Hubungan Persepsi Mahasiswayang Mengikuti Ccsatentangpraktik Klinisdengan Motivasi Untuk Melanjutkanpendidikan Profesi Ners Di Fakultasilmukeperawatanuniversitas Padjadjaran
Hubungan Persepsi Mahasiswayang Mengikuti Ccsatentangpraktik Klinisdengan Motivasi Untuk Melanjutkanpendidikan Profesi Ners Di Fakultasilmukeperawatanuniversitas Padjadjaran
ABSTRAK
Pendidikan profesi merupakan bagian dari pendidikan profesional yang harus
dilalui sebelum menjadi perawat. Namun masih ada mahasiswa yang keberatan
melanjutkan pendidikan profesi ini. Pada tahun 2012, 19% lulusan angkatan 2007 tidak
melanjutkan pendidikan profesi. Comprehensive Clinical System Analysis (CCSA)
merupakan pemaparan praktik klinis secara dini bagi mahasiswa sebagai bekal sebelum
menempuh pendidikan profesi dengan tujuan meningkatkan keterampilan klinis dasar
mahasiswa. Keluhan yang timbul dari mahasiswa mengenai CCSA meliputi beban
kerja, target tindakan dan koordinasi di lapangan. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui hubungan persepsi mahasiswa yang telah mengikuti CCSA tentang praktik
klinis dengan motivasi untuk melanjutkan pendidikan profesi Ners di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjadjaran. Penelitian deskriptif korelasional dengan
pendekatan kuantitatif dilakukan kepada 60 mahasiswa angkatan 2008 FIK Unpad yang
diambil secara random. Persepsi dan motivasi mahasiswa diukur dengan menggunakan
instrumen berupa kuisioner. Penelitian dianalisis dengan menggunakan uji korelasi
Rank Spearman untuk mengetahui besarnya korelasi, dan uji t untuk pengujian
hipotesis. Hasil penelitian menunjukan 56,7% mahasiswa memiliki persepsi positif
tentang praktik klinis,86,67% memiliki motivasi yang tinggi untuk melanjutkan
pendidikan profesi dan tidak terdapat hubungan bermakna antara persepsi mahasiswa
tentang praktik klinis dengan motivasi untuk melanjutkan pendidikan profesi. Meskipun
demikian 13,3% dari mahasiswa masih memiliki motivasi yang rendah untuk
melanjutkan pendidikan profesi sehingga dibutuhkan sosialisasi program profesi sebagai
integral dari pendidikan professional secara dini.
ABSTRACT
Internship program is a part of professional education that must done before
being a nurse . Unfortunately, some students do not interest to do this. Comprehensive
Clinical System Analysis (CCSA) is an early clinical exposure for students before doing
clinical internship program. This study aims to find out the correlation between
perception of students followed CCSA fowards clinical practice and students motivation
to continue study of clinical internship at Nursing Faculty of Padjadjaran University.
This research used correlational descriptive with quantitative approach. Sampling
technique used random sampling with 60 students as participants. Perception and
motivation of students were investigated by quetionare. Research result was analyzed
1
statistically by using rank spearman’s correlation. Research result show that 56,7%
students have positive perception, 86,67% students have high motivation and there is no
correlation between perception of students followed CCSA fowards clinical practice
and students motivation to continue study of clinical internship at Nursing Faculty of
Padjadjaran University. Nevertheless, 13,3% students still have low motivation, there
for it is urgent to conduct early introduction internship program as an integral of
professional education among students during their campus orientation program.
PENDAHULUAN
perawatan sesuai dengan wewenang yang dimiliki secara kolaborasi dan mandiri,
dengan demikian perawat diharuskan memiliki ilmu dan kiat keperawatan yang
merupakan hal yang sangat penting untuk meletakan dasar-dasar profesional bagi para
praktisinya.
