Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PENBAHASAN

A. Anatomi dan fisiologi

a. Kulit
Kulit

memiliki area permukaan total 4,5 – 6 m 2 dan berat sekitar 4 kg.


Diperkirakan bahwa setiap inci persegi kulit berisi 4,5 m pembuluh darah.
3,6 m saraf 650 kelenjar keringat, 100 kelenjar minyak, 1500 reseptor
sensorik, dan lebih dari 3 juta sel yang terus menerus mati dan diganti. Kulit
terdiri atas 2 regio: epidermis dan dermis. Perubahan pada kulit
meningkatkan risiko untuk mengalami gangguan fisik dan psikologis, yang
meliputi keseimbangan cairan dan elektrolit, pengaturan suhu, infeksi,
penyembuhan luka, dan konsep diri. Fungsi kulit:
1) Potensi
2) Sensasi
3) Termoregulasi
4) Metabolisme dan sintesis vitamin D
5) Keseimbangan air
6) Penyerapan zat atau obat
7) Penyimpanan nutrisi
b. Epidermis
Epidermis adalah bagian permukaan atau bagian paling luar pada kulit,
terdiri atas sel epitel. Epidermis memiliki 4 atau 5 lapisan, yang bergantung
pada lokasinya: ada lima lapisan pada telapak tangan dan telapak kaki, dan
empat lapisan pada bagian tubuh lainnya.
Stratum basele adalah lapisan terdalm dari epidermis. Lapisan ini berisi
melanosit, sel yang menghasilkan pigmen melanin, dan keratinosit, yang
menghasilkan pigmen melanin keratin. Melanin membentuk perisai
pelindung untuk melindungi keratinosir dan ujung saraf pada dermis dari
efek sinar ultraviolet yang merusak. Aktivitas melanosit dapat menjelaskan
perbedaan warna kulit pada manusia. Keratin adalah protein fibrosa dan
penolak air yang menyebabkan epidermis memiliki kualitas protektif dank
eras.
Fungsi epidermis :
1) Melindungi jaringan dari kerusakan fisik, kimia dan biologis
2) Mencegah kehilangan air dan berfungsi sebagai lapisan penolak air
3) Menyimpan melanin yang melindungi jaringan dari efek
membahayakan radiasi ultrafiolet sinar matahari
4) Mengubah molekul kolestrol menjadi vitamin D ketika terpajan sinar
matahari
5) Mengandug Fagosit, yang mencegah bakteri menembus kulit

