Anda di halaman 1dari 12

LECTURE NOTES

MGMT6138
Leadership & Organizational
Behavior

Week 1
The Field of Organizational
Behavior Part I

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


LEARNING OUTCOMES

LO1 Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi prinsip-prinsip dan tantangan


yang berkaitan dengan perilaku organisasi pada level individu, tim, dan tingkatan
organisasi.

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):


1. Introduction to organizational behavior

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


ISI MATERI

a. Definisi Organizational Behavior (Perilaku Organisasi)


Bidang pengetahuan perilaku organisasi cukup mengalami perkembangan yang
pesat. Bahkan pusat-pusat studi di berbagai universitas di Amerika didirikan untuk
membina dan mengembangkan bidang pengetahuan ini. Perkembangan bidang
pengetahuan ini, mudah dipahami, karena selain persoalan-persoalan organisasi yang
cenderung semakin rumit, persoalan-persoalan manusia sendiri berlanjut menjadi
tantangan pokok yang harus dihadapi oleh setiap pimpinan organisasi.
Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi apapun bentuknya. Perilaku
manusia yang berada dalam suatu kelompok atau organisasi adalah awal dari perilaku
organisasi tersebut. Karena persoalan-persoalan manusia yang selalu berkembang dan
rumit, maka persoalan-persoalan organisasi dan khususnya persoalan perilaku organisasi
semakin hari semakin berkembang pula.
Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang
dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu
organisasi. Kerangka dasar bidang pengetahuan ini didukung paling sedikit dua
komponen, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah
dari perilaku tersebut. Ciri peradaban manusia bermasyarakat senantiasa ditandai dengan
keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. Hal ini berarti bahwa manusia tidak dapat
melepaskan dirinya untuk tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan berorganisasi.
Perilaku organisasi umumnya selalu dihubungkan dengan faktor-faktor yang
memengaruhi bagaimana orang sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok
berperilaku dalam organisasi. Selain itu faktor-faktor pada perilaku organisasi juga
merepresentasikan pengaruhnya terhadap struktur dan sistem organisasi. Sikap dan
perilaku orang yang beraneka ragam dalam organisasi ini dipelajari untuk mencari solusi
tentang bagaimana manajemen dapat mengelola organisasi secara efektif.
Secara konseptual, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menginvestigasi dampak individu, kelompok, maupun struktur pada perilaku alam
organisasi dengan maksud mengaplikasikan pengetahuan tersebut guna memperbaiki
efektivitas organisasi. Sebagai suatu bidang studi, Perilaku Organisasi mempelajari tiga

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


determinan dalam organisasi yaitu individu atau perorangan, kelompok, dan struktur.
Perilaku organisasi menerapkan pengetahuan tentang perilaku yang dikaitkan dengan
aktivitas kerja dan hasil kerja anggota organisasi.
Ada dua hal fokus perilaku organisasi yaitu tindakan (actions) dan sikap (attitudes)
dari orang-orang dalam organisasi. Bidang studi perilaku organisasi ini merupakan ilmu
pengetahuan yang diturunkan dari studi tentang tindakan dan sikap manusia. Sebagai suatu
bidang studi, perilaku organisasi terdiri atas suatu kumpulan teori maupun model sebagai
Ways of Thinking tentang fenomena tertentu.
Perilaku organisasi sebagai ilmu pengetahuan yang dipelajari guna menyelesaikan
berbagai masalah perilaku manusia dalam organisasi, menawarkan tantangan untuk
memahami berbagai kompleksitas organisasi. Hal ini sangat mendukung pemahaman
bahwa banyak persoalan organisasi mempunyai berbagai sebab, sehingga pendekatan
penyelesaian persoalan organisasi mengacu pada kondisi dan situasi manusia dalam
organisasi yang bersangkutan.
Perilaku organisasi adalah sebagai suatu studi tentang berbagai faktor yang
memengaruhi tindakan (act) individu dan kelompok dalam organisasi serta bagaimana
organisasi mengelola lingkungannya. Dengan mempelajari perilaku organisasi akan
memberi gambaran bahwa studi tentang perilaku organisasi ini menyediakan serangkaian
alat yaitu konsep-konsep dan teori-teori yang dapat membantu orang memahami,
menganalisis, dan menjelaskan perilaku dalam organisasi.
Bagi para manajer, mempelajari perilaku organisasi dapat membantu memperbaiki,
mendorong, atau merubah perilaku kerja, baik individu, kelompok maupun organisasi
secara keseluruhan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa perilaku organisasi sangat fokus pada “Human Side of
Management” sehingga pendekatan bidang ini dalam manajemen adalah pendekatan
keperilakuan (Behavioral approach to management).
Pengetahuan yang diperoleh dengan mempelajari perilaku organisasi ini dapat
membantu manajer mengidentifikasi masalah, menentukan bagaimana cara koreksinya,
dan mengetahui bahwa perubahan-perubahan akan membuat suatu perbedaan, yakni
dengan mengunakan pendekatan keperilakuan.

