Insirasi
Insirasi
(Pembelajaran Kimia Materi Pokok Bahasan Ikatan Kimia Kelas X Semester I SMA
TESIS
Disusun oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
SURAKARTA
2012
commit to user
PERSETUJUAN
Disusun oleh :
(S831008048)
Dosen Pembimbing
Mengetahui
ii
commit to user
PENGESAHAN
Disusun oleh :
Direktur Ketua
Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains
iii
commit to user
PERNYATAAN
NIM :S831008048
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa hasil tesis yang berjudul :
MEMORI SISWA, Pembelajaran Kimia pada Materi Pokok Bahasan Ikatan Kimia
Kelas X Semester I SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012, benar – benar
karya saya sendiri. Hal – hal yang bukan hasil karya saya sendiri dalam tesis tersebut
Apabila dikemudian hari terbukti saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
iv
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga Tesis yang berjudul ”
Dengan terselesaikannya tesis ini, penulis yakin bahwa semua ini tidak lepas
dari bimbingan, bantuan dan budi baik dari semua pihak baik secara moral maupun
material, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S Direktur Pasca Sarjana UNS yang telah
2. Dr. M. Masykuri, M.Si Ketua Prodi Pendidikan Sains Pasca Sarjana UNS
yang telah memberikan kesempatan pada kami belajar lebih tentang Sains.
3. Prof. Dr. Ashadi, Pembimbing I Tesis yang telah membimbing kami sehingga
5. Teman –teman Pendidikan Sains minat utama kimia angkatan September 2010
yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan tesis ini.
commit to user
7. Ibu Wien, Ibu Karmiati, Pak Trisarjoko, dan Keluarga Kecil Ku yang telah
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir
kata semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
sekalian.
Penulis
vi
commit to user
MOTTO
vii
commit to user
PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
commit to user
DAFTAR ISI
'Halaman
JUDUL ........................................................................................................... i
PERSETUJUAN............................................................................................. ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................. iv
ix
commit to user
BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
INDIVIDUALIZATION ................................................................... 25
3. MEDIA ............................................................................................ 32
6. KREATIVITAS ............................................................................... 39
D. HIPOTESIS .......................................................................................... 74
1. POPULASI .................................................................................... 77
commit to user
2. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ........................................... 77
A. DESKRIPSI DATA.............................................................................. 95
2. DATA KREATIVITAS................................................................ 96
xi
commit to user
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 122
xii
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian ikatan kimia Mata Pelajaran
Tabel 2.1 Konfigurasi Gas Mulia dan elektron dalam orbital ....................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 3.1 Desain Waktu Penelitian .............................................................. 75
Tabel 3.2 Desain Faktorial Penelitian ........................................................... 76
Tabel 4. 8 Uji Keterkaitan antar Variabel dengan prestasi Afektif ................. 104
xiii
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
commit to user
Ridam Dwi Laksono, S831008048, 2012 “Pembelajaran Kimia dengan Model
Kooperatif Team Assisted Individualization menggunakan media Moodle dan media
Cetak ditinjau dari kreativitas dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi
belajar (Studi Kasus Pembelajaran Kimia Materi Pokok Ikatan Kimia Kelas X
Semester I SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012. TESIS. Pembimbing
1) Prof. Dr Ashadi, 2) Drs. Haryono, M.Pd. Program studi Pendidikan Sains,
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Kata Kunci : Belajar Kimia, Team Assisted Individualization, Moodle, media Cetak,
Kreatvitas, Kemampuan Memori, Prestasi siswa, Ikatan Kimia
xvi
commit to user
Ridam Dwi Laksono, S831008048, 2012 “Cooperative Learning Chemistry with
Model Team Assisted Individualization using Moodle and Printed media in terms of
Creativity and Memory Skills of students toward learning achievement “. Experiment
Study of Learning Chemical bonding on Chemistry Class of 10th , Senior High
School state of 2 Ngawi at first semester of academic year 2011/2012. THESIS.
Supervisor 1) Prof.. Dr Ashadi, 2) Drs. Haryono, M.Pd. Science Education Program,
Postgraduate of Sebelas Maret University of Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of chemical lessons
using team assisted individualization model by using Moodle, handout, creativity and
student’s memory abilities and also the interaction among them. This study is an
experiment study, applied from October to November 2011. The study population
was all class X SMAN 2 Ngawi, class XD and XE-class was a sample class in the
academic year 2011/2012. Class XD using handout and class XE using Moodle.
Achievement test data collection through cognitive tests, affective questionnaires,
tests of memory ability and verbal creativity tests. The hypothesis was tested by
ANAVA 3 way.
From the analysis of the data obtained it could be concluded that: 1) There is
an effect on student achievement by methods of Team Assisted Individualization
using handout and Moodle. 2) there is no influence of students' creativity to student
achievement. 3) There is a memory capacity to influence student achievement. 4)
There is no interaction between the learning method of Team Assisted
Individualization using the media to the creativity of students to student
achievement. 5) There is no interaction between the learning method of Team
Assisted Individualization by using media with a memory capacity of students to
student achievement. 6) There was no interaction between students' creativity and
memory skills of students to student achievement. 7) There is no interaction between
the learning methods of Team Assisted Individualization using media in terms of
students' creativity and memory skills of students to student achievement.
The results of this study indicate, in a study of chemical bonding using the
learning methods of Team Assisted Individualization can be taught using Moodle.
Due to the high memory capacity has the effect of chemical bonding in learning,
teachers should prepare the solution so that students can have a good recitation. In
addition to better condition of learning the internet facilities and the availability of
laptops for students must be adequate.
xvii
commit to user
PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MODEL KOOPERATIF
(Pembelajaran Kimia Materi Pokok Bahasan Ikatan Kimia Kelas X Semester I SMA
TESIS
Disusun oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
SURAKARTA
2012
commit to user
PERSETUJUAN
Disusun oleh :
(S831008048)
Dosen Pembimbing
Mengetahui
ii
commit to user
PENGESAHAN
Disusun oleh :
Direktur Ketua
Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Sains
iii
commit to user
PERNYATAAN
NIM :S831008048
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa hasil tesis yang berjudul :
MEMORI SISWA, Pembelajaran Kimia pada Materi Pokok Bahasan Ikatan Kimia
Kelas X Semester I SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012, benar – benar
karya saya sendiri. Hal – hal yang bukan hasil karya saya sendiri dalam tesis tersebut
Apabila dikemudian hari terbukti saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
iv
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga Tesis yang berjudul ”
Dengan terselesaikannya tesis ini, penulis yakin bahwa semua ini tidak lepas
dari bimbingan, bantuan dan budi baik dari semua pihak baik secara moral maupun
material, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S Direktur Pasca Sarjana UNS yang telah
2. Dr. M. Masykuri, M.Si Ketua Prodi Pendidikan Sains Pasca Sarjana UNS
yang telah memberikan kesempatan pada kami belajar lebih tentang Sains.
3. Prof. Dr. Ashadi, Pembimbing I Tesis yang telah membimbing kami sehingga
5. Teman –teman Pendidikan Sains minat utama kimia angkatan September 2010
yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan tesis ini.
commit to user
7. Ibu Wien, Ibu Karmiati, Pak Trisarjoko, dan Keluarga Kecil Ku yang telah
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir
kata semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
sekalian.
Penulis
vi
commit to user
MOTTO
vii
commit to user
PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
commit to user
DAFTAR ISI
'Halaman
JUDUL ........................................................................................................... i
PERSETUJUAN............................................................................................. ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
PERNYATAAN ............................................................................................. iv
ix
commit to user
BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
INDIVIDUALIZATION ................................................................... 25
3. MEDIA ............................................................................................ 32
6. KREATIVITAS ............................................................................... 39
D. HIPOTESIS .......................................................................................... 74
1. POPULASI .................................................................................... 77
commit to user
2. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ........................................... 77
A. DESKRIPSI DATA.............................................................................. 95
2. DATA KREATIVITAS................................................................ 96
xi
commit to user
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 122
xii
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian ikatan kimia Mata Pelajaran
Tabel 2.1 Konfigurasi Gas Mulia dan elektron dalam orbital ....................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 3.1 Desain Waktu Penelitian .............................................................. 75
Tabel 3.2 Desain Faktorial Penelitian ........................................................... 76
Tabel 4. 8 Uji Keterkaitan antar Variabel dengan prestasi Afektif ................. 104
xiii
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
commit to user
Ridam Dwi Laksono, S831008048, 2012 “Pembelajaran Kimia dengan Model
Kooperatif Team Assisted Individualization menggunakan media Moodle dan media
Cetak ditinjau dari kreativitas dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi
belajar (Studi Kasus Pembelajaran Kimia Materi Pokok Ikatan Kimia Kelas X
Semester I SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012. TESIS. Pembimbing
1) Prof. Dr Ashadi, 2) Drs. Haryono, M.Pd. Program studi Pendidikan Sains,
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Kata Kunci : Belajar Kimia, Team Assisted Individualization, Moodle, media Cetak,
Kreatvitas, Kemampuan Memori, Prestasi siswa, Ikatan Kimia
xvi
commit to user
Ridam Dwi Laksono, S831008048, 2012 “Cooperative Learning Chemistry with
Model Team Assisted Individualization using Moodle and Printed media in terms of
Creativity and Memory Skills of students toward learning achievement “. Experiment
Study of Learning Chemical bonding on Chemistry Class of 10th , Senior High
School state of 2 Ngawi at first semester of academic year 2011/2012. THESIS.
Supervisor 1) Prof.. Dr Ashadi, 2) Drs. Haryono, M.Pd. Science Education Program,
Postgraduate of Sebelas Maret University of Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of chemical lessons
using team assisted individualization model by using Moodle, handout, creativity and
student’s memory abilities and also the interaction among them. This study is an
experiment study, applied from October to November 2011. The study population
was all class X SMAN 2 Ngawi, class XD and XE-class was a sample class in the
academic year 2011/2012. Class XD using handout and class XE using Moodle.
Achievement test data collection through cognitive tests, affective questionnaires,
tests of memory ability and verbal creativity tests. The hypothesis was tested by
ANAVA 3 way.
From the analysis of the data obtained it could be concluded that: 1) There is
an effect on student achievement by methods of Team Assisted Individualization
using handout and Moodle. 2) there is no influence of students' creativity to student
achievement. 3) There is a memory capacity to influence student achievement. 4)
There is no interaction between the learning method of Team Assisted
Individualization using the media to the creativity of students to student
achievement. 5) There is no interaction between the learning method of Team
Assisted Individualization by using media with a memory capacity of students to
student achievement. 6) There was no interaction between students' creativity and
memory skills of students to student achievement. 7) There is no interaction between
the learning methods of Team Assisted Individualization using media in terms of
students' creativity and memory skills of students to student achievement.
The results of this study indicate, in a study of chemical bonding using the
learning methods of Team Assisted Individualization can be taught using Moodle.
Due to the high memory capacity has the effect of chemical bonding in learning,
teachers should prepare the solution so that students can have a good recitation. In
addition to better condition of learning the internet facilities and the availability of
laptops for students must be adequate.
xvii
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
bentuk kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh Negara. Selain itu warga
melakukan hal yang sama. Karena jenis dan variasi masing – masing dalam
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah (BSNP, 2006:1). Bentuk kurikulum ini
kelas. Tentunya kedalaman materi dan tingkat indikator pencapaian, sesuai dengan
Kondisi tersebut menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif untuk
mengembangkan materi dan indikator. Indikator dan materi yang dimaksud harus
commit to user
2
sesuai dengan tingkat satuan pendidikan pada sekolah tempat guru tersebut bekerja.
yang bermakna bagi siswa sangat diharapkan untuk diterapkan dalam KTSP.
kemampuan dalam belajar yang berbeda antara satu dan yang lain. Hal ini terjadi
karena pemerintah sebagai penanggung jawab kegiatan tersebut harus dapat melayani
aset nasional dan merupakan sumberdaya manusia yang merupakan modal dasar
dari potensi yang ada, akan memberikan dampak yang sangat berbeda pada hasil
mereka yang menonjol. Salah satu penyebabnya adalah kondisi eksternal atau
lingkungan belajar yang kurang menunjang, kurang menarik dan kurang menantang
mereka untuk mewujudkan kemampuan mereka secara optimal. Kondisi ini telah
sarana). Oleh karena itu perlu adanya strategi baru yang dapat mendorong
commit to user
3
pemberian perhatian, perlakuan dan layanan berdasar atas potensi masing masing
siswa.
Hal lain yang selama ini berkembang di akhir dekade ini dan mulai mendorong
pembelajaran.
Ditinjau dari asal mula, teknologi informasi diciptakan berawal dari tiga matra
yang semakin canggih, mudah digunakan dan mudah dibawa kemana saja (portable).
langsung walaupun dipisahkan oleh jarak yang jauh dan waktu yang berbeda.
semakin mudah memahami dan mengetahui berita, serta semakin mudah tertarik
commit to user
4
dengan mudah walaupun dipisahkan oleh jarak dan waktu antar pengguna. Jika
kemudahan – kemudahan tadi digunakan secara kontinu dan dibimbing dengan baik,
kemudahan akses internet juga merupakan salah satu kendala. Namun dengan adanya
modul elektronik yang bersifat offline dan dapat di unduh dan digunakan dimanapun
media cetak sangat bergantung sekali dengan tampilan, untuk menarik pembacanya
diperlukan desain yang menarik dan isi yang mudah di fahami, hal yang sama
dengan modul online. Modul online yang dapat di unduh sehingga menjadi offline
kemenarikan desain, tampilan dan kemudahan penggunaan. Desain yang mudah akan
mempermudah pengguna memahami isi dan mengkuti alur yang ditayangkan untuk
memahami isi materi yang disampaikan. Sehingga kedua media ajar tersebut
commit to user
5
Pada dasarnya siswa ketika mendapat materi yang sulit dipahami akan saling
arah diskusi untuk memahami materi. Dengan media cetak siswa akan melakukan
diskusi atau belajar kelompok dengan komunitasnya. Disadari ataupun tidak akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
muncul salah satu siswa dengan potensi lebih yang akan membimbing teman lainnya
sehingga muncul suatu kondisi tutor teman sebaya tanpa disadari. Kondisi yang sama
akan terjadi dengan pembelajaran online. Setiap siswa yang tergabung dalam
kelompok belajar online akan melakukan diskusi melalui forum – forum yang
Pembelajaran dengan memperhatikan aspek potensi siswa yang heterogen dan upaya
SMA N 2 Ngawi juga salah satu sekolah yang memiliki keberagaman potensi siswa.
menitikberatkan atas perbedaan potensi siswa belum nampak. Hal ini bertolak
Walaupun fasilitas yang telah tersedia di sekolah sudah lengkap, namun masih
menunjukkan pusat kegiatan pembelajaran bergantung pada inisiatif guru. Ide untuk
sekali. Siswa masih menunggu instruksi guru dan jarang sekali merujuk sumber –
sumber bahan ajar yang tersedia baik cetak ataupun di internet sebagai referensi
dalam belajar.
commit to user
6
Kimia merupakan matapelajaran yang baru bagi siswa kelas X di tingkat SMA.
