Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KEGIATAN WAJIB AMDAL

PT. UNITEX

Oleh :
Fadli Firmansyah
2440019026

Dosen Pengampu:
Muslikha Nourma Romadhoni, S.KM.,M.KES

PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencemaran lingkungan di dunia saat ini sudah sangat memprihatinkan. Efek yang saat ini
sudah sangat dirasakan ialah cuaca ekstreem, tingkat insidens penyakit menular yang tidak
kunjung menurun, penyakit tular vector yang menjadi penyakit tahunan dan masih banyak lagi.
Hal-hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya polusi udara , air maupun tanah akibat emisi
kendaraan bermotor, emisi dari industry, dan lain-lain. Emisi dari industri contohnya, bukan
hanya masyarakat sekitar yang terkena pengaruh akibat limbah yang dikeluarkan, tetapi para
pekerja industry tersebut juga sangat rentan dari cemaran baik emisi maupun bahan baku yang
digunakan. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa air merupakan suatu kebutuhan yang sangat
vital sifatnya. Dalam waktu sehari, satu orang membutuhkan kurang lebih 15 liter untuk
kebutuhan memasak, mandi dan mencuci pakaian. Namun sayangnya saat ini untuk
mendapatkan air bersih dengan kualitas yang sesuai dengan yang telah ditentukan oleh
pemerintah sudah sangat sulit untuk didapatkan. Sumber air bersih dewasa ini sudah banyak
sekali yang telah terkontaminasi. Sumber kontaminan tersebut dapat berasal dari berbagai
tempat, salah satu contohnya ialah limbah industri. Selain air bersih, udara yang bersih dan
layak untuk dihirup saat ini juga sudah sangat sulit untuk didapatkan. Tingkat pencemaran
udara sudah semakin tinggi akibat penggunaan bahan bakar fosil sebagai satu-satunya sumber
energy dan bahan-bahan lain yang secara alamiah memang berbahaya bila digunakan tidak
aman namun menjadi bahan baku dalam proses industri. Dari berbagai dampak akibat industry
tersebut maka diperlukan kajian studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
untuk mengetahui berbagai bidang terkait yang dapat terkena dampak akibat didirikannya
suatu industri. Dalam hal ini, kami mengambil satu contoh industry tekstil di wilayah Bogor
Jawa barat yakni PT.UNITEX Tbk. Industry ini memproduksi kain yang mana menggunakan
kapas sebagai bahan baku dari proses industry tersebut. Selain itu limbah yang dihasilkan,
apakah telah tersedia sistem pengolahan limbah dan apa saja dampaknya terhadap masyarakat
sekitar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak lingkungan yang di sebabkan PT Unitex
2. Proses kegiatan pembangunan PT Unitex

1.3 Tujuan
1. Mengetahui berbagai dampak penting yang dapat ditimbulkan oleh adanya proses industri
tekstil dari PT. UNITEX Tbk. .
2. Menganalisis dampak dari penggunaan bahan baku yang digunakan terhadap pekea
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses atau Kegiatan
Sebagai sebuah perusahaan tekstil terpadu, PT. UNITEX Tbk melakukan kegiatan
operasionalmnya dimulai dari pemintalan spinning),penenunan (weaving), dan pencelupan
(dyeing finishing ). Dalam web PT. Unitex, dijabarkan bahwa dalam proses produksinya
mereka menggunakan kapas dan polyster sebagai bahan baku dalam proses pembuatan
benang.
1.Bagian Pemintalan ( spinning ) adalah bagian yang memproses bahan baku kapas dan
polyester menjadi benang.

A. Seksi Blowing dan Carding


Tugas seksi ini merupakan proses dalam pembuatan benang, dimana bahan baku kapas
atau polyester dimasukkan dalam mesin Blowing untuk diuraikan gumpalan-gumpalan
seratnya, dibersihkan kotoran-kotorannya, dan diaduk sehingga terjadi pencampuran yang
merata antara beberapa jenis kapas. Dari proses ini dihasilkan “Lap” yang selanjutnya
diprosesdalam mesin Carding dan menghasilkan "Sliver ".