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


b. Hubungan Sistem dan Manajemen dengan Perilaku Organisasi
Para ahli manajemen menyatakan, pengertian manajemen secara umum adalah
suatu usaha mencapai tujuan organisasi dengan bantuan orang lain. Manajemen
merupakan pendayagunaan sumber daya manusia (yaitu para karyawan) dengan cara yang
paling baik untuk dapat mencapai tujuan organisasi. Secara ringkas hal-hal mengenai
manajemen dapat diuraikan sebagai berikut:
Manajemen suatu organisasi dapat dikatakan efektif apabila fungsi-fungsi
manajemen, yang terdiri atas fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dilaksanakan dengan baik dan tepat. Untuk memberikan gambaran
keterkaitan manajemen dengan perilaku organisasi maka sebaiknya dilihat dari tujuan
organisasi. Keberadaan organisasi adalah untuk mencapai tujuan. Tujuan organisasi ini
harus didefinisikan dan ditentukan cara atau alat apa yang dipakai guna pencapaian tujuan
tersebut. Untuk itu perlu dibuat suatu perencanaan.

Gambar 1. Fungsi-fungsi manajemen


1) Fungsi Perencanaan
Dalam manajemen, fungsi perencanaan meliputi pendefinisian tujuan organisasi,
menetapkan cara pencapaian tujuan, serta mengembangkan rencana guna mengkoordinasi
seluruh kegiatan. Perencanaan dalam organisasi harus dikomunikasikan kepada seluruh
anggota organisasi karena dengan memahami rencana organisasi maka seluruh kegiatan
organisasi akan terarah pada tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana
organisasi.

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


2) Fungsi pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian merupakan penetapan tugas-tugas, penetapan siapa yang
akan melaksanakan tugas, pengelompokan tugas, penetapan sistem pelaporan,maupun
penetapan letak pengambilan keputusan. Fungsi pengorganisasian ini pada hakekatnya
mengatur para karyawan dan sumber-sumber lain dengan cara yang konsisten, untuk
mencapai tujuan organisasi. Pada saat tujuan organisasi dipersiapkan, yaitu dari fungsi
perencanaan, sumber daya yang ada diorganisasikan untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Untuk itu para manajer mempunyai tanggung jawab merancang struktur organisasi.
Dengan struktur organisasi yang jelas, pelaksanaan fungsi pengorganisasian akan efektif
dan akan memudahkan anggota organisasi dalam melakukan tugas-tugas karena mereka
dengan jelas mengetahui tanggung jawab mereka dan kepada siapa mereka harus
melaporkan hasil kerjanya. Di dalam organisasi terdapat orang-orang yang bekerja sama,
untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk itu, fungsi kepemimpinan sangat diperlukan
dalam hal mengarahkan dan mengkoordinasikan orang-orang tersebut.
3) Fungsi kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan sebagai tugas manajer, mencakup tugas memotivasi
karyawan, mengarahkan orang-orang lain, memilih saluran komunikasi yang paling
efektif, serta memecahkan konflik-konflik. Fungsi kepemimpinan dapat juga dikatakan
sebagai proses memengaruhi kebiasaan-kebiasaan orang lain guna mencapai tujuan
organisasi. Hal ini dapat meliputi komunikasi tentang tugas pekerjaan kepada para
karyawan dan juga metode-metode untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Termasuk
pula dalam fungsi ini adalah sikap pimpinan yang dijadikan sebagai panutan para
karyawan. Oleh karena itu, sikap pemimpin harus konsisten dan selaras dengan rencana
organisasi. Selanjutnya, fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dari fungsi-fungsi
terdahulu adalah fungsi pengawasan.
4) Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan tindakan pemantauan, dilakukan oleh para manajer
guna memastikan bahwa pelaksanaan seluruh kegiatan dalam organisasi telah sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dengan fungsi pengawasan ini, kinerja organisasi (yang merupakan fungsi kumulatif
kinerja orang-orang didalamnya) dimonitor dan dievaluasi dengan membandingkan
kinerja sebenarnya dengan standar kinerja yang tercantum dalam perencanaan