Sebagai pelajaran yang mempelajari hakikat, perubahan dan energi yang menyertai
perubahan materi, sangat dekat sekali kaitan antara kimia dengan pelajaran IPA
(sains) yang diperoleh siswa di tingkat SMP. Namun demikian masih banyak siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang mengalami kesulitan belajar kimia, salah satu kesulitan belajar yaitu pada
pokok bahasan ikatan kimia. Kesulitan belajar kimia khususnya pada pokok
bahasan ikatan kimia ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa dua
Tabel 1.1 Nilai rata-rata ulangan harian ikatan kimia mata pelajaran kimia siswa
senyawa dari gabungan unsur – unsur. Selain itu penggunaan sifat – sifat unsur yang
didasarkan pada karakteristik unsur dalam golongan untuk menentukan jenis ikatan
dan metode pembentukan ikatan. Kondisi ini memaksa siswa agar dapat memahami
ikatan kimia untuk dapat memiliki kemampuan hafalan. Selain itu kemampuan
sebuah ikatan mengakibatkan siswa harus dapat menggunakan logika dan potensi
kreativitas siswa untuk menentukan jenis ikatan yang sesuai didasarkan atas
commit to user
7
dengan konvensional tidak efisien. Akan banyak siswa yang pasif karena kesulitan
pemahaman, hafalan dan menggunakan logika sifat unsur dalam golongan. Selain itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kebiasaan menghafal dalam mempelajari ikatan kimia mengakibatkn siswa hanya
menguasai gejala – gejala ikatan secara terbatas. Gejala pembentukan senyawa dari
unsur yang muncul oleh siswa tidak lagi didasari atas konsep dasar dari sifat unsur
yang muncul dalam sistem periodik menjadi karakter. Keadaan ini didukung oleh
konsep pengajaran yang konvensional tanpa adanya dukungan dari pengajar untuk
memasuki materi ikatan kimia. Heterogenitas yang terjadi pada potensi siswa akan
memberikan hasil belajar yang akan jauh dari sasaran dan waktu terget penyelesaian
materi. Oleh karena itu pola pembelajaran kooperatif yang bisa memungkinkan
terjadinya belajar kelompok dan pembimbingan teman sebaya atau tutor teman
sebaya hendaknya menjadi pendekatan yang paling efektif bisa di ambil. Namun
demikian sikap pengajar hendaknya lebih arif dengan menata dan menyesuaikan
kondisi siswa heterogen di atas dengan mengukur terlebih dahulu siapa saja yang
menjadi asisten pengajar atau tutor sebaya sehingga kegiatan tersebut dapat
terkendali.
commit to user
8
lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya (Slavin, 1995:4). Konsep
Team Assisted Individualization menekankan pada peran asisten guru yang tidak lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
adalah teman sebaya siswa yang memiliki potensi lebih. Siswa tersebut bersama
ketika asisten mengalami kesulitan maka mereka bersama dengan yang lain dapat
dilakukan dan belajar kelompok yang terbentuk bisa melalui berbagai media. Untuk
siswa yang belajar dengan media cetak, kerja kelompok dan diskusi kelompok dapat
terjadi dengan tatap muka yang terbentuk antar siswa. Sedangkan siswa yang belajar
dengan media online dapat melakukan diskusi walaupun tanpa tatap muka, diskusi
secara online dapat dilakukan oleh siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru.
sekarang berupa posting ataupun e-mail dan chatting pada suatu media terintegrasi
Hal lain yang dapat diperhatikan sebagai potensi siswa yang beragam yaitu aspek
kreativitas dan kemampuan memori. Dalam belajar ikatan kimia aspek potensi
commit to user
9
baik. Hal ini karena karakter pokok bahasan ikatan kimia yang memiliki
interdependensi terhadap materi kimia sebelum pokok bahasan ikatan kimia sangat
erat, seperti sistem periodik dan struktur atom. Sehingga potensi kemampuan memori
meraih prestasi lebih baik. Kreativitas hingga sekarang oleh kebanyakan orang
dianggap sebagai sesuatu yang diperoleh (gifted) bukan sesuatu yang di capai. Hal ini
Kreativitas siswa selama ini dalam membahas dan mengerjakan soal ikatan kimia
sering diabaikan. Akibat dari metode teacher centered, siswa jarang diajarkan
mengkaitkan sifat – sifat suatu unsur dalam upaya membangun ikatan dengan unsur
lain, baik sejenis atau berlain jenis.. Beragam cara penyelesaian dan pengerjaan soal-
soal ikatan kimia hanya berkutat pada jenis – jenis ikatan yang umumnya sudah
berupa hafalan bagi siswa. Guru biasanya hanya mengajarkan satu macam cara
penyelesaian penentuan jenis ikatan kimia, dan siswa umunya mengikutinya. Oleh
karenanya siswa kadang hanya bisa mengerjakan soal ikatan kimia yang sejenis.
kemampuan bakat yang menonjol namun prestasi akademik yang diperoleh biasa –
biasa saja. Hal ini terjadi karena lingkungan belajar belum mendukung potensi yang
commit to user
10
kemamuan kreativitas tinggi sebagai asisten guru akan menunjang dalam belajar
ikatan kimia.
Kemampuan memori siswa dalam belajar ikatan kimia, sudah banyak yang
menunjang karena proses kreasi dari kreativitas mendasar atas pengalaman baik
langsung ataupun tidak langsung yang terekam oleh ingatan siswa. Secara umum jika
kemampuan ini tidak ditunjang oleh daya kreativitas siswa, kemampuan memori
akan menjadi sebuah ingatan saja tanpa ada intuisi untuk mengembangkan lebih
lanjut. Kebiasaan dalam mengerjakan ikatan kimia sebagai soal hafalan akan
mengakibatkan pergeseran makna logis dari sifat unsur dan kaidah unsur dalam
Pada dasarnya kemampuan memori siswa dalam mempelajari ikatan kimia sangat
membutuhkan kebiasaan siswa untuk mengingat kembali konsep – konsep yang telah
dikuasai. Dengan intuisi kreativitas dan pengetahuan yang telah diketahuinya siswa
terjadinya ikatan.
Dalam mengerjakan ikatan kimia kemampuan siswa yang demikian inilah yang
diperlukan. Jika potensi diatas dikaitkan dengan potensi kreativitas siswa maka akan
didapat potensi yang luar biasa dalam mempelajari ikatan imia. Dengan demikian
kedua potensi inilah yang akan di perhatikan dalam penelitian kali ini.
Salah satu media yang sudah berkembang dan digunakan secara luas oleh
lembaga pendidikan baik tingkat menengah atau perguruan tinggi adalah media
commit to user
11
Bebas di unduh dan dikembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan lembaga yang
konstruksionis sosial pendidikan. Di dalam Moodle terdapat banyak sekali fitur yang
yang dapat mendukung metode Team Assisted Individualization. Fitur tersebut antara
lain Kelas Virtual, Blended Learning / Hybrid, Freestyle Self Course, forum diskusi
berbasis kursus, kegiatan single fokus program, dan masih banyak fitur lainnya lagi
yang sesuai dengan dunia pedagogi. Menurut John Bailey menuturkan : "belajar
layanan online untuk memperluas pilihan pendidikan dan kesempatan bagi siswa"
(Moodle.org).
Berikut merupakan cuplikan jurnal yang ditulis oleh David Slykhuis (The
menunjukkan aktivitas penelitian yang di lakukan oleh Wang dan Newlin pada tahun
commit to user
12
pembelajaran online dalam jurnal tersebut disebutkan memiliki prestasi yang tinggi.
dilakukan secara online. mereka dapat melakukan kerja sama secara online,
melakukan diskusi dan dialog secara online melalui chatting dan membimbing teman
melalui online text. Di lain hal guru juga dapat membenarkan atau memberikan tes –
tes secara online. Hal ini menunjukkan adanya suatu cara yang akan mempermudah
peningkatan potensi siswa sesuai dengan kemampuan siswa dan meningkat secara
bersamaan.
Oleh karena kondisi di atas perlu adanya penelitian tentang pembelajaran kimia
dan media cetak ditinjau dari kreativitas dan kemampuan memori siswa.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Hal yang muncul menjadi perhatian latar belakang penelitian ini sebagai berikut :
1. Siswa mengalami kesulitan belajar kimia khususnya pada pokok bahasan ikatan
2. Akibat dari kesulitan belajar ikatan kimia berdampak pada pencapain prestasi
belajar kimia para siswa SMA yang masih jauh dari Kriteria Ketuntasan
Minimal.
commit to user
13
belum diperhatikan.
diperhatikan.
9. Pemanfaatan fasilitas yang ada baik dari sekolah maupun individu siswa dalam
antar siswa dan antara siswa dan guru dalam belajar setiap saat (online), media
commit to user
14
C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini untuk menghindari bias dan luasnya pembahasan maka
2. Media yang digunakan berupa media Moodle dan media cetak pada materi
5. Prestasi belajar yang menjadi pengamatan dalam penelitin ini ada pada ranah
D. PERUMUSAN MASALAH
commit to user
15
dengan menggunakan media Moodle dan media cetak dengan kreativitas siswa
menggunakan media Moodle dan media cetak ditinjau dari kreativitas siswa dan
E. TUJUAN PENELITIAN
dengan menggunakan media Moodle dan media cetak terhadap prestasi belajar
siswa.
menggunakan media Moodle dan media cetak dengan kreativitas siswa terhadap
commit to user
16
menggunakan media Moodle dan media cetak dengan kemampuan memori siswa
media Moodle dan media cetak ditinjau dari kreativitas siswa dan kemampuan
F. MANFAAT PENELITIAAN
1. Manfaat Teoritis
Assisted Individualization.
tersistematis.
2. Manfaat Praktis
commit to user
17
c. Memberikan masukan bagi siswa bahwa pencapaian hasil belajar yang baik
dapat dicapai dengan saling bekerja sama dalam belajar dengan sesama siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. Mempelajari pokok bahasan ikatan kimia tidak sulit lagi dan tidak menjadi
commit to user
18
BAB II
A. LANDASAN TEORI
terpisahkan. Pembelajaran disusun oleh guru agar belajar dilakukan oleh siswa.
ke dua pihak. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.41 tahun 2007
tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah pada bagian
interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”. Dalam pembelajaran kimia yang akan kami lakukan dalam penelitian ini
kami berikan cara berinteraksi dalam pembelajaran kimia pada penelitian ini
Individualization. Media yang kami gunakan dalam pembelajaran ini adalah media
cetak dan Moodle. Siswa kami siapkan materi materi dan aktivitas dalam kegiatan
kognitif, afektif dan psikomotor merupakan hasil belajar yang diamati secara nyata.
Bagian inti yang mengiteraksikan siswa, sumber belajar, dan guru dalam
41 tahun 2007 belajar adalah : “ Perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas
18
commit to user
19
pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan
dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari pendapat ini terdapat tiga unsur
belajar yaitu: (1) Penciptaan hubungan, (2) Sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah
dipahami, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Pendapat Slavin (2000: 141)
pengalaman. Bukan karena pertumbuhan fisik dan karakter dari sebuah individu
semenjak lahir. Bahwa belajar dan perkembanganya sangat erat kaitanya. Belajar
terjadi dengan berbagai macam cara. Terkadang muncul ketika siswa sedang
Kadang – kadang peristiwanya terjadi secara tidak di sengaja, seperti reaksi seorang
anak terhadap jarum suntik yang mereka takutkan. Pendek kata belajar terjadi pada
commit to user
20
Dari beberapa penjelasan di atas belajar sebagai bagian tak terpisahkan dalam
a) Belajar Konstruktivisme
pembelajaran ada dan harus ditemukan serta diuji tetapi mengetengahkan bahwa
yang mengembangkan pengetahuan bagi mereka sendiri (Geary dalam Dale 2012:
dialektika.
realistik contoh atau model – model yang di sajikan, semakin baik konstruksi
pengetahuan tersebut.
kognitif (Bruning et al., 2004 dalam Dale 2012: 325). Struktur – struktur
commit to user
21
kegiatan kognitif tidak selalu terikat dengan dunia luar ataupun keseluruhan kegiatan
tentang dunia lewat pengalaman. Adanya konteks lingkungan dan sosial yang
memberi kerangka bagi interaksi awal bayi dengan lingkunganya (B.R. Hergenhahn
& Matthew H. Olsen 2008: 325). Menurut Piaget dalam pengembangan pengetahuan
commit to user
22
informasi baru ke dalam schema mereka yang sudah ada sebelumnya. Akomodasi
kognitif.
dan perkembangan kognitif siswa. Siswa Sekolah Menengah Atas, berada pada tahap
perkembangan operasional formal. Pada tahap ini siswa dapat berfikir tentang
hipotesis atau pengandaian. Kapabilitas mereka meningkat dan dapat berfikir lebih
dari satu dimensi dan karakter – karakter abstrak. Mereka mampu untuk melakukan
penjelasan yang rumit mencakup rangkaian deduktif dan logika (Santrock, 2009: 48-
49).
bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses
belajar yang bermakna. Proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna bila
guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat menghubungkan dengan
commit to user
23
konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa. Dalam
diharapkan dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Hal ini dikarenakan siswa
ikatan kimia. Dengan kreativitas yang dimiliki siswa akan dapat menyelesaikan soal
tidak hanya melalu satu macam cara yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.
masalah lebih baik dibanding menghapal saja, 3) transfer akan terjadi jika
Dari tiga jenis teori belajar di atas, untuk penelitian ini belajar sebagai
kegiatan yang dialami oleh siswa agar memiliki hasil yang permanen merupakan
Hal ini dapat dilakukan melalui pembelajaran dengan kegiatan yang dilakukan
melalui sebuah diskusi atau kerja kelompok untuk mendapat ekuilibrasi yang
commit to user
24
materi antar guru dan siswa atau siswa dengan siswa dalam kelompok atau secara
Perlu adanya suatu cara menjalankan interaksi siswa dan sumber belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dalam lingkungan belajar seperti yang di sampaikan di teori belajar di atas dalam
sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran yang sesuai dengan teori belajar
kooperatif lebih cocok untuk dilaksanakan agar dapat tercapainya aspek aspek tujuan
yang di alami siswa terhadap sumber belajar dalam lingkungan belajar. Kegiatan ini
direncanakan oleh guru untuk dialami siswa sehingga siswa mengalami kegiatan
proses desain dan mempengaruhi lingkungan belajar siswa agar siswa mengalami
desain oleh pengajar agar di alami oleh siswa dengan sumber belajar di dalam
commit to user
25
(struktur) materi dan perubahan – perubahan yang dialami materi ini dalam proses –
Dari pengertian pembelajaran, belajar dan ilmu kimia yang di uraikan pada
teori di atas dapat disimpulkan pembelajaran Kimia merupakan proses interkasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
di desain oleh pengajar tentang sumber belajar yang memuat materi dan perubahan –
perubahannya agar di interaksikan secara terencana atau alamiah untuk di alami oleh
siswa dalam lingkungan belajar agar di konstruksikan melalui proses asimilasi dan
akomodasi dengan bantuan media dalam pengalaman pribadi siswa yang bermakna
dan perubahan-perubahannya.
INDIVIDUALIZATION
a. Pembelajaran Kooperatif
Johnson & Johnson (1994) dalam Trianto (2009; 55) menuliskan tentang
secara terpisah dalam belajar menjadi sangat individualis. Kondisi klasikal seperti ini
juga tidak jauh terjadi di Indonesia hingga kini. Salah satunya adalah dengan
pemberian peringkat dan rangking kelas. Ini merupakan salah satu cara untuk
konteks persaingan ini tidak di tata sedemiakan rupa agar hal-hal yang tidak
diinginkan dapat terjadi. Kondisi yang tidak menyenangkan bagi siswa dengan
commit to user
26
kondisi yang tidak dapat merubah keadaan siswa yang pandai akan semakin pandai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang kurang pandai akan tetap bahkan akan menjadi lebih sulit untuk berkembang.
Hal yang lain akan lebih menarik jika persaingan induvidu diubah menjadi
persaingan dalam kelompok. Keadaan yang lebih baik lagi jika dalam kelompok di
bentuk lebih heterogen. Dalam kehidupan sosial interaksi antar individu lebih sering
terjadi. Dalam kelompok tentunya untuk mencapai prestasi dilihat dari prestasi
Hal ini akan mendorong semua untuk saling mendukung agar sama – sama mampu
mencapai prestasi.
Inti dari model pembelajaran ini yaitu mengubah persaingan individu menjadi
persaingan kelompok. Ketika di dalam kelompok siswa akan saling mendukung agar
sesamanya mampu mencapai prestasi, bekerja sama, dan saling memotivasi. Metode
Kooperatif yang disebutkan di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak metode
Adanya tujuan keberhasilan dari metode ini bisa berupa apresiasi yang di
melalui pengamatan dengan hasil skor kelompok dan terhadap individu dengan tugas
commit to user
27
kesempatan yang sama untuk berkontribusi terhadap prestasi kelompok. Metode skor
Tujuan dari metode ini adalah membagi tugas sesuai dengan kemampuan siswa
dalam kelompok dan mengajarkan ke sesama anggota agar seluruh anggota dapat
Salah satu metode yang ada dalam pembelajaran kooperatif dan memiliki
karakteristik yang sesuai dengan pembelajaran kimia tentang ikatan kimia adalah
keadaan dan kesulitan dalam pembelajaran ikatan kimia, metode kooperatif sangatlah
cocok untuk digunakan. Siswa dalam kelompok dapat saling bekerjasama. Siswa
dengan kemampuan dasar yang kurang akan dibantu oleh siswa dengan kemampuan
lebih. Hal inni dilakukan siswa untuk memajukan kelompok dalam mencapai prestasi
kelompok. Terlebih spesifik lagi jika metode assistensi yang digunakan lebih intensif
ikatan kimia sehingga metode ini digunakan oleh penulis dalam penelitian ini.
commit to user
28
digunakan untuk mempelajari matematika pada siswa kelas 3 sampai kelas 6. Namun
model pembelajaran ini tidak menutup kemungkinan dapat digunakan pada kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang lebih tinggi. Seperti yang dilakukan oleh Nicholas dan Miler pada tahun 1994
pernah membandingkan efek model pembelajaran TAI dengan model tradisional pada
karakteristik tanggung jawab belajar pada siswa. Sehingga, siswa harus membangun
pengetahuan sendiri dan tidak hanya menerima bentukan jadi dari guru. Selain itu
pola komunikasi guru siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-instruksi. Hal
senada diungkap oleh Slavin (2005:186) tujuan dari model pembelajaran TAI adalah
kemampaun untuk mempelajari materi tersebut. Sudah dapat dipastikan siswa tanpa
kemampuan prasyarat dasar yang harus dipenuhi akan mengalami kegagalan dalam
mencapai prestasi belajar yang maksimal. Hal ini akan mengakibatkan pembelajaran
yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara
commit to user
29
individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok. Dalam hal ini
peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar.
Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta
semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa
dari delapan komponen utama. Secara umum sintaksnya adalah sebagai berikut yaitu:
1) Kelompok/Tim
Peserta didik dalam pengajaran TAI terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang
mewakili bagian dari kelasnya dalam menjalankan aktivitas akademik, jenis kelamin,
dan suku atau etnik. Fungsi utama dari tim adalah membentuk semua tim agar
mengingat materi yang telah diberikan dan lebih memahami materi yang nantinya
dengan baik. Dalam hal ini biasanya siswa menggunakan cara pembelajaran diskusi
tentang masalah-masalah yang ada, membandingkan soal yang ada, dan mengoreksi
dilakukan setelah presentasi awal dari guru dan pemberian lembar kerja. Anggota
commit to user
30
kelompok yang mengalami kesulitan dapat bertanya kepada anggota yang telah
2) Tes Pengelompokan
Siswa-siswa diberi pre-tes pra program pada awal program TAI. Hasil dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tes digunakan untuk menempatkan mereka dalam membuat kelompok berdasarkan
Pada proses pengajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat pada
kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan masalah
untuk menguasai materi. Setiap unit materi mempunyai bagian bagian sebagai
4) Belajar Kelompok
atas dan mengerjakan lembar kerja yang ada di dalamnya. Jika ada siswa yang belum
paham tentang materi yang ada dalam media, siswa dapat bertanya pada anggota
lainnya atau ketua yang telah ditunjuk, kalau belum paham juga baru meminta
commit to user
31
Pada setiap pertemuan tes formatif dan tes unit yang ada dalam media di di
Kategori yang tinggi di tetapkan untuk menjadi tim super, kategori sedang di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tetapkan sebagai team sangat baik, sedangkan kategori minimum di tetapkan sebagai
team baik.
6) Diskusi Kelompok
Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat dibantu guru
melalui review diskusi hasil belajar kelompok. Guru melalui media yang digunakan
dapat memberikan contoh – contoh pada kelompok tersebut. Pada saat guru
memberikan contoh, siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual dan
7) Test Fakta
Pada setiap akhir sub konsep materi pokok diberikan test fakta siswa secara
fakta siswa diberikan ringkasan bahan atau materi untuk dipelajari sebelumnya.
Setelah akhir dari pengajaran materi pokok suatu materi guru menghentikan
memberika point kepada siswa yang dapat membantu memberikan penjelasan kepada
siswa yang belum paham materi. Pada akhir pengajaran di buatlah kesimpulan dari
commit to user
32
3. MEDIA
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah
metode dan media pembelajaran, kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah
diakui sebagai langkah yang baik. Sehingga aktifitas belajar banyak menggunakan
dan memanfaatkan jasa media yang dapat mempertinggi kualitas proses belajar
siswa. Media pembelajaran digunakan dalam interaksi antara guru dan siswa dalam
proses pembelajaran baik dalam kelas maupun di luar kelas sebagai madia perantara
dan berfungsi sebagai alat untuk memperjelas metode yang digunakan, sehingga
secara singkat dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang
antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dapat tercapai (Nana Sudjana 1991: 7). Maka dari dua
siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan juga merupakan wahana
komunikatif untuk mencapai tujuan pembelajaran antara guru dan siswa dan siswa
dengan siswa.
commit to user
33
pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu
sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera. Media
merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. Penekanan media pembelajaran
terdapat pada visual dan audio. Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu
pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Media pembelajaran
digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses
televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP) atau
suatu ilmu.
kelas beberapa diantaranya yaitu penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap
pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang
sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-
prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan
penguatan.
commit to user
34
mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan
kemungkinannya dapat diserap oleh siswa. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan,
pengajaran dapat diberikan kapanpun dan dimanapun, sikap positif siswa terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. Dan yang
terpenting adalah peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif,dalam proses
belajar mengajar.
dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Ada beberapa alasan berkenaan
dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa antara lain
motivasi belajar. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa dan kemungkinan siswa menguasai konsep yang telah
komunikasi verbal melalui penuturan kata – kata oleh guru sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam
pelajaran. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan
dan mendemonstrasikan.
Alasan kedua berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfikir manusia
mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berfikir kokrit menuju berfikir abstrak,
dimulai dari berfikir komplek. Dalam penggunaan media guru perlu menilai
keefektifan media tersebut agar guru dapat menentukan mutlak atau tidaknya media
commit to user
35
diperlukan dalam proses pembelajaran (Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i, 1996: 3).
sebab melalui media pembelajaran hal –hal yang abstrak dapat dikonkritkan dan hal
medianya tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu
mempertinggi kualitas proses belajar mengajar. Oleh sebab itu penggunaan media
harus sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna yang terkandung di
4. MEDIA CETAK
Salah satu bentuk bahan ajar yang kita ketahui adalah modul cetak. Media
cetak adalah suatu peyampaian pelajaran yang telah dipilih dalam rangka
memungkinkan siswa belajar dengan iramanya sendiri, tidak dipengaruhi oleh guru
maupun rombongan belajarnya. Media disusun dengan sajian konsep yang benar
dengan urutan yang sistematik. Penyajian konsep – konsep baru yang memiliki
commit to user
36
Mereka bebas memahami materi, berkomunikasi dengan teman bahkan guru untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menanyakan materi dan mencapai pemahaman materi. Media juga dapat di desain
bertingkat sesuai dengan tingkat pemahaman siswa tentang materi. Guru juga dapat
memberikan komentar atas hasi pekerjaan siswa sesuai dengan tarafnya. Oleh karena
Siswa tanpa harus terkoneksi dengan hal yang lain seperti internet, dan mereka sudah
dapat menggunakan media ini. Terhadap siswa dengan daya ingat/memori yang
lemah media ini sangat membantu. Karena kemudahan akses dan dapat di bawa
Di lain hal terdapat kelemahan dari media ini. Ketertarikan siswa sangat
ketebalan hasil cetak. Selain itu diperlukan beberapa cetakan tambahan jika ingin
mendapatkan materi yang terbaru, dan itu membutuhkan waktu pada prosesnya. Bagi
kedalaman materi yang bagus. Oleh karenanya dalam penelitian ini media cetak
digunakan agar siswa dengan kemampuan meori rendah dapat mengingatnya dengan
mudah.
commit to user
37
Bentuk lain dari media bahan ajar yang berkembang luas di masyarakat
fasilitas media bahan ajar yang interaktif dan terintegrasi. Moodle terprogram secara
Di dalam Moodle banyak sekali fitur – fitur yang dapat digunakan untuk
mendukung pembelajaran. Sama halnya dengan modul di dalam Moodle kita dapat
menggunakan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.. Dari fitur fitur yang dimiliki
pembelajaran yang efisien, hal tersebut juga dapat dilakukan di dalam Moodle.
