemhn)
Paralisis (kelumpuhn yg sempurna)
diplegia (kelumpuhan pd dua anggota
gerak)
Paraplegia (keluphn pd anggota gerak
bwh)
Tetraplegia/parese (klmphn pd keempat
anggta gerak)
Hemiparese/plegi (klmphn pd sisi
tubuh/anggt gerak)
4. Pemeriksaan Reflek
Refleks Superfisial
cara : menggores kulit abdomen dg
empat goresan membentuk segi empat di
bwh Xifoid (di atas simpisis)
Refleks Tendon
mengetuk dg meggunakan hummer pd
tendon biseps, triseps, patela dan achiles
hasil : biseps (terjadi fleksi sendi siku),
triseps (terjadi ekstensi pd siku), patella
(terjadi ekstensi sendi lutut)
hiperefleks upper motor neuron
hiporefleks lower motor neuron
Refleks Patologis
refleks babinsky dg cr menggores
permukaan plantar kaki dg alat yg sdkt
runcing
reaksi ekstensi ibu jari, maka hasilnya
111
positif
Skala untuk peringkat refleks yaitu :
0 = tidak ada respon
1= hypoactive / penurunan respon,
kelemahan ( + )
2 = normal ( ++ )
3 = lebih cepat dari rata-rata, tidak perlu
dianggap abnormal ( +++ )
4 = hyperaktif, dengan klonus ( ++++)
5. Pemeriksaan tanda meningel
Kaku kuduk
ps terlntng, leher ditekuk
normal : dagu nempel di dada dan tdk
ada tahanan
Brudzinsky I
ps trlntng, letakkn satu tangn di bawah
kepala, tngn lain diletakkn di dada untk
mncgh badan terangkt, kemudian kepala
difleksikan.
Brudzinsky II
ps trlntg, fleksikan scr pasif tungkai
atas pd panggul, ikuti fleksi tungkai
lainnya.
bila sendi lutut lainnya dlm keadaan
ekstensi, mk terdpt tanda miningeal.
Tanda Kerniq
pasien trlntng, fleksikan tungkai atas
agak lurus, kmdian luruskn tungkai bwh
pd sendi lutut.
normal : dpt mmbntk sudut 135 drjt
trhdp tungkai bawah
6. Pemeriksaan kekuatan otot
No Persentase Keterangan
1 0 (0%) Paralisis, tdk ada kntrksi otot sm
skl
2 1 (10%) Terlihat atau teraba getaran
kontraksi otot ttp tdk ada gerak sm
skl
112
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tasmiyah dan merapikan klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Berpamitan
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
2. DIII Keperawatan
113
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
114
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Saraf Olfaktorius. (N.I)
- Anjurkan klien menutup mata dan uji satu
persatu hidung klien kemudian anjurkan
klien untuk mengidentifikasi perbedaan
bau-bauan yang diberikan (seperti kopi
dan the).
- Kelainan pada nervus olfaktovius dapat
menyebabkan suatu keadaan berapa
gangguan penciuman sering dan disebut
anosmia, dan dapat bersifat unilatral
maupun bilateral. Pada anosmia unilateral
sering pasien tidak mengetahui adanya
gangguan penciuman.
4. Saraf Optikus (N.II)
- Gunakan snelen cart pada jarak 5-6 meter
dan pemeriksaan luas lapang pandang
dengan cara menjalankansebuah benda
dari samping ke depan (kanan kiri) dan
dari atas bawah.
- Kelainan pada nervus optikus dapat
menyebabkan gangguan penglihatan.
Gangguan penglihatan dapat dibagi
menjadi gangguan visus dan gangguan
lapangan pandang. Kerusakan atau
terputusnya jaras penglitan dapat
mengakibatkan gangguan penglihatan
kelainan dapat terjadi langsung pada
nevrus optikus itu sendiri atau sepanjang
jaras penglihatan yaitu kiasma optikum,
traktus optikus, radiatio optika, kortek
penglihatan. Bila terjadi kelainan berat
makan dapat berakhir dengan kebutaan.
