Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DEWASA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. A DENGAN ANEMIA APLASTIK


DI RUANG ASTER RSUD dr. Chasbulllah Abdulmajid Bekasi.

(Tanggal 16 Desember 2019)

1. Definisi

Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel darah
merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam
membawa oksigen (Badan POM, 2011)

Anemia aplastic atau hipoplastik adalah jenis anemia normokromik yang terjadi akibat cedera
sel atau destruksi sel tunas (stem cells) di dalam sum sum tulang sehingga terjadi
pensitopenia (leukopenia,anemia,dan trombositopenia karena sel sel darah yang mati tidak
diganti) Crowin,2009;kowalak,dkk.2012.

Anemia aplastik adalah suatu keadaan di mana jaringan sumsum tulang diganti oleh jaringan
lemak. Sebagai akibatnya maka akan terjadi pensitopenia (anemia, leukepania, dan
trombositopenia). Oleh karenanya keluhan dan gejala yang timbul adalah akibat dari
pensitopenia tersebut

2. Etiologi
Tergantung dari sel mana yang mengalami depresi paling berat. Apabila sel eritrosit yang
paling berat maka keluhan gejala anemia yang paling menonjol : lemah, dyspnoe d’effort,
palpitasi cordis, tachycardia, cadena, pucat, dan lain-lain.
Apabila granulositopeni paling berat keluhan : panas badan, dan tanda-tanda infeksi lain.
Trombositopenia yang berat timbul ptechiae, ecchymosis, dan manifestasi perdarahan.
a. Anemia aplastik idiopatik, etiologi tidak diketahui.
b. Anemia aplastik sekunder. Anemia aplastik yang disebabkan oleh obat-obat-an, bahan
kimia atau bahan fisis. Ada banyak sekali macam obat-obatan yang dapat menyebabkan
anemia aplastik, terutama obat-obatan yang mengandung gugusan benzene, obat-obat
anti leukemia, golongan mesantoin, golongan kina (chloroquin), berbagai macam
antibiotik. Bahan fisis seperti sinar rontgen, Phosfor radioaktif. Bahan kimia berbagai
macam zat warna, chlortetrachlorida, logam berat, dan lain-lain.
c. Anemia aplastik congenital: sindroma Fanconsin.
3. Patoflow

Pendarahan Kurang bahan Penghancuran eritrosit Terhentinya pembuatan


masif baku pembuat sel yang berlebihan sel darah oleh sum sum
tulang

anemia

anoreksia Resiko gangguan Kadar HB


nutrisi kurang dari
kebutuhan

Lemas
Kompraten
sel
penghantar
Cepat Lelah oksigen/zat
nutrisi ke sel

Intolerasi
aktifitas
Gangguan
perfusi
jaringan
4. Manifestasi klinis
1. Pusing.
2. Takikardi
3. Lesu.
4. Trombositopenia menimbulkan perdarahan dan kulit seperti ekimosis dan ptekie
dan perdarahan khususnya dari hidung,gusi,rectum,dan vagina
5. Granulositopenia dan leukositopenia menyebabkan lebih mudah terkena infeksi
bakteri.
6. Susah konsentrasi.
7. Cepat lelah.
8. Anoreksia, mual muntah karena penurunan aliran darah ke saluran cerna
(Crowin,2009;Paramita,2011)
5. komplikasi

1. Perdarahan dan infeksi organ yang bisa berujung pada kematian


2. Gagal jantung
3. Akibat dari transfusi yang sering di berikan pada anemia aplastic berupa
hepatitis,hemosiderosis,dan hemokromatosis.
(Crowin,2009;price & Wilson,2013;kowalak,dkk,2012)

6. Pengkajian

a. Identitas Klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status
perkawinan,pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS,
diagnosa medis

b. Keluhan Utama

Pasien mengeluh badannya terasa lemah dan letih

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengalami lemah, letih, malaise, kehilangan produktivitas, penurunan semangat


kerja.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Perdarahan, malnutrisi, obat-obatan, infeksi, luka bakar, gangguan sistem imun.


e. Riwayat Penyakit Keluarga

Adakah dari anggota keluarga yang memungkinkan ada yang pernah atau sedang
menderita penyakit yang sama.