Siswa juga dapat melakukan pembelajaran secara berkelompok. Hal ini sangat
Moodle sangat fleksibel sekali. Guru dapat mengatur pembagian kelompok dalam
learning. Makna dari e-learning sendiri juga memiliki banyak arti. Onno W Purbo,
commit to user
38
“e” di awal learning digunakan sebagai kaitan untuk segala teknologi yang
komputer. Rangkaian jaringan ini bisa berbentuk lokal, atau area luas hingga jaringan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
antar negara.
learning tidak hanya berfungsi sebagai media yang digunakan secara personal,
Pada pembelajaran TAI ini dalam kerja kelompok dan pembimbingan guru
dalam kelompok dapat berlaku tidak hanya melalui jam pelajaran saja. Dengan
adanya kelas virtual yang dapat di gunakan dalam fitur Moodle, maka pembimbingan
Untuk media Moodle pada penelitian ini merupakan media yang di unggulan
dalam aplikasi di lapangan. Karena keluasan materi dan akses yang bebas, lebih
portable karena dapat di kolaborasikan dengan jejaring yang lain dan dapat di akses
dari manapun. Bagi siswa dengan kreativitas tinggi, mereka akan dengan mudah
dengan menggunakan media Moodle siswa dengan kreativitas tinggi dan memori
yang mengharuskan koneksi jaringan, baik internet ataupun intranet. Kelemahan ini
commit to user
39
penyusunanya memerlukan waktu, karena merupakan media konten yang terdiri dari
6. KREATIVITAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pandangan yang masih ada di masyarakat tentang kreativitas adalah sesuatu
yang merupakan pemberian yang di wariskan oleh orang yang genius. Kreativitas
diasumsikan sebagai sesuatu yang dimiliki dan tak dimiliki, sehingga pendidikan
Hal lain yang menjadi penghambat yaitu kondisi alat ukur terhadap
kreativitas yang masih terbatas. Alat ukur yang ada bak berupa tes prestasi, tes
intelegensia biasanya hanya meliputi kemampuan untuk mencari satu jawaban benar
kemungkinan jawaban benar atau dari suatu masalah dengan mengacu pada pola
divergen dan kreatif jarang di lakukan. Sehingga alat ukur yang dimiliki hanya
fungsi kognitif yang relatif menyatu namun dapat di bedakan dalam uji intelegensia.
commit to user
40
(redefinition). Dari ke lima hal tadi dapat di jelaskan satu persatu. Pertama
kemampuan untuk membuat variasi terhadap satu ide dan kemampuan memperoleh
gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise. Keaslian berkaitan dengan
kemampuan memberikan respon yang khas/unik yang berbeda dengan yang biasa
penambahan detail atau keterangan terhadap ide yang sudah ada. Ke lima
meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang
yang akan digunakan, pengukuran kreativitas pada penelitian ini akan menggunakan
uji tes kreativitas verbal. Uji ini menggunakan pola berfikir divergen (kreativitas).
Uji ini dibuat disesuaikan untuk kemampuan orang Indonesia. Indikator yang diambil
commit to user
41
untuk menyusun tes kreativitas tersebut di ambil dari kemampuan berfikir kreatif
mendasar pada analisa Guilford indikator yang kami gunakan adalah : 1) Prmulaan
kata, 2) menyusun kata, 3) membentuk kalimat tiga kata, 4) Sifat – sifat yang sama
7. KEMAMPUAN MEMORI
maupun tidak dan selalu berjalan sesuai dimensinya, yaitu dimensi waktu. Terdapat
suatu proses sehingga peristiwa di ingat menjadi informasi oleh manusia. Informasi
keseringan untuk memanggil kembali ingatan atas informasi yang dimiliki, maka
informasi tersebut. Kondisi ini pada akhirnya mengubah status informasi menjadi
kapasitas daya memori semakin meningkat. Hal yang sama akan menimbulkan
metode agar proses mengingat semakin efesien sangatlah dibutuhkan. Ada beberapa
dampak positif dari daya ingat atau kemampuan memori yaitu 1) ketramplan
commit to user
42
penelitian ini.
yang terjadi dari satu keadaan menuju keadaan yang lain ( Ratna Wilis Dahar, 1998:
40). Transformasi peristiwa dan pengetahuan yang terjadi tentunya juga berdampak
pada sikap manusia ketika menyikapinya. Peran seluruh indra manusia sangatlah
pemanggilan kembali informasi yang dimiliki, baik yang di alami sendiri atau
Memori
Belajar
Rangkaian
Jangka
Memori jangka @pegulangan
Pencatatan ATENS Panjang
Eksternal Pendek @hafalan
Penginderaan @pengkodean
@pemecahan masalah
commit to user
43
informasi yang ada. Informasi yang terus bertransformasi pada siswa karena kegiatan
belajar dan pembelajaran akan memberikan pengaruh pada siswa dalam belajar.
Bertansformasinya informasi pada siswa baik oleh informasi sebelumnya pada materi
kimia struktur atom dan sistem periodik akan mempengaruhi siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mempelajari Ikatan kimia. Utamanya dalam menyimpulkan jenis ikatan yang akan
Selain itu model pemrosesan memori hingga kini telah berkembang dengan
banyak metode. Dale H. Schunk (2012: 234) menjelaskan beberapa alternatif model
beberapa, diantaranya adalah teori level – level kedalaman memori. Teori ini
diterima oleh informasi, bukan lokasinya. Teori ini mengemukakan tentang cara –
cara yang berbeda dalam memproses informasi yang terdiri dari level fisik
(permukaan), level akustik (fonologi bunyi), dan level semantik (makna). Walaupun
Karena pada teori ini tidak bisa menjelaskan fenomena pertentangan tentang
manusia. Semakin sering di ulang memberikan dampak daya ingat memori yang
lebih bagus, dengan adanya kebiasaan pengulangan oleh manusia dalam pengolahan
informasi untuk mengingat apapun bentuk materi yang akan di ingat akan
mengakibatkan daya ingat yang lebih baik. Kebiasaan manusia ini membantu
commit to user
44
berulang ulang suatu hafalan akan membantu meningkatkan ketahanan daya ingat.
Teori yang ke dua adalah teori level aktivasi, teori ini serupa dengan teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebelumnya namun menitikberatkan pada level aktivasinya (Anderson, 1990 dalam
Dale, 2012: 237). Pada teori ini kita tidak memiliki struktir memori yang terpisah
namun memiliki satu struktur kesatua memori, hanya saja kondisi keaktivannya yang
berbeda beda. Dalam teori ini proses pengulangan akan membantu mempertahankan
kondisi aktiv memori lebih lama. Dengan demikian jika perhatianya teralihkan maka
aktivasinya akan melemah. Sehinga kemampuan memori seseorang dalam hal proses
pengingatan/ pengolahan informasi baik untuk recall bergantung dari aktivasi dari
memori tersebut.
Kaitan antara memori dan pembelajaran bisa kita ketahui dalam teori model
memori dua penyimpanan ( Dale, 2012: 253). Jika kita kaitkan pembelajaran dengan
proses pengolahan informasi, maka pembelajaran verbal lebih mudah digunaka untuk
Yaitu kebermaknaan deret tersebut, tingkat kemiripan deret item tersebut, lamanya
waktu perulangan antara percobaan satu dan berikutnya (Terry, 2009 dalam Dale,
2012: 253).
Kata – kata (deret item) yang bermakna lebih cepat dari pada deret yang tidak
bermakna. Semakin mirip deret tersebut di buat maka semakin lama waktu yang
commit to user
45
dibutuhkan untuk mengeolah informasi. Kemiripan dalam hal ini tidak hanya huruf
atau angka, melainkan juga bunyi yang dihasilkan dari rangkaian huruf yang di
bentuk. Selain itu bisa jadi dalam menyebut kembali informasi tadi responden tidak
menyebutkan deret yang ada dalam daftar namun malah menyebutkan kata atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
angka yang memiliki bunyi atau makna yang sama. Perulangan waktu sangat
mempengaruhi kelancaran seseorang untuk mengingat. Namun tiap tiap orang tidak
sama dari waktu perulangan yang pendek ke perulangan yang panjang ( Dale, 2012:
253).
tugas. Yaitu jenis tugas serial ( berurutan), Paired Associate (pasangan penyerta) dan
dilakukan dalam pengerjaan hafalan – hafalan tugas sekolah seperti menghafal puisi
atau langkah langkah strategi dalam menyelesaikan permasalahan. Deret yang ada di
permulaan dan di akhir biasaya lebih cepat di ingat, sedangkan item yang ada di
tengah memerlukan pengulangan lebih banyak. Efek posisi serial bisa muncul karena
1970 dalam Dale, 2012: 254). Dampak dari munculnya mediasi kognitif ini berakibat
kemunculan bermakna lain dari item item yang berpasangan. Mediator – mediator
yang muncul sebagai cara untuk memberikan makna sehingga lebih mudah dalam
commit to user
46
mengingat deret item. Free-call dapat diterapkan untuk membiasakan siswa dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sendirinya menemukan formula untuk mengorganisasi informasi. Umunya siswa
wujud, sifat fisik, atau jenis pengelompokan lainya yang difahami oleh siswa.
pembelajaran verbal di atas. Dalam penelitian ini digunakan deret kata dan kalimat
serial dengan beberapa kata yang bermakna tertentu dari sekelompok kata. Untu
tidak lepas dalam pengukuran. Beberapa indikator di gunakan untuk mengukur yang
pertama adalah mengingat beberapa kata dengan kriteria tertentu dari sekelompok
kata. Indikator ke dua adalah mengingat suatu cerita dalam suatu paragraf.
indikator pertama dengan tugas mengingat suatu definisi yang telah di berikan, dan
indikator ke dua adalah mengingat suatu kata dalam sebuah kalimat. Sedangkan
untuk free-call digunakan indikator mengingat simbol dan nama unsur yang di
berikan.
commit to user
47
8. PRESTASI BELAJAR
siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang di capai
(Winkel, 1996:162). Dari teori prestasi belajar di atas dan dikaitkan dengan pendapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
prestasi yang ada dalam penilaian rapor sekarang, disimpulkan tentang pengertian
prestasi belajar, yaitu merupakan hasil pengukuran terhadap peserta didik yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses belajar
mencakup kegiatan otak termasuk dalam ranah kognitif. Didalam ranah kognitif
atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diingat dan diketahui. Dengan
kata lain bahwa memahami adalah dapat mengingat dan melihat sesuatu dari
diatas pengetahuan.
commit to user
48
teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. Aplikasi ini
suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan
mampu untuk memahami hubungan antar bagian satu dengan yang lainnya.
beberapa pilihan yang harus dipilih sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
b. Ranah afektif (affective domain) merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Dalam Bimtek KTSP 2010 menurut Direktorat Pembinaan SMA, terdapat
5 tipe karakteristik afektif yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Ke
tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara
commit to user
49
konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Konsep diri ini
4) Nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu
menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan
orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri.
pelajaran baru.
commit to user
50
Setiap proses belajar akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur. Hasil
nyata yang dapat diukur dinyatakan sebagai prestasi belajar seseorang. Prestasi
belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar.
Pada umumnya, untuk menilai hasil belajar, guru dapat menggunakan bermacam-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
macam “achievement test,” seperti “oral test,” “essay test” dan “objective test” atau
“short-answer test”. Sedangkan untuk nilai proses belajar dan hasil belajar murid
yang bersifat keterampilan (skill), tidak dapat dipergunakan hanya dengan tes tertulis
atau lisan, tapi harus dengan ‘performance test’ yang bersifat praktek. Menurut
Saifudin Azwar (1996 : 8-9), ” tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya
keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk
materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar
dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan
9. IKATAN KIMIA
Kestabilan atom gas mulia untuk tampil di alam menjadi mono compound
secara natural merupakan suatu keunikan tersendiri yag dimiliki unsur gas mulia.
Awal mula ditemukan oleh Cavendish (1782) pada sebagian kecil bagian udara
(kuarang dari 1/2000 bagian), gas ini sama sekali tidak bereaksi walaupun sudah
melibatkan gas-gas yang ada di atmosfer. Gas tersebut kemudain dikenal dengan
commit to user
51
nama Helium. Pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil
memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas
mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi
tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon. Penemuan gas mulia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kemudian semakin berkembang dan semakin menunjukkan ke-inert-an unsur
Kemampuan senyawa gas mulia ini di cari dan diuji oleh beberapa ahli untuk
di ketahui pada sifat dan kondisi seperti apa suatu atom dapat mencapai kestabilan
untuk tampil di alam. Baru pada tahun 1962, seorang ahli kimia kanada bernama Neil
Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur
Jika dilihat dari nilai Afinitas dan energi Ionisasi atom – atom gas mulia
sangatlah kelihatan bahwa tidak mungkin mereka dengan mudah untuk melepas atau
menerima elektron. Hal ini jika dilihat pada grafik energi ionisasi di dapat puncak
nilai yang paling tinggi. Sedangkan pada afinitas elektron di dapat nilai yang sangat
berbeda. Kedua sifat ini menunjang ke stabilan atom gas mulia karena semakin
enggan untuk melepas atau menerima elektron. Keadaan ini dapat dilihat pada
gambar 2.2 yang menunjukkan tingkat energi ionisasi dalam bentuk grafik dan
gambar 2.3 yang menunjukkan kekuatan tingkat afinitas electron unsur-unsur yang
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Salah satu yang menjadi perhatian akibat kemampuan stabilitas atom pada
golongan gas mulia adalah konfigurasi elektron atom atom gas mulia. Secara umum
jika di uraikan konfogurasi elektron gas – gas mulia memiliki elektron valensi yang
sama yaitu delapan elektron dan dua elektron. Elektron valensi merupakan elektron
terluar yang mengalami paling banyak interaksi dengan lingkungan luar terhadap
commit to user
53
atom yang sama atau yang berbeda. Keadaan ini bisa di simpulkan bahwa dengan
elektron yang terisi penuh pada orbital terluar akan menunjang kestabilan atom.
Tabel 2.1 di bawah ini menunjukkan jumlah kulit dalam electron setiap unsur gas
ataupun melepas elektron (kaitannya dengan energi ionisasi dan afinitas elektron).
Hal ini mengakibatkan tidak muncul interaksi apapun kecuali dengan energi yang
mampu melewati batas ambang energi ionisasi dan afinitas elektron gas mulia.
Keadaan ini mengakibatkan keadaan elektron valensi oktet dan elektron valensi
duplet untuk menjadi acuan atom – atom lain agar bisa menjadi stabil.