c. Dermis
Dermis adalah lapisa dalam kedua pada kulit, tersusun dari jaringan
ikat yang feksibel, lapisan ini sangat kaya akan sel darah, serabut saraf,
dan pembuluh darah limpatik. Sebagian besar polikal rambut, sebasea
dan kelenjar keringat terletak di dermis. Dermis terdiri atas lapisan
kapiler dan retikular. Lapisan kapiler mengandung kapiler dan reseptor
terhadap nyeri dan sentuhan. Lapisan reticular yang lebih dalam berisi
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea, reseptor
tekanan yang dalam dan berkas serat kolagen yang tebal. Region di
antara berkas ini membentuk garis pembelahan pada kulit, insisi
pembedahan yang sejajar dengan garis pembelahan ini akan lebih cepat
sembuh dengan jari paru yang lebih kecil dibandingkan insisi atau
tarumatik yang melintang garis pembelahan fungsi dermis :
1) Mengatur suhu tubuh dengan melakukan dilatasi dan kontriksi
kapiler
2) Mengirimkan pesan melalui ujung saraf ke sistem saraf pusat.
d. Kelenjar keringat ekrin
Pengeluaran keringan dari kelenjar ekrin adalah peruses pendinganan
tubuh. Keringan diproduksi dalam suatu tubulus coiled dalam dermis dan
ditransportasi oleh saluran kelenjar keringat melalui epidermis untuk
dikeluarkan fungsi kelenjar keringan ekrin yaitu mengatur panas tubuh
melalui ekskresi perspirasi.
e. Folikel rambut
Folikel rambut dibuat dari kreatim, tertanam dalam epidermis dan
dermis, kemudian hypodermis. Folikel rambut dikelilingi oleh jaringan
ikat fibrosa pada dermis.
f. Kelenjar sebasea
Kelenjar ini memproduksi substansi minyak yang disebum, paling
menyolo pada kulit bagian kepala, muka dua bahu atas. Pada masa remaja
kelenjar sebasea meningkat ukurannya dan sebum banyak diproduksi
dalam merespon tingkat hormone khususnya androgen. Peran
pentingnya adalah dalam perkembangan jerawat. Fungsi dari kelenjar
sebasea yaitu menyekresikan sebum, yang melumasi kulit dan rambut
serta berperan dalam membunuh bakteri.
g. Rambut
Rambut didistribusikan diseluruh tubuh kecuali bibir,putting. Bagian
genital eksternal, telapak tangan, dan telapak kak. Rambut diproduksi
oleh bulbus rambut dan akarnya tertutup dalam folikel rambut. Bagian
yang terlihat, yang disebutbatang sebagian besar terdiri atas sel mati.
Folikel rambut memanjang kedal dermis dan dibeberapa area, seperti
kulit kepala dibawah dermis. Banyak faktor mencakup nutria dan
hormone, mempengaruhi pertumbuhan rambut. Rambut diberbagai
bagian tubuh.
Rambut didistribuskan diseluruh tubuh kecuali bibir,putting,bagian
genital eksternal, telapak tangan , dan telapak kaki. Rambut diproduksi
oleh bulbus rambut, dan akarnya tertutup dalam folikel rambut. Bagian
yang terlihat, yang disebut batang sebagian besar terdiri atas sel mati.
Folikel rambut memanjang kedalam dermis dan dibeberapa area, seperti
kulit kepala dibawah dermis. Banyak faktor yang mencakup nutrisi dan
hormon mempegaruhi pertumbuhan rambut. Rambut diberbagai bagian
tubuh memiliki fungsi pelindung alis mata dan bulu mata melindungi
mata. Rambut dalam hidung membantu mencegah masuknya benda asing
keseluruh nafas atas, dan rambut kepala melindungi kulit kepala dari
kehilangan dan panas matahari. Fungsi rambut yaitu melindungi kulit
kepala. Bulu mata dan silia melindungi tubuh dari partikel benda asing
dan memberikan insulasi terhadap cuaca dingin.

B. Konsep medis

1. definisi Selulitis
A. Selulitis berasal dari kata ”cellule” yaitu susunan tingkat sel, dan kata “itis”
yaitu peradangan, yang berarti adanya peradangan yang ternyata pada suatu
tingkatan sel. Pengertian lain dari selulitis adalah suatu kelainan kulit berupa
infiltrat yang difus di daerah subkutan dengan tanda – tanda radang akut.
Selulitis merupakan inflamasi jaringan subkutan dimana proses inflamasi
yang umumnya dianggap sebagai penyebab adalah bakteri S.aureus dan atau
Streptococcus (Muttaqin,2011). Selulitis adalah infeksi bakteri yang
menyebar kedalam bidang jaringan (Brunner dan Suddarth, 2000).
B. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu
area yang robek pada kulit, meskipun demikian hal ini dapat terjadi tanpa
bukti sisi entri dan ini biasanya terjadi pada ekstremitas bawah (Tucker,
2008).
C. Istilah selulitis digunakan suatu penyebaran oedematus dari inflamasi akut
pada permukaan jaringan lunak dan bersifat difus (Neville, 2004). Selulitis
dapat terjadi pada semua tempat dimana terdapat jaringan lunak dan
jaringan ikat longgar, terutama pada muka dan leher, karena biasanya
pertahanan terhadap infeksi pada daerah tersebut kurang sempurna
D. Jadi selulitis adalah infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam yang
disebabkan oleh bakteri Stapilokokus aureus, Strepkokus grup A dan
Streptokokus piogenes. Dengan karakteristik sebagai berikut :
E. Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis
F. Mengenai pembuluh limfe permukaan
G. Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas

2. Etiologi
Penyebab selulitis paling sering pada orang dewasa adalah Staphylococcus
aureus dan Streptokokus beta hemolitikus grup A sedangkan penyebab
selulitis pada anak adalah Haemophilus influenza tipe b (Hib), Streptokokus
beta hemolitikus grup A, dan Staphylococcus aureus. Streptococcuss beta
hemolitikus group B adalah penyebab yang jarang pada selulitis. 6 Selulitis
pada orang dewasa imunokompeten banyak disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes dan Staphylococcus aureus sedangkan pada ulkus diabetikum dan
ulkus dekubitus biasanya disebabkan oleh organisme campuran antara
kokus gram positif dan gram negatif aerob maupun anaerob. Bakteri
mencapai dermis melalui jalur eksternal maupun hematogen. Pada
imunokompeten perlu ada kerusakan barrier kulit, sedangkan pada
imunokopromais lebih sering melalui aliran darah (buku kuning).
3. Patofisiologi
Bakteri patogen yang menembus lapisan epidermis kulit menimbulkan
infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Selulitis
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada luka, luka bakar, atau infeksi
kulit lainnya, terutama oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus
aureus, tetapi dapat pula timbul pada pejamu (host) dengan tanggap imun
yang lemah (immunodeficiency) atau menyertai erisipelas. Penyakit ini
cenderung menyebar ke rongga jaringan dan dataran cekung karena
pelepasan sejumlah besar hialuronidase yang memecahkan zat dasar
polisakarida. Selain itu juga terjadi fibrinolitik yang mencernakan barier
fibrin dan lesitinase yang menghancurkan membran sel oleh bakteri.
Penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua
dan pada orang dengan diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh
streptokokus grup A, streptokokus lain atau Stafilokokus aureus

4. pathway

Invasi bakteri ke selulitis


dermisdeDan subkutis

Respon inflamasi pada dermis


dan subkutis
Respon lokal
Respon inflamsi sistemik

Peningkatan suhu
Kerusakan saraf Kerusakan
perifer integritas jaringan
Nyeri

Nyeri

Respon psikologis

Ketidak tahuan tentang proses


penyakit,perawatan,dan
pencegahan bersulangnya penyakit

Kebutuhan pemenuhan
informasi

5. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis tergantung akut atau tidaknya infeksi. Umumnya semua
bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas jelas, nyeri tekan dan bengkak.
Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau
ulkus disertai dengan demam dan lesu. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul
bula. Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis. Tanpa pengobatan yang efektif
dapat terjadi supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren).
Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam, menggigil,
dan malaise. Daerah yang terkena terdapat 4 kardinal peradangan yaitu rubor
(eritema), color (hangat), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan). Lesi tampak
merah gelap, tidak berbatas tegas pada tepi lesi tidak dapat diraba atau tidak
meninggi. Pada infeksi yang berat dapat ditemukan pula vesikel, bula, pustul, atau
jaringan neurotik. Ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional dan
limfangitis ascenden. Pada pemeriksaan darah tepi biasanya ditemukan
leukositosis.
Periode inkubasi sekitar beberapa hari, tidak terlalu lama. Gejala prodormal
berupa: malaise anoreksia; demam, menggigil dan berkembang dengan cepat,
sebelum menimbulkan gejala-gejala khasnya. Pasien imunokompromais rentan
mengalami infeksi walau dengan patogen yang patogenisitas rendah. Terdapat
gejala berupa nyeri yang terlokalisasi dan nyeri tekan. Jika tidak diobati, gejala
akan menjalar ke sekitar lesi terutama ke proksimal. Kalau sering residif di tempat
yang sama dapat terjadi elefantiasis.
Lokasi selulitis pada anak biasanya di kepala dan leher, sedangkan pada
orang dewasa paling sering di ekstremitas karena berhubungan dengan riwayat
seringnya trauma di ekstremitas. Pada penggunaan salah obat, sering berlokasi di
lengan atas. Komplikasi jarang ditemukan, tetapi termasuk glomerulonefritis akut
(jika disebabkan oleh strain nefritogenik streptococcus, limfadenitis, endokarditis
bakterial subakut). Kerusakan pembuluh limfe dapat menyebabkan selulitis
rekurens.

6. Klasifikasi Selulitis
Selulitis dapat digolongkan menjadi:
a. Selulitis Sirkumskripta Serous Akut
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial,
yang tidak jelas batasnya.Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya
sangat lunak dan spongius.Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia
yang terlibat.
b. Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya
infeksi bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. Penamaan
berdasarkan spasia yang dikenainya.Jika terbentuk eksudat yang purulen,
mengindikasikan tubuh bertendensi membatasi penyebaran infeksi dan
mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol infeksi.
c. Selulitis Difus Akut
Dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
 Ludwig’s Angina
 Selulitis yang berasal dari inframylohyoid,
 Selulitis Senator’s Difus Peripharingeal
 Selulitis Fasialis Difus
 Fascitis Necrotizing dan gambaran atypical lainnya
 Selulitis Kronis
Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena
terbatasnya virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi pada
pasien dengan selulitis sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan yang
adekuat atau tanpa drainase.
 Selulitis Difus yang Sering Dijumpai
Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Angina
Ludwig’s. Angina Ludwig’s merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia
sublingual, submental dan submandibular bilateral, kadang-kadang sampai
mengenai spasia pharingeal. Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral,
tetapi bila hanya mengenai satu sisi/ unilateral disebut Pseudophlegmon.