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


organisasi. Fungsi pengawasan memungkinkan evaluasi yang berkesinambungan sehingga
organisasi dapat memastikan telah mengikuti alur seperti yang telah ditetapkan. Secara
singkat Robbins and Judge (2013) memberi arti pada fungsi pengawasan (pengontrolan)
sebagai kegiatan pemantauan, pembandingan, serta memungkinkan mengoreksi bila
terdapat penyimpangan. Pelaksanaan seluruh fungsi-fungsi manajemen tersebut
merupakan tugas utama para manajer yang mana keberhasilannya tidak bisa terlepas dari
partisipasi seluruh anggota organisasi.
Peran manajer dapat digolongkan dalam tiga kelompok peran yaitu interpersonal,
informasial, dan keputusan. Peran interpersonal (interpersonal roles) dalam diri manajer
meliputi peran sebagai figur pemimpin, dan sebagai penghubung. Sebagai figur pemimpin,
seorang manajer harus mampu menghadapi situasi apapun dan kemudian mampu tampil
sebagai figur yang mewakili bawahan dalam hal menangani segala persoalan baik legal
maupun sosial.
Peran sebagai pemimpin memberikan arti bahwa seorang manajer hendaknya
mampu melaksanakan tugas yang berhubungan dengan peningkatan gairah kerja bawahan.
Misalnya memberi pengarahan dan motivasi kerja bawahan. Sedangkan sebagai peran
penghubung, manajer dituntut mampu menjaga jaringan kerja untuk transfer informasi,
utamanya dengan pihak eksternal organisasi. Peran informasional harus dijalankan oleh
manajer karena memang pada prakteknya manajer akan menerima dan juga memberi
informasi.
Mintzberg (1988) membedakan untuk kegiatan ini sebagai peran monitor yaitu
memonitor informasi dari luar organisasi, peran disseminator yaitu menyebarkan
informasi, dan peran juru bicara yaitu peran mewakili organisasi dihadapan pihak
eksternal. Sedangkan peran keputusan diartikan bahwa manajer harus mampu menentukan
pilihan atas berbagai alternatif keputusan. Termasuk dalam kategori peran keputusan ini
ada empat macam fungsi yang melekat didalamnya, yaitu sebagai wirausahawan
(entrepreneur), penyelesai hambatan (disturbance handler), pengalokasian sumber daya
(resource allocator), dan sebagai perunding (negotiator). Dengan demikian berbagai
peran seperti yang telah disebutkan tersebut merupakan hal yang harus dilakukan para
manajer demi tercapainya efektivitas organisasi.

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


c. Skill Management (Keterampilan manajemen)
Sehubungan dengan tugas utama manajer yaitu melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, Robert Katz mengidentifikasi tiga keterampilan manajemen (management
skills) yang mutlak harus dimiliki manajer yaitu keterampilan teknis (tecnical skills),
keterampilan manusiawi (human skills), dan keterampilan konseptual (conseptual skills)
(Robbins and Judge, 2015). Keterampilan teknis berhubungan dengan kemampuan
menerapkan pengetahuan dan keahlian spesialisasi. Para manajer perlu memiliki keahlian
teknis ini guna memahami jenis-jenis tugas yang dikelolanya. Pengertian tehnikal
ini penting bagi semua manajer yang mengevaluasi ide-ide produk baru, atau yang terlibat
dalam pemecahan masalah yang sifatnya teknis.
Keterampilan manusiawi berhubungan dengan kemampuan bekerja sama,
memahami, dan memotivasi orang lain baik individu maupun kelompok. Semua manajer
harus melaksanakan tugas yang memerlukan keahlian perilaku manusia yang merupakan
keahlian yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Termasuk didalamnya
adalah komunikasi antar manusia baik internal maupun eksternal. Sedangkan keterampilan
konseptual adalah kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang
komplek.
Para manajer dengan keahlian konseptual, yang juga dianggap sebagai kemampuan
analitikal, dapat melakukan penyesuaian atas kemungkinan timbulnya masalah-masalah
dalam organisasi. Seorang manajer yang memiliki keahlian konseptual yang baik dapat
dikatakan cenderung lebih kreatif dan mampu mempertimbangkan berbagai metode untuk
dapat mencapai tujuan organisasi. Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa dengan
mempelajari perilaku organisasi dapat membantu para manajer memperbaiki, mendorong,
atau merubah perilaku kerja sehingga baik individu, kelompok, maupun organisasi secara
keseluruhan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain, mengacu pada pengertian perilaku organisasi, maka manajer
dengan keterampilannya perlu mempelajari “bagaimana menangani (perilaku) orang”
sehingga dapat mencapai efektivitas organisasi. Para ahli menyatakan bahwa pada abad
dua puluh satu ini untuk mencapai efektivitas fungsi organisasi tersebut dibutuhkan
kompetensi manajemen dalam hal sebagai berikut: Adaptability, yaitu manajer harus
mempunyai kemampuan mengenal dan merespon perubahan yang terus menerus dan tidak

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


terduga sebelumnya, mengadakan penyesuaian rencana dan aktivitas pada saat yang tepat,
serta responsif terhadap permintaan (demand) yang baru.
d. Systems Perspectives
Pendekatan sistem untuk organisasi menyediakan kerangka kerja yang berguna
untuk memahami bagaimana elemen-elemen organisasi berinteraksi di antara mereka
sendiri dan dengan lingkungan mereka. Berbagai input ditransformasikan menjadi
keluaran yang berbeda, dengan umpan balik penting dari lingkungan. Jika manajer tidak
memahami hubungan timbal balik, mereka mungkin cenderung mengabaikan lingkungan
mereka atau mengabaikan hubungan timbal balik yang penting dalam organisasi mereka.
Sistem ini biasa dikenal dengan I/O system seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perspektif Sistem

e. Managing Effectiveness (Pengelolaan Efektifitas)


Manajer bekerja untuk mengoptimalkan berbagai hasil tingkat individu, tingkat
kelompok, dan tingkat organisasi. Terkadang penting untuk melakukan tradeoff di antara
berbagai jenis dan tingkat hasil, tetapi masing-masing merupakan penentu penting
efektivitas organisasi. Beberapa dimensi yang harus menjadi pertimbangan utama adalah:
a. Produktivitas
b. Kualitas
c. Kepuasan (satisfaction)
d. Efesiensi
e. Penyesuaian (Adaptiveness)
f. Pengembangan (Development)

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


Manajer dapat mengarahkan ke tingkat efektivitas yang lebih tinggi dengan
beberapa cara sebagai berikut:
a. Memberikan peluang untuk pelatihan dan pembelajaran yang berkelanjutan
b. Berbagi informasi dengan karyawan
c. Mendorong kemitraan lintas-pembangunan
d. Menghubungkan kompensasi dengan kinerja
e. Menghindari pemutusan hubungan kerja
f. Menjadi panutan yang mendukung
g. Menghargai perbedaan antar karyawan
h. Manajer hendaknya menjadi pendengar yang baik

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


SIMPULAN

Inti pengertian tentang perilaku organisasi yang diajukan meliputi adanya faktor-
faktor yang memengaruhi bagaimana orang sebagai individu maupun sebagai anggota
kelompok berperilaku dalam organisasi serta pengaruhnya terhadap struktur dan sistem
organisasi. Sikap dan perilaku orang yang beraneka ragam dalam organisasi ini dipelajari
untuk mencari solusi tentang bagaimana manajemen dapat mengelola organisasi secara
efektif. Manajemen suatu organisasi dapat dikatakan efektif apabila fungsi-fungsi
manajemen, yang terdiri atas fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dilaksanakan dengan baik dan tepat.
Peran manajer dapat digolongkan dalam tiga kelompok peran yaitu interpersonal,
informasial, dan keputusan. Peran interpersonal (interpersonal roles) dalam diri manajer
meliputi peran sebagai figur pemimpin dan sebagai penghubung. Peran informasional
harus dijalankan oleh manajer karena memang pada prakteknya manajer akan menerima
dan juga memberi informasi. Untuk kegiatan ini sebagai peran monitor yaitu memonitor
informasi dari luar organisasi, peran disseminator yaitu menyebarkan informasi, dan peran
juru bicara yaitu peran mewakili organisasi dihadapan pihak eksternal.
Sedangkan peran keputusan diartikan bahwa manajer harus mampu menentukan
pilihan atas berbagai alternatif keputusan yaitu sebagai wirausahawan (entrepreneur),
penyelesai hambatan (disturbance handler), pengalokasi sumber daya (resource
allocator), dan sebagai perunding (negotiator). Ada begitu banyak faktor yang dianggap
sebagai faktor yang dominan dalam memengaruhi tingkat kinerja yang dapat dicapai oleh
suatu organisasi. Faktor tersebut dapat disebabkan oleh faktor internal organisasi maupun
faktor eksternal organisasi. Ada yang mempersoalkan peralatan, sarana, prasarana, atau
teknologi sebagai faktor dominan; ada yang mempersoalkan kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki suatu organisasi; dan ada yang mempersoalkan mekanisme kerja, budaya
organisasi serta efektivitas kepemimpinan yang ada dalam suatu organisasi.

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour


DAFTAR PUSTAKA

Gary Yukl. (2013). Leadership in organizations. 8th Edition. Pearson Education Limited.
Edinburgh Gate Harlow, UK. ISBN: 978-0-273-76566-0
Griffin, R. W., Moorhead, G., (2014). Organizational Behavior: managing people and
organizations. 11th Edition. South-Western College Publishing. Mason. ISBN:
978-1133-626695.
John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson, (2013). Organizational
behavior and management. 10th Edition. McGraw - Hill Higher Education. New
York. ISBN: 978-0-07-802946-2
Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A., (2015). Organizational Behavior. 16th Edition,
Pearson Education Limited, UK. ISBN-13: 9780133507645

MGMT6138- Leadership and Organizational Behaviour

Anda mungkin juga menyukai