Sifat fisis dan kimia dari unsur yang tertata dalam sistem periodik
menunjukkan keteraturan atom dalam deret sistem periodik modern. Kenyataan ini
mempermudah kita untuk menentukan interaksi antar atom di alam. Sebagai contoh
unsur Na pada golongan I A. Na memiliki elektron valensi satu. Jika dilihat dari sifat
commit to user
54
yang rendah sehingga memudahkan atom untuk melepas eketron. Akibat dari
jumlahnya delapan menjadi elektron terluar. Kemudian elektron terluar tersebut juga
memiliki jumlah elektron valensi sejumlah delapan. Kesamaan ini elektron valensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ini dengan atom gas mulia mengakibatkan memiliki kestabilan seperti golongan gas
mulia. Ilustrasi di atas di jelaskan dalam Gambar 2.4 yang memberikan penjelasan
bagaimana proses pelepasan electron pada kulit terluar atom Na11 sehingga menjadi
Na Na + Na +
Pada contoh unsur klor pada golongan VIIA. Unsur ini memiliki elektron
valensi tujuh. Dengan sifat golongan tujuh yang memiliki energi ionisasi yang tinggi,
menyulitkan unsur untuk melepas elektron. Sehingga tidak mungkin agar menjadi
stabil unsur golongan ini mau untuk melepas elektron. Jika dilihat dari afinitas
elektron golongan VIIA memiliki nilai yang rendah. Dengan kondisi ini atom akan
lebih cenderung menerima elektron. Setelah atom menerima satu elektron dari luar,
delapan. Sehingga elektron valensinya sama dengan gas mulia. Gambar 2.5
menunjukkan ilustrasi penerimaan electron oleh Cl17 sehingga menjadi ion Cl-
commit to user
55
Cl -
Cl Cl-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2. 5 Konfigurasi Cl berubah dengan menangkap elektron dan bermuatan
memiliki nilai afinitas elektron dan energi ionisasi yang relatif sama ditunjang
melepas dan atau menerima elektron atom menjadi sulit dilakukan. Akibat dari
keadaan tersebut, agar menjadi stabil upaya yang dilakukan adalah melalui
agar tercapainya elektron valensi oktet atau duplet seperti gas mulia. Kecenderungan
– kecenderungan ini berkaitan erat dengan sifat kimia yang muncul mendasar pada
sifat unsur dalam sistem periodik. Sikap melepas atau menerima elektron atom
Pasangan elektron bersama, salah satu elektron berasal dari salah satu atom
d. Struktur Lewis
ahli di lihat sebagai suatu hal yang berbeda. Kelengkapan elektron pada kulit
commit to user
56
Gagasan ini dimunculkan oleh Lewis, Langmuir dan Kossel. Menurut mereka
dengan lengkapnya elektron valensi baik secara Bohr maupun orbital kuantum
Keadaan ini akan berbeda jika elektron yang berada di orbit terluar belum
terisi penuh. Akan ada kecenderungan melepas dan mengikat elektron atau
ini muncul karena adanya interaksi antar atom untuk menyamai elektron valensi
milik gas mulia. Akibat kondisi ini munculah teori lewis tentang ikatan.
Teori lewis terhadap ikatan dilihat dari elektron valensi, menunjukkan hanya
interaksi elektron orbit / kulit terluar saja yang di perhatikan. Aturan lewis
diantaranya adalah 1) Elektron valensi terluar saja yang memegang peranan utama
pada pembentukan ikatan. 2) Pembentukan ikatan dapat terjadi melalui dua cara
yaitu karena perpindahan elektron dan pemakaian bersama pasangan elektron. Akibat
dari metode ini muncul ikatan ion karena dapat bermuatan positif dan negatif.
sehingga setiap atom yang berikatan mempunyai konfigurasi elektron yang mantab.
lambang lewis. Lambang lewis suatu unsur adalah lambang kimia unsur yang
dikelilingi titik atau silang kecil sesuai dengan jumlah elektron valensinya. Sebagai
commit to user
57
contoh pada unsur klor (Cl) dengan nomor atom 17 memiliki elektron valensi 7
elektron maka akan di gambarkan lambang lewis seperti pada Gambar 2.7.
Hal yang sama jika pada unsur pada golongan yang lain. Setiap unsur di tuliskan
lambangnya dan dikelilingi elektron valensi dengan tanda titik atau tanda silang
Pada Gambar 2.8 dapat kita lihat bahwa pemasangan elektron valensi diupayakan
membagi secara diagonal dari empat arah. Dan jika memungkinkan di buat
dengan saling bertukar atom dan pemakian bersama pasangan atom memiliki cara
yang berbeda.
Pada Gambar 2.9 menunjukkan gaya elektrostatis yang muncul pada Na dan Cl
setelah menstabilkan diri dengan melepas elektron dan menerima elektron. Akibat
commit to user
58
muatan elektrostatis. Sehingga terjadi gaya elektrostatik untuk tarik menarik pada
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2. 9 Struktur lewis pada pembentukan ikatandigilib.uns.ac.id
ion
Struktur lewis untuk ikatan kovalen dapat di lihat pada Gambar 2.10. Gambar
dan klor. Ditandai dengan tanda titik tunggal yang menunjukkan elektron dari klor
bertemu dengan merupakan titik tunggal yang juga merupakan elektron dari
hidrogen. Pada kenyataanya tidak mungkin kita dapat membedakan elektron dalam
e. Ikatan ion
Ikatan ini terbentuk karena sifat atom untuk menyesuaikan elektron valensi
seperti gas mulia dengan transfer elektron melalui cara melepas atau menerima
elekton. Atom yang melepaskan elektronya akan memiliki kelebihan proton sehingga
commit to user
59
mengakibatkan gaya tarik yang kuat antar atom yang berinteraksi. Interaksi yang
intens dan berkombinasi dan terus bersama mengakibatkan kondisi ini disebut
berikatan. Proses ilustrasi tadi digambarkan pada Gambar 2.11 di bawah. Ikatan ion
umumnya terjadi antar unsur logam dengan non-logam. Unsur logam akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
membentuk ion positif dengan melepaskan elektron. Sedangkan unsur non-logam
f. Ikatan kovalen
kestabilan oktet atau duplet. Umumnya atom – atom yang berinteraksi membentuk
ikatan kovalen terjadi pada atom dengan unsur – unsur non logam. Unsur – unsur
tersebut biasanya memiliki keelektronegativan yang tinggi sehingga sulit jika dalam
berinteraksi salah satu atom untuk mau melepaskan elektron. Sebagai contoh pada
senyawa gas Brom (Br2). Secara lewis proses pembentukan ikatan pada gas Br2 dapat
commit to user
60
pasangan mandiri. Pasangan elektron ikat pada molekul senyawa kovalen biasanya di
simbolkan dengan dua elektron atau kemudian di gambarkan dengan garis atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
batang. Sebagaimana yang digambarkan pada gambar 2.13 di bawah ini.
Ikatan kovalen yang di bentuk dari lebih satu pasang elektron disebut ikatan
kovalen rangkap. Ikatan kovalen jika terjadi bisa mengalami keadaan demikian
karena memiliki elektron valensi yang banyak namun kurang dari delapan. Sehingga
untuk memenuhi kestabilan diperlukan lebih dari satu pasang elektron ikat. Gambar
pasangan elektron, pada kondisi tertentu dapat terjadi keadaan donor – akseptor
pasangan elektron. Hal ini terjadi jika pada salah satu atom terdapat pasangan
mandiri yang bebas. Keadaan ikatan kovalen yang demikian ini disebut dengan
ikatan kovalen koordinatif. Ikatan kovalen yang demikian umunya terjadi pada
commit to user
61
senyawa dengan atom banyak. Gambar 2.15 menunjukkan ilustrasi ikatan kovalen
koordinatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
elektron madiri. Hal ini mendukung menjadi kondisi donor pasangan elektron.
Akseptor biasanya merupakan atom yang memiliki kulit atau orbital kosong yang
yang telah dilakukan dan meninjau hal yang sama perlu di perhatikan. Penelitian
1. Pengaruh model pembelajaran PBL dan model pembelajaran SSCS ditinjau dari
ditinjau dari kreativitas dan gaya belajar. Peneliti : Riyanti, Prodi Pendidikan
commit to user
62
Kesamaan dengan penelitian ini adalah dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah media dan pembahasan yang sama. Penelitian ini meneliti penggunaan
permainan ular tangga dan teka teki silang ditinjau dari memori dan kreativitas
faktorial yang sama. Penentian ini menggunakan metode kooperatif TGT dengan
membandingkan dua media ditinjau dari variabel moderator yang sama yaitu
memori dan kreativitas. Hal yang sama pada penelitian yang akan dilakukan yaitu
menggunakan kooperatif TAI dengan membandingkan dua media dan ditinjau dari
1. Penelitian yang dilakukan oleh : David Slykhuis; John Park dengan judul:
commit to user
63
:25.2 research library. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas siswa dalam
belajar secara online dan tingkat prestasi siswa yang sering melakukan
online.
2. Penelitian yang dilakukan oleh : Myung-Ah Lee; Molly K Hare dengan judul :” A
Journals pg. 45. Membahas tentang penggunaan media portofolio secara digital
dan online.
dengan Judul : “The role of new technologies in the learning process: Moodle as a
forum – forum diskusi fisika. Sehingga tercipta ruang virtual bagi mereka
membagi pengetahuan dan pengalaman belajar fisika satu sama lainya yang
4. Penelitian yang dilakukan oleh Marc.Loudon dan Mark Sharp. Dengan judul
commit to user
64
Education Journals pg. 39. Jurnal ini mnceritakan tentang efektivitas notes atau
yang kita kenal dengan catatan. Kondisi – kondisi yang menghambat penggunaan
catatan sebagai suber belajar yang kemudian digantikan dengan streaming media
belajar. Siswa yang sering membuka media streaming – online dalam jurnal ini
pg. 291. Pada jurnal ini menceritakan tentang pase ke dua penelitian tindakan
kelas tentang pemahaman kimia umum dan konsep – konsep kimia. Hasil
pemahaman tentang konsep kimia lebih baik daripada yang tidak menggunakan
web-based.
teknologi informasi yang telah luas. Ke lima jurnal tersebut memberikan dampak
positif terhadap prestasi siswa dalam belajar. Memberikan sisi- sisi lain pemanfaata
teknologi dalam dunia pendidikan. Dalam belajar menggunakan media online, atau
web – based, atau bahkan Moodle itu sendiri memberikan hasil yang positif terhadap
prestasi belajar.
commit to user
65
C. KERANGKA BERFIKIR
untuk pokok bahasan ikatan kimia dapat mengatasi perbedaan kemampuan yang ada
siswa yang memiliki perbedaan kemampuan dalam belajar sehingga pada akhirnya
pengalaman yang disajikan melalui instruksi kegiatan yang ada di media. Dengan
pengetahuan kognisinya oleh masing masing siswa yang memiliki kelebihan kepada
siswa yang kemampuan kognitifnya kurang. Dalam teori belajar kognitif jika terjadi
interaksi siswa dalam suatu lingkungan belajar akan memiliki dampak yang lebih
commit to user
66
yang terbentuk antar siswa dalam belajar akan lebih meninggalkan kesan mendalam.
Terutama jika diberikan contoh sederhana dan kegiatan mudah yang dapat dilakukan
siswa bersama. Teori belajar bermakna mengakibatkan siswa akan lebih mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengingat aktivitas dan kesimpulan kognitif yang terjadi dari interkasi yang di
siapkan oleh guru melalui media. Sehingga akan ada pengaruh prestasi beajar siswa
Dengan kelebihan masing – masing media yang ada dan dukungan teori
belajar yang ada. Media Moodle akan memiliki dampak lebih signifikan terhadap
prestasi belajar siswa. Karena dalam media ini lebih mampu menampung banyak
fitur dan rancangan aktivitas yang dapat dilakukan bersama siswa dalam kelompok.
Dibandingkan dengan media cetak yang terbatas fiturnya. Walaupun dapat di buat
sepadan dengan mengisikan materi yang sama dan jenis aktivitas yang sama, media
cetak tidak memiliki fitur posting diskusi secara online. Oleh karennaya transfer
pengetahuan hanya dapat terjadi ketika diskusi atau kerja kelompok secara bersama.
2. Pengaruh kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia pada
untuk berinteraksi dan bekerjasama dalam belajar. Siswa yang memiliki tingkat
kreativitas tinggi akan mudah dalam membuat pola untuk memahami ikatan kimia.
Untuk memahami materi ikatan kimia dan interkoneksinya dengan materi terdahulu
commit to user
67
membuat siswa harus memiliki kreativitas agar konsep ikatan dapat terbangun.
Dalam kegiatan kelompok siswa dengan kreativitas tinggi akan mudah memberikan
sugesti kepada teman dalam belajar, mereka akan mudah membantu temannya
bermakna Ausuble. Aktivitas belajar kelompok yang memberikan sugesti yang lebih
kuat dalam belajar merupakan dampak belajar dalam kelompok seperti dalam teori
belajar kognitif. Siswa yang lebih pandai dan sudah saling mengenal kemampuan
temanya akan lebih dipercaya sehingga dengan demikian peranan asisten dalam
dampak bagi siswa untuk menerima konstruksi kognitif yang lebih mudah.
Kreativitas siswa baik tinggi dan rendah akan mampu mengikuti pembelajaran
akan menemukan cara belajar yang lebih bervariatif. Sehingga untuk menguasai
kompetensi dasar dalam ikatan kimia siswa dapat menempuh dengan berbagai
macam cara. Sehingga di duga akan ada pengaruh prestasi belajar siswa dengan
3. Pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia
mengaitkan informasi untuk membentuk pemahaman tentang ikatan kimia. Hal ini
commit to user
68
menengah atas adalah siswa dengan usia pada tahap perkembangan operasional
formal. Pada tahap ini siswa dapat berfikir tentang hipotesis atau pengandaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kapabilitas mereka meningkat dan dapat berfikir lebih dari satu dimensi dan karakter
– karakter abstrak. Sehingga bisa membantu dalam belajar untuk membangun konsep
tinggi ataupun rendah. Hal ini dalam pembelajaran konstruktif akan saling membantu
dengan kemampuan memori tinggi dan rendah akan memiliki peluang yang sama
dalam belajar.
Ditunjang dengan media dan model pembelajaran kooperatif maka akan ada
pengaruh kemampuan memori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kimia pada
ikatan kimia. Ditinjau dari kapabilitasya tentunya siswa dengan kemampuan memori
tinggi akan memiliki dampak yang signifikan. Karena mereka terlebih dahulu dapat
memorinya rendah.
menggunakan media Moodle dan media Cetak dengan kreativitas siswa terhadap
commit to user
69
oleh siswa dalam penggunaan media yang berbeda untuk belajar diduga memiliki
hasil yang berbeda dalam mencapai prestasi. Dengan menggunakan media Moodle
dan media Cetak. siswa akan lebih mudah mengkonstruksikan pengetahuan yang
siswa termotivasi dengan lingkunganya untuk berfikir kreatif mencapai prestasi yang
maksimal.