5. Saraf Okulomotorius (N.III)
- Lakukan Tatap mata klien dan anjurkan
115
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
119
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tasmiyah dan merapikan klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Berpamitan
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
2. DIII Keperawatan
123
INJEKSI INSULIN
Nomer dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi pasien
4. Menempatkan diri di sebelah kanan pasien,
bila mungkin
5. Memakai handscoen bersih.
6. Megambil vial insulin dan aspirasi sebanyak
dosis yang diperlukan untuk klien
(berdasarkan daftar obat klien/instruksi
medik).
7. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah
dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan,
inflamasi, atau edema.
8. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan
insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya.
9. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan
kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari
bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
10. Mencubit kulit tempat area penyuntikan
pada klien yang kurus dan regangkan kulit
pada klien yang gemuk dengan tangan
yang tidak dominan.
11. Menyuntikkan insulin secara subcutan
dengan tangan yang domin secara lembut
dan perlahan.
12. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh
di massage, hanya dilalukan penekanan
pada area penyuntikan dengan
menggunakan kapas alkohol.
13. Membuang spuit ke tempat yang telah
ditentukan dalam keadaan jarum yang
sudah tertutup dengan tutupnya.
125
5. Mengurangi deformitas
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi pasien
4. Menempatkan diri di sebelah kanan pasien,
bila mungkin
Pemasangan
5. Imobilisasikan dan posisikan sesuai anatomis
daerah fraktur
6. Ukur traksi pada pasien
7. Pasang traksi pada daerah yang mengalami
fraktur
8. Pasang elastic verban dengan menarik traksi
9. Gantung beban sesuai intruksi/ fiksasi
dengan bed
Pengkajian
10. Status neurology
11. Kulit (decubitus, kerusakan jaringan kulit)
12. Fungsi respirasi (frekuensi,
regular/irregular)
13. Fungsi gastrointestinal (konstipasi,
dullness)
14. Fungsi perkemihan (retensi urine, isk)
15. Fungsi cardiovaskuler (HR, TD, perfusi ke
daerah traksi, akral dingin)
16. Status nutrisi (anoreksia)
17. Nyeri
Perawatan
18. Berikan tindakan kenyamanan ( contoh:
sering ubah posisi, pijatan punggung ) dan
aktivitas terapeutik
19. Berikan obat sesuai indikasi contoh
analgesik relaksan otot.
128
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tasmiyah dan merapikan klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Berpamitan
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
2. DIII Keperawatan
129
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
131
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
2. DIII Keperawatan
133
Menggunakan gown
3. Kenakan gown pastikan gown menutupi
semua bagian luar pakaian. Tarik lengan baju
kebawah ke pergelangan tangan, ikatkan
dengan rapat pada leher dan pinggang.
4. Pakai sarung tangan steril sekali pakai. Jika
dipakai dengan gown tarik manset ke atas
tepi lengan gown.
Mengunakan masker
5. Temukan tepi atas masker (masker biasanya
mempunyai strip logam tipis ditepinya).
Masker yang dianjurkan adalah masker yang
mempunyai pita kepala plastic.
6. Pegang masker pada kedua tali atau pita
bagian atasnya. Ikatkan kedua tali tersebut
diatas pada puncak belakan kepala anda
dengan tali diatas telinga.
7. Ikat kedua tali bawah dengan kuat sekitar
leher anda dengan masker tepat dibawah
dagu.
8. Dengan perlahan cubit pita logam atas sekitar
batang hidung anda.
Pelindung Mata
9. Gunakan pelindung mata
Goggles
- Pasangkan goggles pada mata dengan
baik, kencangkan sesuai kebutuhan
Cadar wajah
- Pasangkan cadar diatas puncak kepala.
Gerakan cadar ke wajah dan atur sesuai
kebutuhan untuk melindungi membrane
mukosa wajah
10. Setelah prosedur selesai letakan goggles
pelindung atau cadar disamping tempat
135
Melepas masker
11. Bila anda menggunakan sarung tangan
lepaskan dan cuci tangan anda
12. Lepaskan kedua ikatan dan lipat masker
menjadi masker menjadi setengahnya
dengan permukaan dalam saling
berhadapan
13. Buang masker dalam wadah yang telah
disediakan
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tahmid dan berpamitan pada klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT
2. DIII Keperawatan
136
FISIOTERAPI DADA
NO dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1 dari 2
KMB/00/002/012
kelainan lain.
- Rangsangan cahaya diberikan 2-5 detik.
b. Kornea
- Bentuk ujung kapas dengan pinset steril
agar runcing dan halus
- Fiksasi mata pasien keatas agar bulu mata
tidak tersentuh saat kornea disentuh
- Fiksasi jari pemeriksa pada pipi pasien dan
ujung kapas yang halus dan runcing
disentuhkan dengan hati-hati pada kornea,
mulai pada mata yang tidak sakit.
c. Kelopak mata
- Pasien duduk didepan slit lamp
- Sebaiknya mata kanan pasien diperiksa
dengan tangan kanan pemeriksa.
- Ibu jari memegang margo, telunjuk
memegang kelopak bagian atas dan
- meraba tarsus, lalu balikkan
- Setelah pemeriksaan selesai kembalikan
posisi kelopak mata. Biasakan memeriksa
kedua mata.
4. Kulit
Lihat IK pemeriksaan fisik integument.
5. Telinga
Lihat IK pemeriksaan fisik telinga,
pemeriksaan pendengaran.
6. Lidah
- Meminta pasien dengan menjulurkan lidah
- Gunakan tounge spatel untuk membantu
membuka
- Observasi warna lidah, bentuk lidah, lesi
pada lidah.
7. Hidung
- Pasien dewasa duduk berhadapan dengan
pemeriksa lutut bersisian.
- Mulai pemeriksaan dari yang tidak sakit.
140
PENGKAJIAN UMUM
Nomer dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1dari 2
KMB/00/002/002
PEMASANGAN SPALK
Nomer dokumen Nomer revisi Halaman
IK-UPT-KES- 001 1dari 2
KMB/00/002/002
TUJUAN 1. Imobilisasi
2. Mengurangi nyeri
3. Membuat nyaman
KEBIJAKAN 1. Pasien baru
2. Pasien fraktur
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Sarung tangan
2. Spalk
3. Verban gulung
4. Elastis verban
PROSEDUR A. Tahap Pre Interaksi
1. Melakukan verivikasi data
2. Mencuci tangan
3. Mendekatkan alat di dekat pasien
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
3. Menayakan kesiapann klien sebelum
kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Membaca bacaan tasmiah
2. Mencuci tangan
3. Kaji tanda2 fraktur terbuka
4. Memposisikan secara anatomis daerah yang
fraktur
5. Memasang spalk pada daerah fraktur
minimal 2 sisi
6. Membalut spalk dengan verban/verban
elastic jangan terlalu kencang
7. Observasi sirkulasi perifer
8. Buka sarung tangan
D. Tahap Terminasi
147
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tasmiyah dan merapikan klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Berpamitan
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 3. SI Keperawatan
4. DIII Keperawatan
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjalaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/klien
149
C. Tahap Kerja
1. Membaca tasmiyah
2. Menjaga privasi klien
3. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat
terlihat jelas
4. Memasang pengalas dan Membuka peralatan
5. Memakai sarung tangan
6. Mengeklem selang drain apabila pada kasus
pemasangan WSD
7. Membasahi plester dengan alcohol/ wash
bensin dan buka dengan menggunakan pinset
8. Membuka balutan lapisan terluar
9. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
10. Membuka balutan lapisan dalam
11. Membuka jahitan
o Jangan terlalu pendek, dan pastikan
ada 2ujung pada kasus WSD.
o Mengikat 2 ujung benang dengan
rapat
12. Menarik selang drain dan langsung
membuangnya
13. Membersihkan luka dengan menggunakan
cairan NaCl
14. Mendesinfeksi luka dengan iodine
povidone
15. Jahitan dibuka pada hari ke 5-7.
16. Membilas dengan menggunakan cairan
NaCl
17. Kalo bersih gunakan sufratule pada jahitan
dan tutup dengan kasa steril.
18. Kalo kotor lakukan kompres betadin pada
luka/ memberi obat/ menutup dengan kassa
steril
19. Memasang plester pada seluruh tepi kassa
150
(4sisi)/hipafix
20. Membuka sarung tangan
D. Tahap Terminasi
1. Merapikan klien
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Membaca tasmiyah dan merapikan klien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Berpamitan
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
UNIT 1. SI Keperawatan
TERKAIT 2. DIII Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA