Anda di halaman 1dari 9

Judul : Analisis strategi pemasaran digital marketing media sosial melalui

influencer di tiket.com di era pandemic Covid – 19


Topik : pemasaran digital marketing, pandemic Covid – 19
Pendahuluan :
Bermula dari kota Wuhan tepatnya di Tiongkok, virus jenis baru ini telah
menyebar ke berbagai belahan negara di dunia yang menyebabkan timbulnya
penyakit coronavirus disease 2019 atau yang disebut juga dengan COVID-19.
Tentunya, kondisi ini tidak boleh dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja.
World Health Organization (WHO) pun juga sudah menetapkan pandemi
COVID-19 sejak 11 Maret 2020 yang lalu. Pandemi sendiri merupakan sebuah
epidemi yang telah menyebar ke berbagai benua dan negara, umumnya
menyerang banyak orang. Sementara epidemi sendiri adalah sebuah istilah yang
telah digunakan untuk mengetahui peningkatan jumlah kasus penyakit secara tiba-
tiba pada suatu populasi area tertentu.
Pasalnya, istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingginya tingkat
suatu penyakit, melainkan hanya memperlihatkan tingkat penyebarannya saja.
Perlu diketahui, dalam kasus pandemi COVID-19 ini menjadi yang pertama dan
disebabkan oleh virus corona yang telah ada sejak akhir tahun lalu. Tak hanya
merugikan dari sisi kesehatan saja, Presiden Joko Widodo juga mengatakan
bahwa virus corona sangat berdampak pada perekonomian di Indonesia. Bukan
hanya karena produksi barang saja yang terganggu, tetapi investasi pun juga
terhambat. Berikut beberapa dampak virus COVID-19 di Indonesia: Beberapa
barang menjadi mahal dan langka untuk ditemukan, Jemaah Indonesia batal
berangkat umrah, Kunjungan para wisatawan mancanegara di Indonesia menurun,
Merusak tatanan ekonomi di Indonesia, Impor barang menjadi terhambat.
Sejak adanya pandemic Covid – 19 ini semua aktivitas marketing berubah
cenderung ke digital marketing karena banyak orang yang dirumah aja atau
melakukan sebagian besar aktivitas mereka dirumah. Dunia digital berkembang
sangat cepat yang kemudian membawa pengaruh terhadap dinamika sosial dengan
adanya berbagai perubahan di kehidupan manusia melalui berbagai kemudahan
serta keringanan dalam menjalankan aktivitasnya. Dunia digital
mengkombinasikan komunikasi, informasi dan internet membawa pengaruh pada
masyarakat dalam mendapatkan suatu informasi, baik berupa peningkatan
kemampuan komunikasi, penyebaran berita, bahkan kegiatan jual beli sehingga
akan memudahkan masyarakat mengakses informasi mengenai produk yang
mereka inginkan. Hal ini pun akan berpengaruh pada aktivitas jual beli melalui
penjualan secara online atau yang biasa disebut e-commerce di Indonesia, salah
satunya dalam bidang pariwisata. Pariwisata di Indonesia sedang dalam masa
jayanya, karena berkat dukungan pemerintah Indonesia banyak pelaku pariwisata
sadar akan pentingnya mempromosikan negeri sendiri sehingga para pelaku
wisata kemudian memasarkan produk wisata dalam negeri yang memiliki
kekayaan luar biasa dan keragaman budaya dan destinasi yang dapat dikunjungi.
Riyanto (2015 : 52) menjelaskan bahwa internet dalam bisnis digunakan untuk
pertukaran informasi, katalog produk, media promosi, surat elektronik, bulletin
boards, kuesioner elektronik, dan mailing list yang dalam pelaksanaannya internet
dapat digunakan untuk berdiskusi serta melaksanakan konsultasi terhadap
konsumen mengenai produk yang diinginkan serta dapat membantu pemilik usaha
dalam mengetahui minat pasar melalui kecanggihan digital marketing. Sehingga
melalui adanya fenomena ini, banyak pebisnis pariwisata yang memanfaatkannya
untuk mengembangkan bisnis usahanya dalam dunia digital khususnya dalam
melaksanakan pemasaran sehingga masuk ke dalam digital marketing selain untuk
menghemat biaya serta mempermudah para konsumen dalam menikmati produk
maupun jasa yang ditawarkan maka melalui perkembangan pemasaran digital,
pebisnis pariwisata akan dipermudah untuk berkomunikasi kepada konsumennya.
Salah satu pebisnis pariwisata Indonesia yang bergerak dalam agen perjalanan
wisata yakni tiket.com. Tiket.com merupakan sebuah situs serta aplikasi yang
menyediakan layanan pemesanan hotel, tiket pesawat, tiket kereta api, penyewaan
mobil yang berbasis di Jakarta, Indonesia yang telah dibentuk sejak bulan Agustus
2011.
Dalam memasarkan produknya Tiket.com telah melakukan berbagai
macam promosi diantaranya melalui iklan di youtube, televisi, media cetak, email,
dan media internet lainnya. Pada akhir tahun 2015 lalu, Tiket.com berhasil
menjadi agen layanan online tiket kereta api nomor satu melalui kerjasama dengan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero), hal ini menyebabkan peningkatan pemesanan
tiket melalui Tiket.com khususnya tiket penerbangan meraih peningkatan sebesar
150 persen lebih dari tahun sebelumnya dan pemesanan hotel juga mengalami
kenaikan sebesar 200-300 persen dari tahun 2014 sehingga hal tersebut
menyebabkan Tiket.com menjadi salah satu agen travel online terbesar di
Indonesia dengan meraih peringkat 111 untuk situs yang paling dicari di
Indonesia namun sayangnya pada tahun 2017 terjadi penurunan sehingga
Tiket.com menduduki peringkat 315 se-Indonesia. Melihat adanya penurunan
yang signifikan pada penjualan maupun popularitas yang dialami maka Tiket.com
pun memanfaatkan strategi pemasaran melalui media influencer untuk
menggebrak media sosial karena saat ini influencer mampu memberikan pengaruh
yang besar terhadap pola konsumsi masyarakat. Melalui gaya hidup influencer
dapat mempengaruhi masyarakat untuk terbawa dalam masa kekinian yang
diciptakan oleh influencer tersebut. Besarnya konsumsi masyarakat akan produk-
produk yang dipromosikan oleh social media influencer sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi digital. Hal ini didukung dengan tingkat
kepercayaan terhadap social media sebanyak 51% pada tahun 2018 (Edelman,
2018). Kepercayaan yang dibangun oleh social media influencer dengan para
pengikutnya tersebut menyebabkan konsumsi akan suatu brand meningkat. Daya
tarik yang dimunculkan oleh influencer berdasarkan kredibilitas, kemampuan
berkomunikasi, dan tingginya atensi publik terhadap influencer tersebut yang
diamati dari banyaknya jumlah pengikut di media sosial mereka dapat
meningkatkan pengenalan produk kepada masyarakat luas serta tingkat
pemasaran.

