Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI

HALUSINASI

A. Defenisi

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan


rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar).Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata.Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang
berbicara.

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perubahan atau penghiduan.

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata,
artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata stimulus/rangsangan dari luar.

B. Rentang respon

Adaptif Mal Adaptif

 Pikiran logis  Kadang-kadang proses  Waham


 Persepsi akurat pikir terganggu  Halusinasi
 Emosi konsisten  Ilusi  Kerusakan proses
dengan pengalaman
 Emosi berlebihan emosi
 Perilaku cocok
 Perilaku yang tidak  Perilaku tidak
 Hubungan sosial
biasa terorganisasi
harmonis
 Menarik diri  Isolasi sosial
C. Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Genetika
b. Neurobilogi
c. Meurotransmitter
d. Abnormal perkembangan syaraf
e. Psikologis
2. Faktor presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
c. Adanya gejala pemicu

D. Proses Terjadinya Halusinasi

Halusinasi berkembang melalui empat fase, yaitu sebagai berikut :

a. Fase pertama
Disebut juga dengan fase comporting yaitu fase yang menyenangkan.Pada tahap ini
masuk dalam golongan nonpsikotik.Karakteristik : klien mengalami stress, cemas,
perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat
diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara
ini hanya menolong sementara.
Perilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa
suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang asyik dengan
halusinasinya, dan suka menyendiri.
b. Fase kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadi
menjijikkan, termasuk dalam psikotik ringan.Karakteristik : pengalaman sensori
menjijikkan dan menakutkan, kecemasan meningkat, melamun, dan berfikir sendiri
jadi dominan.

E. Penyebab
3. Faktor predisposisi
f. Genetika
g. Neurobilogi
h. Meurotransmitter
i. Abnormal perkembangan syaraf
j. Psikologis

4. Faktor presipitasi
d. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
e. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
f. Adanya gejala pemicu
F. Proses Terjadinya Halusinasi

Halusinasi berkembang melalui empat fase, yaitu sebagai berikut :

c. Fase pertama
Disebut juga dengan fase comporting yaitu fase yang menyenangkan.Pada tahap ini
masuk dalam golongan nonpsikotik.Karakteristik : klien mengalami stress, cemas,
perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat
diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara
ini hanya menolong sementara.
Perilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa
suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang asyik dengan
halusinasinya, dan suka menyendiri.
d. Fase kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadi
menjijikkan, termasuk dalam psikotik ringan.Karakteristik : pengalaman sensori
menjijikkan dan menakutkan, kecemasan meningkat, melamun, dan berfikir sendiri
jadi dominan.

G. Jenis dan Tanda-Tanda Halusinasi

Jenis halusinasi Data objektif Data subjektif


Halusinasi  Bicara atau ketawa  Mendengar suara atau
pendengaran sendiri kegaduhan
 Marah-marah tanpa  Mendengar suara yang
sebab bercakap-cakap
 Mengarahkan telinga  Mendengar suara yang
kearah tertentu menyuruh melakukan
 Menutup telinga sesuatu yang berbahaya

Halusinasi  Menujuk-nunjuk Melihat bayangan, sinar


penglihatan kearah tertentu bentuk geometris, bentuk
 Ketakutan kepada kartoon, melihat hantu
sesuatu yang tidak jelas atau monster

Halusinasi  Menghidu Seperti Membaui bau-bauan seperti


penghidu Sedang Membaui bau- bau darah, urine, fases
bauan tertentu kadang-kadang bau itu
 Menutup hidung menyenangkan

Halusinasi  Sering meludah Merasakan rasa seperti


pengecap  Muntah darah, urine atau fases

Halusinasi  Menggaruk-garuk Menyatakan ada serangga di


perabaan permukaan kulit permukaan kulit
Merasakan tersengat listrik

H. Proses keperawatan
1. Faktor predisposisi
a. Genetika
b. Neurobiology
c. Neurotransmitter
d. Abnormal perkembangan syaraf
e. Psikologis
2. Faktor presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
3. Mekanisme koping
a. Regresi
b. Proyeksi
c. Menarik diri
4. Perilaku halusinasi
a. Isi halusinasi
b. Waktu terjadinya
c. Frekuensi
d. Situasi pencetus
e. Respon klien saat halusinasi

