Anda di halaman 1dari 9

CONTOH IDENTIFIKASI ISU – SOLUSI

Membuat Identifikasi isu (minimal 5 isu) yang berpengaruh negatif terhadap


perkembangan organisasi anda baik isu yang berasal dari luar organisasi (isu
eksternal) maupun internal.
Seperti contoh di bawah ini.

Identifikasi Isu, Penetapan Masalah, dan Gagasan Pemecah Masalah


A.1 Identifikasi Isu/Masalah
Identifikasi masalah ini diperoleh dari penemuan masalah atau
problematika yang terjadi pada instansi penulis yakni …….
Adapun identifikasi masalah dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 3.1 Identifikasi Isu
Identifikasi Kondisi yang
No. Kondisi Sekarang
Isu Diharapkan

1. Rendahnya Minat baca peserta Meningkatnya


kemampuan didik rendah kemampuan literasi
literasi peserta dibuktikan dengan peserta didik
didik jarangnya siswa terutama literasi
yang suka membaca
membaca.

2. Kurangnya Peserta didik masih Meningkatnya


kesadaran banyak yang tidak sikap disiplin dan
siswa dalam dapat menggunakan tanggung jawab
berbahasa berbahasa peserta didik
Indonesia di Indonesia di sekolah
sekolah

3. Rendahnya Peserta didik masih Meningkatnya


motivasi siswa banyak yang kurang motivasi siswa
dalam belajar. mempunyai minat dalam belajar
untuk belajar.

4. Rendahnya Hasil evaluasi Meningkatnya hasil


hasil belajar belajar siswa pada belajar siswa dalam
siswa dalam pembelajaran ilmu pembelajaran ilmu
pembelajaran pengetahuan social
Identifikasi Kondisi yang
No. Kondisi Sekarang
Isu Diharapkan

ilmu masih di bawah pengetahuan sosial


pengetahuan KKM
social.

5. Rendahnya Banyaknya siswa Meningkatnya


kesadaran kurang memahami kesadaran siswa
siswa tentang pentingnya untuk menjaga
kebersihan. kebersihan kebersihan.

Dari beberapa masalah yang ada, langkah selanjutnya adalah


menyeleksi masalah tersebut menggunakan metode AKPL (Aktual,
Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan) dengan skala
penskoran 1 – 5 sesuai skala Likert. Adapun penjelasan dari masing-
masing kriteria adalah sebagai berikut.
1. Aktual
Aktual artinya benar – benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat.
2. Kekhalayakan
Kekhalayakan artinya masalah yang menyangkut hajat
hidup orang banyak.
3. Problematik
Problematik artinya masalah yang memiliki dimensi
masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya.

4. Kelayakan
Kelayakan artinya masalah yang masuk akal dan realistis
serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Metode ini digunakan untuk mengetahui bahwa masalah
tersebut benar terjadi dan telah menimbulkan kegelisahan sehingga
perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya. Jika diperbaiki,
dapat memberikan nilai kekhalayakan yang baik untuk semua orang
serta masalah tersebut logis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas,
hak, wewenang dan tanggung jawab. Nilai AKPL ini didapat dari
hasil pengamatan dan pengalaman selama menjadi Kepala Sekolah.

Tabel 3.2 Seleksi KUALITAS Masalah dg Metode AKPL


No. Permasalahan A K P L Jumlah Peringkat

1. Rendahnya 4 4 4 4 16 V
kemampuan literasi
peserta didik

2. Kurangnya 5 4 4 4 17 IV
kesadaran siswa
dalam berbahasa
Indonesia di
lingkungan sekolah

3. Rendahnya 5 4 5 4 18 III
motivasi siswa
dalam belajar.

4. Rendahnya hasil 5 5 5 5 20 I
belajar siswa dalam
pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial

5. Rendahnya 5 4 5 5 19 II
kesadaran siswa
tentang kebersihan.

Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:


Aktual:
1. Pernah benar-benar terjadi
2. Benar-benar sering terjadi
3. Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4. Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5. Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Kekhalayakan
1. Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2. Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak

Problematik
1. Masalah sederhana
2. Masalah kurang kompleks
3. Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan
solusi
4. Masalah kompleks
5. Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera
solusinya

Kelayakan
1. Masuk akal
2. Realistis
3. Cukup masuk akal dan realistis
4. Masuk akal dan realistis
5. Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya

Setelah penetapan masalah dengan menggunakan teknik


AKPL, kemudian menarik 3 masalah yang dipertimbangkan kembali
untuk dijadikan masalah prioritas atau masalah utama. Ketiga
masalah tersebut kembali diidentifikasi dengan menggunakan
teknik U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth).
Adapun penjelasan dari masing-masing kriteria adalah
sebagai berikut:
1. Urgency
Urgency artinya seberapa mendesak suatu masalah
harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness
Seriousness artinya seberapa serius suatu masalah
harus dibahas, dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
3. Growth
Growth artinya seberapa besar kemungkinan
memburuknya masalah tersebut jika tidak segera ditangani.

Tabel 3.3 Seleksi PRIOTITAS Masalah dg Metode USG


No. Isu U S G Jumlah Peringkat

1. Rendahnya motivasi 5 4 4 13 III


siswa dalam belajar.

2. Rendahnya hasil 5 5 5 15 I
belajar siswa dalam
pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial

3. Rendahnya 5 5 4 14 II
kesadaran siswa
tentang kebersihan.

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:


Urgency :
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4. : Penting
5. : Sangat penting

Seriousness:
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : Akibat yang ditimbulkan serius
5. : Akibat yang ditimbulkan sangat serius

Growth:
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5 : Sangat berkembang
Berdasarkan pendekatan analisis teknik AKPL dan USG,
maka kesimpulan yang diperoleh mengarah pada Masalah:
“Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial”

A.2 Penetapan Masalah utama


Berdasarkan list masalah yang diuji dengan menggunakan
pendekatan teknik AKPL dan USG, maka dapat diperoleh masalah
prioritas atau masalah utama yang harus ditangani terlebih dahulu,
yaitu “Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial”. Pemilihan Masalah tersebut dilakukan
dengan analisis dampak jika hal tersebut tidak ditangani maka akan
berdampak pada hal-hal berikut ini.
1. Poses pembelajaran yang kurang menarik dan menyenangkan.
2. Menurunnya minat belajar siswa berdampak pada hasil belajar
siswa yang tidak memenuhi KKM.
A.3. Alternatif Solusi Memecahkan Masalah
Untuk menentukan alternatif solusi dalam memecahkan masalah
menggunakan teknik tapisan Mc Namara.

No Alternatif Efektifitas Efisiensi Kemudahan Total Ket


Solusi (Ketepatan) (Biaya)
1. Menerapkan 5 3 5 13 I
metode
pembelajar
An Puzzle
Pengetahuan
2. Mengundang 4 4 4 12 II
Walimurid untuk
meningkatkan
motivasi belajar
kepada putranya

3. Menyusun RPP 5 3 3 11 III


dengan metode
atau model yang
menarik serta
yang dapat
menyederhanakan
materi kompleks
(sulit) menjadi
materi sederhana
(mudah).

Cara memberikan nilai dengan skala penskoran 1 – 5 sesuai skala Likert.


Alternatif solusi yang terpilih yaitu Menerapkan metode pembelajaran Puzzle
Pengetahuan ( mendapatkan skor tertinggi)
A.4. Gagasan Pemecahan Masalah
Tabel 3.4 Gagasan Pemecahan Masalah

Rekomen
dasi
No Penyebab Akar Penye Solusi
Masalah Alternatif Solusi
. Masalah bab (Solusi yg
dipilih)

1. Rendah 1. Masih Pembela 1. Menerapkan Menerapk


nya hasil mengguna jaran yang metode an metode
belajar kan masih pembelaja pembela
siswa metode teacher Ran Puzzle jaran
dalam pembelajar center, Pengetahu Puzzle
pembelajar an belum an. Pengetahu
an ilmu ceramah. student 2. Mengundang an.
pengetahua center Walimurid
n social 2. Kurang untuk
nya minat meningkatkan
belajar motivasi
siswa belajar kepada
putranya
3. Materi
pelajaran 3. Menyusun
memiliki RPP dengan
tingkat metode atau
kesulitan model yang
cukup menarik serta
tinggi yang dapat
menyederhana
4. Pembela kan materi
jaran yang kompleks
masih (sulit) menjadi
teacher materi
center, sederhana
belum (mudah).
student
center

Anda mungkin juga menyukai