Anda di halaman 1dari 5

Plasma Nutfah Tanaman 

Pangan Kacang Tanah (Arachis hypogea)

Martania Sri Ayu Manik 134190031


Mahasiswa Jurusan Agroteknologi
Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi,
termasuk keanekaragaman plasma nutfah pada taraf di dalam spesies. Plasma nutfah atau
sumberdaya genetik adalah bahan dari tumbuhan, hewan, dan/atau jasad renik, yang
mempunyai fungsi dan kemampuan mewariskan sifat. Sumber daya ini sebagian telah
dimanfaatkan secara nyata antara lain padi, pisang, kecipir, melati, lada, ayam, dan masih
banyak lagi yang belum dimanfaatkan.
Walaupun plasma nutfah sudah dimanfaatkan, perhatian manusia terhadap
keberadaannya masih sangat terbatas. Rendahnya perhatian ini disebabkan oleh kurangnya
kegiatan untuk memperkenalkan plasma nutfah kepada masyarakat luas. Untuk itu
diperlukan metode yang tepat, guna memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Plasma nutfah merupakan bahan dasar untuk merakit varietas unggul yang mempunyai
sifat-sifat di antaranya produktivitas tinggi, tahan hama-penyakit, dan mutu yang sesuai
dengan selera masyarakat. Untuk merakit varietas unggul diperlukan keanekaragaman
plasma nutfah, maka kelestariannya harus selalu dijaga.
Plasma nutfah merupakan sumber genetik dalam suatu organisme, menandakan adanya
potensi sifat-sifat penting dari organisme tersebut dan memiliki arti strategis (Kasno 2009).
Dengan kebutuhan pemanfaatan plasma nutfah yang beragam dan dinamis, maka diperlukan
karakterisasi sifat-sifat penting yang bernilai ekonomis dan
atau penciri dari plasma nutfah tersebut. Dari hasil karakterisasi diharapkan diperoleh sifat
karakter spesifik dari plasma nutfah tersebut yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pemuliaan (Silitonga & Risliawati 2013; Upadhyaya et al. 2006, 2012)
Plasma nutfah akan mempertahankan mutu sifat, misalnya padi Rojolele akan
mewariskan sifat pulen dan rasa enak dari Rojolele kepada generasi berikutnya; singkong
Mentega akan menurunkan sifat-sifat singkong Mentega; ubijalar Cilembu akan
menurunkan sifat-sifat ubi jalar Cilembu; begitu pula kelompok-kelompok tanaman atau
tumbuhan lain dalam menurunkan sifat-sifatnya. Plasma nutfah akan mempertahankan
sifat-sifat makhluk dengan menurunkannya kepada generasi berikutnya.
Pada halaman berikut disajikan beberapa contoh plasma nutfah tanaman pangan dalam
bentuk gambar-gambar disertai dengan penjelasan singkat tentang asal-usul, dan
manfaatnya.
2.Pembahasan
Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan salah satu jenis tanaman pertanian
yang tersebar luas di Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman yang serbaguna karena
hampir semua bagiannya digunakan untuk berbagai keperluan manusia. Menurut
Adisarwanto (2004), berdasarkan luas pertanaman kacang tanah di Indonesia, kacang
tanah menempati urutan keempat setelah padi, jagung, dan kedelai
Kacang tanah (Arachis hypogea (L.) Merr.) berasal dari Brasilia. Dibawa pedagang
Portugis tahun 1529 ke Maluku. Jawa merupakan sentra produksi kacang tanah di
Indonesia (83%). Kesesuaian lingkungan usahatani kacang tanah antara 1-500 m dpi.
Kacang tanah berguna untuk membantu menyuburkan tanah, karena pada akarnya terdapat
bakteri Rhizobium yang dapat memperkaya kandungan nitrogen tanah. Biji kacang tanah
mengandung kadar lemak dan protein tinggi. Kandungan proteinnya sekitar 25-34%,
terdiri dari asam-asam amino esensial seperti arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin,
leusin, lisin, metionin, triptofan, dan valin. Kandungan lemaknya sekitar 16-50%, 76-86%
di antaranya adalah asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat dan linoleat. Kacang tanah
mengandung anti oksidan, yaitu senyawa tokoferol, selain itu mengandung arakhidonat,
dan mineral (Kalsium, Magnesium, Phosphor, dan Sulfur), serta vitamin (riboflavin,
thianin, asam nikotinik, vitamin E, dan vitamin A Kacang tanah dimanfaatkan untuk
berbagai makanan, antara lain sebagai kacang goreng, kacang rebus, sayur asam, bumbu
gado-gado, tauge, minyak kacang, dan sisa ampas minyak dapat dibuat oncom. Jumlah
koleksi plasma nutfah kacang tanah yang dimiliki BB-Biogen sebanyak 1192 nomor
aksesi.
Kacang tanah merupakan salah satu penghasil minyak nabati dan memiliki nilai gizi
yang baik maka hal ini dapat dijadikan sebagai alternatif sumber energi nabati (Susila,
2010). Penguraian minyak secara kimiawi (oksidasi) dalam tubuh menghasilkan energi