I. Gangguan sensori persepsi halusinasi


Tujuan Kriteria evaluasi Interval
Pasien mampu : Setelah …………..x SP 1
 Mengenali halusinasi pertemuan, pasien dapat  Bantu pasien mengenal
yang dialaminya menyebutkan : halusinasi (isi, waktu
 Mengontrol  Isi waktu, frekuensi, terjadinya, frekuensi,
halusinasinya situasi pencetus, situasi pencetus,
 Mengikuti program perasaan perasaan saat terjadi
pengobatan  Mampu memperagakan halusinasi)
cara dalam mengontrol  Latih mengontrol
halusinasi. halusinasi dengan cara
menghardik.
Tahapan tindakannya
meliputi :
 Jelaskan cara
menghardik halusinasi
 Peragakan cara
menghardik
 Minta pasien
memperagakan ulang
 Pantau penerapan cara
ini, beri penguatan
perilaku pasien
 Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah ……..x pertemuan, SP 2
pasien mampu :  Evaluasi kegiatan yang
 Menyebutkan kegiatan lalu (SP 1)
yang sudah dilakukan  Latih berbicara/bercakap
 Memperagakan cara dengan orang lain saat
bercakap-cakap dengan halusinasi muncul
orang lain  Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien
Setelah …..x pertemuan SP 3
pasien mampu :  Evaluasi kegiatan lalu
 Menyebutkan kegiatan (SP2)
yang sudah dilakukan  Latih kegiatan agar
 Membuat jadwal halusinasin tidak
kegiatan sehari-hari dan muncul
mampu Tahapannya :
memperagakannya  Jelaskan pentingnya
aktivitas yang teratur
untuk mengatasi
halusinasi
 Diskusikan aktivitas
yang biasa dilakukan
oleh pasien
 Latih pasien melakukan
aktivitas
 Susun jadwal aktivitas
sehari-hari sesuai
aktivitas yang telah
dilatih (dari bangun pagi
sampai tidur malam)

Pantau pelaksanaan jadwal


kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku yang ( + )
Setelah …….x pertemuan, SP 4
pasien mampu :  Evaluasi kegiatan yang
 Menyebutkan kegiatan lalu ( SP 1, 2, dan 3)
yang sudah dilakukan  Tanyakan program
 Menyebutkan manfaat pengobatan
dari program pengobatan  Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
gangguan jiwa
 Jelaskan akibat bila tidak
digunakan sesuai
program
 Jelaskan akibat bila
putus obat
 Jelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat
 Jelaskan pengobatan
(5B)
 Latih pasien minum obat
 Masukkan dalam jadwal
harian pasien
Keluarga mampu : Setelah ……x pertemuan SP 1
Merawat psien di rumah keluarga mampu  Identifikasi masalah
dan menjadi system menjelaskan tentang keluarga dalam merawat
pendukung yang efektif halusinasi pasien
untuk pasien  Jelaskan tentang
halusinasi
- Pengertian halusinasi
- Jenis halusinasi yang
dialami pasien
- Tanda dan gejala
halusninasi
- Cara merawat pasien
halusinasi ( cara
berkomunikasi,
pemberian obat, dan
pemberian aktivitas
kepada pasien)
- Sumber-sumber
pelayanan ksehatan
yang bias dijangkau
- Bermain peran cara
merawat
- Rencana tindak lanjut
keluarga, jadwal
keluarga untuk
merawat psien
Setelah…….x pertemuan SP 2
keluarga mampu :  Evaluasi kemampuan
 Menyelesaikan kegiatan keluarga (SP 1)
yang sudah dilakukan  Latih keluarga merawat
 Memperagakan cara pasien
merawat pasien  RTL keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien
Setelah …….x pertemuan SP 3
keluarga mampu :  Evaluasi kemampuan
 Menyebutkan kegiatan keluarga (SP 2)
yang sudah dilakukan  Latih keluarga merawat
 Memperagakan cara pasien
merawat pasien serta  RTL keluarga/jadwal
mampu membuat RTL keluarga untuk merawat
pasien
Setelah …….x pertemuan SP4
keluarga mampu :  Evaluasi kemampuan
 Menyebutkan kegiatan keluarga
yang sudah dilakukan  Evaluasi kemampuan
 Melaksanakan Follow pasien
up rujukan  RTL keluarga
- Follow up
- Rujukan

Anda mungkin juga menyukai