Teori – teori :
1. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:30-32), pemasaran berlandaskan
pada beberapa konsep inti, yakni dengan adanya suatu kebutuhan, keinginan, dan
permintaan dari pelanggan didukung oleh adanya pasar yang menawarkan suatu
produk, pelayanan, dan pengalaman sehingga menyebabkan adanya hubungan
serta pertukaran kemudian dinilai oleh pelanggan melalui kepuasan pelanggan.
2. Strategi Pemasaran
Menurut American Marketing Association yang dikutip dari Tjiptono dan
Chandra (2012:5) strategi pemasaran adalah aktifitas dalam menciptakan,
mengkomunikasikan, menyampaikan dan pertukarkan tawaran (offerings) yang
memberikan nilai bagi pelanggan, klien, mitra, atau pada masyarakat umum.
Strategi pemasaran pada umumnya adalah rencana yang dijalankan
olehperusahaan untuk dapat mencapai tujuan pemasaran yang diinginkan oleh
perusahaan, oleh karna itu penentuan stategi pemasaran harus didasari dengan dua
faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Strategi pemasaran yang sudah di
jalankan dan diterapkan harus dinilai kembali atau dievaluasi apakah strategi
tersebut masih sesuai dengan keadaan dan kondisi yang terjadi. Strategi
pemasaran adalah proses upaya memasarkan suatu produk baik dalam bentuk
barang maupun jasa dengan menggunakan pola rencana dan Teknik tertentu
sehingga menghasilkan jumlah penjualan yang meningkat
2.1 Strategi Pemasaran atau Marketing Mix 7P
Penelitian ini menggunakan Strategi pemasaran 7P yang merupakan
konsep dimana digunakan oleh perusahaan untuk mengambil suatu keputusan
yang akan di laksanakan oleh perusahaan dalam membuat strategi pemasaran. 7P
adalah product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence
(Kotler dan Keller, 2008:4). Konsep dasar dari marketing mix 7P adalah proses
pembuatan strategi pemasaran yang mana hasilnya akan digunakan untuk
mengambil keputusan.
a) Product (Barang atau jasa)
Produk, barang dan jasa merupakan subuah produk yang memberikan
manfaat atau memenuhi kebutuhan konsumen serta memuaskan konsumen. Pada
dasarkan konsumen tidak membeli barang atau jasa yang dijual oleh perusahaan
melaikan membeli manfaat dari suatu yang di tawarkan.
b) Price (Harga)
Harga yang ditetapkan oleh perusahaan merupakan suatu hal yang penting.
Perusahaan akan melakukan pertimbangan dalam hal ini karena penetapan harga
akan sangat memperngaruhi pendapatan dari total dan biaya. Harga merupakan
faktor utama sebagai penentu posisi suatu barang atau jasa dan harus dilakukan
dengan riset pasar, ragam produk, pelayanan dan pesaing.
c) Place (Lokasi usaha)
Jangkauan lokasi usaha menjadi suatu yang harus dipertimbangkan oleh
perusahaan dengan sangat matang. Tempat yang strategis tentu memiliki peluang
dalam akses publik yang lebih baik.
d) Promotion (Strategi promosi)
Strategi promosi adalah aktifitas dan materi yang dalam pengaplikasiannya
menggunkan teknik, dimana dibawah pengendalian penjualan atau produsen yang
dapat mengkomunikasikan informasi persuasive yang menarik terhadap produk
yang akan ditawarkan oleh penjual atau produsen.
e) People (Sumber daya manusia SDM)
Sumber daya manusia atau SDM merupakan aset berharga yang dimiliki
oleh perusahaan, terlebih apabila perusahaan tersebut bergerak dibidang jasa
dimana membutuhkan SDM yang memiliki performance tinggi. Kebutuhan
konsumen terhadap karyawan yang berkinerja tinggi akan menyebabkan dampak
positif kepada konsumen puas dan loyal. Kamampuan ilmu pengetahuan yang
baik dari SDM akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan
memberikan citra yang baik diluar perusahaan.
f) Process (Proses atau aktivitas bisnis)
Proses adalah Layanan jasa ataupun kualitas suatu produk yang sangat bergantung
terhadap proses penyampaian jasa kepada konsumen. Penggerak perusahaan
terhadap perusahaan yang bergerak dibidang jasa adalah karyawan itu sendiri,
maka dibutuhkan layanan untuk menjamin mutu kualitas yang ditawarkan atau
quality assurance.
g) Physical Evidence (Bukti fisik perusahaan)
Bukti fisik perusahaan menjadi karakteristik atau persyaratan yang
memberi nilai tambah bagi konsumen dalam perusahaan jasa yang memiliki
sebuah karakter.. Bangunan perusahaan harus memberikan suasana dengan
menciptakan pengalaman kepada para pengunjung dan dapat juga memberikan
nilai tambah bagi pengunjung. Khususnya menjadi syarat utama perusahaan yang
bergerak dibidang jasa dengan kelas market khusus
3. Digital Marketing
Digital marketing merupakan sebuah kemajuan teknologi yang bergerak
pada tren, bisnis dan IT yang saling memiliki hubungan dalam mewujudkan
perilaku konsumen sehingga dalam memenui kebutuhan dan keinginan konsumen
akan menjadi lebih lebih praktis dan cepat. Menurut Ghotbifar (2017 : 1) digital
marketing merupakan sebuah revolusi digital yang telah mengubah cara
konsumen memandang strategi bisnis dalam menggunakan media berbasis
teknologi pada platform digital. Penjelasan tersebut dipertegas oleh Kannan (2017
: 22) yang menjelaskan bahwa pemasaran digital merupakan sebuah alat penting
yang digunakan oleh para pebisnis dalam persaingan di pasar sehingga tak akan
ketinggalan jaman karena semua orang akan mengalami era digital sehingga
penggunaan digital marketing dalam bisnis akan mampu menjangkau konsumen
potensial secara efisien.