dalam jumlah yang lebih besar atau sekitar dua kali lipat yaitu 9,3 kalori/g, sedangkan
protein dan karbohidrat menghasilkan 4,1 dan 4,2 kalori/g (Rais, 2004). Menurut FAO
bahwa kebutuhan minimal asam lemak esensial sebesar 3% dari total konsumsi energy
sedangkan kecukupan kebutuhan asam lemak sekitar 10% dan maksimal sebesar 25% dari
total energy (Muhilal et al, 1994, Muchtadi, 2003). Minyak yang terkandung dalam
kacang tanah tidak mengandung kolesterol karena kandungan minyak nabati dalam bentuk
fitosterol / sitosterol dan senyawa toferol merupakan senyawa antisoksidan (Sanders,
2002, Andaka, 2009).
Fungsi utama cadangan lemak dan minyak dalam biji-bijian adalah sebagai sumber
energi dan merupakan salah satu bentuk penyimpanan energi bagi pertumbuhan tanaman.
Lemak atau lipida terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen (Gardner et al, 1991).
Biji kacang tanah merupakan sumber utama minyak nabati dapat berfungsi sebagai sumber
energi bagi tubuh manusia, pembentuk struktur tubuh manusia, pelarut vitamin A,D, E,
dan K, pelumas persendian, dan memberikan cita rasa melalui pengolahan bahan pangan
tersebut (Rahmiana dan Ginting, 2012). Sebagai bahan industri, biji kacang tanah dapat
digunakan pembuatan margarin, selai, minyak goreng nabati, sabun, krim, sampo, dan
bahan kosmetik lain serta sebagai bahan baku industri energi (Andaka, 2009).
Di Indonesia, komponen pemanfaatan biji kacang tanah digunakan sebagai bahan
industri makanan sebesar 70 ribu ton, bibit 41 ribu ton, yang tercecer 21 ribu ton, dan
sisanya 692 ribu ton untuk bahan makanan di tahun 2013 (Respati et al., 2014). Oleh
karena itu dalam memenuhi kebutuhan dan pemanfaatan kacang tanah akan memerlukan
bahan materi plasma nutfah. Dalam penyiapan kebutuhan ini diperlukan karakterisasi dari
bahan materi tersebut. Secara komprehensif, pengembangan kacang tanah dapat diperoleh
dengan mengkarakterisasi dan menseleksi sifat morfologi dan biokimia maupun genetik
tanaman tersebut (Silue et al., 2016,Uphadyaya et al., 2006).
Pentingnya manfaat bahan materi plasma nutfah maka perlu karakterisasi bahan
genetik kacang tanah yang dapat memenuhi kebutuhan produksi dan sifat nutrisi
fungsional produk pangan yang sesuai penggunaannya. Upaya pemanfaatan plasma nutfah
kacang tanah sebagai bahan pemuliaan dalam program perbaikan dan pembentukan
varietas baru dapat dilakukan setelah plasma nutfah terkarakterisasi dari sifat morfologi,
hasil dan kandungan nutrisinya. Sifat-sifat penting tersebut sangat diharapkan berasal dari
plasma nutfah sehingga plasma nutfah mempunyai nilai manfaat yang tinggi dalam kurun
waktu tertentu. Keberhasilan perakitan varietas ditentukan oleh adanya ketersediaan
sumber gen yang terdapat dalam koleksi plasma nutfah (Mejaya etal., 2010).
3.Kesimpulan
Plasma nutfah merupakan sumber genetic dalam suatu organisme, menandakan adanya
potensi sifat-sifat penting dari organisme tersebut dan memiliki arti strategis.Dengan
kebutuhan pemanfaatan plasma nutfah yang beragam dan dinamis, maka diperlukan
karakterisasi sifat-sifat penting yang bernilai ekonomis dan atau penciri dari plasma nutfah
tersebut. Dari hasil karakterisasi diharapkan diperoleh sifat karakter spesifik dari plasma
nutfah tersebut yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pemuliaan
Plasma nutfah kacang tanah memiliki tingkat keragaman karakter yang bervariasi.
Keragaman morfologi yang relatif tinggi terdapat pada karakter hasil polong/plot, bobot
polong/tanaman dan jumlah polong hampa. Nilai keragaman morfologi yang besar
menunjukkan adanya bagian lingkungan yang memberikan kontribusi besar bagi
keragaman hasil produksi. Karakter morfologi tanaman mempunyai kisaran tinggi
tanaman 36 -75 cm, muncul bunga 26-32 hari, jumlah cabang 3 dan 6 buah, jumlah polong
isi 7 dan 23 buah, polong hampa 1-5 buah, % berpolong 68-96%, berat polong per
tanaman 6-30 g/tanaman, dan 215-2300/plot, bobot 100 biji sebesar 34-58 g, dan kadar
minyak 33-47%.
DAFTAR PUSTAKA

Balitkabi. 2000. Laporan Tahunan Balitkabi 1999/2000.


Hlm.76–77. Balitkabi, Malang.
Boote, K. J. 1982. Growth stages of peanut ( Arachis hypogaea L.). Peanut Sci. 9:35–39.
Andaka, G. 2009. Optimasi proses ekstraksi minyak kacang tanah dengan pelarut n-
Heksana. Jurnal Teknologi Vol. 2 (1) : 80-88.
Budimarwanti, C. 2015. Analisa lipida sederhana dan lipida kompleks.

Anda mungkin juga menyukai