Anda di halaman 1dari 78

Tugas Akhir

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )


BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 )
pada Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mercu Buana

Disusun Oleh :

Nama : IWAN WAHYUDI


Nim : 01301 - 061

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2007
LEMBAR PERNYATAAN

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Iwan Wahyudi


Nim : 01301 – 061
Jurusan : Teknik Mesin
Fakultas : Fakultas Teknologi Industri

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas akhir ini


adalah hasil karya saya sendiri dan bukan salinan atau duplikat dari karya orang
lain, kecuali pada bagian yang telah disebutkan sumbernya dalam daftar refrensi.

Jakarta, November 2007

Iwan Wahyudi
DAFTAR NOTASI

dp Diameter poros (m)

Fc Faktor koreksi ( Nm )

H Daya yang diserap bantalan ( watt )

M Massa ( kg )

n Putaran ( rpm )

P Panjang ( cm )

p Tekanan bantalan ( N/m2 )

Pr Daya yang ditansmisikan ( Watt )

S Moment statis ( m3 )

Sfi & Sf2 Faktor keamanan

T Torsi ( Nm )

W Waktu ( dtk )

wb Beban bantalan ( kg )

σ Tegangan lentur ( N/mm2 )

σB Kekuatan tarik bahan ( N/mm2 )

τa Teganang geser yang diijinkan ( N/mm2 )

z Jumlah gigi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat

rahmat serta hidayahnya maka penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini tepat

pada waktunya.

Sesuai dengan kurikulum di Fakultas Teknologi Industri Universitas

mercu Buana Jurusan Teknik Mesin, maka setiap mahasiswa diwajibkan untuk

menyelesaikan Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi dalam menempuh ujian sarjana.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Yuriadi Kusuma, Msc Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri.

2. Bapak Ir. Rulli Nutranta M.Eng selaku Kepala Program Studi.

3. Bapak Dr. H. Abdul Hamid, M.Eng selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan dorongan semangat dan bimbingannya.

4. Bapak Ir. Nanang Ruhyat, MT selaku Koordinator Tugas Akhir.

5. Kedua orang tua, kakak dan adik yang telah memberikan saya support baik

moral maupun materil. Wabil Khusus Alm. Ayahanda ( H. Rokum ) yang

telah memberikan kepercayaan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih

tinggi lagi.

6. Bapak Munadi Firmansyah serta Bapak Sumantri selaku Laboran Teknik

Mesin yang selalu mensupport saya. THANKS BOS……


7. Ari Susanti Triwahyuni, “Makasih karena udah sabar mau nungguin aa”

8. Sepno Alamsyah selaku Asisten Lab Mesin, Thanks Beno.. Udah mau

mondar mandir buat GW.

9. Keluarga Besar MESIN ’01. Budi Listiyono, Hendi, Samtari, Donal, Dwi

Fajar, Iman, Nurhadi, Rizki, Agi, Budi ( Komeng ), Budi ( Mild ), Jerry,

Jarot, Furqon, Sarif, Takur.

10. Keluarga besar Mesin ’00. Intel, Ega, Hendra, Nando.

11. Keluarga Besar Elektro, khususnya angkatan 2001, Irvan, Apendi. Yasef.

12. Keluarga Besar Merpati Putih Universitas Mercu Buana.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir

ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata, semoga

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan

Penulis
DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

DAFTAR NOTASI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................ 1

1.2. Maksud dan Tujuan ................................................ 2

1.3. Batasan Masalah ..................................................... 2

1.4. Teknik Pengumpulan Data ..................................... 3

1.5. Sistematika Penulisan ............................................. 3

BAB II TEORI DASAR

2.1. Bakso ....................................................................... 5

2.2. Metode Rancangan .................................................. 8


BAB III PERANCANGAN BAHAN OLAH DAGING

BAKSO

3.1. Perencanaan Pulli .................................................... 28

3.2. Perencanaan Sabuk ................................................. 29

3.3. Perencanaan Roda Gigi .......................................... 31

3.4. Menentukan Gaya Poros Ulir ................................. 33

3.5. Perhitungan Bantalan Gelinding ............................. 39

BAB IV PERHITUNGAN MESIN PENGADUK BAHAN

OLAH DAGING BAKSO

4.1. Perhitungan Pulli .................................................... 43

4.2. Perhitungan Sabuk .................................................. 47

4.3. Perencanaan Roda Gigi ........................................... 48

4.4. Menentukan Gaya Poros Ulir .................................. 50

4.5. Perhitungan Bantalan Gelinding ............................. 59

4.6. Perhitungan tegangan pada batang rangka .............. 62

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan ............................................................ 66

5.2. Saran ........................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Bantalan Luncur ............................................................... 17

Gambar 2.2 Penampang Sabuk V ........................................................ 24

Gambar 3.1 Mesin Pengaduk Bahan Olah Daging Bakso ................... 31

Gambar 3.2 Poros Utama ..................................................................... 34


DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Nilai Garis Tengah Nominal Rangkaian R 20

(dinormalisasikan)............................................................. 22

Tabel 2.2 Ukuran Sabuk V (normalisasi DIN) ................................. 25

Tabel 3.1 Tabel Nomor Nominal Sabuk .......................................... 37

Tabel 3.2 Faktor Koreksi .................................................................. 40

Tabel 4.1 Tabel Nomor Nominal Sabuk .......................................... 56

Tabel 4.2 Faktor Koreksi .................................................................. 60


ABSTRAK

Bakso adalah makanan yang sangat banyak di gemari oleh masyarakat

namun dalam pembuatannya bakso masih menggunakan tenaga manusia,

padahal jika kita dapat membuat sebuah mesin pengaduk bahan olah daging

bakso maka akan semakin banyak bakso yang di hasilkan oleh pedagang dan

sangat membanatu para pedagang untuk menghasilkan pengerjaan pembuatan

bakso yang lebih efiesien dan hasil yang lebih maksimal.

Dalam perancangan mesin pengaduk ( mixer ) bahan olah daging bakso

mengahasilkan : diameter roda gigi penggerak 25 mm dan diameter roda gigi

yang di gerakan 250 mm.Perbandingan roda gigi pada poros penggerak dengan

roda gigi yang di gerakan adalah 1 : 5, Diameter poros utama sebesar 19 mm

dengan beban 98 N dapat menyalurkan daya sebesar 284 watt.Daya motor

sebesar 322 watt dengan putaran mesin 1400 rpm direduksi menjadi 140 rpm

dengan menggunakan pully besar sebesar 210 mm dengan diameter pully kecil

sebesar 45 mm.Sabuk V yang digunakan adalah sabuk dengan type sabuk V – A

No 56, dengan L = 1443 mm dengan jumlah 1 buah dapat menghubungkan daya

sebesar 284 watt.


1
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini banyak makanan siap saji yang digemari oleh masyarakat,

selain cepat dan menghemat waktu dalam pencarian makanan tersebut, bakso

adalah makanan yang termasuk dalam salah satu makanan yang di gemari.

Pada keadaan krisis seperti ini, jenis industri kecil yang paling

memungkinkan masih dapat berjalan dan bertahan untuk terus berproduksi, karena

dengan bentuk industri ini orang masih dapat terus memperoleh pendukungan

berdirinya suatu industri. Misalnya faktor financial, faktor alat atau mesin untuk

berproduksi dan lain-lain.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
2
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Untuk membuat bakso salah satu bahan yang digunakan adalah daging

yang di giling atau dan kemudian di aduk, agar hasil yang di dapat bisa lebih

banyak.

Sehingga saya sebagai Mahasiswa terpanggil untuk dapat membuat mesin

pengaduk ( mixer ) bahan olah daging bakso.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari perancangan alat ini adalah merancang suatu alat

dengan hasil yang dapat menunjang kebutuhan bahan olah daging bakso yang

dapat mencukulikebutuhan pasar dandapat di gunakan sebagai home industri

sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis hanya akan membahas tentang

perancangan motor, puli, V- belt, poros, roda gigi spesifikasi motor listrik yang

digunakan, data-data yang diperoleh dari hasil perhitungan dan pengujian dari

analisa hasil pengujian tersebut serta struktur konstruksi dari mesin bahan olah

daging bakso dilapangan.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
3
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data perancangan alat bahan

olah daging bakso ini adalah:

a. Metoda observasi, yaitu metoda yang dilakukan dengan cara terjun langsung

ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk perancangan

alat bahan olah daging bakso ini.

b. Study literature, yaitu membaca buku-buku referensi yang berhubungan

dengan apa yang sedang dirancang.