4. Media Sosial
Media sosial merupakan media melalui daring yang kini memiliki peran
penting dalam kehidupan masyarakat diseluruh dunia untuk berkomunikasi,
penyebar informasi dan atau sebagai media penghibur karena menawarkan
kemudahan dalam melaksanakan partisipasi, berbagi cerita, gambar, video, suara
hingga dokumen yang terdiri dari blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual.
Bagi perusahaan sendiri penggunaan media sosial mampu memberikan
personal branding yang akan ditentukan oleh audiens serta menjadi wadah untuk
melaksanakan interaksi terhadap pelanggan dan tempat berbagi konten oleh
perusahaan. Selain itu penggunaan media sosial memberi dua efek kepada
perusahaan dalam memasarkan produk maupun jasanya yakni melalui pendekatan
aktif maupun pasif.
4.1 Jenis-jenis Media Sosial
Media sosial yang kian meluas serta memiliki perannya masing masing
dibagi menjadi beberapa macam jenis yang dipaparkan oleh Puntoadi (2011:34)
yakni sebagai berikut :
1) Bookmarking sebagai media sosial yang dipergunakan dalam
membagikan, menyimpan serta menyisipkan link atau tanda halaman yang
digemari pengguna.
2) Wiki sebagai Media sosial yang memiliki karakteristik beragam seperti
layaknya pembagian situs pengetahuan, perjalanan dan sebagainya yang
memfokuskan kepada satu konten.
3) Flickr sebagai media sosial yang memiliki klasifikasi khusus akan
pembagian gambar atau image sharing pada pengguna fotografi di seluruh belahan
dunia.
4) Creating opinion sebagai media sosial yang menjalankan konten dalam
menampung opini hingga jurnal oleh pengguna di seluruh dunia.
5) Jejaring sosial sebagai media sosial yang dipergunakan sebagai media
publikasi, jejaring sosial merupakan jenis media sosial yang paling banyak
dipergunakan oleh masyarakat diseluruh dunia.
4.2 Pemasaran Melalui Media Sosial
Media sosial merupakan media yang dipergunakan dalam penyebarluasan
interaksi sosial didukung oleh tingkat kemudahan jangkauan askes serta teknik
penerbitan yang terukur sehingga memudahkan pengguna dalam melaksanakan
interaksi sosial mengunakan internet dengan dukungan teknologi. Keuntungan
penggunaan media sosial dijelaskan melalui laporan dari Stelzner yang
mengidentifikasikan bahwa keuntungan dari adanya penggunaan media sosial
dalam melaksanakan bagian dari pemasaran adalah 81% perusahaan memberikan
survey mengenai aktifitas media sosial yang dijalankan pada pasar memberi
pendapatan yang lebih besar, 61% diantaranya menjelaskan melalui penggunaan
media sosial mampu meningkatkan lalu lintas pelanggan, 56% kasus menyatakan
bahwa penggunaan media sosial memberi pengaruh akan adanya jalinan
kerjasama baru bagi perusahaan dan 45% perusahaan menjelaskan penggunaan
media sosial mampu mengurangi biaya pemasarann (Stelzner, 2009).
Media sosial yang dipergunakan bagi para pelaku bisnis dijelaskan oleh
Gunelius (2011: 15) sebagai strategi pemasaran ditentukan oleh empat elemen
yakni content creation, content sharing, connecting, dan community building
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Pembuatan Konten (Content creation) dalam promosi yang dilaksanakan
pada sosial media yang dibuat harus bersifat menarik sehingga mampu menarik
target pelanggan sesuai pasar yang dituju dan mencerminkan kepribadian sebuah
bisnis tersebut.
2. Membagikan konten (Content sharing) pada promosi yang dilaksanakan
pada sosial media adalah dengan konten yang telah disediakan mampu disebar
luaskan kepada berbagai komunitas sosial sehingga dapat memperluas pelanggan
melalui sistem daring yang memiliki persamaan minat atau kebutuhan.
3. Jaringan (Connecting) yang luas dapat membangun hubungan yang dapat
menghasilkan lebih banyak bisnis.
4. Pembangunan Komunitas (Community Building) merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan dalam kegiatan promosi karena dalam penggunaan
media sosial yang luas diikuti oleh sistem komunikasi yang baik seperti penerapan
kejujuran dan berhati-hati pada penggunaan social networking karena akan
berdampak pada kelangsungan citra perusahaan pada komunitasnya.