B. Seksi Combing, Drawing dan Finishing


Tugas seksi ini adalah melanjutkan seksi sebelumnya yaitu melalui proses Pre-drawing
yang berfungsi meluruskan dan mensejajarkan serat, memperbaiki kerataan serat dan
membuat sliver dengan berat persatuan panjang tertentu. Tugas seksi ini juga membuat
campuran antara polyester dengan kapas melalui proses Drawing

C. Seksi Ring Spinning dan Finishing


Tugas dari seksi ini adalah menyiapkan benang dari hasil pemintalan dalam bentuk "
Cones" dengan mesin Mach Conner

2. Bagian Weaving adalah bagian yang memproses benang menjadi kain. Proses ini diawali
dari mempersiapkan benang dalam seksi persiapan hingga terbentuk anyaman benang tate
yang siap masuk mesin tenun, selanjutnya diproses dalam mesin tenun.
A. .Seksi Persiapan ( Jumbi) Tugas seksi ini adalah menggulung ulang dari bentuk Cones
menjadi bentuk Hank (relling ), melakukan proses pengkajian untuk benang- benang
tertentu yang perlu dikanji, mempersiapkan benang tate pada mesin Warper dan
pengkanjian benang tate yang telah tergulung pada Beamdalam mesin Zising , dan
membuat anyaman benang tate pada Dropper, Herdo dan Osa sesuai dengan desain dan
jenis anyaman yang diinginkan.
B. Seksi Pertenunan (Shokki) Tugas seksi ini adalah melakukan proses pertenunan hingga
menghasilkan kain sesuai dengan yang diinginkan. Mesin yang digunakan adalah mesin
Toyoda, ISL dan AJL
3. Bagian Dyeing adalah bagian pemolesan kain terhadap warna, penampilan dan pegangan
(handling ). Departemen ini merupakan bagian pemrosesan kain yang terakhir mulai dari
bahan baku kapas dan polyester sampai pada produk kain yang siap dipasarkan

A .Seksi Sarashi Seksi ini merupakan gabungan unit kerja yang mempersiapkan kain
mentah ( grey cloth) sampai kain tersebut siap untuk dicelup warna sesuai dengan order.

B. Seksi pencelupan Tugas seksi ini adalah kain yang berasal dari seksi persiapan (sarashi)
diproses kembali melalui proses Heat Setting dimana berfungsi untuk menstabilkan serat
ester dan menghilangkan garis-garis lipatan, Pencelupan, Resin Finish yang berfungs untuk
memperbaiki kehalusan kain, dan Sanforized dimana berfungsi untuk mengurangi
penyusutan kain pada saat dibuat baju atau dicuci.

C. Seksi Resin/Finish Tugas seksi ini adalah untuk menyempurnakan hasil proses
pencelupan dengan memberikan cairan Chemical Resin dan proses penyusutan dengan
menggunakan mesin Sanforized

D. Seksi Hozen Tugas seksi ini adalah mendukung kelancaran proses produksi dibagian
dyeing dan celup benang dalam hal memastikan bahwa semua mesin produksi dapat
beroperasi dengan baik. Seksi ini juga bertugas untuk melakukan perbaikan apabila
terdapat kerusakan pada mesin atau sarana produksi lainya.

E. Seksi Laborat Tugas seksi ini adalah untuk mencari resep-resep pencelupan, pengujian
warna dan pengujian terhadap sifat fisik kain sesuai standar internasional