perawat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga diharapkan pada
akhir tahun 2015, mayoritas pendidikan perawat yang ada di rumah sakit sudah
memenuhi kriteria minimal sebagai perawat profesional (Ners) (Nursalam, 2007). Reilly
(2002) yang membagi pendidikan keperawatan menjadi dua disiplin yaitu disiplin
pengetahuan dan pada teori yang bersifat deskriptif , sedangkan disiplin profesional
diarahkan pada tujuan praktis, sehingga menghasilkan teori preskriptif dan deskriptif.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (FIK Unpad) adalah salah satu
institusi pendidikan perawat di Indonesia. FIK Unpad mempunyai visi menjadi lembaga
2
pendidikan tinggi keperawatan sebagai pusat pengembangan ilmu dan profesi
dan keperawatan komunitas. Semenjak tahun 2007 FIK Unpad telah menerapkan
KBK merupakan salah satu metode student learning yang diadobsi dari teori belajar
atau Social Learning Theory. Bandura menyatakan bahwa tingkah laku manusia tidak
hanya didorong oleh kekuatan dari dalam dirinya melainkan dalam diri orang lain yang
belajar. Kemampuan tersebut ialah kemampuan mengenal yang disebut dengan istilah
lingkungan akan membentuk tingkah laku manusia (Bandura, 1977; Weiten 2011).
berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) yaitu suatu metode instruksional
(Nursalam, 2008). Tujuan utama PBL adalah memberi keterampilan dan informasi
kepada peserta didik yang akan diterapkannya nanti dalam pekerjaan, baik selama
Konsep ECE merupakan pemaparan awal mahasiswa pada dunia klinis dalam
bentuk praktik klinis. Praktik klinis merupakan bagian integral dari pendidikan
dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk
3
Early Clinical Exposure ini telah diberikan semenjak pendidikan akademik dalam
bentuk praktik klinis. Di FIK Unpad Early Clinical Exposure diterapkan pada mata
puskesmas yang tempatnya telah ditentukan sebelumnya oleh fakultas. Namun dalam
kesempatan kali ini peneliti lebih memfokuskan kepada praktik yang diselenggarakan
dirumah sakit karena praktik dirumah sakit sudah mencakup atau mewakili semua
komponen klinik yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mengenal dunia profesi
keperawatan. Praktik klinis adalah bekal bagi mahasiswa untuk nanti melanjutkan
pendidikan profesi.
Mata kuliah CCSA dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sasikin
Bandung (RSUP Dr. Hasan Sadikin). Mata kuliah ini memfasilitasi mahasiswa untuk
meningkatkan keterampilan klinik dasar yang terkait semua sistem yang telah dipelajari
pada semester-semester sebelumnya. Mata kuliah ini merupakan program baru yang
baru dua kali diterapkan di FIK Unpad. Pertama kali diterapkan kepada program A
angkatan 2007 pada tahun 2010 diikuti oleh 130 mahasiswa dan yang kedua pada
program A 2008 pada tahun 2011 yang diikuti oleh 149 mahasiswa (FIK Unpad,2012).
awal terhadap lingkungan klinik pada saat menjalani mata kuliah CCSA, akan
melanjutkan pendidikan profesi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya ada dua
Tujuan profesi Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan adalah menghasilkan Ners
4
layanan kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip keperawatan dalam
mengutamakan keselamatan klien, diri, dan lingkungan mengacu pada sistem pelayanan
kesehatan nasional dan dapat bersaing secara global (FIK Unpad, 2012).
mahasiswa. Ada mahasiswa yang mengeluhkan bingung dengan proses mata kuliah ini,
ada yang mengeluhkan koordinasi yang kurang jelas antara mahasiswa dengan dosen,
dan ada pula yang mengeluhkan beratnya pekerjaan yang dilakukan oleh perawat
dilapangan. Selain itu ada juga yang jadi ragu-ragu untuk melanjutkan pendidikan
profesi, dan bahkan berpikir tidak akan memilih lingkup pekerjaan klinis.