1.5 Sistematika Penulisan

Penyusunan bab - bab dalam tugas akhir ini dimaksudkan untuk

memudahkan dalam pembahasan. Adapun sistematika penulisan dalam laporan

tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR ISI

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
4
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan, batasan masalah,

metoda penelitian, sistematika penulisan.

BAB II TEORI DASAR

Pada bab ini dikumpulkan bahan-bahan referensi dan ilmu-ilmu terapan

yang dapat digunakan untuk menunjang dalam perancangan mesin ini.

BAB III PERANCANGAN BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Bab ini berisikan tentang asumsi-asumsi awal yang digunakan dalam

perancangan alat ini, yang hasilnya berupa karakteristik sampai pada

akhirnya ditemukan kombinasi prinsip solusi yang terbaik

BAB IV PERHITUNGAN MESIN BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Bab ini berisikan tentang analisa perhitungan dari data-data perancangan

yang telah dilakukan pada bab sebelumnya serta kecendrungan yang

terjadi dalam proses pengadukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini akan disimpulkan hasil dari kerja dan rancangan

yang telah dibuat sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
5
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

BAB II
TEORI DASAR

2.1 Bakso

Bakso adalah makanan yang sangat banyak di gemari oleh

masyarakat namun dalam pembuatannya bakso masih menggunakan tenaga

manusia, padahal jika kita dapat membuat sebuah mesin pengaduk bahan

olah daging bakso maka akan semakin banyak bakso yang di hasilkan oleh

pedagang dan sangat membanatu para pedagang untuk menghasilkan

pengerjaan pembuatan bakso yang lebih efiesien dan hasil yang lebih

maksimal.

Karena Pada saat ini negara kita masih di landa krisis ekonomi yang

berkepanjangan, karena itu perlu dilakukan berbagai upaya dalam mencari

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
6
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

bentuk penerapan teknologi yang dibutuhkan untuk percepatan pemulihan

ekonomi. Peranan teknologi untuk membantu pemulihan ekonomi menjadi

sangat penting. Salah satu bentuk teknologi strategis adalah teknologi yang

dapat mendukung pengembangan unit-unit industri skala kecil dan

menengah (UKM) berbasis sumber daya alam (SDA) setempat yang tersedia

diberbagai pelosok tanah air. Strategi semacam ini untuk mendorong upaya

kemandirian dalam rekayasa dan rancang bangun untuk menciptakan

teknologi tepat guna yang dibutuhkan untuk pengembangan UKM berbasis

SDA tersebut, sehingga benar-benar dapat membantu mempercepat

pemulihan ekonomi sekaligus menghasilkan pembangunan yang lebih

merata diseluruh tanah air.

Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah teknologi yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat bersifat dinamis, sesuai dengan kemampuan dan

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam meningkatkan nilai tambah.

Sesuai dengan hal tersebut produksi makanan yang sangat besar , dengan

beragam produk antara lain sosis, abon, bakso dan lainnya.Pada produksi

makanan banyak terdapat berbagai permasalahan, sebagai contoh cara

pengaduk bahan olah daging bakso sampai pembuatan bentuk bakso yang

terlalu makan banyak waktu dan tenaga sehingga sanngat menurunkan

kapasitas produksi makanan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut sangat

diperlukan suatu peralatan yang berteknologi tepat guna sesuai dengan

kebutuhan.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
7
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Sebagai contoh bahan-bahan mentah bakso yang dapat di campur dan di

aduk sehingga menjadi satu bahkan menjadikan suatu bulatan bakso.

Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, bersifat dinamis, sesuai dengan kemampuannya, tidak merusak

lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam meningkatkan

nilai tambah.

Sebagai contoh bahan-bahan mentah bakso yang dapat di campur

dan di aduk sehingga menjadi satu bahkan menjadikan suatu bulatan bakso.

Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, bersifat dinamis, sesuai dengan kemampuannya, tidak merusak

lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam meningkatkan

nilai tambah.

Pengembangan teknologi tepat guna berpijak pada kepentingan

missal masyarakatTujuan dari pembuatan alat tersebut adalah untuk

meningkatkan produktifitas produsen makanan sehingga waktu pengerjaan

dapat dipercepat dengan hasil yang optimal. Dengan demikian proses

pengerjaan yang biasanya menggunakan manual yang hasilnya kurang

produktif dan optimal maka perlu meningkatkan produktifitas dari

pengerjaan. Sehingga diperlukan suatu rancangan alat yang mampu berdaya

guna dan berteknologi tepat guna maka produsen makanan merasakan

keuntungan dari hasil produksinya dan lebih efisien serta ekonomis.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
8
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Meskipun pembuatan alat sederhana sudah dapat diselesaikan dapat

digunakan untuk memproses bahan olah daging bakso dengan hasil yang

baik, model alat sederhana ini masih perlu dikembangkan lagi sehingga

dapat menghasilkan suatu proses produksi yang lebih baik dan diharapkan

biaya pembuatan dapat ditekan seminimal mungkin.

Pada tugas akhir ini penyusun mencoba merancang dan membangun

alat pengaduk (mixer) bahan olah daging bakso dan akan dibahas melalui

tahapan-tahapan kerja sebagai berikut :

2.2 Metode Rancangan

Metode rancangan teknik secara sistematis merupakan suatu metode

rancangan yang bertujuan untuk membantu dan mempermudah suatu proses

penciptaan dan pembentukan suatu desain konstruksi. Pada dasarnya

rancangan teknik merupakan usaha untuk dapat memenuhi persyaratan-

persyaratan yang diperlukan dalam pembuatan alat tersebut sehingga

memungkinkan untuk memperoleh hasil atau produk yang terbaik sesuai

dengan keinginan. Keinginan untuk memperoleh hal tersebut perlu didasari

oleh latar belakang ilmu pengetahuan yang memadai serta wawasan yang

luas mengenai aspek yang berkembang di dalam masyarakat. Ilmu

pengetahuan yang dimiliki perancang diusahakan untuk memperoleh titik

temu dengan aspek-aspek lainnya seperti ekonomi, sosial-politik dan lain-

lain.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
9
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Rancangan teknik merupakan suatu pekerjaan kreatif yang

berdasarkan pada berbagai disiplin ilmu seperti matematika, mekanika,

thermodinamika, kinematika dan lain-lain. Serta juga diperlukan

pengetahuan dan pengalaman.

Dalam rancangan diperlukan metode rancangan untuk memecahkan

masalah yang dilakukan tahap demi tahap secara analisis dan sintetis.

Analisis adalah penguraian suatu system yang rumit atau kompleks,

menjadi elemen-elemennya dan kemudian mempelajari karakteristik

masing-masing elemen tersebut beserta kolerasinya.

Sedangkan sintetis adalah menggabungkan kembali elemen-elemen

yang telah diketahui karakteristiknya untuk kemudian diciptakan suatu

system baru. Pada metode rancangan, suatu tahap yang merupakan

kelanjutan dari tahap sebelumnya dan menjadi bahan acuan tahap

berikutnya. Pada kenyataannya suatu tahap merupakan proses yang

kompleks, biasanya untuk memecahkan dibutuhkan iterasi. Iterasi adalh

suatu proses dimana suatu solusi dicapai secara tahap demi tahap. Dan pada

iterasi dimungkinkan seorang perancang untuk kembali pada tahap

sebelumnya untuk melakukan pengulangan.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
10
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Untuk menghasilkan suatu konstruksi yang baik, perlu melibatkan

salah satu unsur atau beberapa kegiatan yaitu rekayasa penelitian dan

rancangan seperti :

a. Rekayasa

Adalah penerapan ilmu dan matematika untuk memanfaatkan

benda dan energi dalam ala mini sehingga berguna bagi manusia

dalam kegiatan pembuatan pembangunan, permesinan produk

system dan proses.

b. Penelitian

Adalah kegiatan penyelidikan pengujian / percobaan yang

ditunjukan untuk hal-hal berikut :

ƒ Penemuan dan pemahaman fakta

ƒ Perbaikan berdasarkan fakta atas teori / hokum tyang telah

ada.