Pada siswa dengan tingkat kreativitas tinggi akan memiliki prestasi lebih
tinggi pada perlakuan siswa dengan media Moodle. Hal ini karena luasnya akses, dan
banyaknya fitur yang disediakan bisa memicu siswa dalam belajar untuk
berkolaborasi menggunakan fitur yang ada. Siswa akan lebih sering memanfaatan
akses internet untuk menambah materi dalam diskusi kelompok, mengakses laman –
laman pendukung materi di luar materi yang disiapkan oleh guru untuk menambah
khasanah pengetahuan.
menjadi terbatasi karena terbatasnya materi yang ada dalam media cetak. Namun
dengan demikian tidak berarti akan memiliki prestasi rendah. Siswa dengan
antara asisten dengan siswa dan siswa dengan guru juga memicu siswa melakukan
commit to user
70
pembelajaran dengan media Moodle akan lebih cenderung pasif. Siswa akan
membaca saja hasil diskusi oleh teman-temanya yang disediakan melalui forum yang
ada dalam media Moodle. Sehingga walaupun pasif dia juga memiliki informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengetahuan yang sama. Motivasi berfikir kreatif yang rendah dalam diri siswa
menjadikanya lebih senang melihat dan membaca hasil diskusi teman dibandingkan
melakukan konstruksi sendiri pengetahuan itu dalam dirinya. Namun siswa tersebut
memiliki peluang yang sama untuk mencapai prestasi yang lebih bagus.
Pada perlakuan dengan media cetak siswa dengan kreativitas yang rendah
akan menjadi lebih monoton. Karena kemudahan akses menggunakan media cetak
akan membuat siswa dalam belajar tidak melakukan upaya memperkaya diri lebih
kelompok siswa tersebut akan kurang aktif sehingga untuk mencapai prestasi benar –
terhadap peningkatan terhadap prestasi belajar kimia pada materi ikatan kimia.
soal dan permasalahan yang ada. Di bantu dengan media pembelajaran akan
commit to user
71
media yang digunakan media cetak, siswa dengan kemampuan memori tinggi akan
cepat menguasai materi yang ada dalam media. Dengan pembelajaran TAI siswa
akan mudah sekali membantu temanya dalam belajar. Hal ini sesuai dengan teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
belajar dimana peranan lingkungan lebih dominan dalam mengajarkan kemampuan
memori tinggi dengan media cetak akan memiliki kesempatan mencapai prestasi
lebih dahulu.
memperoleh bantuan dari temanya. Kondisi ini akan lebih bermakna bagi mereka
sehingga hasil belajar secara kelompok mudah di ingat hasil belajarnya. Dalam hal
ini teori belajar bermakna akan lebih membantu mengingat bagi mereka tentang
konsep materi yang sudah ada sebelumnya. Namun dengan keterbatasan kedalaman
materi yang ada dalam media cetak membuat siswa dengan memori rendah tidak
akan mengalami update materi dalam media. Sehingga dalam mencapai prestasi,
akan memiliki kesempatan yang sama dengan siswa dengan kemampuan memori
mengingat bagi siswa. Sehingga pada media ini siswa dengan kemampuan memori
commit to user
72
Dalam belajar siswa dengan kemampuan memori tinggi kreativitas tinggi akan
Hal ini kemudian di dukung dengan teori belajar bermakna Ausuble. Siswa di
Siswa dengan kemampuan memori tinggi kreativitas rendah akan mengalami hal
yang sama namun tidak secepat siswa dengan kemampuan memori tinggi kreativitas
tinggi. Hal ini karena kelancaran dan keluwesan dalam menyampaikan ide tidak
secepat rekanya yang seperti di atas. Siswa dengan kemampuan memori rendah
kreativitas tinggi akan mengalami kondisi yang berbeda dengan ke dua rekanya di
atas. Siswa dengan kemampuan ini akan dapat mencapai prestasi namun lebih
lebih sering mengulang – ulang materi yang sama agar mampu mempertahankan
dalam mencapai prestasi mereka lebih rendah lagi dibandingkan ke dua kategori
sebelumnya.
rendah akan mengalami proses belajar yang lebih lama. Dalam belajar kelompok
commit to user
73
kemampuan kreativitas yang rendah proses belajar akan menjadi lama. Sehingga
untuk mencapai prestasi, siswa kategori ini memiliki kesempatan paling rendah. Ke
empat kategori tadi hanya memiliki kesempatan yang sama jika pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilakukan menggunakan media. Sehingga peranan media sangat mendukung untuk
media Moodle, media Cetak, kreativitas siswa dan kemampuan memori terhadap
Seluruh aspek yang ada dalam penelitian akan saling berinteraksi. Faktor internal
siswa (kreativitas dan kemampuan memori) serta faktor eksternal yaitu metode
siswa ke siswa atau dari guru ke siswa sesuai dengan tingkat prasyarat kemampuan
dasar siswa akhirnya saling menguatkan untuk mencapai prestasi belajar kimia yang
komunikasi dalam kelompok dan guru dalam proses pembelajaran. Hal ini akan
memori dan kreativitas akan mendukung siswa untuk menemukan konsep ikatan
commit to user
74
D. HIPOTESIS
Mendasar pada perumusan masalah kajian teori dan kerangka berfikir dapat
dengan media Moodle dan media cetak dan kreativitas siswa dalam memberikan
dengan media Moodle dan media cetak dan kemampuan memori dalam
commit to user
75
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. TEMPAT PENELITIAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. WAKTU PENELITIAN
75
commit to user
76
B. METODE PENELITIAN
dengan menggunakan anava tiga jalan dengan rancangan faktorial 2x2x2. Faktor
pertama adalah metode pembelajaran yaitu media cetak dan media moodle. Faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kedua adalah kreativitas siswa yang dikategorikan kedalam kreativitas tinggi dan
rendah. Sedangkan faktor ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kemampuan Memori yang dibagi menjadi kemampuan memori tinggi dan rendah.
Rancangan penelitian ini dapat disajikan dalam desain faktorial seperti Tabel 3.2
sebagai berikut :
Keterangan :
A1 : Media Moodle
A2 : Media Cetak
B1 : Kreativitas Tinggi
B2 : Kreativtas Rendah
commit to user
77
1. POPULASI
Populasi pada penelitin ini adalah siswa kelas X SMA N 2 Ngawi Tahun
pelajaran 2011/2012.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 2 kelas dari 9 kelas yang
ada. Pemilihan kelas sampel yang akan digunakan melalui informasi dari kurikulum
commit to user
78
tentang kesetaraan kelas yang ada. Hasil akhirnya adalah digunakan dua kelas
mendasar informasi dari Kurikulum dari sembilan kelas yang ada. Kelas pertama
yang digunakan untuk eksperimen metode TAI dengan media Cetak adalah kelas XD.
Sedangkan kelas eksperimen Kelas kedua dengan metode sama menggunakan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Moodle digunakan kelas XE.
a. Variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode pembelajaran TAI, Media
1) Definisi Operasional
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau langkah yang dilakukan guru
dalam usahanya untuk membelajarkan siswa atau peserta didik guna meningkatkan
kepada pembimbingan siswa secara individual dengan bantuan sesama siswa dan
atau dengan guru. Metode ini digunakan terhadap kelas dengan populasi yang
commit to user
79
b) Media Moodle
c) Media Cetak
pada kertas, media ini memungkinkan siswa belajar dengan iramanya sendiri. Media
cetak membantu penyampaian pelajaran yang telah dipilih yang bertujuan untuk
d) Kreativitas
Kreativitas merupakan sesuatu yang dimiliki oleh manusia, yang melekat dan
dapat dinilai dari seseorang untuk menunjukkan kreativitasnya dilihat dari kelancaran
commit to user
80
e) Kemampuan Memori
beserta cara penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi tersebut. Aktivitas ini
dengan skala rasion. Skala ordinal diperoleh dari hasil setiap tes yang semula skala
rasio kemudian diubah menjadi skala ordinal. Tes yang dimaksud yaitu tes
kreativitas dan tes kemamupan memori. Hasil penskalaan akan menghasilkan kriteria
b. Variabel Terikat
1) Definisi Opeasional
Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi (hasil) belajar kimia untuk
materi ikatan kimia. Prestasi belajar yang dimaksud disini adalah hasil yang
diperoleh sebagai akibat dari proses pembelajaran dikelas pada materi ikatan kimia,
yang mengakibatkan perubahan diri siswa yang disimbolkan dalam bentuk nilai.
Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu
commit to user
81
2) Indikator
Indikator dari Prestasi belajar kimia pada percobaan ini adalah nilai hasil tes
3) Skala Pengukuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Skala pengukuran pada variabel ini adalah skala rasio. Hasil dari kegiatan tes
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam pengambilan data instrumen yang digunakan adalah tes prestasi belajar
ranah kognitif, angket prestasi belajar afektif, tes kemampuan Memori siswa, dan
tes kreativitas.
Dalam penelitian ini pengumpulan data digunakan metode tes dan angket.
Tes yang dilakukan sebanyak tiga kali. Tes yang pertaman dilakukan untuk
mendapatkan data nilai kemampuan memori siswa kelas X Semester 1 SMA Negeri
2 Ngawi tahun pelajaran 2011/2012. Tes kedua untuk mengukur kreativitas siswa
kelas X Semester 1 SMA Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2011/2012. Kedua tes ini
dilakukan di awal sebelum sampel di beri perlakuan, pada kelas eksperimen. Tes
commit to user
82
ketiga dilakukan untuk memperoleh data prestasi belajar kognitif siswa pada materi
ikatan kimia kelas X Semester 1 SMA Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2011/2012,
pembelajaran. Untuk angket afektif pengambilan data dilakukan setelah tes kognitif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilaksanakan.
1. INSTRUMEN TES
mengalami beberapa uji yaitu a) Uji validitas; b) Uji Reliabilitas; c) Uji Daya Beda;
instrumen tes kognitif, instrumen tes kreativitas, dan instrumen tes kemampuan
memori, hanya tes kognitif yang akan mengalami ke empat uji tersebut diatas.
Instrument tes kreativitas dan instrument tes kemampuan memori hanya di uji
a. Uji Validitas
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
sebenarnya ingin diukur atau dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan valid
apabila instrumen tersebut dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat.
commit to user
83
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Agar
memiliki validitas isi, instrumen tes prestasi belajar menurut Budiyono (2005: 58)
harus memperhatikan: a. Bahan uji (tes) harus merupakan sampel yang representatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari
materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar; b. Titik berat materi yang
diujikan harus seimbang dengan titik berat materi yang telah diajarkan; c. Tidak
diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-
soal ujian dengan benar. Dalam penelitian ini, validitas soal tes dan akangket akan
∑ − (∑ )(∑ )
rxy =
2 2
( ∑ 2 ) − (∑ ) ( ∑ 2 ) − (∑ )
pers. (3.1)
validitas item soal tes da angket. Validitas soal dinyatakan dengan nilai rxy yaitu
indeks korelasi antara dua variabel (x dan y) yang dikorelasikan. Indeks korelasi (rxy)
tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: banyaknya subjek (N), skor
item nomor soal yang dijawab benar (x), dan jumlah skor total (y).
Untuk menentukan validitas dari setiap item soal nilai rxy yang telah diperoleh
digunakan untuk mencari nilai Thitung. Thitung yang di dapat kemudian dibandingkan
dengan Ttabel yang diperoleh dengan nilai signifikansi 0,05 dua arah. Dengan
diperoleh Ttabel adalah sebesar 1,685954 kemudian dibandingkan dengan Thitung. Nilai
commit to user
84
yang lebih besar maka disebut valid jika kurang maka tidak valid. Hasil tryout uji
validitas untuk instrumen soal kognitif dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.
Dari tabel di atas, pada instrumrn Prestasi kognitif dapat diketahui terdapat
14 soal yang tidak valid. Soal tersebut di revisi sejumlah 9 soal (6, 7, 12, 13, 15, 17,
19, 22, 23, 25, 28, 29, 31, 34) sedangkan 5 soal lainya tidak digunakan. Tujuan
melakukan revisi karena soal tersebut mewakili indikator yang ada. Selain itu
memiliki daya beda dan tingkat kesukaran yang tidak tinggi. Sehingga revisi soal
yang indikatornya hanya diwakili satu soal harus dilakukan karena harus diukur
terdapat 9 item yang tidak valid yaitu nomor 12, 13, 17, 19, 25, 36, 38, 39, 40. Pada
item – Item ini langsung tidak digunakan karena indikator yang diharapkan telah
terwakili dengan soal – soal yang lain. Sehingga untuk instrument tes kemampuan
Sedangkan hasil uji coba instrument tes Kreativitas terdapat 8 item yang tidak
valid yaitu nomor 12, 13, 15, 17, 19, 21, 22, 25. Item ini kami putuskan untuk di
revisi. Karena jumlah butir soal yang mewakili indikator yang di ukur terlalu sedikit.
commit to user
85
Soal yang tidak valid adalah soal – soal yang butir soalnya terlalu sulit, sehingga
pemilihan pembutan singkatan, kata dengan pola yang sama, dan objek yang di
temukan di ubah dari yang berbau kimia menjadi hal – hal dengan singkatan, kata
dan ciri khas yang lazim dan mudah di sekitar kita dalam kehidupan sehari – hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
oleh siswa.
b. Uji Reliabilitas
ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas atau keajegan
yang tinggi jika dapat diandalkan (dependability) dan dapat digunakan untuk
hasil pengukuran yang tidak berubah-ubah dan akan memberikan hasil yang serupa
apabila digunakan berkali-kali. Suatu alat ukur atau instrumen dikatakan memiliki
reliabilitas yang baik apabila alat ukur tersebut selalu memberikan hasil yang sama
meskipun digunakan berkali-kali, baik oleh peneliti yang sama maupun oleh peneliti
yang berbeda. Oleh karena itu, pengujian reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk
digunakan. Alat ukur yang reliabel berarti akan memberikan hasil pengukuran yang
relatif sama apabila dilakukan pengulangan atas penggunaan alat ukur tersebut.