7. Penatalaksanaan
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan
organlainnya. Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya
cloxacillin).Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral  (ditelan). 

Biasanya sebelum diberikansediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan


suntikan antibiotik jika:

1. Penderita berusia lanjut

2. Selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya

3. Demam tinggi.Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya jangan dibiarkan


dalam posisi terangkatdan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan
pembengkakan.

Pencegahan Seluliini :

 Jika memiliki luka

a. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air 

b. Oleskan antibiotic

c. Tutupi luka dengan perband

d. Sering-sering mengganti perban tersebute. Perhatikan jika ada tanda-
tanda infeksi

 Jika kulit masih normal

a. Lembabkan kulit secara teratur 

b. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati

c. Lindungi tangan dan kakid. Rawat secara tepat infeksi k ulit


pada bagian superficial

8. Komplikasi
1. Bakteremia

2. Nanah atau lokal Abses

3. Superinfeksi oleh bakteri gram negative

4. Limfangitis

5. Tromboflebitis

6. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak penyebab meningitis
sebesar8%.

7. Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan dimana


harusmelakukan amputasi yang mana mempunyai risiko kematian hingga
25%.

C. pencegahan

 Praktik kebersihan pribadi yang baik dan menjaga kulit tetap bersih.

 Memakai sepatu yang pas atau sandal yang pas dengan kaus kaki berbahan
katun dan longgar. Hindari berjalan tanpa alas kaki di luar ruangan.

 Cuci kulit yang terluka dengan sabun dan air.

Beberapa luka-luka memiliki risiko lebih besar untuk selulitis daripada yang
lain. Pastikan untuk menghubungi dokter Anda jika Anda mengalami:

 Gigitan manusia atau gigitan hewan.

 Luka tusukan lebih dari setengah inci, seperti menginjak paku.

 Jaringan hancur yang berdarah.

 Luka bakar melepuh.


 Luka yang dalam dengan kotoran di dalamnya.

 Cedera yang menyentuh air laut (membuat mereka lebih rentan terhadap
infeksi), terutama jika Anda memiliki penyakit hati.

 Diabetes atau kondisi medis lainnya yang signifikan, seperti penyakit hati
atau ginjal.

 Pembengkakan di lengan dan kaki yang tidak kunjung sembuh.

Yang harus menjadi catatan, kebanyakan orang dengan selulitis merespon


antibiotik dalam 2-3 hari dan mulai membaik. Dalam kasus yang jarang terjadi,
selulitis dapat menyebar melalui aliran darah dan menjadi serius. Sementara untuk
kasus yang jarang terjadi, operasi diperlukan untuk menguras abses atau menghapus
jaringan yang mati.

D. PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan nyeri local pada beberapa pasien
didapatkan adanya keluhan malaise,demam,dan menggigil.penting untuk dikaji
riwayat yang dapat meningkatkan risiko selulitis,seperti penyakit diabetes
mellitus,riwayat intervensi diagnostic invasif pada penyakit jantung,riwayat
penggunaan obat imunosupresan atau kortikosteroid,riwayat pascabedah
penggantian sendi pinggul ( total hip replacement), pascabedah mastektomi
radikal, serta pascareseksi untuk byppas kororer.selain itu, juga penting untuk
di kaji adanya riwayat yang mencederai kulit, walaupun hanya cedera ringan,
misalnya: kondisi goresan,abrasi,gigitan hewan,suntikan interavena atau
narkoba subkutan , dan pembuatan tato.

Pada pemeriksaan fisik, pada fase awal bisa didapatkan adanya kemerahan
dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah yang kecil di kulit,kulit yang
terinfeksi menjadi panas dan bengkak,serta tampak seperti kulit jeruk yang
mengelupas,dengan berlanjutnya penyakit,status lokalis didapatkan adanya lesi
kulit berupa eritema lokal yang nyeri,dengan cepat menjadi makin
merah,meluas namun batasnya tak jelas (difus) dan tepi tidak meninggi
(Gambar 2,24 kiri).terkadang bagian tengahnya menjadi nodular dan bagian
atasnya terdapat vesikula yang pecah mengeluarkan pus (nanah) serta jaringan
nekrotin.