ƒ Penerapan praktis suatui teori baru / yang telah diperbaiki.

c. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dijelaskan dalam bentuk

diagram alir.

d. Rancangan

Adalah bagian dari kegiatan rekayasa yang merupakan usaha secara

intelektual untuk memnuhi tuntutan-tuntutan tertentu dengan cara

sebaik mungkin.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
11
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

2.2.1 Proses Rancangan

Dalam melakukan rancangan, maka prosedur yang berlaku

yaitu prosedur yang bertahap. Dalam tahap-tahapan inilah yang

dinamakan proses rancangan. Seperti telah dibahas sebelumnya

bahwa proses ini bersifat iteratif yang memungkinkan perancang

untuk kembali ke tahap sebelumnya.

Pada dasarnya rancangan bermula karena adanya suatu

kebutuhan pada masyarakat (consumen goods) atau industri

(capital goods). Kebutuhan tersebut dianggap sebagai

ketidaksempurnaan mesin ataupun proses kerjanya, sehingga

diperlukan mesin/ proses baru yang lebih sempurna.

Kesempurnaan ini seiring dengan perubahan jaman.

Suatu produk baru dapat dikatakan sempurna pada jaman

sekarang, tetapi belum tentu sempurna dimasa depan, begitu

selanjutnya seiring dengan kemajuan teknologi. Kebutuhan inilah

yang akhirnya mendorong siklus produk sekaligus kemajuan

teknologi.

2.2.1.1 Logam Untuk mesin pengaduk (mixer) Bahan Olah

Daging Bakso.

Dalam industri mesin, logam untuk mesin

pengaduk bahan olah daging bakso mendapat perhatian

khusus jenis logam yang dipakai sangat menentukan

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
12
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

mutu dan kualitasnya, terutama yang berhubungan

dengan kestabilan dan elastisitasnya terhadap getaran

dan juga ke sterilan pada bahan makanan yang akan

diolah. Kekuatan kontruksi mesin juga dipengaruhi oleh

logam bahannya. Logam yang digunakan dapat

dibedakan atas beberapa kelompok yaitu :

1. Besi Kasar (besi tuang)

Merupakan besi perkakas tanpa campuran,

yang teerdiri dari Besi (Fe) dan karbon (C) 1,7%

sampai 4,5%, baik digunakan pada konstruksi kaki

atau standar mesin.

2. Baja Untuk Bangunan dan Baja Konstruksi

Merupakan baja tanpa campuran, yang

terdiri dari besi dan karbon maksimal (0,45% C).

Digunakan pada besi profil, seng, pasak pasang,

kawat, standar atau kaki mesin.

3. Baja Perkakas Tanpa Campuran

Baja yang terdiri 0,45% sampai 1,7% karbon

dan besi. Bila dikeraskan, baja ini dapat digunakan

sebagai bahan perkakas mesin sederhana. Tanpa

pengerasan baja ini biasanya digunkan untuk

perkakas tangan saja.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
13
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

4. Baja Perkakas Lapis

Merupakan baja yang dibuat dari Fe dan

logam campuran krom, kobalt, wolfram dan nikel.

Digunakan untuk pembuatan perkakas tangan

bermutu baikatau perkakas mesin yang berdaya

guna tinggi.

5. Logam Keras

Logam yang terdiri dari wolfram dan zat

arang karbon (C) ditambah kobalt sintetis,

digunakan untuk bahan perkakas mesin.

2.2.1.2 Bantalan Pada Poros Mesin

Bantalan adalah elemen yang menumpu poros

beban, sehingga putaran atau gerakan bolak balik dapat

berlangsung secara halus, aman dan panjang umurnya

(life time). Bantalan harus cukup kokoh untuk

memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja

dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik

maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak

dapat bekerja dengan semestinya. Jadi bantalan dalam

permersinan dapat disamakan peranannya dengan potensi

pada gedung.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
14
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

a. Klasifikasi Bantalan

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros

• Bantalan luncur

Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur

antara poros dan bantalan karena

permukaan poros ditumpu oleh permukaan

bantalan dengan perantaraan lapisan

pelumas.

• Bantalan gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding

antara bagian yang berputar dengan bagian

yang diam melalui elemen seperti peluru,

rol atau rol jarum dan rol bulat.

b. Atas dasar arah beban terhadap poros

1) Bantalan radial

Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah

tegak lurus sumbu poros.

2) Bantalan radial

Arah bantalan ini adalah sejajar dengan sumbu

poros.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
15
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

3) Bantalan gelinding khusus

Bantalan ini dapat menumpu beban yang

arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

c. Perbandingan antara bantalan luncur dan bantalan

gelinding

Bantalan luncur mampu menahan poros perputaran

tinggi dengan beban besar. Bantalan ini sederhana

konstruksinya dan dapat dibuat serta dipasang

dengan mudah. Karena gesekannya yang besar pada

waktu mulai jalan, bantalan luncur memerlukan

momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan

ini tidak begitu sederhana. Panas yang timbul dari

gesekan yang besar, terutama dari beban yang besar,

memerlukan pendingin khusus. Sekalipun demikian,

karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat

meredam tumbukan dan getaran sehingga hamper

tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan

tidak setinggi bantalan gelinding sehingga lebih

murah.

Bantalan gelinding umumnya lebih cocok untuk

beban lebih kecil dari pada bantalan luncur,

tergantung pada bentuk elemen grelindingnya.

Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh gaya

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
16
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding

tersebut. Karena konstruksinya yang sukar dan

ketelitiannya yang tinggi, maka bantalan

gelindingnya hanya dapat dibuat oleh pabrik-pabrik

tertentu saja. Adapun harganya pada umumnya

lebih mahal dari bantalan luncur. Untuk menekan

biaya pembuatan serta mmemudahkan pemakaian,

bantalan gelinding diproduksikan menurut standar

dalam ukuran dan bentuk. Keunggulan bantalan ini

adalah pada gesekannya yang rendah.

Pelumasannyapun sangat sederhan yaitu cukup

dengan gemuk bahkan pada bantalan yang memakai

seal sendiri tidak memerlukan pelumasan lagi.

Meskipun ketelitiannya sangat tinggi, namun karena

adanya elemen gelinding dan sangkar, pada putaran

tinggi bantalan ini sedikit gaduh dibandingkan

dengan bantalan luncur.

Pada waktu memilih bantalan, ciri masing-

masing harus dipertimbangkan sesuai dengan

pemakaiannya, lokasi dan macam beban yang akan

dialami.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
17
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Gambar 2.1 Bantalan Luncur

d. Poros

Dalam hal ini dapat dibedakan :

1) Poros dukung, poros yang diperuntukkan

mendukung elemen mesin yang berputar

2) Poros transmisi atau poros pemindah, poros

yang terutama dipergunakan untuk

memindahkan momen puntir, dalam hal ini

mendukung elemen mesin hanya suatu cara

bukan tujuan.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
18
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

e. Poros Dukung

Poros dukung dapat dibagi dalam poros tetap

atau poros berhenti dan poros berputar.

Elemen mesin yang berputar, seperti cakra

tali dan puli sabuk mesin, piringan kabel, roda jalan

dipasang berputar terhadap poros dukung yang

dipasang tetap npada poros dukung yang berputar.

Pada umumnya poros dukung tetap itu pada

kedua atau salah satu ujungnya ditumpu dan sering

sering ditahan terhadap perputaran. Pada waktu

mengangkat muatan diblok bawah, pena itu

dibebani lengkung dan putus geser. Tebal pena

tergantung antara lain pada bsar momen lengkung

maksimum, biasanya putus geser dapat diabaikan.

f. Poros Transmisi

Poros ini berfungsi untuk memindahkan

tenaga mekanik salah satu elemen mesin lainnya.