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidak bersifat
soal. Indeks reliabilitas soal (r11) tersebut hanya ditentukan oleh indeks korelasi
commit to user
86
antara dua belahan instrumen . Teknik belah dua ganjil-genap dengan persamaan
(3.2) tersebut hanya dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen bentuk tes
∑
perpustakaan.uns.ac.id = 1 −
−1
pers. (3.2)
digilib.uns.ac.id
Soal dikatakan reliabel dengan mengikuti rumus diatas. Simbol r11 menyatakan
menyatakan varian total; menyatakan proporsi subyek yang menjawab benar pada
butir instrumen. Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,80 < r11 ≤ 1,00 =
Sangat Tinggi; 0,60 < r11 ≤ 0,80 = Tinggi; 0,40 < r11 ≤ 0,60 = Cukup; 0,20 < r11 ≤
0,40= Rendah; 0,00 < r11 ≤ 0,20 = Sangat Rendah (Suharsimi Arikunto, 2001: 108-
112). Hasil uji reliabilitas untuk beberapa instrument tes kognitif dapat dilihat pada
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
commit to user
87
mengalami uji ini. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut
indeks diskriminasi (D) (Suharsimi Arikunto, 2001: 211). Rumus untuk menentukan
D = − "
= #$ − #
! !"
pers.(3.3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan dari rumus di atas yaitu D merupakan indeks diskriminasi, JA
bawah yang menjawab soal itu dengan benar, PA adalah proporsi peserta kelompok
atas yang menjawab soal itu dengan benar (P sebagai indeks kesukaran), PB adalah
Kualifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut, jika D < 0,00 maka soal di
klasifikasikan sangat jelek. Jika nilainya antara 0,00 hingga 0,20 , maka soal di
klasifikasikan jelek. Bila nilainya antara 0,20 hingga 0,40 maka di klasifikasikan
soal cukup. Jika nilai D antara 0,40 hingga 0,70 maka di klasifikasikan soal baik.
Bila nilai D antara 0,70 hingga 1,00 maka di klasifikasikan soal baik sekali
(Arikunto, 2001: 218). Hasil perhitungan daya beda soal instrument kognitif dapat
commit to user
88
d. Taraf Kesukaran
adalah jumlah seluruh peserta tes. Rentang klasifikasi untuk P bernilai antara nol
hingga satu. Kalsifikasinya adalah jika P < 0,30 soal terlalu sulit, jika nilai P adalah
0,30 ≤ P ≤ 0,70, soal cukup (sedang), dan jika P lebih dari 0,7 soal terlalu mudah
(Anas Sudijono, 1995:372). Hasil pegukuran taraf kesukaran soal di tayang kan pada
2. INSTRUMEN ANGKET
mengetahui indikator afektif yang ingin di ukur. Dalam penelitian ini tujuan
pengukuran afektif adalah untuk mengetahui prestasi afektif siswa. Setelah indikator
dibuat diuraikan kedalam butir butir pertanyaan angket yang tersusun dalam jenis
pertanyaan positif dan negatif. Perlu diketahui agket yang akan di buat adalah angket
Kriteria penilaian tiap item untuk pernyataan positif dengan skala 1 sampai 4
pemberian skornya sebagai berikut : Skor 4 untuk jawaban terbaik, skor 3 untuk
commit to user
89
jawaban baik, skor 2 untuk jawaban sedang, skor 1 untuk jawaban kurang baik.
Sedangkan item yang mengarah pada jawaban negatif, pemberian skornya sebagai
berikut : Skor 1 untuk jawaban terbaik, skor 2 untuk jawaban baik, skor 3 untuk
jawaban sedang, skor 4 untuk jawaban kurang baik. Sebelum instrumen digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas perlu dilakukan uji coba instrumen
a. Validitas instrumen
menggunakan korelasi product moment dengan angka kasar dengan rumus sebagai
X = skor item
N = jumlah responden
Taraf signifikan yang dipakai dalam penelitian ini adalah 5% kriteria validitas
suatu tes (rxy) selanjutnya disebut rhitung. Untuk menentukan validitas dari setiap
item soal nilai rxy yang telah diperoleh digunakan untuk mencari nilai Thitung. Thitung
yang di dapat kemudian dibandingkan dengan Ttabel yang diperoleh dengan nilai
signifikansi 0,05 dua arah. Dengan diperoleh Ttabel adalah sebesar 1,685954
kemudian dibandingkan dengan Thitung. Nilai yang lebih besar maka disebut valid jika
commit to user
90
kurang maka tidak valid. Hasil dari perhitungan validitas instrument angket afektif
Sejumlah item soal yang tidak valid tidak di gunakan, karena masih terdapat
pertanyaan lain yang mendukung indikator yang sama. Sehingga jumlah item soal
b. Uji Reliabilitas
yang sama pada seperti instrument tes sebelumnya. Rumus di bawah menunjukkan
keajegan hasil pengukuran dalam angket.Untuk uji reliabilitas angket pada penelitian
2
n ∑ Si
r11 = ( )(1 −
2
) pers. (3.5)
n −1 St
Keterangan dari rumus di atas adalah untuk r11 adalah indek reliabilitas
2
menyatakan variansi butir ke-i, dan St menunjukkan variansi total (Budiyono 2003 :
70).
Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,80 < r11 ≤ 1,00 = Sangat
Tinggi; 0,60 < r11 ≤ 0,80 = Tinggi; 0,40 < r11 ≤ 0,60 = Cukup; 0,20 < r11 ≤ 0,40=
commit to user
91
Rendah; 0,00 < r11 ≤ 0,20 = Sangat Rendah (Suharsimi Arikunto, 2001: 108-112).
Hasil uji reliabilitas untuk beberapa instrument tes kognitif dapat dilihat pada tabel
Untuk uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
menjadi landasan uji hipotesa lanjut berikutnya. Uji hipotesis yang digunakan
Model). Kemudian jika terdapat interaksi antar sel digunalan analisa lanjut dengan
statistic uji menggunakan uji scheefe. Seluruh proses analisa menggunakan software
SPSS.
a) Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan
1) H0 : tidak ada beda antara data hitung Liliefors dengan tabel distribusi normal
commit to user
92
2) H1 : ada beda antara data hitung Liliefors dengan tabel distribusi normal
b) Uji Homogenitas
populasi sama atau tidak. Uji homogenitas ini dihitung menggunakan software SPSS.
1) H0 : tidak ada beda antara data yang diperoleh dengan tabel homogenitas.
2. UJI HIPOTESIS
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univarians.
Tujuan dari analisis ini untuk menguji signifikansi efek dua varibel bebas terhadap
satu variabel terikat dan interaksi kedua variabel bebas terhadap variabel terikat.
Perhitungan analisa uji statistik lanjut akan dilakukan menggunakan software SPSS.
commit to user
93
a. Penentuan Hipotesis:
kimia
kimia.
commit to user
94
H0A : Tidak ada interaksi keativitas siswa dan kemampuan Memori dalam
pengambilan kesimpulan, H0 ditolak ketika P-Value < 0,05 selain itu H1 akan
digunakanlah uji Estimated Marginal Means. Uji ini hanya menampilkan perbedaan
rata – rata statistik prestasi pada variabel moderator yang menjadi tujuan. Dalam
peneelitian ini untuk perhitungan uji ini menggunakan perangkat lunak SPSS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
metode TAI dengan media cetak, sedangkan kelas XE kelas eksperimen dengan
metode TAI dengan media Moodle. Dari ke dua kelas ini diperoleh data
kemampuan memori, kreativitas siswa dan prestasi belajar. Prestasi belajar yang
dimaksud disini adalah prestasi belajar kognitif dan afektif pada materi ikatan
kimia.
kategori yaitu kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori rendah. Dari
dua kelas eksperimen denga jumlah siswa sebanyak 59 siswa, diperoleh kategori
siswa rendah sebanyak 28 siswa. Secara lengkap hasil tes kemampuan memori
Jumlah 30 commit
100%to user 29 100%
95
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id
Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa kemampuan memori siswa kelas
XD lebih tinggi daripada siswa kelas XE. Pada siswa kelas XD dengan media
tergolong rendah (40%). Pada kelas XE dengan media Moodle, 13 siswa tergolong
2. Data Kreativitas
siswa sisanya terdapat dalam kreativitas rendah. Lebih lengkap kriteria kreativitas
dengan kreativitas tinggi dan rendah berjumlah sama. Kreativitas tinggi berjumlah
15 siswa (50%) dan kreativitas rendah berjumlah 15 siswa (50%) dari 30 siswa
TAI dengan media Moodle, terdapat siswa dengan kriteria kreativitas tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id
sebanyak 14 siswa (48,18%), dan siswa dengan kriteria rendah terdapat siswa
Mendasar dari hasil perolehan data hasil tes kognitif, maka di bawah ini
Perbandingan prestasi kognitif antara kelas eksperimen media cetak dengan media
12
10
Kelas XD (Media
8 Cetak)
6
Kelas XE (Media
4 Moodle)
0
51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Grafik 4. 1commit
Hasil Prestasi
to user Kognitif
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id
Hasil prestasi afektif yang diperoleh dari hasil angket afektif dapat dilihat pada
Hasil tabel di atas dapat kita susun dalam sebuah grafik akan terihat sebagai
berikut:
20
15
Kelas XD
10
Kelas XE
0
<<<55 56-83 84-111 112-140
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id
Hasil pengukuran berbagai instrumen yang telah di uji, dapat langsung di uji
prasyarat analisa. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji Normalitas dan uji
homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas prestasi belajar kimia yang dilakukan terhadap siswa kelas
5. Kreativitas Tinggi
6. Kreativitas Rendah
Setiap uji normalitas yang di hitung akan di bandingkan terhadap nilai 0,05. Jika
nilai uji normalitas lebih dari 0,05 maka H0 diterima sehingga sampel dianggap
setiap sel. Pada prestasi kognitif ataupun prestasi afektif, kemudian hal ini bisa di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas untuk prestasi belajar kimia siswa kelas X materi ikatan kimia
Hasil dari perhitungan homoenitas prestasi kognitif dan afektif di tampilkan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id
Dari data di atas menunjukkan bahwa data yang dihasilkan dalam eksperimen
homogen. Jika digabungkan dengan hasil uji normalitas data menunjukkan uji
C. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis ini menggunakan statistik parametrik, merujuk pada hasil uji
prestasi kognitif dan afektif dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 berikut
ini.
Merujuk dari tabel di atas, mendasar pada tujuh hipotesis yang diajukan dapat
a. Hipotesis pertama :
H1A : Ada pengaruh pembelajaran TAI menggunakan media Moodle dan media
Hasil dari Tabel 4.7 pada prestasi kognitif menunjukkan hasil signifikan
kurang dari 0.05 untuk media. Maka hipotesis Ho di tolak, dengan demikian
TAI dengan media cetak dan Moodle terhadap prestasi kognitif siswa. Hal ini
diharapkan sesuai dengan kerangka berpikir yang ada dalam Bab II, sehingga
tepat 0.05 untuk media. Maka hipotesis H0 diterima, dengan demikian tidak
TAI dengan media cetak dan Moodle terhadap prestasi afektif siswa.
b. Hipotesis kedua:
nilai signifikansi sebesar 0.490. nilai ini sangat besar dari yang dipersyaratkan
prestasi belajar kognitif. Hal ini tidak seperti yang di perkirakan dalam kerangka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id
Jika diamati pada skor tes kreativitas, di dapatkan rata – rata yang tinggi.
Nilai skor maksimal 120 sedangkan rata – rata pada ke dua kelompok yaitu 94 dan
kategori tinggi. Sebab jika nilai tengah dari skor 120 adalah 60 maka kategori
rendah harusnya nilainya kurang dari 60. Sehingga ketika di uji anava tidak
Sedangkan dari hasil Tabel 4.8 untuk prestasi afektif menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0.325. Nilai ini juga lebih besar dari yang dipersyaratkan
terhadap prestasi belajar afekit. Hal yang sama juga terjadi pada prestasi afektif,
c. Hipotesis ketiga:
H0A : Tidak ada pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi belajar kimia
siginifikasi sebesar 0.005 menunjukkan nilai kurang dari 0.050. Hal ini dapat
pada Bab II, dalam mencapai prestasi kognitif materi ikatan kimia dipengaruhi
Pada data prestasi afektif dari Tabel 4.8 menunjukkan nilai signifikan
sebesar 0.003, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0A juga di tolak. Dengan
prestasi afektif siswa. Kedua prestasi (kognitif dan afektif)) ternyata dipengaruhi
dilakukan uji lanjut Hipotesis Anava. Hal yang sama juga terjadi pada prestasi
afektif yang sejalan dengan kerangka berpikir pada Bab II. Sehingga dugaan
d. Hipotesis keempat:
media Moodle dan media cetak dan kreativitas siswa dalam memberikan
Melihat pada hasil prestasi kognitif pada Tabel 4.7 diperoleh signifikan
0.052. Sehingga nilai ini lebih dari 0.050 dan mengakibatkan H0A diterima. Hal ini
commit to user
menunjukkan tidak terdapat interaksi antara media dengan kreativitas terhadap
perpustakaan.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id
prestasi kognitif. Hal yang sama pada prestasi afektif dari Tabel 4.7 diperole
signifikan sebesar 0.745, sehingga H0A diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat interaksi antara media dan kreativitas terhadap prestasi afektif.
kreativitas yang tidak tepat, hal ini mengakibatkan interkasi antara media dengan
kreativitas siswa tidak dapat terukur interaksinya. Siswa peserta penelitian pada
dasarnya memiliki hasil skor uji kreativitasnya yang tinggi. Hal ini jika di
bandingkan terhadap nilai tengah dari skor maksimal 120 yaitu 60. Sehingga pada
e. Hipotesis kelima
H0A : Tidak ada interaksi penggunaan metode pembelajaran TAI dengan media
signifikan sebesar 0,231 sehingga mengakibatkan H0A diterima karena nila lebih
dari 0.050. Hal ini dapat disimpulkan bahwa interaksi antara media dan
commit to user
kemampuan memori tidak terjadi hal yang signifikan terhadap prestasi kognitif.
perpustakaan.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id
signifikan sebesar 0,056. Hal ini menunjukan bahwa H0A diterima, sehingga tidak
terdapat interaksi yang signifikan antara media dan kemampuan memori terhadap
prestasi afektif.
f. Hipotesis keenam:
H0A : Tidak ada interaksi keativitas siswa dan kemampuan Memori dalam
(Tabel 4.7). Angka ini menunjukkanbahwa H01 diterima sehingga tidak terdapat
kognitif. Hal yang sama juga terjadi pada prestasi afektif (Tabel 4.8) pada
angka 0,447. Angka ini menujukkan bahwa H0A diterima. Sehingga tidak terdapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id
g. Hipotesis ketujuh:
belajar kimia.
