NIM : P.1709123
AMBON
2021
Kasus 1
Pertanyaan:
1. Buatlah Asuhan Keperawatan sampai dengan Implementasi dan evaluasi serta SOAP
selama 3 Hari pada Kasus diatas.
2. Diagnosa Keperawatan sebanyak 4 diagnosa
3. Berdasarkan instruksi dokter harus lakukan pemeriksaan radiologi pada kasus diatas
sebutkan 4 tujuan pemeriksaan radiologi
4. Bagaimana saudara melakukan pengkajian PQRST pada kasus diatas
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN.M DENGAN DIAGNOSA
MEDIS FRAKTUR FEMUR DETRA TERBUKA 1/3 DISTAL
DI RUMAH SAKIT SEHAT
PENGKAJIAN
A. Biodata
Nama: Tn.M
Usia: 42 Tahun
Pergeseran Fragmen
Tulang
Nyeri Akut
Pergeseran Fragmen Kerusakan
tulang Integritas Kulit
Laserasi Kulit
Deformitas
Gangguan Fungsi
Ekstremitas
Laserasi Kulit
Resiko Infeksi
2. DO:
Klien tampak
menjerit Kesakitan
Klien Tampak
Meringis
Pengkajian PQRST
P: Nyeri dirasakan ketika
kecelakaan
Q: Nyeri Hebat
R: Femur Detra
S: Skalah Nyeri 10
T: setelah Kecelakaan
Klien tampak
lemah
Klien Tampak
Lemas
1. Nyeri Akut b.d Agen Injuri Fisik, Setelah dilakukan tindakan Lakukan pengkajian Mengetahui
gerakan Fragmen Tulang, edema. keperawatan selam 3x24 jam nyeri secara perkembangan Nyeri
diharapkan Nyeri Klien komprehensif , Klien
Berkurang. termasuk lokasi, Mengetahui reaksi
karakteristik, durasi, Verbal ketidaknyamanan
Kriteria Hasil: frekuensi, kualitas, dan klien
Klien Mampu mengontrol factor prespitasi. Untuk mengetahui Rasa
Nyeri (tahu penyebab Obsevasi reaksi Nyeri Pada klien
Nyeri,mampu Nonverbal dari Untuk mengetahui
menggunakan tehnik ketidaknyamanan Kultur yang
nonfarmakologi untuk Gunakan Teknik mempengarui respon
mengurangi Nyeri,mencari komunikasi terapeutik Nyeri
bantuan) untuk mengetahui Untuk mengetahui dan
Klien mampu Melaporkan pengalaman Nyeri mengurangi factor
bahwa Nyeri berkurang Pasien Prespitasi Nyeri
dengan menggunakan Kaji Kultur yang Untuk menamba
manajemen Nyeri. mempengarui respon pengetahuan klien
Klien Mampu mengenali Nyeri tentang bagaimana cara
Nyeri (skala, intensitas, Kurangi Faktor penanganan Nyeri secara
frekuensi dan tanda Nyeri) prespitasi Nyeri Mandiri.
Klien mampu Menyatakan Pilih dan lakukan Untuk Membantu Klien
Rasa Nyaman setelah Nyeri penanganan Nyeri dalam Proses
berkurang (Farmakologi, non penyembuhan.
farmakologi dan
Interpersonal)
Tingkatkan Istirahat
2. Kerusakan Integritas Kulit Setelah dilakukan tindakan Jaga kulit agar tetap Untuk membantu pasien
berhubungan dengan fraktur terbuka, keperawatan selam 3x24 jam bersih dan kering lebih Nyaman
pemasangan Traksi (pen, kawat, diharapkan Integritas Kulit Berikan posisi yang Untuk membantu klien
secrup) klien dapat kembali Normal. mengurangi tekanan dalam penyembuhan
pada Luka. luka
Kriteria Hasil: Mobilisasi pasien Agar klien tidak merasa
Perfusi Jaringan dapat (ubah posisi pasien) bosan
kembali Normal setiap 2 jam sekali. Agar keluarga juga bisa
Tidak ada tanda-tanda Ajarkan keluarga melakukan aktifatas
infeksi tentang luka dan membersikan luka secara
Ketebalan dan tekstur perawatan luka klien. mandiri.
jaringan normal Lakukan tehnik Agar menghindari
Menunjukan pemahaman perawatan luka dengan benda-benda asing
dalam proses perbaikan steril masuk kedalam luka.
kulit dan mencega Agar klien tetap merasa
terjadinya cidera berulang. Nyaman, juga
Menunjukan terjadinya mengurangi Nyeri.
proses penyembuhan luka
3. Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Monitoring vital sign Mengetahui respon
berhubungan dengan Nyeri, terapi keperawatan selam 3x24 jam sebelum/sesuda latihan Klien terhadap latihan
reatriktif (imobilisasi) diharapkan Mobilitas fisik dan lihat respon pasien yang diberikan.
klien dapat kembali Normal. saat latihan Untuk mencegah pasien
Bantu klien untuk mendapatkan cidera
Kriteria Hasil: menggunakan tongkat yang lebih serius.
Klien Meningkat dalam saat berjalan dan cegah Untuk memudahkan
aktifitas Fisik terhadap cidera pasien dalam
Klien dapat mengerti tujuan Ajarkan Pasien tentang menjalankan terapi
dari peningkatan mobilitas teknik ambulasi dalam meningkatkan
Klien dapat Kaji kemampuan Aktifitas Fisik.
Memverbalisasikan pasien dalam Membantu pasien
perasaan dalam mobilisasi dalam mobilisasi
peningkatan kekuatan dan Latih pasien dalam Agar pasien dapat
kemampuan berpindah pemenuhan kebutuhan meningkatkan
Klien dapat Memperagakan ADLs secara mandiri keMandiriannya dalam
penggunaan alat bantu sesuai kemampuan ADLs sesuai
untuk mobilisasi. Berikan alat bantu jika kemampuan.
klien memerlukan Mempermudah klien
menjalankan Terapi.
4. Resiko Infeksi b.d Trauma, Imunitas Setelah dilakukan tindakan Infection control (control Agar Lingkungan
tubuh primer menurun, procedure keperawatan selam 3x24 jam infeksi) selalu Steril.
diharapkan dapat menurunkan Agar tidak terinfeksi
Invasive (pemasangan traksi) Bersihkan lingkungan
resiko Infeksi pada klien. oleh hal-hal yang
setelah dipakai pasien tidak diinginkan.
Kriteria Hasil: lain Menjaga Kesterilan
Pertahankan teknik Ruangan dan
Klien bebas dari tanda dan isolasi
gejala infeksi Kenyamanan Pasien
Batasi pengunjungan Agar Kebersihan
Mendeskripsikan proses bila perlu
penularan penyakit, factor Intruksikan pada Pengunjung selalu
yang mempengaruhi dijamin.
pengujung untuk Untuk memastikan
penularan serta mencuci tangan saat
penatalaksanaannya, kebersihan Pasien dn
berkunjung dan setelah Perawat serta
Menunjukan kemampuan berkunjung
untuk mencegah Pengunjung.
meninggalkan pasien Untuk membatasi
timbulnya infeksi Gunakan sabun
Jumlah leukosit dalam Infeksi
antimikrobia untuk Mikroorganisme yang
batas normal cuci tangan
Menunjukkan perilaku Cuci tangan setiap tidak diinginkan.
hidup Agar membantu
sebelum dan sesudah Pasien Lekas Pulih.
tindakan keperawatan
Dorongan Istirahat
IV. EVALUASI
1. 15:00 Wit melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif O: pasien terlihat meringis kesakitan
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
15:15 wit kualitas, dan factor prespitasi. A: Masalah Belum Teratasi
15:20 wit menjaga kulit agar tetap bersih dan kering O: Pasien Terlihat Nyaman dengan posisi yang digunakan
P: Lanjutkan Intervensi II
S: -
O:-
10:10 wit Kaji Kultur yang mempengarui respon Nyeri P: Lanjutkan Intervensi I dan II
P: Pertahankan Intervensi
A: Masalah Teratasi
11:15 wit
4 11:30 wit
membatasi pengunjung bila perlu P: Pertahankan Intervensi
Intruksikan pada pengujung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien.
S: -
O:-
2. 10:30 wit Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril A: Masalah Teratasi
. P: Pertahankan Intervensi
2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut b.d Agen Injuri Fisik, gerakan Fragmen Tulang, edema, cedera jaringan Lunak, Pemasangan Traksi.
Kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup, spalak/bidai)
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri, terapi reatriktif (imobilisasi)
Resiko Infeksi b.d Trauma, Imunitas tubuh primer menurun, procedure Invasive (pemasangan traksi)
3. Berdasarkan instruksi dokter harus lakukan pemeriksaan radiologi pada kasus diatas sebutkan 4 tujuan pemeriksaan radiologi
Untuk Konfirmasi adanya Fraktur
Adanya Benda Asing
Keadaan Patologis lain pada Tulang
Konfirmasi pergeseran Fragmen tulang.
3. Lokasi (R: region) : untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien menunjukkan semua bagian/daerah yang
dirasakan tidak nyaman oleh klien. Untuk melokalisasi nyeri lebih spesifik, maka perawat dapat meminta klien untuk melacak
daerah nyeri dari titik yang paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan bersifat difus (menyebar).
Dalam mencatat lokasi nyeri, perawat menggunakan titik-titik penandaan anatomic dan peristilahan yang deskriptif. Pernyataan
“Nyeri terdapat di kuadran abdomen kanan atas,” adalah pernyataan yang lebih spesifik dibanding “Klien mengatakan bahwa
nyeri terasa di abdomen.” Dengan mengetahui penyakit yang klien alami, membantu perawat dalam melokalisasi nyeri dengan
lebih mudah. Nyeri, di klasifikasi menurut lokasi, mungkin superficial atau kutaneus, dalam atau viseral, atau teralih atau
meradiasi.
4. Keparahan (S: Severe) : tingkat keperahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian
ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, sedang, berat. Skala deskriptif merupakan alat
pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan
sebuah garis yang terdiri dari tiga samppai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.
Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai”nyeri yang tidak tertahankan.”perawat menunjukkan klien skala
tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri
terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih
sebuah kategori untuk mendeskripsi nyeri. Skala penilaian numeric (Numerical Rating Scales, NRS) lebih digunakan sebagai
pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif
digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terepeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri,
maka direkomendasi patokan 10 cm (AHCPR, 1992).
5. Durasi (T: Time) : perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. Perawat dapat
menanyakan: “Kapan nyeri dirasakan?, apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari?, seberapa sering
nyeri kambuh?, atau yang lainnya dengan kata yang semakna. Pengkajian dengan pendekatan PQRST dapat membantu perawat
dalam menentukan rencana intervensi yang sesuai (Muttaqin, 2011).
Dan PQRST yang saya dapatkan dari data kasus diatas adalah:
(P: Nyeri dirasakan ketika kecelakaan) (Q: Nyeri Hebat ) (R: Femur Detra) (S: Skalah Nyeri 10) (T: setelah Kecelakaan)