4. Bagian Celup Benang Bagian ini pada dasarnya merupakan bagian yang berdiri sendiri
dalam departemen dyeing Seluruh aktifitas mulai dari persiapan sampai dengan
pengeringan dilakukan dalam seksi ini dan tidak terkait secara langsung dengan seksi-
seksi lain. Pada bagian celup benang ini terdapat dua seksi yaitu seksi celup benang
sendiri dan seksi soft winder
A. Proses yang dilakukan pada seksi celup benang adalah proses pencelupan benang
hasil produksi bagian spinning yang sebelum ditenun dicelup terlebih dahulu.
B. Sedangkan proses yang dilakukan pada seksi soft winder adalah proses penggulungan
benang kembali dari hasil spinning sehingga dapat dilakukan proses celup pada seksi
celup benang
2.2 Dampak yang ditimbulkan
1. POLUSI UDARA
Menurut Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya
zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh
sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti
polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara yang dapat bersifat langsung di lokasi
lokal, regional, maupun global. Berdasarkan sumber pencemar, pencemar udara
dibedakan menjadi dua yaitu pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer
adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
Karbon monoksida (CO2) adalah salah satu contoh pencemar udara primer karena
merupakan hasil dari pembakaran. Contoh lainnya yakni partikulat, CO, dan SO2
Sedangkan yang dimaksud dengan pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang
terbentuk dari reaksi atau oleh interaksi kimiawi pencemar- pencemar primer di atmosfer.
Contoh nyata dari pencemar sekunder adalah smog fotokimia (London Smog ).
Berdasarkan pengamatan di lapangan, maka PT UNITEX Tbk menghasilkan sumber
pencemar udara baik primer maupun sekunder akibat kegiatan operasional industri.
Sumber pencemar primer dapat berupa partikulat kapas dalam proses spinning yang
berpotensi menyebabkan penyakit bisinosis. Sedangkan sumber pencemar sekunder yang
dihasilkan oleh PT UNITEX Tbk dapat berupa karbon monoksida, nitrogen oksida, dan
sulfur oksida yang merupakan hasil keluaran dari aktivitas kendaraan bermotor dengan
bahan bakar solar ataupun bensin. Bila zat-zat ini ter-biomagnifikasi didalam tubuh
manusia maka akan menimbulkan risiko penyakit tertentu. Misalnya gas
2. LIMBAH DOMESTIK
Limbah domestik adalah semua limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur, tempat
cuci pakaian, dan lain sebagainya, yang secara kuantitatif limbah tersebut terdiri atas zat
organik baik padat maupun cair, bahan berbahaya dan beracun (B3), garam terlarut dan
lemak (Kristianto, 2002). Limbah domestik yang mungkin dihasilkan oleh PT UNITEX
Tbk adalah berasal dari toilet dan air limbah kantin. Limbah domestik berbentuk padat
akan diendapkan dalam septic tank sedangkan limbah berbentuk cair akan dialirkan
menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Selain itu limbah domestic yang berasal
dari kantin contohnya seperti sisa bahan makanan, serta pembungkus makanan dan
minuman akan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
3. LIMBAH PADAT PABRIK

Berdasarkan sumbernya maka limbah padat pabrik dikategorikan sebagai limbah non
domestik. Limbah non domestik yaitu limbah yang berasal dari pabrik, industri, pertanian,
peternakan, perikanan, dan transportasi serta sumber-sumber lainnya (Kristianto, 2002).
Limbah padat pabrik yang dihasilkan oleh PT UNITEX Tbk dapat berupa sisa kapas, wol,
sutra, nilon, polyester, akrilik, sisa benang, kain, serta bahan pembungkus seperti plastik,
kertas, dan limbah padat dari IPAL berupa lumpur dari kolam pengendapan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dampak dari pencemaran limbah pabrik terhadap lingkungan hidup yaitu rusaknya
kualitas lingkungan terutama perairan sebagai salah satu kebutuhan umat manusia dan
makhluk hidup lainnya. Rusaknya lingkungan akibat limbah pabrik yang berdampak
buruk terhadap kehidupan ekosistem yang berada diperairan dan juga mengancam
kesehatan manusia. Ganguan terhadap perairan sangat merugikan kualitas mutu air serta
manfaatnya. Limbah membawa akibat bagi lingkungan, karena mempunyai bahan –
bahan berbahaya yang dibuang ke perairan salah satunya limbah berbahaya dan beracun.
Jika pencemaran limbah tahu dibiarkan terus menerus ditanah air kita, maka
kelangsungan hidup ekosistem diperairan pun semakin terancam.

3.2 Saran
Untuk para pengusaha khusunya pengusaha harus dapat mengikuti prosedur atau aturan
yang berlaku yang di buat oleh pejabat yang berwenang dalam melaksanakan tanggung
jawab dan kewajibannya.
DAFTAR PUSTAKA

Medan. Bangun, Ekayana Putri P. 2008.


Analisis Inkonsistensi Tata Ruang dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pola
Penggunaan Lahan di Kota Bogor
. Fakultas Pertanian Institusi Pertanian Bogor.
CRS Group Engineers In. Operator’s Poket Guide to Ativated Sludge.
Houston Texas. Irawan, Iwan. 2006. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT.
UNITEX [Skripsi]. Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor: Bogor. 40 hlm. Jamhari. 2006. Mempelajari Penerapan
Teknologi dan Penanganan Limbah Industri Tekstil di PT. UNITEX, Ciawi

Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen Teknologi dan Industri Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor: Bogor. Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No. 51 Tahun 1995. Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Industri

Anda mungkin juga menyukai