Oleh karna infeksi menyebar ke daerah yang lebih luas,maka kelenjar


getah bening di dekatnya dapat membengkak dan teraba lunak.kelenjar getah
bening di lipatan paha membesar karena infeksi di tungkai , kelenjar getah
bening di ketiak membesar karena infeksi di lengan.penderita dapat mengalami
demam,meninggal,peningkatan denyut jantung ,sakit kepala,dan tekanan darah
rendah.terkadang gejala gejala ini timbul beberapa jam sebelum gejala lainnya
muncul di kulit.akan tetapi,pada beberapa kasus gejala gejala ini sama sekali
tidak ada

2. Diagnose keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan respons inflamasi local dengan subkutan

b. Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi sistemik.

c. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan respons


inflamasi local dengan nekrotik jaringan subkutis.

d. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit, kondisi sakit,


dan perubahan kesehatan.

3. Intervensi dan rasional

Diagnose Intervensi rasional

-Nyeri - Kaji nyeri -


berhubung dengan Menjadi
an dengan pendekatan parameter
respons dasar untuk
inflamasi mengetahui
local dan sejauh
subkutan mana
intervensi
yang
diperlukan
dan sebagai
evaluasi
keberhasila
n dari
- jelaskan intervensi
dan bantu managemen
klien dengan nyeri
tindakan keperawaat
pereda nyeri an yang
inflamasi telah
nonfarmakol dilakukan.
ogi dan
nonivasif.

- Pendekatan
dengan
- Lakukan menggunakan
managemen relaksasi dan
nyeri nonfarmakologi
keperawatan lainnya telah
: menunjukkan

Atur posisi keefektifan


fisiologi dan dalam
imonbilisasi mengurangi
ekstremitas nyeri.
yang
mengalami
selulitis. - Posisi fisiologis
akan
meningkatkan
asupan o2 ke
jaringan yang
mengaalami
peradangan
siubkutan.
Pengaturan
posisi idealnya
adalah pada
arah yang
berlawanan
dengan letak
dari selulitis.
- istirahatkan Bagian tubuh
klien yang mengalami
inflamasi local
dilakkukan
imobilisasi
untuk
menurunkan
respons
peradangan dan
meningkatkan
kesembuhan.

- lakukan
kompres
- Istirahatkan
klien

Istirahat
diperlukan
selama fase
akut.
Kondisi ini
akan
meningkatk
an suplai
darah pada
jaringan
yang
mengalami
peradangan
.

- Lakukan
konpres

Pemberian
kompres
pada
inflamasi
dengan
cairan NaCL
0,9%
bertujuan
meningkatk
an
integritas
jaringan
dan
menurunka
n respons
nyeri.

- Kecemasan - Kaji tanda verbal - Reaksi verbal/


berhubungan dan tanda non non verbal
dengan verbal dapat
prognosis kecemasan, menunjukkan
penyakit, damping pasien sifat agitasi,
kondisi dan lakukan marah, dan
penyakit, dan tinddakan bila gelisah.
perubahan menunjukkan
kesehatan. prilaku merusak.

- Hindari
konflontasi.
- Konflontasi
dapat
- Mulai lakukan
meningkatkan
tindakan untuk
rasa marah,
mengurangi
menurunkan
kecemasan. Beri
kerjasama, dan
lingkungan yang
mungkin
tenang dan
memperlambat
suasan penuh
penyembuhan.
istirahat.

- Mengurangi
- Tingkatkan
rangsangan
control sensasi
eksternal yang
klien.
tidak perlu.

- Control sensasi
klien (dan
dalam
menurunkan
ketakutan)
dengan cara
- Orientasikan mmemberikan
klien terhadap informasi
prosedur rutin tentang
dan aktivitas keadaan klien,
yang diharapkan. menekannkan
penghargaan
terhadap
- Berikan sumber-
kesempatan pada sumber koping
klien untuk (prtahanan diri)
mengungkapkan yang positif,
ansietasnya membantu
latihan
relaksasi dan
teknik
pengalihan,
serta
memberikan
respons balik
positif.

- Orientasi dapat
menurunkan
kecemasan.
- Dapat
menghilangkan
ketegangan
terhadap
kehawatiran
yang tidak
diekspresika.

Anda mungkin juga menyukai