5. Influencer
Influence adalah kemampuan untuk mempengaruhi, merubah opini dan
perilaku seseorang (Evelina dan Fitrie, 2018). Dalam era Revolusi Industri saat
ini, adanya perkembangan pesat dalam bidang teknologi mengakibatkan seseorang
dengan sangat mudah untuk meng-influence banyak orang dalam berbagai media
maupun platform seperti halnya melalui social networking. Social Networking
Site (SNS) atau biasa disebut juga jejaring sosial didefinisikan sebagai suatu
layanan berbasis web yang memungkinkan setiap pengguna dapat membangun
hubungan sosial melalui dunia maya (Welta, 2013).
5.1 Pengaruh Influencer di Dunia Digital
Keterikatan influencer dengan followers Timbulnya engagement antara
followers dan influencer terjadi akibat komunikasi yang dibangun secara
konsisten oleh influencer dengan reputasi yang cocok dengan produk yang
ditawarkan. Terdapat tiga aspek yang dilihat dari seorang influencer, yaitu Reach
yang menunjukkan jumlah followers yang dimiliki oleh influencer tersebut.
Kemudian adanya Resonance yang memperlihatkan tingkat keterikatan followers
dengan konten yang ditampilkan oleh influencer, seperti seberapa aktif followers
membagikan lagi konten yang ditampilkan oleh influencer. Aspek terakhir adalah
Relevance yang menggambarkan kesamaan antara nilai-nilai yang diyakini
influencer dan brand image produk. Kesamaan tersebut juga dapat berupa konten
yang ditampilkan influencer dengan memperhatikan adanya value, budaya, dan
demografis yang sama dengan target khalayak brand (Solis, 2012).
5.2 Peran Influencer
Umumnya, seorang Influencer memiliki 3 peran utama. Peran tersebut
diantaranya adalah to inform, to persuade, dan to entertain. Fungsi to inform
berkaitan dengan adanya e-commerce bertujuan untuk menginformasikan
mengenai suatu produk atau brand ke audiens sehingga mereka tertarik untuk
membeli produk tersebut. Dari adanya fungsi to persuade, influencer berusaha
meyakinkan audiens menerima sudut pandangnya atau meminta untuk
mengadopsi perasaan dan perilakunya, sedangkan to entertain berfungsi untuk
menghibur sehingga konten yang disediakan bersifat persuasif dan pesan yang
ingin disampaikan dari produk atau brand dapat diterima dengan baik (Sugiharto
dkk., 2018).

