Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN FISIKA BATUAN

ACARA IV
SIFAT KEMAGNETAN BATUAN

MEGA EKA PUTRY ADNAN . L


G 811 19 065

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
NOVEMBER, 2020
ACARA #4

SIFAT KEMAGNETAN BATUAN

I. LATAR BELAKANG

Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi dengan menggunakan prinsip fisika.
Geofisika digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi yang
melibatkan pengukuran permukaan dari parameter fisika yang dimiliki oleh
batuan yang ada dibawah permukaan bumi. Metode fisika umumnya dibagi
menjadi metode aktif dan pasif. Metode aktif adalah suatu metode yang
dilakukan dengan membuat medan buatan kemudian mengukur resons yang
dilakukan oleh bumi. Sedangkan metode pasif adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Dalam hal
ini medan buatan adalah suatu getaran atau gelombang yang dapat menimbulkan
suatu respon seperti ledakan dinamit,pemberian arus listrik,dll.

Struktur bawah permukaan bumi atau struktur geologi suatu daerah dapat
diperkirakan menggunakan metode geofisika. Metode geofisika merupakan
metode untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi yang melibatkan
pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang
dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Metode geomagnet merupakan metode
geofisika yang bersifat pasif, karena pengukuran dilakukan dengan cara
memanfaatkan medan alami yang dihasilkan oleh bumi.

Eksplorasi anomali magnetik bumi berasal dari kandungan magnetik batuan


penyusunnya yang ada di bawah permukaan bumi. Kandungan magnetik
tersebut dapat berasal dari suseptibulitas magnetik atau magnetikremanent.
Adanya kandungan magnetik tersebut diakibatkan oleh perubahan struktur
geologi bawah permukaannya atau perbedaan kandungan magnetik batuan dekat
permukaan sehinggaan omalimagnetik bisa terlihat.

1|LaporanFisikaBatuan 2020
2|LaporanFisikaBatuan 2020
II. TUJUAN DAN MANFAAT

a. Tujun
Tujuan praktikum ini yaitu :
1. Menentukan nilai medan magnet di bawah permukaan tanah

b. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini yaitu :
1. Dapat menentukan nilai medan magnet di bawah permukaan tanah

3|LaporanFisikaBatuan 2020
III. TINJAUAN PUSTAKA
Batuan yang merupakan material pembentuk kerak bumi memiliki sifat- sifat
yang dapat diperikan dan digunakan untuk membedakan antara satu dengan
yang lainnya.Salah satu sifat batuan yang biasanya diperikan adalah sifat
kemagnetan batuan.
Sifat magnet pada batuan dipengaruhi oleh kandungan mineral pada
batuan tersebut.Sifat magnetik pada mineral ini dikaji secara mendalam dalam
bidang paleomagnetisme atau kemagnetan purba. Stabil tidaknya magnetisasi
pada suatu batuan sangat tergantung pada jenis mineral dan ukurannya. Sifat 
magnetik pada batuan ini juga berperan dalam metode geomagnetik untuk
eksplorasi.
Namun istilah mineral magnetik biasanya digunakan bagi mineral yang tergolong
feromagnetik dalam batuan dan tanah (soils), keluarga besi-titanium oksida,
sulfida-besi, dan hidroksida besi (Bijaksana, 2002).
Contoh mineral-mineral magnetik tersebut di antaranya adalah :
1. Darri keluarga besi-titanium oksida antara lain magnetite (Fe3O4 ) atau karat
(aFe2O3) dan maghemite (gFe2O3).
2. Dari keluarga sulfida-besi antara lain pyrite (FeS2) dan pyrrhotite (Fe7S8),
3. Golongan hidroksida besi antara lain goethite (aFeOOH).

a. Electrical Conductivity (EC)


EC meter digunakan untuk mengetahui kualitas larutan nutrisi yang
terdapat pada tanah. Semakin tinggi nilai EC suatu larutan haram akan
semakin besar arus listrik yang dapat dihantarkan. Ada pun nilai pH
mempengaruhi ketersediaan unsur hara. Salinitasa dalam tingkat
kepekatan suatu garam atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga
dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Salinitas merupakan
salah satu parameter dalam mengidentifikasi tingkat kesuburan suatu
tanah atau tanaman. Semakin tinggi nilai salinitas maka salah satu
akibatnya terjadi degrada silahan.

