2, Juli 2012
Abstrak: Studi ini menganalisis kerusakan bangunan berlantai satu yang didirikan
di atas tanah lempung di daerah Kerobokan, Kabupaten Badung. Tujuan studi
untuk analisis penyebab kerusakan pada bangunan, apakah akibat pengembangan
atau penurunan. Metode yang digunakan dengan pengujian tegangan
pengembangan pada alat oedometer dengan metode MSO (Modified Swell
Overburden). Hasil studi menunjukkan bahwa tanah di lokasi studi memiliki nilai
batas cair rata-rata sebesar 84,7% dan indek plastisitas rata-rata sebesar 55%. Hasil
pengujian dengan metode MSO menunjukkan bahwa pada kedalaman ini, σs yang
terjadi adalah berkisar antara 0,37 – 4,80 kg/cm2. Tegangan vertikal total σv pada
kedalaman ini adalah sebesar 0.28 – 0.41 kg/cm2. Sisa tegangan pengembangan
pada kedalaman ini mengakibatkan terjadinya kenaikan permukaan tanah sebesar
0,004 – 0,143 m. Pada setiap kedalaman yang ditinjau, nilai σs selalu lebih besar
dari nilai σv. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerusakan bangunan berlantai satu
di daerah Kerobokan dan sekitarnya disebabkan oleh pengembangan tanah. Secara
umum, pemecahan masalahnya adalah melawan tegangan pengembangan tersebut
atau mengurangi pengembangannya. Salah satu metode untuk mengurangi
pengembangannya adalah dengan mengurangi ketebalan lapisan lempungnya, atau
dengan kata lain menambah kedalaman pondasi. Disarankan agar tanah di bawah
pondasi digali sampai kedalaman 1,00 m. Untuk mengurangi kedalaman pondasi,
galian pondasi ditimbun kembali dengan bahan timbunan yang tidak ekspansif
sampai pada kedalaman dimana pondasi akan diletakkan.
Abstract: This study analyses one storey building damage problem occurred on
expansive clay at Kerobokan, Badung Regency. The study aims to determine
whether swelling or consolidation that causes damage to the building. The method
used is swelling test to the undisturbed sample to determine the swelling pressure
(σs) on oedometer apparatus according to the MSO (Modified Swell Overburden)
test method. The study found that the average Liquid Limit (LL) and Plasticity
Index (PI) of the soil are 84.7% and 55% respectively. The test results showed that
the swelling pressure σs of 0.37 – 4.80 kg/cm2 occurred at any appropriate depth.
The total vertical stress σv that could be mobilized at any appropriate depth was of
0.37 – 4.80 kg/cm2. The difference between σs and σv cause heave of 0,004 – 0,143
m occurred at the bottom of the foundation. At any considered depth, the value of
σs always greater than σv, so it is concluded that the building damage built at
Kerobokan is due to soil swelling instead of the consolidation process. In general,
it is suggested that the problem of soil swelling could be minimized by counter
weighting the swelling pressure by loading as to increase the total vertical stress. It
is also suggested to permanently replace the swelling soil layers to stopped
swelling, in particular the most 1 m upper layer. This effort could be significantly
decreased soil swelling.
177
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 2, Juli 2012
178
Analisis Penyebab Kerusakan Rumah Sederhana ..................................................... Wardana
179
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 2, Juli 2012
B6 0.50 - 1.00 30.7 83.0 52.3 Tabel 2: Kadar air pada berbagai kedala-
1.00 - 1.50 28.4 84.0 55.6 man pada titik Bor 1
1.50 - 2.00 29.3 84.0 54.7
Kedalaman Kadar air (%)
2.00 - 2.50 27.6 86.0 58.4 (m) basah kering
Rata-
rata 84.7 55.0 0.10 60.34 27.24
0.25 56.32
0.50 31.13
Kedalaman zone aktif ditentukan de-
0.60 52.45 31.72
ngan cara membuat grafik profil kadar air
0.75 51.64 32.36
berdasarkan kedalaman, untuk kondisi ke-
1.00 47.62 37.15
ring dan kondisi basah. Kedalaman zone
1.25 48.23 38.21
aktif berkisar antara 1,5 – 3 meter dengan
1.40
ketebalan lapisan lempung berkisar antara 1.50 46.86 41.05
2 – 5 meter. 1.60
Tabel 2 memperlihatkan hasil pengu- 1.75 45.12 41.83
jian kadar air pada berbagai kedalaman 2.00 44.19
pada titik Bor 1. Profil kadar air terhadap 2.25 45.30 44.17
kedalaman untuk lubang Bor 1, diperlihat- 2.50 46.19 45.00
kan pada Gambar 2. 2.75 46.88 46.53
0.25
0.50
0.75
1.00
Kedalaman, h (m)
1.25
Basah
1.50
kering
1.75
2.00
2.25
2.50
2.75
3.00
Profil kadar air juga dapat dipakai un- Pada saat musim hujan, nilai SR berku-
tuk menentukan derajat kejenuhan (SR) rang dengan bertambahnya kedalaman,
tanah pada berbagai kedalaman, baik pada kemudian bertambah sampai mencapai ni-
saat musim kering maupun pada saat mu- lai yang konstan pada kedalaman tertentu.
sim hujan. Pada saat musim kering, nilai Nilai SR selanjutnya akan dipakai untuk
SR meningkat dengan bertambahnya ke- menentukan nilai koefisien pembasahan
dalaman, sampai mencapai suatu nilai pada perhitungan heave.
yang konstan pada kedalaman tertentu.