Penelitian terdahulu :
1. Pengaruh Terpaan Iklan di Media Sosial Youtube terhadap Persepsi
Konsumen (Studi terhadap Pelanggan Iklan Tiket. com di Youtube) R
Febrida, R Oktavianti - Prologia, 2020 - journal.untar.ac.id
2. Pengaruh Promosi Menggunakan Media Sosial Instagram Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Tiket. Com NA Harahap, M Ariyanti -
eProceedings …, 2019 - … .telkomuniversity.ac.id

Simpulan :
Disimpulkan bahwa strategi digital marketing di era pandemic Covid – 19
merupakan strategi yang cukup efisien untuk memasarkan produk, dikarenakan
hamper seluruh masyarakat yang melakukan aktivitasnya dirumah, menghabiskan
waktu mereka dengan bermain gadget.

Daftar pustaka :
Armstrong, Kotler.2015. Marketing an Introducing Prentice Hall twelf edition.
England : Pearson Education, Inc.

Constantinides E. 2004. Influencing The Online Consumer's Behaviour: The Web


Experience Vol 14. Journal of Internet Research

Constantinides E and Fountain S. 2008. Web 2.0: Conceptual Foundations and


Marketing Issues Vol 9. Journal of Direct, Data and Digital Marketing Practice
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Edelman. 2018. Tingkat Kepercayaan Publik Terhadap Media Sosial/Mesin
Pencari dan Jurnalis (2012-2018). Diakses dari
https://databoks.katadata.co.id/ tanggal 12 Desember 2020

Evelina, L. W. dan F. Handayani. 2018. Penggunaan Digital Influencer dalam


Promosi Produk (Studi Kasus Akun Instagram @bylizzieparra). Warta
ISKI. Vol 01 (01): 71-82.

Ghotbifar, F. 2017. Identifying and assessing the factors affecting skill gap in
digital marketing in communication industry companies. Independent
Journal Of Management & Production, 1 - 14.
Gunelius, Susan. 2011. 30 Minute Social Media Marketing. United States :
McGraw Hill.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran : Jilid 1. Edisi Milenium. Jakarta:
Prehallindo.

Puntoadi, Danis. 2011. Meningkatkan Penjualan Melalui Media Sosial. Jakarta :


PT. Gramedia Pustaka Utama

Riyanto, A. D. 2015. Pemanfaatan Google Trends Dalam Penentuan Kata Kunci


Sebuah Produk untuk Meningkatkan Daya Saing Pelaku Bisnis di Dunia
Internet. Seminar Nasional Informatika, 52 – 59

Anda mungkin juga menyukai