Dalam hal ini elemen mesin menjadi terpuntir

(terputar) dan dibengkokkan. Disamping itu bobot

diri poros, bobot elemen mesin, seperti piringan

sabuk dan piringan tali, bus rangkai dan tarikan

sabuk serta tarikan tali.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
19
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Poros semata-mata dibebani puntir pada

penampang yang tegak lurus pada sumbu panjang

poros, karena itu jarang terdapat penampang ini

disamping puntir, hampir selalu dibebani lengkung

dan putus geser. Tetapi bagian bobot diri dan bobot

elemen mesin dalam pelengkungan poros

kebanyakan hanya sedikit sehingga dapat diabaikan,

bahkan pada poros panjang.

Untuk memperkirakan garis tengah poros transmisi,

biasanya yang diketahui hanya daya yang

dipindahkan, dan perputaran saat perpindahan daya

tersebut.

2.2.1.3 Sabuk V (V-Belt)

Sabuk V-belt dengan penampang bebentuk

trapesium banyak digunakan, sabuk ini terutama dipakai

agar dalam keadaan yang paling tidak menguntungkan

(jarak sumbu kecil, perbandingan transmisi besar, atau

keduanya), prategang kecil namun masih memberi

penyelesaian.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
20
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Gesekan antara sabuk V dan puli, lebih besar dari

pada gesekan antara sabuk rata dan puli, suatu kerugian

adalah aus pada sisi samping sebab kecapatan sabuk

sama dengan kecepatan puli hanya dapat dijumpai di satu

tempat.

Berbagai hasil buatan pabrik terdapat dalam

perdagangan, antara lain sabuk – blauri (dari flender) dan

sabuk V textropi (dari Chalmers), yang karena

kelembutannya yang besar memungkinkan jarak sumbu

yang pendek. Biasanya jarak sumbu yang minimum ini

kurang lebih sama dengan garis tengah puli besar,

perbandingan transmisi (i) dapat sebesar (i = 10…15).

Pada sisi luarnya sabuk tersidi dari karet lunak yang

diperkuat dengan tenunan dari nilon atau dari polyester

(tubuh sabuk penarik, gambar 2.6), pada sisi dalamnya

untuk kepentingan kelembutannya hanya dari karet yang

lebih keras (b), keseluruhannya itu diselubungi dengan

tenunan yang dicelup dalam karet.

Juga terdapat sabuk V yang mempunyai kawat baja

sebagai tubuh sabuk penarik. Transmisi serupa itu tidak

begitu lebih banyak mengambil tempat dibandingkan

dengan transmisi roda gigi, transmisi tadi masih

mempunyai keuntungan berupa ketenangan sempurna

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
21
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

dan dapat meredam getaran. Karena sifat yang terakhir

ini transmisi sangat baik untuk dipakai dalam mesin

perkakas yang teliti. Sabuk V tidak boleh terkena

minyak, tidak boleh dibiarkan terkena temperature lebih

tinggi dari 60° celcius. Juga dijumpai sabuk V dalam

perdagangan yang tahan terhadap minyak dan

temperature yang lebih tinggi dan yang dapat

melepaskan listrik statik sepanjang permukaannya. Yang

belakangan ini perlu dalam hal sabuk berjalan dalam

ruangan yang mana terdapat bahaya ledakan.

Dengan jenis sabuk rata yang modern dalam hal ii

seiring dicapai hasil yang sama dengan puli lebih sempit

dan yang lebih murah, Kerugian sabuk V ialah tidak

pernah ada kepastian bahwa semua sabuk memindahkan

gaya yang sama. Kalau satu sabuk meregang dari suatu

bundle maka, sabuk lainnya terbebani terlampau kuat.

Kalau diambil secara ketat, setelah salah satu sabuk

rusak maka keseluruhannya harus diganti.

Sabuk V kebanyakan dijual dalam panjang normal

tanpa sambungan dengan puli yang sesuai. Dalam hal ini,

puli ini harus dipasang pada ujung poros sebelah blik

luar bantalan yang menumpuk, apabila puli ditempatkan

antara blok bantalan, maka harus dipegunakan sabuk

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
22
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

dengan penahan sabuk, akan tetapi penahan sabuk ini

mempengaruhi umur dan berjalan tenangnya sabuk

secara tidak baik.

Untuk memungkinkan sabuk tanpa sambungan

dapat dipasang sekeliling puli, salah satu poros harus

dapat digeser cukup jauh, misalnya karena motor listrik

terletak pada eretan. Apabila hal ini tidak dapat

dilaksanakan maka harus dipasang puli pemegang

dengan alur, lebih baik pada sisi dalam, sangat dekat

dengan puli yang lebih besar. Puli penegang ini harus

mempunyai garis tengah yang sedikitnya sama besarnya

dengan puli kecil. Apabila disebabkan kekurangan

tempat hal ini dapat dilakukan, maka yang dewasa ini

dibuat Perserikatan Produsen Karet, sesuai dengan ISO,

memberikan untuk b = db – d :

Tabel 2.1 Nilai Garis Tengah Nominal Rangkaian R 20 (dinormalisasikan)

Seri Z A B C S D E

B mm 4,6 6,4 7,1 10,2 11,8 15,2 20,3

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
23
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Jadi garis netral letaknya lebih banyak keluar.

Dianjurkan untuk memilih nilai untuk garis tengah

nominal dari rangkaian R 20 yang di normalisasikan,

yaitu 50 – 56 – 63 – 71 – 80 – 90 – 100 – 112 – 125 –

140 – 160 – 180 – 200 – 224 – 250 – 280 – 315 – 400 –

450 – 500 dan sebagainya (dalam mm)

Pada transmisi yang lebih besar dari i = 3, dan suatu

jarak sumbu yang sama dengan atau yang sedikit lebih

kecil dari puli besar, kadang-kadang tidak perlu untuk

alur dalam puli besar.

Pada puli secara berjajar dipasang sekian banyak

senar sebagiamana diperlukan untuk memindahkan daya

yang dibutuhkan.

Harus benar-benar diperhatika bahwa sabuk V dari

satu bundel semuanya praktis sama panjangnya. Ketika

dibuat dalam pabrik hal ini tidak mungkin dicapai

dengan tepat. Karena itu panjang yang sebenarnya

ditunjukkan denga lingkaran kode pada sabuk.

Penyimpangan yang dalam pada suatu keadaan tertentu

diperbolehkan, ditunjukkan oleh pengusaha pabrik. Pada

umumnya penyimpangan itu mengenai tidak lebih dari

satu atau dua nomor kode.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
24
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Kecepatan keliling biasnya terletak antara 2 m/detik

dan 25 m/detik, jadi dalam maksimumnya lebih rendah

daripada sabuk rata, Perbedaan ini disebabkan oleh

massa yang dalam perbandingan lebih besar tiap satuan

panjang sabuk V (massa-jenis kulit kurang lebih 0,9

Kg/dm3).

Dianjurkan agar banyak pelengkungan yang dialami

oleh senar, tidak dibuat berjumlah lebih dari 40/detik.

Kalau (Lm = panjang rata-rata senar) dan (v = kecepatan

senar), maka lebih baik banyaknya pelengkungan :

W = 2v/Lm < 40/detik atau = 2400/menit.

Gambar 2.2 Penampang Sabuk V

Dapat dipergunakan puli penegang pada sisi luar,

seekat mungkin dengan puli kecil. Dengan menggunakan

puli penegang ini, sabuk memperoleh prategang yang

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
25
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

diperlukan setelah dipasang disekeliling puli. Setelah itu

puli dikencangkan.

Sabuk V dan puli di normalisasikan NEN 1727.

Sementara itu diusahakan untuk menjelmakan suatu

normalisasi internasional dalm bidang ini dalam

hubungan ISO. Disamping itu di negeri Belanda

dijumpai banyak sabuk V menurut norma DIN. Dengan

demikian di negeri Belanda sering terdapat sabuk V

dengan ukuran yang menyimpang dari noram negeri

Belanda.

Perserikatan pabrik karet (Verenigde Rubberfabrieken) negeri Belanda

menghasilkan :

Tabel 2.2 Ukuran Sabuk V (normalisasi DIN)

Seri Ukuran Dalam mm

Z 10 X 6

A 13 X 9

B 17 X 11

C 22 X 14

D 32 X 19

E 38 X 25

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
26
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Dan selain itu seri S, 25 x 16 mm, menurut DIN.