180
Analisis Penyebab Kerusakan Rumah Sederhana ..................................................... Wardana
20.0
19.0
18.0
17.0
16.0
15.0
14.0 D=0,8
13.0 D=1,25
12.0
11.0 D=1,75
10.0
D=2,5
9.0
8.0
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
181
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 2, Juli 2012
0.50
Kedalaman di bawah pondasi (m)
0.75
1.00
1.25
1.50
1.75
2.00
2.25
2.50
2.75
3.00
0.50
Kedalaman di bawah pondasi (m)
0.75
1.00
1.25
1.50
1.75
2.00
2.25
2.50
2.75
3.00
Gambar 5 : Hubungan Kenaikan Permukaan Tanah dengan Kedalaman pada Titik Bor 1
182
Analisis Penyebab Kerusakan Rumah Sederhana ..................................................... Wardana
Pada titik bor 1, pada kedalaman dite- bor yang lainnya menunjukkan hasil yang
ngah-tengah lapisan pertama di bawah tidak jauh berbeda dengan hasil pengujian
pondasi, σs yang terjadi adalah sebesar dan perhitungan untuk titik bor 1. Pada se-
1,50 kg/cm2. Dari Tabel 4 dapat dilihat mua lapisan tanah pada titik-titik bor ini
bahwa, tegangan vertikal total σv pada ke- terjadi kelebihan tegangan pengembangan,
dalaman ini adalah sebesar 0,34 kg/cm2. karena nilai σs lebih besar dari nilai σv.
Jika nilai σv sebesar 0,34 kg/cm2 diplot Kelebihan nilai σs ini mengakibatkan ter-
pada Gambar 3, maka akan menghasilkan jadinya kenaikan permukaan tanah antara
nilai εw1 sebesar 7,2%. 0.005 m sampai 0,126 m. Pada semua
Selanjutnya, berdasarkan persamaan lokasi pengambilan sampel, pengemba-
(1) kenaikan permukaan tanah (δw1) pada ngan terbesar terjadi pada sampel tanah
lapisan ini adalah sebesar 0,035 m. De- yang diambil dari kedalaman 0,8 m. De-
ngan cara yang sama, nilai εwi untuk ma- ngan kata lain, lapisan tanah sampai keda-
sing-masing lapisan dapat ditentukan dan laman 0,8 m memberikan kontribusi ter-
selanjutnya, dapat dihitung nilai δwi pada besar diantara lapisan tanah yang lain, ter-
masing-masing lapisan dan nilai akumula- hadap kenaikan permukaan tanah.
sinya. Kenaikan permukaan tanah pada Salah satu cara untuk mengurangi be-
masing-masing lapisan ini terjadi karena sarnya kenaikan permukaan tanah adalah
nilai σs lebih besar dari nilai σv pada ma- dengan teknik perbaikan tanah dengan
sing-masing lapisan. Ini berarti bahwa te- membuang lapisan tanah asli yang menye-
gangan vertikal total pada masing-masing babkan terjadinya pengembangan (Das,
lapisan tidak cukup besar untuk melawan 1990). Berdasarkan hasil perhitungan pa-
tegangan pengembangan yang terjadi pada da tabel 4, disarankan agar lapisan tanah
masing-masing lapisan tersebut. Sisa σs sedalam 1 meter di bawah pondasi di-
inilah yang menyebabkan naiknya permu- buang, sehingga dapat mengurangi kenai-
kaan tanah. kan permukaan tanah. Pada kedalaman
Berdasarkan hasil perhitungan pada ini, akumulasi kenaikan permukaan tanah
Tabel 4, pondasi yang diletakkan pada ke- berkisar antara 0,002 sampai 0,027 m, ke-
dalaman 0,5 m akan terangkat ke atas se- cuali pada titik bor 2 yang mencapai 0,051
besar 0,060 m akibat akumulasi dari ke- m. Untuk mengurangi ketinggian pondasi,
naikan permukaan tanah pada masing-ma- galian pondasi ditimbun kembali dengan
sing lapisan tanah dibawahnya. Hasil pe- bahan timbunan yang tidak ekspansif sam-
ngujian pengembangan dan perhitungan pai pada kedalaman dimana pondasi akan
kenaikan permukaan tanah pada titik-titik diletakkan.
183
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 16, No. 2, Juli 2012
Titik Kedal
aman
σv ∗εwi So S α δwi δw
Bor (m) (kg/cm2) (%) (%) (%) (m) (m)
184
Analisis Penyebab Kerusakan Rumah Sederhana ..................................................... Wardana
185