Prestasi kognitif pada Tabel 4.7 untuk hipotesis ke tujuh menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,495. Hal ini mengakibatkan H0A diterima, sehingga tidak
ada interaksi penggunaan metode pembelajaran TAI, media Moodle, media cetak,
kreativitas siswa dan kemampuan memori terhadap pretasi belajar kognitif kimia.
Hal yang sama terjadi juga pada prestasi afektif. Dengan nilai signifikasi sebesar
0,166 juga memberikan kesimpulan hipotesis yang sama yaitu H0A diterima.
pembelajaran TAI, media Moodle, media cetak, kreativitas siswa dan kemampuan
D. Pembahasan
Sesuai dengan tujuan penelitian yang tertera pada bab pertama, langkah
awal penelitian ini yaitu pemilihan sample dari populasi yang ada. Sampel di pilih
secara acak dari 9 kelas. Hasil pemilihan kelas digunakan dua kelas sebagai
commit to user
kelompok eksperimen, yaitu kelas XD untuk kelas dengan media cetak, kelas XE
perpustakaan.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id
untuk mengetahui kategori setiap siswa dalam kelas. Pengujian ini dilakukan
dengan tes kemampuan memori untuk kemampuan memori dan tes kreativitas
ajar paket yang dimiliki oleh siswa diminta untuk dikumpulkan agar tidak
Kemudian dilakukan uji tes kreativitas siswa dan tes kemampuan memori.
Selanjutnya pembelajaran kimia pada materi ikatan kimia dilakukan dalam 4 kali
sedangkan penilaian ranah afektif dilakukan melalui angket aspek afektif. Hasil
tes prestasi kognitif dan angket afektif kemudian dilakukan analisa prasyarat
Dari hasil uji hipotesis pada prestasi kognitif dan afektif di dapatkan
bahwa hanya hipotesis satu dan tiga untuk prestasi kognitif serta hanya hipotesis
ketiga untuk prestasi afektif yang hipotesis H0A-nya di tolak. Sehingga dengan
demikian dugaan adanya pengaruh yang berarti pada penggunaan media, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id
1. Hipotesis Pertama
sig. 0,042. Angka ini kurang dari nilai 0,050 sehingga uji hipotesis H0A ditolak.
Hal ini menujukkan bahwa penggunaan media cetak dan media Moodle terdapat
menggunakan SPSS dilakukan uji Estimate Marginal Means. Dari uji ini diketahui
bahwa rata – rata pretasi kognitif antara media cetak dan media Moodle lebih
baik medai Moodle dari pada media cetak. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel
kelompok kecil ini di pimpin oleh seorang siswa yang memiliki informasi/
kemampuan kimia yang lebih dari yang lain berdasar hasil pembelajaran sub –
bab sebelumnya. Siswa ini kemudian berperan sebagai asisten guru dalam
kelompok.
kelompok kelasnya. Siswa kelas XD mendapat media cetak dan siswa kelas XE
commit
mendapat media Moodle. Ternyata to user media yang berbeda memiliki
pemberian
perpustakaan.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id
dampak dalam pencapaian prestasi belajar. Karena media belajar paket yang
pembelajaran kimia ini hanya menggunakan media belajar yang di berikan selama
masa penelitian.
terdapat penghargaan bagi kelompok terbaik memacu siswa untuk belajar lebih
giat. Namun dengan media belajar yang dibatasi hanya pada media cetak dan
asisten atau hasil diskusi dalam kelompok dalam membahas materi sering kali di
tulis pada media cetak tersebut sehingga banyak media cetak dipegang oleh siswa
menjadi media yang di coret – coret oleh siswa sebagai hasil belajarnya bersama
kelompok.
materi belajar hanya sesuai materi yang diketahui oleh guru dan hasil diskusi
kelompok saja. Hal ini membatasi siswa dalam memperkaya pengetahuan. Asisten
sering mengajukan pertanyaan di luar kelas kepada guru sehingga materi yang di
dapat terbatas pada kemampuan kelompok, asisten dan guru. Keterbatasan ini
dalam penggunaan media ini. Ini terlihat dari seringnya siswa ketika berdiskusi
atau mengerjakan soal belajar masih sering membuka atau membaca kembali apa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 114
digilib.uns.ac.id
yang sudah di kerjakan dan kesimpulan yang sudah di buat pada pertemuan
sebelumnya. Bahkan ada juga yang tidak membawa lembar media cetak
dan ringkasan yang dibuat pada pertemuan selanjutnya tidak terarsipkan dengan
terbatas, berjubelnya tulisan tangan siswa tak jarang malah menjadi masalah.
Karena siswa menjadi bingung urutan penulisan yang mereka buat sendiri, bahkan
ada yang tidak sama dalam menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Sehingga
dalam belajar siswa mengalami kesulitan dalam pembacaan kembali hasil belajar
mereka di media cetak karena tulisan dan catatan yang tidak baik.
College Science Teaching : 2006) menerangkan keadaan siswa seperti ini menjadi
masalah bagi mereka dalam belajar, karena catatan dan bagaimana mereka belajar
menjadi hal yang penting untuk menyimpan informasi hasil pembelajaran. Selain
itu kualitas catatan pencatatan menjadi penting karena bergantung pada perhatian
siswa selama mencatat, kemampuan siswa dalam mengingat, dan media yang
proses kimia pada materi. Keterbatasan ini hanya bisa di dukung oleh ilustrasi
deskripsi materi yang di berikan oleh guru. Sehingga jika terjadi transfer
pengetahuan dari guru ke asisten bisa saja terjadi bias, atau beda interprestasi.
mengalami kesulitan. Karena media ini berupa website yang terintegrasi dan
Sehingga siswa juga memiliki kesempatan yang sama melakukan akses internet
Terlihat dalam diskusi hasil diskusi siswa nampak pada posting – posting
aktivitas pembelajaran. Siswa benar benar memanfaatkan media ini dalam belajar.
Ini terlihat pada pengerjaan soal berkelompok, siswa sering memasukkan tautan
alamat website Moodle. Siswa juga sering memberikan support dan memperbaiki
posting teman dengan masuk dalam diskusi, baik satu kelompok atau bukan dalam
mengerjakan tugas.
Selain itu terdapat kelebihan pada media Moodle yang merupakan salah
satu bentuk aplikasi ICT (Internet – Based Information and Technology) dalam
proses pembelajaran di dalam atau di luar kelas. Yaitu dapat membatu dalam
siswa baik satu anggota ataupun lain anggota. Hal ini sesuai dengan kajian teori di
depan bahwa kolaborasi dalam belajar dapat dilakukan pada media ICT.
materi berupa ilustrasi, tautan halaman website atau hasil rekaman baik suara
ataupun gambar yang langsung di unggah oleh siswa dalam menyelesaikan tugas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 116
digilib.uns.ac.id
Ini membuat siswa menjadi tertarik untuk membaca dan menganalisa hasil
Ini kemudian memberikan motivasi siswa dalam belajar untuk lebih sering
membuka media Moodle dan lebih sering menghafal secara tidak langsung.
Disamping itu posting – posting yang di tulis oleh siswa membuat siswa tertarik
media Moodle dapat terpacu untuk sering menggunakan dan mudah teringat.
daya dukung dalam belajar mencapai prestasi kognitif lebih baik dari media cetak.
Sehingga peranan jenis media sebagai wahana untuk membantu siswa dalam
belajar memiliki bagian penting dalam mencapai prestasi belajar kimia pada sub
2. Hipotesis ketiga
sebesar 0,005 pada Tabel 4.7 . Nilai ini kurang dari 0,05 sehingga hipotesis H0A di
dalam proses mencapai prestasi belajar kimia. Hasil uji Estimated Marginal
kreativitas tinggi lebih baik dalam mencapai prestasi kognitif. Hasil uji tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 117
digilib.uns.ac.id
Dari Tabel 4.10 diperoleh data bahwa variable kemampuan memori tinggi
memiliki rata – rata lebih tinggi yaitu 80.10 kemampuan memori rendah,
sedangkan kemampuan memori rendah sebesar 72,25. Dari data ini disimpulkan
bahwa siswa dengan kemampuan memori tinggi memiliki prestasi kognitif lebih
Media cetak dan Moodle dalam belajar merupakan sumber materi pengganti
keterangan dan kegiatan kelompok yang akan dan atau sudah dilakukan dalam
kegiatan kelas.
Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini siswa dengan media cetak dapat
dengan mudah membaca dan menghafal hasil belajar karena dapat mengakses
langsung media. Namun karena keterbatasan bentuk dan isi yang dihafal oleh
bahas di kelas. Karena sudah dilaksanakan dan sudah di alami oleh siswa maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 118
digilib.uns.ac.id
proses pengkodean informasi berupa pengetahuan saat belajar tadi mudah untuk di
Sedangkan pada siswa dengan media Moodle hal ini agak susah digunakan
Moodle dengan siswa. Sehingga dalam belajar siswa benar – benar memanfaatkan
Kedua kondisi cara belajar melalui media ini membuat peluang hanya siswa
belajar dengan mudah. Karena dibutuhkan kemampuan ekstra untuk dapat belajar
dan mengingat kembali dengan mudah informasi pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa selama proses belajar. Hal ini jika kita lihat pada rata – rata nilai lebih tinggi
pada siswa dengan kemampuan memori tinggi lebih tinggi di bandingkan dengan
Dampak kemampuan memori dalam belajar sesuai dengan kajian teori pada
presentasi verbal
dalam upaya siswa mencapai prestasi belajar kimia yang baik. Walaupu tidak ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 119
digilib.uns.ac.id
pelaksanaan penelitian banyak siswa yang sering menghafal dari media yang di
berikan. kita dapat melihat bahwa kemampuan memori sama sama memiliki
E. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah direncanakan dengan optimal dan telah melalui
proses evaluasi namun tetap tidak dapat luput dari keterbatasan. Terdapat
beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam menyikapi keterbatasan ini. Yaitu
dalam dua kelompok saja, yaitu tinggi dan rendah. Peneliti tidak
3. Dalam analisa hasil tryout, untuk instrumen tes prestasi kognitif, uji tes
kategori soal yang kategorinya tidak optimal. Hal ini Pada analisa butir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 120
digilib.uns.ac.id
soal tes prestasi kognitif terdapat soal yang masih memiliki kategori daya
beda yag jelek dan tidak baik. Selain itu pada instrumen tes prestasi
kognitif yang digunakan untuk taraf kesukaran soal, hanya pada soal yang
Hal ini menyebabkan soal yang dipakai dalam penelitian masih kurang
baik kurang baik karena daya bedanya belum bisa untuk membedakan
kemampuan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai, siswa dengan
kultur sekolah uji dengan sekolah eksperimen. Pada sekolah uji, waktu
yang didesain. Hal ini terlihat dengan adanya beberapa hipotesis yang
Subyek penelitian ini terbatas pada dua kelas pada satu sekolah sekolah yang
masing masing mewakili pengguna media cetak dan media Moodle. Dalam
pelaksaaanya sudah tentu terdapat keterbatasan control yang kami lakukan karena
kami tidak dapat membatasi keadaan social masing – masing peserta eksperimen
Keterbatasan materi pelajaran yang hanya terbatas pada materi ikatan kimia
pada kelas X yang sudah barang tentu membawa keterbatasan hasil penelitian ini
sehingga perlu hati–hati pada saat menerapkan untuk materi yang lain.
media cetak dan media Moode. Sehingga juga terdapat keterbatasan yaitu tidak
pengumpulan data tentang prestasi belajar kimia berupa tes tertulis pada akhir
perlakuan pada dua kelompok yang berbeda, hal ini sulit dilaksanakan.
tidak bisa dipakai sebagai pembanding untuk kepentingan yang sama. Dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 122
digilib.uns.ac.id
BAB V
A. KESIMPULAN
Mendasar pada hasil analisa dan kajian teori yang digunakan, tujun penelitian ini
ganjil. Siswa yang belajar dengan media moodle memiliki rata – rata lebih
2. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki prestasi belajar rata – rata
kreativits rendah memiliki prestasi dengan nilai 75,442. Namun pada hasil
uji hipotesa tidak ada pengaruh dalam prestasi belajar kimia untuk pokok
3. Prestasi belajar siswa pada pokok bahasan ikatan kimia pada SMA N 2
TAI pada pokok bahasan ikatan kimia kelas X SMA N 2 Ngawi tahun
memori siswa terhadap prestasi kognitif dan afektif pada pokok bahsan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 124
digilib.uns.ac.id
B. IMPLIKASI
Pembelajaran kimia yang dimaksud adalah pada pokok bahasan ikatan kimia.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian secara teoritis untuk
tujuan pembelajaran. Selain itu perhatian terhadap faktor internal siswa pada
C. SARAN
1. Bagi Guru
Beberapa hal yang perlu disiapkan dalam penggunaan media Moodle antara lain:
seperti sub-topik materi, soal – soal latihan, media animasi, wikipedia offline
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 125
digilib.uns.ac.id
b. Memberikan akses yang lebih kepada asisten asisten yang ditunjuk sehingga
kemampuan memori siswa, sehingga ada cara – cara yang di siapkan oleh
cermat, bukan untuk sisiwa yang pandai saja, melainkan juga siswa yang pandai
berkomunikasi. Agar lancar kepada assisten agar tidak selalu banyak bertanya
pembelajaran anda. Beri informasi yang tepat agar anda terbantukan ketika
commit to user