terhadap praktik klinis CCSA dari 10 orang yang diwawancarai 6 orang mahasiswa
memiliki penilaian yang kurang baik terhadap CCSA alasannya yaitu karena beratnya
beban dan tugas yang harus dilaksanakan. Sehingga CCSA ini menjadi salah satu
Rakhmat, J., 2007). Persepsi yang terbentuk oleh komponen kognitif seseorang dapat
menjadi positif atau negatif. Jika banyak mahasiswa yang memiliki persepsi negatif
tentang praktik klinis ini, maka akan membatasi keinginan mahasiswa untuk
pengalaman klinis mahasiswa dilahan praktik yang akan berdampak pada tidak
5
Fenomena ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Firmansya,
Marindra (2011) dalam tulisannya yang berjudul early clinical experience menyebutkan
bahwa persepsi mahasiswa terhadap early clinical experience adalah rendah. Masalah
dikemukakan pada komponen struktur dan isi, proses bimbingan, pengalaman belajar
Farkhondeh Sharif and Sara Masoumi (2005) dalam tulisannya a qualitative study
dalam praktik klinis awal mahasiswa yaitu: (1) kecemasan klinis awal, (2) kesenjangan
teori dan praktik, (3) supervisi klinis, dan (4) peran professional. Dalam penelitian ini
didapatkan hasil bahwa mahasiswa keperawatan tidak puas dengan komponen klinis
dari pendidikan mereka. Mereka mengalami kecemasan sebagai hasil dari perasaan
Pengalaman klinis mahasiswa akan membentuk persepsi positif ataupun negatif dan
akan menghasilkan sikap yang hasilnya dapat terlihat dalam perilaku yang ditunjukkan.
Berdasarkan fenomena yang ditemukan dan didukung dengan penelitian yang sudah ada
peneliti menduga persepsi mahasiswa tentang praktik klinis cenderung ke arah negatif.
Hal yang ditakutkan adalah persepsi negatif ini akan menghasilkan sikap yang
profesi.
Menurut data yang didapat dari SBA Fakultas Keperawatan Unpad, mahasiswa
program A angkatan 2007 yang melanjutkan pendidikan profesi Ners adalah 116 orang
dari 143 mahasiswa yaitu sekitar 81 % . Ada sekitar 19 % lulusan S1 yang tidak
6
melanjutkan pendidikan profesi padahal seharusnya pendidikan keperawatan ini tidak
keperawatan angkatan 2008 yang telah mengikuti CCSA melalui wawancara, saat
ditanya apakah setelah lulus sarjana mereka akan melanjutkan program profesi Ners, 5
dari 10 mahasiswa menyatakan ragu akan melanjutkan program profesi ners, dan ada 1
orang yang menyatakan tidak akan mengambil program profesi, kalau pun jadi diambil
menjalani praktik CCSA banyak teman-temannya yang merasa jera dengan tugas
perawat dirumah sakit dan menjadi ragu untuk melanjutkan pendidikan profesi dengan
anggapan tugas saat profesi akan lebih berat. Sedangkan mahasiswa yang akhirnya
malasan.
Pada dasarnya terdapat banyak hal yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk
melanjutkan pendidikan profesi. Menurut Ismani (2001) minat ini dipengaruhi oleh
kondisi sosial ekonomi, dan untuk mendapatkan legilasi. Namun, selain itu ada satu lagi
hal yang sangat penting yaitu motivasi dari diri mahasiswa tersebut untuk melanjutkan
pendidikan profesi. Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang
7
Berdasarkan fenomena ini, peneliti tertarik meneliti hubungan persepsi mahasiswa
yang telah mengikuti CCSA tentang praktik klinis dengan motivasi mahasiswa untuk
Padjadjaran.
METODA PENELITIAN
(Nursalam, 2008).
tentang praktik klinis dengan motivasi untuk melanjutkan program profesi Ners di
praktik klinis dengan motivasi untuk melanjutkan program profesi Ners di Fakultas
Variable dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa tentang praktik klinis dan
Dalam penelitian ini penulis menetapkan populasi adalah mahasiswa angkatan 2008
mata kuliah CCSA. Jumalh sampel yang diambil adalah sebanyak 60 orang dengan
8
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner. Jenis kuisioner berupa angket
tertutup, dimana responden dapat membubuhkan tanda checklist (√) sebagai alternatif
Kuisioner yang digunakan ada dua, yaitu kuisioner untuk mengukur persepsi
mahasiswa mengenai praktik klinis dan kuisioner untuk mengukur motivasi mahasiswa
untuk melanjutkan pendidikan profesi Ners. Kuisioner yang digunakan peneliti adalah
hasil dari pengembangan teori dan telah dilakukan uji content dengan ahli.
Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman, dan
sampel setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud, tujuan dan manfaat penelitian.
Responden berhak untuk menolak sebagai sampel penelitian. Segala informasi yang
didapat dari responden dijaga kerahasiaanya serta hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Hasil analisis mengenai persepsi mahasiswa tentang praktik klinis dapat dilihat
9
Berdasarkan tabel 1 sebagian besar mahasiswa memiliki persepsi yang positif
pendidikan profesi Ners. Dapat dilihat hampir seluruh mahasiswa memiliki motivasi
yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan profesi Ners yaitu sebanyak 86,67%.