Dalam hal ini ukuran yang disebutkan pertama

menunjukkan sisi sejajar terpanjang untuk penampang

trapezium, ukuran kedua ialah kabel sabuk. Sisi samping

sabuk membuat sudut 38º satu sama lain.

Sabuk V harus sesuai dengan cermat dalam alur puli,

sehingga sisi luar sabuk menjadi rata dengan sisi luar

puli.

Juga harus diperhatikan bahwa pada puli kecil sudut

α sebagai akibat pelengkungan sabuk menjadi lebih kecil

(α = 34…38º menurut garis tengah).

Puli tersebut menurut garis tengah nominal (d),

untuk keperluan ini semula diambil garis luar db1

dikurangi dengan table sabuk. Dalam hal ini garis netral

sabuk akan terletak ditengah-tengah penampang. Tetapi

pendapat ini tidak benar lagi untuk sabuk.

2.2.1.4 Hubungan Elemen

Bagaimana elemen struktur saling berhubungan

sring kali merupakan masalah desain yang sangat kritis,

dan hal ini dapat mempengaruhi penentuan system

structural dasarnya, khususnya pola serta materialnya.

Strategi yang mungkin dalam menggabungkan elemen-

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
27
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

elemen structural yang sangat bergantung pada

geometrid an sifat fisik elemen-elemen yang akan

digabungkannya.

Tinjaulah elemen-elemen struktur kaku linear

sederhan yang tergabung !. Jelas bahwa titik hubung

yang lazim digunakan untuk ini adalah bersifat

menumpang tindih elemen-elemen, merubah bentuk dan

menguncinya.

Titik hubung banyak yang menggunakan elemen

ketiga sebagai penghubung. Baut, paku keeling dan las

adalh contoh elemen ketiga dari yang di maksud. Alat

penghubung berupa elemen ketiga dari penghubung juga

memerlukan potongan kecil lain sebagai tambahan

(misalnya alat penutup). Fungsi utama elemen-elemen

penghubung tersebut membantu dalam meneruskan

gaya-gaya yang ada dititik hubung dari satu elemen

struktur ke elemen struktur lainnya.

Baut yang menghubungkan dari satu elemen ke

elemen lainnya sehingga timbul gaya geser pada baut

tersebut. Sebagaimana akan dibahas berikut ini, tidak

semua titik hubung dalam menjelaskan fungsinya

memerlukan elemen ketiga. Apabila digunakan alat-alat

hubung maupun.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
28
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

BAB III

PERANCANGAN BAHAN OLAH DAGING BAKSO

3.1. Perencanaan Pulli

Perhitungan pulli dilakukan dengan maksud untuk mengetahui diameter

lingkaran jarak bagi dan diameter pulli, serta rasio perbandingan kecepatan

antara pulli yang ada berdasarkan pada ukuran puli tersebut. Untuk jelasnya

perhitungan pulli untuk mesin pengaduk bakso seperti dibawah ini :

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
29
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Diketahui :

Diameter pulli kecil : D1 = 45 mm

Kecepatan putar motor : n1 = 1400 rpm

Percepatan gravitasi : g = 9,81 m/s2

Diameter pulli besar : D2 = 210 mm

Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung parameter - parameter lainnya

yang merupakan hal penting dalam perhitungan ini :

• Perhitungan kecepatan pulli besar

D1 .n1
n2 =
D2

• Kecepatan linier sabuk v

π .D2 .n2
v=
60

Berdasarkan data diatas maka dapat di buat grafik pulli besar dan pulli kecil

yang dapat di gunakan dalam acuan dalam pemilihan diameter pulli besar

dan pulli kecil :

3.2. Perencanaan Sabuk

Sabuk sebagai media transmisi harus mempunyai kriteria di

antaranya jenis sabuk, panjang sabuk.dengan demikian dapat di ketahui

peranan sabuk ini dalam penstrnsmisian

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
30
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Kecepatan cukup penting sehingga sabuk harus benar – benar sesuai

dengan mesin ini.adapun yang di rancang dengan beban sebesar 10 Kg ( 98

N ) adalah sebagai berikut :

Motor penggerak yang digunakan adalah motor listrik, dengan

spesifikasi sebagai berikut :

1. Daya Motor : P ( Watt )

2. Putaran Motor : n( Rpm )

3. Torsi Motor : T ( N.m )

4. Efisiensi Kerja Mesin

PE = Q.V

PE
PM =
η s .η b .η p

PM Ps Pb Pp
Motor Belt Puli

ηS ηb ηp

PE : Daya Efektif (W)

Q : Kapasitas (N)

V : Kecepatan Translasi ( m/s )

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
31
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Gambar 3.1 Mesin Pengaduk Bahan Olah Daging Bakso

3.3. Perencanaan Roda Gigi

Pada perencanaan mesin pengaduk ini di gunakan dua buah roda gigi

yang saling berputar satu sama lain. roda gigi 1 berfungsi sebagai penggerak

, roda gigi 2 yang di gerakan ( yang mendapat distribusi daya dari putaran

poros dan dua buah roda pulli ).

Dari pengukuran di lapangan dapat di ketahui beberapa parameter

yang dapat di gunakan untuk perhitungan roda gigi.

Hasil pengukuran atau pengamatan di lapangan, antara lain :

Putaran poros penggerak n1 = 1400 rpm

Putaran pulli yang di gerakan ( roda gigi 2 ) yang di rencanakan n2 = 140

rpm

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
32
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Diameter roda gigi 1 ( roda gigi penggerak ) d1 = 25 mm

Jumlah gigi pada roda gigi 1 z1 = 5

Dengan data – data yang di dapat dari pengukuran dilapangan maka

dapat di lakukan perhitungan terhadap roda gigi.

Jumlah gigi yang di rencanakan untuk roda gigi besar ( roda gigi

yang di gerakan ) untuk menggerakan poros pengaduk yang terdapat di

dalam tabung pengaduk :

n 2 z1
=
n1 z 2

Dalam perencanaannya jumlah gigi pada roda gigi besar ( z 2 ) adalah 50

gigi.

Modul gigi, m

d1
M=
z1

Diameter roda gigi yang direncanakan, d 2

d2 = z2 x m

Perbandingan putaran, U

n2 d m.z1 z
U= = 1 = = 1
n1 d2 m.z 2 z2

Perbandingan roda gigi pada poros penggerak dengan roda gigi yang

digerakkan, i :

z2
i=
z1

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
33
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Perbandingan putaran dengan perbandingan roda gigi di dapatkan U

< I dan i > I : sehingga dapat dikatakan bahwa roda gigi tersebut digunakan

untuk reduksi ( U < I dan i > I ).

3.4. Menentukan Gaya Poros Ulir

Gaya yang bekerja pada poros ulir diantaranya gaya normal, dimana

gaya ini tegak lurus dengan ulir dan berpengaruh pada gaya penekanan.

Disamping terjadi gaya normal juga terjadi gaya geser antara poros ulir

dengan mesin pengaduk bahan olah daging bakso.

3.4.1. Gaya Normal

Gaya ini dipengaruhi oleh gaya berat bahan olah daging bakso,

berdasarkan pengamatan dilapangan, poros ulir ini mampu

menekan bahan olah daging bakso Q = 98 N sehingga gaya normal

dapat dihitung.

Q
Rp =
sin β

Dimana :

Q = Gaya poros yang digunakan untuk menekan bahan olah

daging bakso.