4|LaporanFisikaBatuan 2020
b. Sifat Magnet Batuan
Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam
medan magnet. Adanya perbedaan serta sifat khusus dari tiap jenis batuan
serta mineral memudahkan dalam pencarian bahan-bahan tersebut. Untuk
lebih memudahkan penafsiran umumnya dilakukan klasifikasi batuan atau
mineral berdasarkan sifat magnet yang ditunjukkan oleh kerentanan
magnetnya, yaitu diamagnet, paramagnet, dan feromagnet :
a) Diagmanet
Batuan diamagnet mempunyai kerentanan magnet (𝑘) negatif
dengan nilai yang sangat kecil, artinya bahwa orientasi elektron
orbital subtansi ini selalu berlawanan arah dengan medan magnet
luar. Contoh materialnya: grafit, gypsum, marmer, dan kuarsa.
b) Paramagnet
Batuan paramagnet mempunyai harga kerentanan magnet (𝑘)
positif dengan nilai kecil. Atom-atomnya tidak berinteraksi secara
magnet dan momen-momen magnet atomnya tidak memiliki
pilihan arah. Nilai magnetisasi bahan akan meningkat apabila
bahan dimasukkan ke dalam medan magnet luar. Contoh
materialnya: kapur dan gamping.
c) Feromagnet
Batuan feromagnet mempunyai harga kerentanan magnet (𝑘)
positif dengan nilai yang besar. Sifat kemagnetan subtansi ini
dipengaruhi oleh suhu, dimana pada suhu di atas suhu Curie sifat
kemagnetannya hilang. Apabila suatu bahan

Magnet osterm erupakan suatu kejadian dimana magnetisme bumi


membangkitkan sebuah medan magnet raksasa dengan jangkauannya yang
mampu melewati atmosfer bumi hingga mencapai luar angkasa. Bentuk
magnet oster ini dipengaruhi oleh angin surya. Angin surya memampatkan
bagian magnet osfer yang menghadap kearah matahari dan menyapu magnet

5|LaporanFisikaBatuan 2020
osfer sehingga membentuk seperti ekor panjang. Keberadaan magnet osfer
sangat penting bagi kehidupan, sebab jika magnet osfer ini tidak lagi ada,
maka angin surya akan menyelubungi udara bumi yang akibatnya fatal bagi
kehidupan.

Salah satu mekanisme pertahanan bumi dari adanya serangan radiasi dan
sampah-sampah angkasa adalah dengan adanya medan magnet bumi. Medan
magnet bumi ini membentuk dua buah kutub magnet. Kutub utara medan
magnet bumi terdapat di kutub selatan geografi bumi sedangkan kutub selatan
medan magnet bumi terdapat di bagian kutub utara bumi. Namun kompas
tidak tepat menghadap ke utara geografi bumi karena ada perbedaan letak
poros utara bumi dengan poros kutub selatan magnet. Sudut yang dibentuk
dari penyimpangan medan magnet bumi dengan arah geografis bumi disebut
juga dengan sudut inklinasi.

Keberadaan medan magnet bumi ini dimanfaatkan oleh manusia dalam hal
navigasi yang mempermudah manusia dalam menentukan arah. Medan
magnetik yang asal-usulnya masih belum dipahami sepenuhnya oleh para
ilmuwan, mampu menangkap partikel-partikel nuklir yang berenergi tinggi,
umumnya berupa proton dan electron.

Para ilmuwan berpendirian bahwa medan magnet dihasilkan oleh arus listrik
akibat besi-nikel pada inti planet, dan arus yang dihasilkan akibat rotasi
planet. Penjelasan ini tak lebih daripada teori yang ternyata tidak bisa
menjelaskan mengapa planet Jupiter yang memiliki inti besi-nikel paling
banyak, dan interior dalam mungkin terdiri dari hidrogen metalik, juga
memiliki medan magnet. Kemudian inti Matahari terdiri dari plasma super-
panas yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, juga memiliki
medan magnet..

6|LaporanFisikaBatuan 2020
Pada tahun 1893, Gauss pertama kali melakukan analisa harmonik dari medan
magnetik bumi untuk mengamati sifat-sifatnya. Analisa selanjutnya yang
dilakukan oleh Ahli mengacu pada kesimpulan umum yang dibuat oleh Gauss
yaitu :
1. Intensitas medan magnetik bumi hampir seluruhnya berasal dari dalam
bumi.
2. Medan magnet yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan
persamaan harmonik yang pertama yang berhubungan dengan potensial
dwikutub di pusat bumi. Dwi kutub Gauss ini mempunyai kemiringan
11.5 0 terhadap sumbu geografi.

Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu, untuk menyeragamkan


nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut
International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbarui setiap 5
tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-
rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu 1
tahun.