7. Pemeriksaan diagnostik

1. pemeriksaan sel darah tepi ditemukan bentuk dan warna sel darah merah normal


(normokromik normositik) dengan jumlah kurang dari 1 juta/Ul
2. Biopsi sum-
3. sum tulang yang menunjukkan adanya hiposeluler disertai dengan penggantian oleh
jaringan lemak, jaringan .ibrosa, atau gelatinosa
4. hasil tes koagulan abnormal yang menunjukkan adanya penurunan trombosit
5. penurunan jumlah neutrofil dan limfosit
6. tidak ada sel (dry tap) pada hasil aspirasi sum-sum tulang di beberapa tempat
(kowalak, dkk , 2012)

8. Diagnosa keperawatan

1. Perubahan Perfusi Jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman oksigen/nutrient ke sel
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna
makanan/absorbs
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi dan
neurologis (anemia), gangguan mobilitas, deficit nutrisi.
5. Risiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan hemoglobin
leucopenia/penurunan granulosit).
Rencana keperawatan

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1. Gangguan nutrisi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. kaji status nutrisi
…. X …. jam klien mampu mempertahankan
kurang dari kebutuhan 2. monitor masukan
nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
tubuh b.d makanan atau
Kriteria hasil :
ketidakmampuan cairan dan hitung
1. Status nutrisi :
mencerna Nutrisi yang adekuat kebutuhan kalori di
Masukan makanan dalam batas
makanan/absorbs butuhkan.
2. Masukan nutrisi :
Masukan kalori dalam batas normal 3. tentukan jenis
Nutri dalam makanan cukup mengandung
makanan yang
protein,lemak,karbohidrat
3. Keparahan mual muntah : cocok dengan tepat
Klien mengatakan tidak ada mual
4. kolaborasi
Klien mengatakan tidak muntah
Tidak ada peningkatan sekresi saliva dengan ahli gizi
4. Appetie (nafsu makan)
Keinginan klien untuk makan meningkat
Intake makanan adekuat

2. Risiko infeksi b.d setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. pertahankan


…. X …. jam klien tidak terjadi infeksi
pertahanan sekunder lingkungan aseptic
tidak adekuat Dengan Kriteria hasil : 2. anjurkan klien
a. tidak terjadi hipertermia
(penurunan hemoglobin dan keluarga tehnik
b. tidak ada pembengkakan
leucopenia/penurunan mencuci tangan
c. tidak ada nyeri
granulosit). dengan benar
d. Ttv dalam batas normal
3. monitor apakah
ada tanda gejala
infeksi

3. Perubahan Perfusi  setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. 1. ukur tanda tanda


Jaringan b.d penurunan X … jam klien menunjukkan perfusi jaringan vital,observasi
komponen seluler yang perifer yang adekuat. pengisian
diperlukan untuk kapiler,warna
pengiriman Dengan kriteria hasil : kulit/membrane
oksigen/nutrient ke sel 1. tanda tanda vital stabil mukosa,dasar kuku
2. Membran mukosa berwarna 2. memberikan
3. pengisian kapiler refil <2-3 detik transfuse darah
4. tidak ada sianosis lengkap/packed
sesuai indikasi
3. observasi hasil
pemeriksaan
laboratorium darah
lengkap

9. Evaluasi
No DX.
DX 1 :
1. berat badan pasien dalam batas normal
2. mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
3. tidak terjadi penurunan berat badan
4. tidak ada tanda mal nutrisi
DX 2 :
1. tidak terjadi hipertermia

2. tidak ada pembengkakan

3. tidak ada nyeri

4. Ttv dalam batas normal


DX 3 :
1. tanda tanda vital stabil

2. Membran mukosa berwarna

3. pengisian kapiler refil <2-3 detik

4. tidak ada sianosis

10. sumber pustaka


Nanda nic-noc 2015. Asuhan keperawatan anemia jilid 1 jogjakarta: medication.
Price,S.A & Willson, L.m. (2013). Patofisologi: konsep klinis proses proses penyakit. Edisi
6,voleme 1. Jakarta: EGC
Kowalak,J.P,welsh. W. & Mayer,B, (2012). Buku ajar patofisiologi . Jakarta: EGC
Herdman, T.H. (2011). Diagnosa keperawatan: Defensi dan klafikasi 2012-2014 (Nanda).
Jakarta : EGC (terjemahan sumawarti,dkk,2011)

Anda mungkin juga menyukai