= 98 N

β = Sudut ulir dari poros

= 15,380

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
34
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Maka :

Q
Rp =
sin β

Gambar 3.2 Poros Utama

3.4.2. Gaya menekan ulir

Gaya ini merupakan gaya dari ulir untuk melakukan proses

penekanan dan pengadukan bahan olah daging bakso, sehingga

bahan olah daging tersebut tercampur rata dan terdorong keluar

sampai membentuk bulatan dan jatuh pada tempat penyimpanan

yang tersedia.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
35
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

F = Rp . cos β

Gaya Geser Bahan Olah Daging Bakso dengan poros ulir

tekan :

Fs = µ .Rp

Dimana :

µ = Koefisien Gesek

Koefisien gesek pada bahan olah daging bakso dengan poros

ulir tekan diasumsikan dengan stenliess dalam keadaan awal

( starting ). Dari table koefisien gesek rata-rata dari bahan

( Khurmi, 1982 : diperoleh ( µ ) = 0,08 )

Maka :

Fs = µ . Rp

Sehingga gaya yang bekerja pada poros ulir tekan adalah :

Fx = F + Fs

Dimana :

Fx = Gaya yang bekerja pada poros ulir tekan ( N )

F = Gaya yang digunakan Untuk menekan ( N )

Fs = Gaya gesek bahan olah daging bakso dengan

poros ulir tekan ( N )

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
36
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Maka :

Fx = F + Fs

• Torsi pada pulli kecil

P1
T1 = 9,74.10 5
n1

• Torsi pada pulli besar

P2
T2 = 9,74.10 5
n2
• Perhitungan diameter poros, ds :

Karena terjadinya kejutan maka diambil faktor koreksi (kt)

= 2 dan berdasarkan adanya beban lenturan maka diambil

faktor beban lentur (Cb) = 2 berdasarkan hal-hal tersebut

maka dihitung:

1. diameter poros listrik, ds1 :

1
⎡ ⎤3
ds1 = ⎢ 5,1 .kt.Cb.T1 ⎥
⎣τ a ⎦
2. Diameter poros besar, ds2:

1
⎡ 5,1 ⎤3
ds1 = ⎢ .kt.Cb.T1 ⎥
⎣τ a ⎦

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
37
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

• Diameter luar pulli kecil, Dk1 :

Dk1 = D1 + 2k
• Diameter luar pulli besar Dk2 :

Dk2 = D2 + 2k
• Koefesien gesek sabuk, µ

42,6
µ = 0,54 −
152 + v

• Panjang keliling sabuk-V,L:

π 1 C
L = 2.C. + ( D1 + D2 ) + ( D2 − D1 ) 2 − ( D2 − D1 ) 2
2 2 4.C

Table 3.1 Tabel Nomor Nominal Sabuk

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
38
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

• Jarak sumbu poros untuk ke dua pulli, C :

b = 2.L - 3,14(D2 + D1)

b + b 2 − 8( D2 − D1 ) 2
C=
8
• Sudut kontak sabuk dan pulli,θ

57.( Dp − dp )
θ = 180 o −
C
• Berdasarkan table koreksi didapatkan kθ

kθ = 0,94.2,717
= 2,55
• Gaya pada bagian yang kendor dan tegangan pada sabuk,F1

dan F2

F1
2,3.log = µθ cos ecα
F2
T = (F1-F2).r

T = Torsi pada poros = 2,45 Nm

• Gaya tangensial efektif yang bekerja sepanjang lingkaran jarak

bagi alur puli, Fe

Fe = F1-F2

• Besarnya daya yang dapat ditransmisikan oleh sabuk, Po

Po = Fe. v

• Jumlah sabuk yang diperlukan

Pd
N=
Po .kθ

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
39
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

3.5. Perhitungan Bantalan Gelinding

Berdasarkan pada data - data di bawah ini, maka kita dapat

melakukan perhitungan terhadap bantalan yang digunakan pada mesin ini.

Adapun data - data yang diperlukan dalam perhitungan bantalan adalah

sebagai berikut :

o Jumlah bantalan, n = 2

o Diameter poros utama, ds = 25 mm

o Putaran poros n = 200 rpm

o Beban bantalan, F = 10kg

o Diamter bola bantalan, Da = 5 mm

o Jumlah bola pada bantalan, Z = 9 buah

o Jumlah baris pada bantalan, i = 1

o Sudut kontak nominal, α = 25o

Untuk menentukan faktor koreksi yang ditransmisikan, dapat dilihat pada

tabel 3.2 dibawah ini :

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
40
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Table 3.2 Faktor Koreksi

Refrensi…………….(sularso Hal 165)

Perhitungan bantalan

• Beban rencana Fr :

Fr = fc.F

• Beban untuk beban radial, Pr

Pr = X.V.Fr.Y.Fa

• Faktor kecepatan

1
⎛ 33,3 ⎞ 3
fn = ⎜ ⎟
⎝ n ⎠

• Faktor umur, fh :

fh = fn. (C/Pr)

• Umur nominal

Lh = 500.fh3

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
41
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Perhitungan tegangan pada batang rangka

Karena penulis tidak memfokuskan pada pembahasan mengenai rangka

secara terperinci, maka perhitungan hanya dilakukan pada salah satu bagian

rangka saja dengan beramsumsi :

• Beban terbagi rata dan profil rangka berbentuk siku

• Semua gaya yang bekerja dianggap vertikal

Bahan rangka yang digunakan dalam hal tarikan dan tekanan :

3 y
F

40 w (N)
x

Fa = F/2 Fb = F/2

Diketahui dimensi siku 40 x 40 x 3 (mm), serta beban yang dipikul 37,6 kg.

dari data diatas dapat dilakukan perhitungan .

1. Beban yang dipikul oleh rangka

F = mxg

2. Gaya geser tegak maksimum Q (N)

F
Q =
2

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
42
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

3. Pada titik geser nol momen lentur maksimum adalah : M

F .L
M =
12

4. Momen Inersia terhadap sumbu netral ( I )

lebar siku, b tinggi, h

5. Tegangan Lentur ( σ 1 )

Dimana jarak sumbu netral keelemen yang terjauh

Y = 1,112.10-2

M .Y
σ1 =
I

6. Moment Statis (S)

S = ∑Y A
1 1

7. Tegangan geser maksimum yang terjadi pada sumbu netral

(τ maks )

τ maks = ( Q.S )/( b.I )

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
43
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

BAB IV

PERHITUNGAN MESIN PENGADUK BAHAN OLAH DAGING BAKSO

4.1. Perhitungan Pulli

Perhitungan pulli dilakukan dengan maksud untuk mengetahui

diameter lingkaran jarak bagi dan diameter pulli, serta rasio perbandingan

kecepatan antara pulli yang ada berdasarkan pada ukuran puli tersebut.

Untuk jelasnya perhitungan pulli untuk mesin pengaduk bakso seperti

dibawah ini :

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
44
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Diketahui :

Diameter pulli kecil : D1 = 45 mm

Kecepatan putar motor : n1 = 1400 rpm

Percepatan gravitasi : g = 9,81 m/s2

Diameter pulli besar : D2 = 210 mm

Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung parameter - parameter

lainnya yang merupakan hal penting dalam perhitungan ini :

• Perhitungan kecepatan pulli besar

D1 .n1
n2 =
D2

0,045.1400
n2 =
0,4

n 2 = 140rpm

• Kecepatan linier sabuk v

π .D2 .n2
v=
60

3,14.0,4.140
v=
60

v = 2,9 m/s

Berdasarkan data diatas maka dapat di buat grafik pulli besar dan

pulli kecil yang dapat di gunakan dalam acuan dalam pemilihan diameter

pulli besar dan pulli kecil :

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
45
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

D1

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
46
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
47
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

4.2. Perhitungan Sabuk

Sabuk sebagai media transmisi harus mempunyai kriteria di

antaranya jenis sabuk, panjang sabuk.dengan demikian dapat di ketahui

peranan sabuk ini dalam penstansmisian

Kecepatan cukup penting sehingga sabuk harus benar – benar sesuai

dengan mesin ini.adapun yang di rancang dengan beban sebesar 10 Kg ( 98

N ) adalah sebagai berikut :

Motor penggerak yang digunakan adalah motor listrik, dengan

spesifikasi sebagai berikut :

1. Daya Motor : P ( Watt )

2. Putaran Motor : n ( Rpm )

3. Torsi Motor : T ( N.m )

4. Efisiensi Kerja Mesin

PE = Q.V

= 98.2,9

= 284 Watt

PE
PM =
η s .η b .η p

284
PM =
0,95.0,95.0,98

PM = 322 watt

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
48
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

PM Ps Pb Pp
Motor Belt Puli

ηS ηb ηp

PE : Daya Efektif ( W )

Q : Kapasitas (N)

V : Kecepatan Translasi( m/s )

4.3. Perencanaan Roda Gigi

Pada perencanaan mesin pengaduk ini di gunakan dua buah roda gigi

yang saling berputar satu sama lain. roda gigi 1 berfungsi sebagai penggerak

, roda gigi 2 yang di gerakan ( yang mendapat distribusi daya dari putaran

poros dan dua buah roda pulli ).