Penelitian menunjukkan bahwa bumi memang selalu mengganti kutub


magnetnya secara periodik dengan senggang waktu pergantiannya acak antara
5000 tahun sd 250.000 tahun sekali. Ilmuwan menemukan bahwa kuat medan
magnet bumi pada jaman akhir kehidupan dinosaurus adalah 2,5 gauss, sekitar
8% lebih tinggi daripada kuat medan magnet bumi saat ini. (Dengan kata lain
kuat medan magnet sekarang ini lebih rendah sekitar 8% daripada jaman akhir
dulu.Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa medan magnet bumi semakin
lemah dari waktu ke waktu, walaupun keadaan tanpa medan magnet baru akan
tercapai sekitar tahun 3000an Masehi. Tetapi para ilmuwan sangsi bahwa
bumi baru akan berbalik kutub magnetnya apabila mencapai keadaan tanpa
medan magnet. Ilmuwan memperkirakan bahwa bumi sedang menuju ke
momentum yang cukup untuk membalikkan sendiri kutubnya, dalam proses

7|LaporanFisikaBatuan 2020
pembalikan itu, tidak dapat diperkirakan/dibayangkan seberapa besar
pergolakan alam yang akan terjadi. (dari sejarah, pergolakan itu cukup untuk
membuat punah kehidupan raksasa dinosaurus) Setelah proses pembalikan
selesai, pergolakan pelan-pelan akan menghilang, bumi kembali menjadi
nirvana dan siap untuk kehidupan baru, kutub utara saat ini akan menjadi
kutub selatan nanti.

Pengukuran kemagnetan bumi telah dilakukan orang sejak beberapa ratus


tahun yang lalu. Pengukuran ini mula - mula untuk kepentingan navigasi,
kemudian berkembang untuk eksplorasi dan penelitian variasi medan magnet
bumi terhadap waktu untuk mengetahui pergerakan lempeng bumi berdasar
paleomagnetisnya.

Dalam penelitian, diketahui bahwa kemagnetan bumi merupakan resultan dari


medan magnet utama bumi, medan magnet luar bumi, dan medan magnet
yang ditimbulkan oleh variasi sifat kemagnetan batuan pada masing - masing
tempat [ Telford, 1976 ].

8|LaporanFisikaBatuan 2020
IV. METODE

a. LokasiPenelitian
Padapengukuransifatkemagnetan di UniversitasTadulako,
KecamatanMantikulore, Kota PalupadahariSabtu, 14 November 2020 pukul
16:00 WITA – selesai.

Gambar 4.1 LokasiPengambilan Data

9|LaporanFisikaBatuan 2020
b. AlatdanBahan
1. Fluxgate Magnetometer
2. GPS
3. Peta Kerja

c. ProsedurKerja
1. Menentukankoordinatsesuaipadapetakerja
2. MemasangKlempadasudut sensor, rotasihinggamencapai 0°
3. PutarKlemsebesar 90° kea rah kiriataupunkanan
4. Catatnilaipada Magnetometer
5. CatatKoordinatLintang, Bujur, danElevasipada GPS
6. Pindahketitikselanjutnya, kemudianulangilangkah point 2 hinggaselesai

10 | L a p o r a n F i s i k a B a t u a n 2 0 2 0
V. HASIL DAN PENGAMATAN

a. Hasil
Berikutadalahhasildaripengolahan data yang telahdiambil :

Gambar 5.1 Peta KonturAnomali Magnet

Gambar 5.2 Sebarantitikpengambilan data menurut software Surfer

11 | L a p o r a n F i s i k a B a t u a n 2 0 2 0
Waktu
No Point Grid Elevasi (m) Latitude (Desimal) Longitude (Desimal) mm Keterangan
Jam Menit Detik
1 I1 16 26 2 59.5 0.833583333 119.8922222 348
2 I2 16 29 40 59.1 0.833527778 119.8916667 422
3 I3 16 32 28 55.4 0.8335 119.8941667 410
4 I4 16 34 0 53.2 0.833472222 119.8908333 399
5 I5 16 35 59 51 0.833472222 119.8902778 404
6 I6 16 38 24 49.7 0.8335 119.89 406
7 J1 16 42 5 51.2 0.834 119.89 139
8 J2 16 46 2 50.4 0.834 119.8897222 384
9 J3 16 48 49 53.5 0.834027778 119.8908333 384
10 J4 16 50 47 53.5 0.834 119.8913889 390
11 J5 16 53 35 55.6 0.834 119.8916667 393
12 J6 16 56 5 62.4 0.834027778 119.8922222 374
13 K1 16 59 5 66.3 0.834444444 119.8922222 402
14 K2 17 3 23 60.4 0.834472222 119.8916667 406
15 K3 17 6 12 59.2 0.834472222 119.8913889 408
16 K4 17 8 23 54.6 0.834472222 119.8908333 407
17 K5 17 10 57 50 0.834444444 119.8905556 406
18 K6 17 15 29 49.8 0.834444444 119.89 404
19 L1 17 21 32 48.9 0.834861111 119.89 400
20 L2 17 23 42 52.9 0.834888889 119.8905556 402
21 L3 17 25 34 52.5 0.834888889 119.8908333 400
22 L4 17 32 10 53.9 0.834888889 119.8913889 386
23 L5 17 34 16 57.8 0.834888889 119.8916667 391
24 L6 17 36 17 59.6 0.834944444 119.8922222 382
25 M1 17 38 32 60.1 0.835361111 119.8922222 417
26 M2 17 40 17 57.2 0.835333333 119.8916667 428
27 M3 17 42 24 55.1 0.835361111 119.8913889 412
28 M4 17 45 6 53.6 0.835388889 119.8908333 414
29 M5 17 47 2 49.7 0.835333333 119.8905556 406
30 M6 17 49 39 49.3 0.835388889 119.89 399
31 N1 18 6 15 49.3 0.835861111 119.89 398
32 N2 18 9 49 50.9 0.835833333 119.8902778 384
33 N3 18 13 40 54.3 0.835861111 119.8908333 387
34 N4 18 21 29 57 0.835861111 119.8913889 397
35 N5 18 23 29 60.1 0.835888889 119.8916667 400
36 N6 18 25 53 62 0.835861111 119.8922222 383
37 O1 18 28 17 61.7 0.836222222 119.8922222 400
38 O2 18 30 5 60.4 0.836222222 119.8916667 397
39 O3 18 31 37 58.2 0.836194444 119.8913889 401
40 O4 18 33 6 54.8 0.836194444 119.8908333 403
41 O5 18 35 58 55.1 0.836138889 119.8902778 369
42 O6 18 37 19 52.9 0.836194444 119.89 380

12 | L a p o r a n F i s i k a B a t u a n 2 0 2 0
Gambar 5.3 Data HasilPengukuran

13 | L a p o r a n F i s i k a B a t u a n 2 0 2 0
b. Pembahasan
Kemagnetan batuan sangat dikontrol oleh kandungan mineralnya.
Oleh karena itu nilai susetibilitas batuan sebenarnya tidak dapat
ditenetukan dari jenis litologinya, tetapi dari unsur mineralnya.

Pada prinsipnya, dalam penyelidikan magnet selalu dianggap bahwa


kemagnetan batuan yang memberikan respon terhadap pengukuran
magnet hanya disebabkan oleh pengaruh kemagnetan induksi. Dengan
demikian, sifat kemagnetan ini dipergunakan sebagai dasar dalam
penyelidikan-penyelidikan magnet. Sedangkan kemagnetan sisa pada
umunya seringkali diabaikan dalam penyelidikan magnet karena
disamping pengaruhnya sangat kecil, juga untuk memperoleh besaran
dan arah kemagnetannya harus dilakukan pengukuran di laboratorium
palaeo magnetik dengan menggunakan alat khusus. Perubahan yang
terjadi pada kuat medan magnet bumi adalah sangat kecil dan
memerlukan waktu yang sangat lama mencapai ratusan sampai ribuan
tahun. Oleh karena itu, dalam waktu penyelidikan magnet, kuat medan
magnet tersebut selalu dianggap konstan.

14 | L a p o r a n F i s i k a B a t u a n 2 0 2 0
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dan interpretasi anomaliintensitas
medan magnet total memiliki karakteristik suseptibilitas batuan sangat
berpengaruh terhadap struktur geologi di daerah Universitas Tadulako. Nilai
suseptibilitas batuan sangat menentukan mineral dan batuan penyusun struktur
geologi di daerahUniversitas Tadulako.

b. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini yaitu ketika melakukan penelitian harus
didampingi oleh asisten agar tidak melakukan pengambilan data berulang kali
serta saat melakukan praktikum diharapkan semua anggota kelompok fokus
dan teliti dalam melakukan tugasnya masing-masing agar tidak terjadi
kesalahan pengambilan data.

15 | L a p o r a n F i s i k a B a t u a n 2 0 2 0
DAFTAR PUSTAKA

Patya, I.D, dkk. 2018. Identifikasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Berdasarkan
Nilai Suseptibillitas Magnetik Batuan Di Laut Sulawesi. Universitas Pendidikan
Indonesia

Rachmat, B., danIlahude, D. 2011. Pola Anomali Magnet dan Nilai Suceptibilitas
dari Batuan Dasar pada Pemetaan Geologi dan Geofisika di Perairan Teluk Bone
Sulawesi Selatan. Jurnal Geologi Kelautan, 9(13), hlm. 13 – 22. Puslitbang Geologi
Kelautan, Bandung.

Azhari, S.A, dkk. 2017. Identifikasi Tingkat Pencemaran Pada Lahan Pertanian
Menggunakan Metode Kemagnetan Batuan. UniversitasPadjadjaran

https://fdokumen.com/document/bab-4-sifat-kemagnetan-batuan.html

16 | L a p o r a n F i s i k a B a t u a n 2 0 2 0

Anda mungkin juga menyukai