Table 3 hasil analisa hubungan persepsi mahasiswa tentang praktik klinis dengan
motivasi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan profesi ners
Motivasi Koefisien Koefisien
Total
Persepsi Tinggi Rendah korelasi determinasi
f % F % f % (rs) (rs2)
Positif 29 85,29 5 14,71 34 100
-0,029 0,000841
Negatif 23 88,46 3 11,54 26 100
Besarnya koefisien determinasi adalah sebesar 0,000841, Hal ini berarti varian
yang terjadi pada variabel motivasi 0,084% ditentukan oleh varian yang terjadi pada
10
variabel persepsi. Hasil ini dapat juga diartikan pengaruh persepsi mahasiswa tentang
praktik klinis terhadap motivasi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan profesi ners
hanya sebesar 0,084% , sisanya 99,916% lagi ditentukan oleh faktor lain.
Spearman, menyimpulkan bahwa H0 gagal tolak dengan nilai |t hitung| < t tabel = 0,219
< 1,672. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara persepsi mahasiswa yang
mengikuti CCSA tentang praktik klinis dengan motivasi untuk melanjutkan pendidikan
Salah satu tujuan praktik klinis pada tahap pendidikan akademik adalah untuk
sebelum menjalani pendidikan profesi. Dalam penelitian ini didapatkan data 85,29%
mahasiswa yang memiliki persepsi positif akan memiliki motivasi yang tinggi untuk
melanjutkan pendidikan profesi dan 88,46% dari mahasiswa yang memiliki persepsi
negatif juga memiliki motivasi yang tinggi. Hal ini berarti mahasiswa yang memiliki
motivasi yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan profesi belum tentu memiliki
Pada dasarnya sebagian besar sikap, tingkah laku tersebut dan penyesuaiannya
sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktifitas yang intergrated
11
Banyak faktor yang menentukan persepsi seseorang yang berasal dari
kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal lain yang disebut sebagai faktor-faktor
personal. Persepsi juga ditentukan bukan dari jenis atau bentuk stimuli, tetapi
karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu, dan ditentukan juga oleh
kebutuhan biologis seseorang, serta suasana emosional saat mempersepsi suatu hal.
profesi hanya sebesar 0,089% . Hal ini berarti persepsi bukan faktor utama yang dapat
mahasiswa dapat masuk ke dalam faktor kondisi peserta didik, namun kontribusinya
dalam membentuk motivasi tidak terlalu besar. Masih ada 99,916 % lagi faktor-faktor
lain yang akan berkontribusi dalam membentuk motivasi mahasiswa dalam melanjutkan
pendidikan profesi. Untuk mengetahui hal ini lebih jelas dapat dilakukan penelitian
lebih lanjut.
Begitu pula halnya dengan motivasi. Banya faktor yang menentukan motivasi
mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan profesi ini. Faktor-faktor tersebut adalah cita-
cita dan aspirasi, kemampuan, kondisi peserta didik, kondisi lingkungan belajar, unsur-
unsur dinamis dalam pembelajaran, serta upaya pengajar dalam membelajarkan peserta
Wafak (2009) meneliti terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi
12
memiliki motivasi namun karena mendapat dukungan dari keluarga, mahasiswa tersebut
Faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi adalah rentang antara praktik
klinis yang telah dilakukan oleh mahasiswa dengan penelitian ini cukup lama yaitu 5
bulan. Hal ini juga dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga hasil penelitian ini
SIMPULAN
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
profesi ners di masa mendatang dan mampu memenuhi harapan masyarakat pada
meningkat.
c. Institusi diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi TPBK dan dosen wali untuk
melanjutkan pendidikan profesi selain dari persepsi mereka mengenai praktik klinis
13
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Sharif, F., Masoumi, S.. 2005. A Qualitative Study of Nursing Student Experiences of
Clinical Practice. [Online] BMC Nurs.2005;4;6 doi: 10.1186/1472-6955-4-6
Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1298307/ (diakses
pada tanggal 15 Januari 2012)
Weiten, W., Dana S. Dunn, Elizabeth Yost Hamme. 2011. Psychology Applied to
Modern Life: Adjustment in the 21st Century. USA: Wadsworth
14