Dari pengukuran di lapangan dapat di ketahui beberapa parameter

yang dapat di gunakan untuk perhitungan roda gigi.

Hasil pengukuran atau pengamatan di lapangan, antara lain :

Putaran poros penggerak n1 = 1400 rpm

Putaran pulli yang di gerakan ( roda gigi 2 ) yang di rencanakan

n2 = 140 rpm

Diameter roda gigi 1 ( roda gigi penggerak ) d1 = 25 mm

Jumlah gigi pada roda gigi 1 z1 = 5

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
49
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Dengan data – data yang di dapat dari pengukuran dilapangan maka

dapat di lakukan perhitungan terhadap roda gigi.

Jumlah gigi yang di rencanakan untuk roda gigi besar ( roda gigi

yang di gerakan ) untuk menggerakan poros pengaduk yang terdapat di

dalam tabung pengaduk :

n 2 z1
=
n1 z 2

n 2 z1
=
n1 z 2

140 5
=
1400 z 2

140 z 2 = 7000

z 2 = 50

Dalam perencanaannya jumlah gigi pada roda gigi besar ( z 2 ) adalah

50 gigi.

Modul gigi, m

d1 25
M= = = 5 mm
z1 5

Diameter roda gigi yang direncanakan, d 2

d2 = z2 x m

= 50 x 5

= 250 mm

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
50
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Perbandingan putaran, U

n2 d m.z1 z
U= = 1 = = 1
n1 d2 m.z 2 z2

140
U=
1400

= 0,1

Perbandingan roda gigi pada poros penggerak dengan roda gigi yang

digerakkan, i

z2
i=
z1

50
=
5

= 10

Perbandingan putaran dengan perbandingan roda gigi di dapatkan U

< I dan i > I : sehingga dapat dikatakan bahwa roda gigi tersebut digunakan

untuk reduksi ( U < I dan i ).

4.4. Menentukan Gaya Poros Ulir

Gaya yang bekerja pada poros ulir diantaranya gaya normal, dimana

gaya ini tegak lurus dengan ulir dan berpengaruh pada gaya penekanan.

Disamping terjadi gaya normal juga terjadi gaya geser antara poros ulir

dengan mesin pengaduk bahan olah daging bakso.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
51
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

4.4.1. Gaya Normal

Gaya ini dipengaruhi oleh gaya berat bahan olah daging

bakso, berdasarkan pengamatan dilapangan, poros ulir ini mampu

menekan bahan olah daging bakso Q = 98 N sehingga gaya normal

dapat dihitung.

Q
Rp =
sin β

Dimana :

Q = Gaya poros yang digunakan untuk menekan

bahan olah daging bakso.

= 98 N

β = Sudut ulir dari poros

= 15,380

Maka :

Q
Rp =
sin β

98
=
15,38 0

98
=
0,2256

= 434 N

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
52
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

4.4.2. Gaya menekan ulir

Gaya ini merupakan gaya dari ulir untuk melakukan proses

penekanan dan pengadukan bahan olah daging bakso, sehingga

bahan olah daging tersebut tercampur rata dan terdorong keluar

sampai membentuk bulatan dan jatuh pada tempat penyimpanan

yang tersedia.

F = Rp . cos β

= 434 . cos 15,380

= 434 . 0,96

= 416 N

Gaya Geser Bahan Olah Daging Bakso dengan poros ulir tekan :

Fs = µ .Rp

Dimana :

µ = Koefisien Gesek

Koefisien gesek pada bahan olah daging bakso dengan poros

ulir tekan diasumsikan dengan stenliess dalam keadaan awal

( starting ). Dari table koefisien gesek rata-rata dari bahan ( Khurmi,

1982 : diperoleh ( µ ) = 0,08 ).

Maka :

Fs = µ . Rp

= 0,08.434

= 34 N

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
53
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Sehingga gaya yang bekerja pada poros ulir tekan adalah :

Fx = F + Fs

Dimana :

Fx = Gaya yang bekerja pada poros ulir tekan ( N )

F = Gaya yang digunakan Untuk menekan ( N )

Fs = Gaya gesek bahan olah daging bakso dengan poros ulir

tekan ( N )

Maka :

Fx = F + Fs

= 416 + 34

= 450 N

• Torsi pada pulli kecil

P1
T1 = 9,74.10 5
n1

0,181
T1 = 9,74.10 5
1400

= 116,88 kg.mm

= 0,116 Nm

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
54
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

• Torsi pada pulli besar

P2
T2 = 9,74.10 5
n2

0,181
T2 = 9,74.10 5
140

T2 = 584 kg.mm

= 11 Nm

• Perhitungan diameter poros, ds :

Karena terjadinya kejutan maka diambil faktor koreksi

(kt) = 2 danberdasarkan adanya beban lenturan maka diambil faktor

beban lentur (Cb) = 2 berdasarkan hal-hal tersebut maka dihitung:

1. Diameter poros kecil, ds1 :

1
⎡ 5,1 ⎤3
ds1 = ⎢ .kt.Cb.T1 ⎥
⎣τ a ⎦

ds1 = ⎡ ⎤3
5,1
⎢⎣ 39.10 6 .2.2.2,45⎥⎦

= 4,76 .10 -3 m

= 5 mm

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
55
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

2. Diameter poros besar, ds2:

1
⎡ ⎤3
ds2 = ⎢ 5,1 .kt.Cb.T1 ⎥
⎣τ a ⎦

ds2 = ⎡ ⎤3
5,1
⎢ 39.10 6 .2.2.11⎥
⎣ ⎦

= 0,0191 m

= 19 mm

• Diameter luar pulli kecil, Dk1 :

Dk1 = D1 + 2k

= 45 + 2.4,5

= 54 mm

• Diameter luar pulli besar Dk2 :

Dk2 = D2 + 2k

= 210 + 2.4,5

= 219 mm

• Koefesien gesek sabuk, µ

42,6
µ = 0,54 −
152 + v

42,6
µ = 0,54 −
152 + 0.0032

= 0,280

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
56
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

• Panjang keliling sabuk-V,L:

π 1 C
L = 2.C. + ( D1 + D2 ) + ( D2 − D1 ) 2 − ( D2 − D1 ) 2
2 2 4.C

π 1
L = 2.C. + ( D1 + D2 ) + ( D2 − D1 ) 2
2 4.C

π 1
L = 2.560. + (45 + 210) + (210 − 45) 2
2 4.C

= 1443 mm

Berdasarkan nomor nominal sabuk-V di dapat : No 56 L= 1443 mm

Tabel 4.1 Tabel Nomor Nominal Sabuk

• Jarak sumbu poros untuk ke dua pulli, C :

b = 2.L - 3,14(D2 + D1)

= 2.1443 – 3,14 (45 + 210)

= 2116,7 mm

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
57
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

b + b 2 − 8( D2 − D1 ) 2
C=
8

2116,7 + 2116,7 2 − 8(200 − 45) 2


C=
8

= 561,7 mm

• Sudut kontak sabuk dan pulli,θ

57.( Dp − dp )
θ = 180 o −
C

57.(200 − 45)
θ = 180 o −
561,7

= 155,8 o
π
θ = 155,8o 180

θ = 2,717

• Berdasarkan table koreksi didapatkan kθ

kθ = 0,94.2,717

= 2,55

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
58
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

• Gaya pada bagian yang kendor dan tegangan pada sabuk,F1 dan F2

F1
2,3.log = µθ cos ecα
F2

F1
2,3.log = 0,269.2.55 cos ec 20 o
F2

F1 2,45
log =
F2 2,3

F1
= log −1 0,835
F2

F1
= 6,83
F2

F1 = 10,83 F2 ……………….(1)

T = (F1-F2).r

T = Torsi pada poros = 2,45 Nm

2,45 = (F1-F2).0,0325

(F1-F2) = 2,45/0,0325

(F1-F2) = 75,38 ……………………….(2)

kemudian subtitusikan persamaan (1) dan (2) sehingga :

10,83 F2 – F2 = 75,38

10,83 F2 = 75,38

F2 = 75,38/ 10,83

= 8,5 N

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
59
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

F1 = 10,83 F2

= 10,83 . 8,5

= 92,5 N

• Gaya tangensial efektif yang bekerja sepanjang lingkaran jarak bagi

alur puli, Fe

Fe = F1-F2

= 92,5 – 8,5

= 84 N

• Besarnya daya yang dapat ditransmisikan oleh sabuk, Po

Po = Fe. v

= 84 .0,0032

= 271 watt

• Jumlah sabuk yang diperlukan

Pd
N =
Po .kθ

160
N =
109,1.0,94

= 1,4

= 1 buah

4.5. Perhitungan Bantalan Gelinding

Berdasarkan pada data - data di bawah ini, maka kita dapat

melakukan perhitungan terhadap bantalan yang digunakan pada mesin ini.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
60
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Adapun data - data yang diperlukan dalam perhitungan bantalan adalah

sebagai berikut :

o Jumlah bantalan, n = 2

o Diameter poros utama, ds = 25 mm

o Putaran poros n = 200 rpm

o Beban bantalan, F = 10kg

o Diamter bola bantalan, Da = 5 mm

o Jumlah bola pada bantalan, Z = 9 buah

o Jumlah baris pada bantalan, i = 1

o Sudut kontak nominal, α = 25o

Untuk menentukan faktor koreksi yang ditransmisikan, dapat dilihat

pada table 4.3 dibawah ini :

Table 4.2 Faktor Koreksi

Refrensi…………….(sularso Hal 165)

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
61
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Perhitungan bantalan

• Beban rencana Fr :

Fr = fc.F

= 1,5.10

= 15 kg = 147 N

• Beban untuk beban radial, Pr

Pr = X.V.Fr.Y.Fa

= 0,56.1 15.1,45.10

= 121,8

• Faktor kecepatan

1 1
⎛ 33,3 ⎞ 3 ⎛ 33,3 ⎞ 3
fn = ⎜ ⎟ fn = ⎜ ⎟
⎝ n ⎠ ⎝ 2 ⎠

= 2,6

• Faktor umur, fh :

fh = fn. (C/Pr)

= 2,6 (198,22/121,8)

= 4,23

• Umur nominal

Lh = 500.fh3

= 500. (4,23)3

=37924,05 jam

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
62
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

4.6. Perhitungan tegangan pada batang rangka

Karena penulis tidak memfokuskan pada pembahasan mengenai

rangka secara terperinci, maka perhitungan hanya dilakukan pada salah satu

bagian rangka saja dengan beramsumsi :

• Beban terbagi rata dan profil rangka berbentuk siku

• Semua gaya yang bekerja dianggap vertikal

Bahan rangka yang digunakan dalam hal tarikan dan tekanan :

3 y

40 w (N)

Fa = F/2 Fb = F/2

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
63
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Diketahui dimensi siku 40 x 40 x 3 (mm), serta beban yang dipikul

37,6 kg. dari data diatas dapat dilakukan perhitungan .

1. Beban yang dipikul oleh rangka

F = mxg

= 36,7 kg x 9,81 m/s2

= 360,072 N

2. Gaya geser tegak maksimum Q (N)

F
Q =
2

360,072
=
2

= 180,036 N

3. Pada titik geser nol momen lentur maksimum adalah : M

F .L
M =
12

360,072 x1
=
12

= 30,005 Nm

4. Momen Inersia terhadap sumbu netral ( I )

lebar siku, b

tinggi siku, h

A1 = 0,3 x 3,7 = 1,11 cm2

Y1 = 0,3 + (3,7/2) = 2,15 cm

A2 = 0,3 x 4 = 1,20 cm2

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
64
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

Y2 = (0,3/2) = 0,15 cm

A1.Y 1 + A2.Y 2
Y =
A1 + A2

1,11.2,15 + 1,20.0,15
=
1,11 + 1,20

= 1,112 cm

= 111,2 m

bh 3
Ix = + Y2 .A
12

⎛ 0,3.3,7 3 ⎞ ⎛ 4.0,33 ⎞
= ⎜⎜ + (1,04 ) .1,11 ⎟⎟ + ⎜⎜ + (0,96 ) .1,20 ⎟⎟
2 2

⎝ 12 ⎠ ⎝ 12 ⎠

= 2,467 + 1,115

= 3,582 cm4

= 3,582. 10-8 m4

bh 3
Iy =
12

3,7.0,33 4.0,33
= +
12 12

= 0,083 + 0,009

= 0,0173 cm4

= 1,73. 10-10 m4

karena Iy < Ix maka harga I yang dipilih adalah harga yang lebih

kecil yaitu Iy

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
65
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

5. Tegangan Lentur ( σ 1 )

Dimana jarak sumbu netral keelemen yang terjauh

Y = 1,112.10-2

M .Y
σ1 =
I

30,005.1,112 × 10 −2
σ1 =
1,73 × 10 −10

= 19,286.108 N/m2

6. Moment Statis (S)

S = ∑Y A1 1

= ( 1,04.10-2.3,7.10-2.3.10-3 ) + ( 0,96.10-2.4.10-2.3.10-3 )

= 1,154.10-6 + 1,152 10-6

= 2,306.10-6 m3

7. Tegangan geser maksimum yang terjadi pada sumbu netral

(τ maks )

τ maks = ( Q.S )/( b.I )

⎡180,036.2,306 × 10 −6 ⎤
= ⎢ −2 −10 ⎥
⎣ 4 × 10 .1,73 × 10 ⎦

= 59,9.106 N/m2

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
66
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil perancangan, mesin pengaduk bahan olah daging bakso

serta melakukan perhitungan maka kita dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Rangka dapat menunjang beban sebesar 360 N atau 36,7 kg. Ini terbukti

bahwa profil siku berdimensi 4 x 4 mempunyai tegangan geser sebesar

59.106 N/m2

2. diameter roda gigi penggerak 25 mm dan diameter roda gigi yang di

gerakan 250 mm.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
67
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ( MIXER )
BAHAN OLAH DAGING BAKSO

3. Perbandingan roda gigi pada poros penggerak dengan roda gigi yang di

gerakan adalah 5 : 1

4. Diameter poros utama sebesar 19 mm dengan beban 98 N dapat

menyalurkan daya sebesar 284 Watt.

5. Daya motor sebesar 322 watt dengan putaran mesin 1400 Rpm

direduksi menjadi 140 rpm dengan menggunakan pully besar sebesar

210 mm dengan diameter pully kecil sebesar 45 mm.

6. Sabuk V yang digunakan adalah sabuk dengan type sabuk V – A No 56,

dengan L = 1443 mm dengan jumlah 1 buah dapat menghubungkan

daya sebesar 284 Watt.

7. Bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding dengan diameter 25

mm mempunyai umur nominal 37924,05 jam.

5.2. Saran

Dalam perancangan mesin pengaduk bahan olah daging bakso ini

diperlukan bahan yang sesuai dengan perencanaan. Dimana harus

diperhatikan tentang kemudahan pencarian bahan tersebut dipasaran serta

harga dari bahan yang digunakan dalam perencanaan suatu mesin

diusahakan dibuat tidak terlalu rumit dalam proses pembuatannya. Mudah di

gunakan oleh para konsumen.Untuk menjaga usia mesin, haruslah

diperhatikan sistem perawatan serta komponen – komponen yang perlu

mendapat perhatian khusus.

Teknik Mesin
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana
DAFTAR PUSTAKA

Darwin Sebayang. IR, W. Seto Wiliam. “ Getaran Mekanis “. Erlangga.

Jakarta.

House ( PVT ).Ltd.Ram Nagar. New Delhi.

Kanginan, Marten. 1991. Fisika SMA. Jilid 1A. Erlangga. Jakarta.

Khurmi. RS, JK. 1982. A Text Book of Machine Design. Eurasia Publishing

Sularso, MSME. IR, Kiyokatsu. Suga. Dasar Perencanaan dan Penelitian

Elemen Mesin. Pradnya Paramita. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai