Anda di halaman 1dari 11

Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika

Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

PENGEMBANGAN RENCANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA


DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DAN TEORI
VYGOTSKY

Sukiyanto
STIT Al-Fatah Siman Lamongan
pos-el : sukiyanto@stitaf.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di SMK Sunan Drajat Lamongan. Jenis penelitian ini yaitu
penelitian pengembangan dengan tiga tahapan utama yang dimodifikasi dari Borg & Gall
(1989), yakni : 1) Pengumpulan data awal dan perumusan tujuan, 2) Pengembangan RPP Awal,
dan 3) Pelaksanaan (Validasi, Revisi, serta Uji keterlaksanaan I dan Uji keterlaksanaan II).
Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : 1) uji keterlaksanaan I dan
uji keterlaksanaan II; 2) angket yang telah divalidasi oleh ahli bahasa, ahli pembelajaran dan
ahli materi. Selanjutnya, data yang diperoleh berupa hasil angket dianalisis secara kuantitatif
dan saran atau masukan dari ahli bahasa, ahli pembelajaran, ahli materi, dan praktisi
dideskripsikan secara kualitatif. Pada penelitian ini masing-masing validator menyatakan layak
sesuai dengan jawaban penyekoran yang ada di angket pada masing-masing ahli yaitu ahli
bahasa, ahli pembelajaran dan ahli materi, sedangkan hasil review dari praktisi juga menyatakan
layak sesuai dengan hasil jawaban penyekoran yang ada dalam angket dan efektif berdasarkan
nilai ketuntasan belajar siswa pada tes kognitif dan penilaian afektif pada uji keterlaksanaan I
dan uji keterlaksanaan II. Dengan demikian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara
keseluruhan mendapat penilaian dan tanggapan yang baik dari para ahli, praktisi, maupun siswa,
sehingga dapat dikatakan layak digunakan sebagai rencana pembelajaran matematika sekolah
menengah kejuruan di kelas.

Kata kunci : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pembelajaran tipe STAD dan
Vygotsky

ABSTRACT

This research was conducted at Sunan Drajat Lamongan Vocational School. This type of
research is development research with three main stages modified from Borg & Gall (1989),
namely: 1) Initial data collection and formulation of objectives, 2) Early RPP Development ,
and 3) Implementation (Validation, Revision, and Implementation Test I and Implementation
Test II). The methods used in data collection are; 1) implementation test I and implementation
test II; 2) questionnaires that have been validated by linguists, learning experts and material
experts. Furthermore, the data obtained in the form of questionnaire results were analyzed
quantitatively and suggestions or input from linguists, learning experts, material experts, and
practitioners were described qualitatively. In this study, each validator stated that they were
appropriate in accordance with the answers provided in the questionnaire on each expert,
namely linguists, learning experts and material experts, while the results of reviews from
practitioners also stated that they were appropriate in accordance with the results of the
answers in the questionnaire and effective based on the value of student learning completeness
on cognitive tests and affective assessment on the implementation of the I test and the
implementation test II. Thus, the Learning Implementation Plan (RPP) as a whole gets a good
assessment and response from experts, practitioners, and students, so that it can be said to be
worthy of being used as a vocational high school mathematics learning plan in the classroom.

Keywords : Learning Implementation Plan (RPP), STAD and Vygotsky type learning

91
Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

1. PENDAHULUAN (Azrai dan Refirman, 2013). Dari upaya


Matematika merupakan ilmu tersebut, maka yang dapat diterapkan
universal yang berperan penting dalam guru guna mengatasi masalah tersebut
berbagai disiplin ilmu, dan adalah penggunaan rencana pelaksanaan
mengembangkan daya pikir manusia pembelajaran berbasis pembelajaran
(Masykur dan Fathani, 2007; In’am, kooperatif dan kontruktivisme, karena
2012). Besarnya peranan tersebut, dengan pembelajaran tersebut kegiatan
menjadikan matematika sebagai mata akan terarah dan terstruktur sehingga
pelajaran wajib di sekolah, dan perlunya kegiatan pembelajaran akan hidup dan
penguasaan konsep yang kuat sejak tidak abstrak lagi.
dini, serta dapat menumbuhkan Proses pembelajaran matematika
kemampuan siswa dalam berpikir logis, yang baik dan bermutu di Sekolah
analitis, sistematis, kritis, kreatif dan Menengah Kejuruan (SMK) merupakan
bekerja sama secara efektif (Hardini dan suatu keharusan yang tidak dapat
Puspitasari, 2012) dengan tujuan agar ditawar lagi (Masykur & fathani, 2007).
siswa dapat memiliki kemampuan Melihat berbagai permasalahan
memperoleh, mengelola, memanfaatkan pembelajaran yang ada, guru memegang
informasi dan kompetitif (Rusiyanti, peranan yang sangat penting dalam
2011). proses pembelajaran matematika di
Berdasarkan hasil wawancara sekolah. Keberhasilan pembelajaran
yang dilakukan oleh penulis terhadap matematika didukung oleh kemahiran
beberapa siswa kelas X kompetensi guru dalam melaksanakan aktivitas
keahlian pemasaran dan akuntansi SMK pengajaran serta kesadaran siswa dalam
Sunan Drajat Lamongan, diketahui mengikuti aktivitas pembelajaran. Oleh
bahwa mereka masih mengalami karena itu, proses pembelajaran perlu
kesulitan dalam belajar matematika. direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan
Menurut mereka, penyampaian guru diawasi agar terlaksana secara efektif
disekolah masih monoton dan bahkan dan efesien (Kirna dkk, 2014).
ada pula guru yang mengajar tidak Pembelajaran kooperatif
sesuai dengan materi yang diajarkan merupakan jenis pembelajaran yang
dikelasnya, dan guru masih menerapkan interaksi kelompok teman
menggunakan model pembelajaran sebaya. Sedangkan pembelajaran
konvensional, yaitu model pembelajaran konstruktivisme merupakan
yang mengutamakan guru sebagai pembelajaran yang dilandasi dengan
sumber informasi sedangkan siswa merefleksikan pengalaman,
hanya sebagai penerima informasi yang membangun, dan mengontruksi
mengakibatkan aktivitas berpusat pada pengetahuan (Suyono dan Hariono,
guru (In’am, 2012). 2014). Pembelajaran konstruktivisme
Melihat permasalahan di atas, menekankan kepada siswa untuk
maka perlu berbagai upaya yang mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dilakukan oleh guru seperti penggunaan didalam benaknya dengan
ragam media, model, metode, sumber memperhatikan interaksi sosial (Amin,
belajar, sistem evaluasi, penyusunan 2012). Salah satu tipe pembelajaran
perangkat pembelajaran dan lain-lain kooperatif yang paling sederhana dan

92
Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

mudah diterapkan adalah tipe STAD keahliannya masing-masing (Sriyanto,


(Student Teams Achievement Division), 2007).
(Auliah & Supriyati, 2009) dan Teori Melihat tujuan pembelajaran
vygotsky (Amin, 2012). matematika di Sekolah Menengah
Pembelajaran tipe STAD lebih Kejuruan dan betapa pentingnya
unggul dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran konvensional (Putrama, konstruktivisme untuk pengembangan
2012), STAD ditandai oleh struktur rencana pelaksanaan pembelajaran
tugas, tujuan dan penghargaan dalam meningkatkan kualitas produk
kooperatif yakni siswa bekerjasama pembelajaran matematika, maka dalam
dalam kelompoknya untuk penelitian ini akan dilakukan suatu
menyelesaikan tugas yang diberikan pengembangan perangkat pembelajaran
oleh guru agar tercapai tujuan dan berupa rencana pelaksanaan
penghargaan bersama sehingga siswa pembelajaran matematika dengan model
kelompok atas dan siswa kelompok kooperatif tipe STAD dan Teori
bawah akan meningkatkan hasil Vygotsky di SMK Sunan Drajat
akademiknya (Bakti, 2005). STAD Lamongan, karena lulusannya tidak
dikembangkan untuk mencapai tiga hanya mencari lapangan pekerjaan akan
tujuan pembelajaran penting yaitu hasil tetapi menciptakan lapangan pekerjaan,
belajar akademik, penerimaan terhadap hal ini terbukti bahwa lulusannya ada
keragaman atau perbedaan individu dan yang langsung bekerja, ada yang
pengembangan keterampilan sosial. membuka peluang kerja sendiri, dan ada
Teori vygotsky melakukan aktivitas yang meneruskan ke perguruan tinggi.
diatas tingkat perkembangan yang
dimiliki, membuka wawasan baru 2. METODE PENELITIAN
tentang perkembangan kognitif manusia Jenis Penelitian
dan proses kultural, pendidikan pada Jenis Penelitian ini termasuk
anak berbakat (Amin, 2012) dan dalam kategori penelitian dan
peningkatan kadar mental (eskalasi) pengembangan (Research and
atau higher order thinking. Development) yang didefinisikan
Sedangkan tujuan dari sebagai metode penelitian yang
pembelajaran matematika Sekolah digunakan untuk menghasilkan produk
Menengah Kejuruan adalah untuk tertentu dan menguji keefektifan produk
membantu siswa mempersiapkan diri tersebut (Sugiyono, 2014; Setyosari,
agar sanggup menghadapi perubahan di 2013).
dalam kehidupan dan di dunia yang Prosedur Pengembangan
selalu berkembang, melalui latihan Berdasarkan siklus penelitian dan
keterampilan bertindak atas dasar pengembangan peneliti merangkum dan
pemikiran secara logis, rasional dan memodifikasinya menjadi tiga tahapan
kritis, serta mempersiapkan siswa agar utama, yakni : 1) Pendahuluan dan
dapat mempergunakan matematika dan Perumusan Tujuan, yakni mencari dan
pola pikir matematika dalam kehidupan menemukan bahan kajian pustaka,
sehari-hari dan dapat mempelajari penelitian yang relevan berkaitan
berbagai ilmu pengetahuan pada bidang pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

93
Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

teori Vygotsky, konsep dan landasan Pendahulu Perumus Pembuatan Valida


teoritis untuk memperkuat produk yang an an produk si
Tujuan Ahli
akan dikembangkan, identifikasi
permasalahan pembelajaran yang
dialami guru, wawancara dengan
Uji Revisi Uji Revisi
beberapa siswa Sekolah Menengah Keterlaksan Produk keterlaksana produk
Kejuruan Sunan Drajat Lamongan aan II an I

terkait dengan kesulitannya dalam


belajar matematika, serta mengkaji
Revisi RPP Final
silabus matematika sekolah menengah produk
kejuruan kelompok bisnis dan akhir

manajemen pada materi persamaan dan


Gambar 1. Prosedur Penelitian dan
pertidaksamaan linear seperti Pengembangan (modifikasi dari model Borg &
perumusan indikator dan tujuan Gall, 1989)
pembelajaran sesuai dengan Standar
Jenis data penelitian ini adalah
Kompetensi (SK) dan Kompetensi
data kualitatif dan kuantitatif. Data
Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh
kualitatif berupa komentar dan saran
siswa; 2) Pembuatan produk awal,
perbaikan produk dari ahli
dengan merumuskan tujuan khusus
pembelajaran, ahli materi, maupun
yang ingin dicapai dari produk Rencana
praktisi/guru, kemudian dianalisis dan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), selain
dideskripsikan. Sedangkan data
itu, dilakukan pula penentuan urutan
kuantitatif diperoleh dari angket ahli
bahan dan materi pelajaran, serta
perangkat pembelajaran, ahli materi,
melakukan penerjemahan desain
praktisi/guru. Selanjutnya, data
perencanaan Rencana Pelaksanaan
kuantitatif yang diperoleh tersebut
Pembelajaran (RPP); dan 3)
dihitung dengan teknik analisis data
Pelaksanaan, Pada tahapan pelaksanaan
persentase yang dirumuskan (Arikunto,
dilakukan validasi produk, revisi
2010) :
produk, sekaligus dilakukan uji ∑𝑋
keterlaksanaan. Uji keterlaksanaan 𝑃= × 100 %
𝑁
dimaksudkan untuk mengumpulkan
data yang dapat digunakan sebagai dimana :
dasar penetapan tingkat kevalidan, P = persentase skor dari ahli
∑𝑋 = jumlah skor jawaban para
kepraktisan, dan keefektifan dari produk
yang dikembangkan. ahli dari tiap butir angket
Secara ringkas, prosedur N = total skor maksimum (jumlah
pengembangan yang dilakukan penulis skor ideal dari angket tersebut)
sebagaimana digambarkan berikut ini
(Setyosari, 2013; Sugiyono, 2014) : Untuk menentukan tingkat
kevalidan, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dikatakan berhasil
jika dari hasil penilaian validator
menunjukkan kategori “Valid” dan
“Praktis” berdasarkan penilaian dari

94
Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

butir-butir angket dilihat dari aspek sebagaimana pada tabel berikut


validitas dan kepraktisan. Adapun (Arikunto, 2010) :
kriteria kevalidan yang ditetapkan
Tabel 1. Kriteria Kevalidan dan Kepraktisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan
Persentase Kriteria Kevalidan Kriteria Kepraktisan Keterangan
75 ≤ x < 100 Valid Praktis Layak/Tidak Perlu Revisi
50 ≤ x < 75 Cukup Valid Cukup Praktis Cukup Layak/Revisi Kecil
26 ≤ x < 50 Kurang Valid Kurang Praktis Kurang Layak/Revisi Besar
0 ≤ x < 26 Tidak Valid Tidak Praktis Tidak Layak/Revisi Total
Dimana : x = persentase skor butir-butir angket dilihat dari aspek validitas

Selanjutnya, untuk mengetahui pelaksanaan penelitian dan


tingkat keefektivitas Rencana pengembangan ini adalah sebagai
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dapat berikut:
dilihat berdasarkan skor pencapaian 1. Pengembangan produk
yang diperoleh dari hasil jawaban siswa Pengembangan produk
atas kuis/soal latihan di rencana dilakukan dengan beberapa tahap.
pembelajaran tersebut, dengan nilai Pada tahapan ini, langkah pertama
minimal 75 sesuai dengan KKM dalam mendesain rencana
disekolah dan ketuntasan kelas minimal pembelajaran yang dikembangkan
75%. Selanjutnya, diperlukan juga adalah membuat sinopsis. Kemudian
penilaian afektif siswa untuk membuat komponen-komponen
mengetahui keefektifan siswa dalam dalam rencana pelaksanaan
kegiatan pembelajaran matematika. pembelajaran yang dimulai dengan
Kriteria Rencana Pelaksanaan memilih standar kompetensi yaitu
Pembelajaran tipe STAD dan teori memecahkan masalah berkaitan
Vygotsky yang dikembangkan dapat dengan sistem persamaan dan
disajikan pada tabel berikut (Sugiyono, pertidaksamaan linear pada
2014) : kompetensi dasar menentukan
Tabel 2. Kriteria Rencana Pelaksanaan himpunan penyelesaian persamaan
Pembelajaran yang Dikembangkan
dan pertidaksmaan linear, kemudian
Persentase Kriteria
80 ≤ x ≤ 100 Sangat Efektif merumuskan indikator pada
60 ≤ x < 80 Efektif pencapaian kompetensi dan
40 ≤ x < 60 Cukup Efektif
20 ≤ x < 40 Tidak Efektif merumuskan tujuan pembelajaran,
0 ≤ x < 20 Sangat Tidak Efektif selanjutnya membuat materi ajar
dimana : x = persentase yang didalam materi tersebut
diberikan beberapa ilustrasi tentang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN beberapa masalah yang ada dalam
Penelitian ini dilaksanakan kehidupan sehari-hari.
berdasarkan model penelitian dan Setelah pembuatan materi ajar
pengembangan Borg & Gall (1989) selesai, maka langkah selanjutnya
yang secara garis besar dimulai dari
adalah membuat langkah-langkah
tahap pendahuluan dan perencanaan,
kegiatan pembelajaran sesuai dengan
pengembangan produk, serta
metode pembelajaran kooperatif tipe
pelaksanaan (validasi, revisi, dan uji STAD dan teori Vygotsky yang
keterlaksanaan). Adapun hasil dari terdiri dari kegiatan, deskripsi

95
Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

kegiatan guru, deskripsi kegiatan wakil kepala bidang kurikulum di


siswa dan alokasi waktu dalam SMPN 2 Paciran Lamongan,
kegiatan pembelajaran. Dalam Sedangkan ahli pembelajaran adalah
kegiatan memuat pendahuluan yang dua orang dosen Institut Pesantren
memuat 1 fase, kegiatan inti yang Sunan Drajat (INSUD) Lamongan,
memuat 5 fase dan kegiatan penutup Sedangkan ahli materi adalah dosen
memuat 1 fase. Pada setiap fase matematika Sekolah Tinggi Agama
langkah-langkah kegiatan Islam Sunan Drajat Kranji Lamongan
pembelajarannya adalah memuat dan Kepala SMA Muhammadiyah 5
kegiatan pembelajaran berbasis Karanggeneng Lamongan, dan
kooperatif tipe STAD dan teori praktisi dari guru matematika SMK
Vygotsky atau dengan kata lain Sunan Drajat Lamongan kompetensi
gabungan antara pembelajaran keahlian pemasaran dan akuntansi.
kooperatif tipe STAD dan teori Ahli bahasa menilai tentang
Vygotsky. bahasa yang dikembangkan dalam
Setelah komponen langkah- rencana pelaksanaan pembelajaran,
langkah pembelajaran di susun, maka kemudian memberi saran dan
langkah selanjutnya adalah membuat rekomendasi yang mendukung dalam
prosedur penilaian, rubrik penilaian penyempurnaan rencana pelaksanaan
sikap dan lembar penilaian sikap pembelajaran berdasarkann kriteria
siswa yang terdiri dari penilaian pengembangan rencana pelaksanaan
aktif, kerjasama dan tanggung jawab pembelajaran yang baik, sedangkan
siswa, kemudian membuat kisi-kisi ahli pembelajaran menilai rencana
tes soal/kuis sesuai dengan pembelajaran yang dikembangkan,
kompetensi dasar menentukan kemudian memberi saran dan
himpunan penyelesaian persamaan rekomendasi yang mendukung dalam
dan pertidaksamaan linear yang penyempurnaan rencana
memuat komponen indikator soal, pembelajaran tersebut berdasarkan
nomor soal, aspek kemampuan dan kriteria pengembangan rencana
butir soal, kemudian dibuat kunci pembelajaran yang baik. Sedangkan
jawaban yang memuat pedoman ahli materi menilai konstruksi materi
penskoran, pedoman penilaian, pembelajaran yang terdapat di dalam
kemudian baru membuat soal rencana pembelajaran, sedangkan
tes/kuis. ahli praktisi memberikan tanggapan
terkait pemanfaatan rencana
2. Validasi dan Revisi Produk pembelajaran tersebut dalam
Pada tahap ini penulis pembelajaran di kelas. Adapun
melakukan validasi produk awal penilaian dari masing-masing ahli
yang divalidasi oleh masing-masing adalah sebagai berikut :
ahli. Validasi dilakukan oleh ahli a. Hasil penilaian ahli bahasa
bahasa, ahli pembelajaran, ahli Kebenaran konsep dalam
materi, dan praktisi. Ahli Bahasa penilaian ahli bahasa secara
adalah dosen Universitas Islam Darul umum tidak banyak revisi.
Ulum Lamongan (UNISDA) dan

96
Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

Berikut hasil validasi oleh kedua ahli bahasa :


Tabel 3. Hasil Validasi oleh Kedua Ahli Bahasa
No Aspek Jumlah Skor Ahli 1 Jumlah Skor Ahli 2 Rata-Rata
1. Bahasa 61 63 62
Jumlah Skor 61 63 62
Persentase 93,8% 96,9% 95,4%
Keterangan Layak Layak Layak
Berdasarkan hasil rata-rata dari kedua ahli tersebut diatas, diketahui bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dikatakan layak.
b. Hasil penilaian ahli pembelajaran
Kebenaran konsep dalam penilaian ahli pembelajaran secara umum tidak
banyak revisi. Berikut hasil validasi oleh kedua ahli pembelajaran :
Tabel 4. Hasil Validasi oleh Kedua Ahli Pembelajaran
No Aspek Jumlah Skor Ahli 1 Jumlah Skor Ahli 2 Rata-Rata
1. Bahasa 22 24 23
2. Materi 5 5 5
3. Kelayakan Isi 40 40 40
4. Kegiatan Pembelajaran 29 30 29,5
5. Media Pembelajaran 38 36 37
6. Evaluasi Pembelajaran 14 14 14
Jumlah Skor 148 149 148,5
Persentase 95,5% 96,1% 95,8%
Keterangan Layak Layak Layak
Berdasarkan hasil rata-rata dari kedua ahli tersebut diatas, diketahui bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dikatakan layak.
c. Hasil penilaian ahli materi
Kebenaran konsep dengan melihat aspek materi yang disajikan, secara
umum tidak banyak revisi. Berikut hasil validasi oleh kedua ahli materi :
Tabel 5. Hasil Validasi oleh Kedua Ahli Materi
No Aspek Jumlah Skor Ahli 1 Jumlah Skor Ahli 2 Rata-Rata
1. Bahasa 52 52 52
2. Kelayakan Isi 20 20 20
3. Materi 9 9 9
4 Media Pembelajaran 4 5 4,5
Jumlah Skor 85 86 85,5
Persentase 94,4% 95,6% 95,0%
Keterangan Layak Layak Layak
Berdasarkan hasil rata-rata dari kedua ahli tersebut diatas, diketahui bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dikatakan layak.

3. Kepraktisan Produk matematika yang telah


Berkaitan dengan kepraktisan berpengalaman mengajar dan sudah
produk, penilaian dilakukan oleh memiliki sertifikat pendidik, yakni 2
praktisi dengan memberikan guru dari SMK Sunan Drajat
tanggapan terkait pemanfaatan Lamongan yang terdiri dari 1 guru
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mengajar pada kompetensi
(RPP) tersebut dalam keahlian pemasaran dan 1 guru yang
keterlaksanaannya pada mengajar pada kompetensi keahlian
pembelajaran di kelas. Adapun akuntansi. Berikut hasil review oleh
praktisi yang mereview rencana kedua guru tersebut :
pembelajaran tersebut adalah guru
97
Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

Tabel 6. Hasil Review oleh Kedua Praktisi


No Aspek Jumlah Skor Guru 1 Jumlah Skor Guru 2 Rata-Rata
1. Bahasa 13 12 12,5
2. Kegiatan 21 18 19,5
3. Pembelajaran 10 8 9
4. Evaluasi 4 4 4
5. Pembelajaran 16 16 16
Motivasi
Kebermanfaatan
Jumlah Skor 64 58 61
Persentase 85,3% 77,3% 81,3%
Keterangan Layak Layak Layak

Berdasarkan hasil rata-rata dari diperoleh dari hasil jawaban siswa


kedua praktisi tersebut diatas, diketahui atas soal-soal tes/kuis di rencana
bahwa Rencana Pelaksanaan pembelajaran tersebut dan
Pembejaran (RPP) dapat dikatakan perhitungan nilai sikap siswa pada
layak, serta kedua ahli tersebut juga lembar penilaian sikap siswa yang
memberi beberapa catatan, antara lain : ada di rencana pembelajaran.
Tabel 7. Revisi RPP oleh Kedua Praktisi Artinya, pada tahapan ini
Sebelum Sesudah
dilakukanlah uji keterlaksanaan.
Keaktifan siswa dalam Metode pembelajaran
belajar kelompok pada pada langkah-langkah a. Uji keterlaksanaan I dan Revisi
langkah-langkah pembelajaran Uji keterlaksanaan I
pembelajaran perlu di diperbaiki dengan
maksimalkan melihat beberapa dilakukan di SMK Sunan Drajat
buku referensi. Lamongan pada kompetensi
keahlian pemasaran dengan
4. Keefektifan Produk berjumlah 24 siswa kelas X
Untuk mengetahui tingkat sebagai subjek. Berikut skor
efektivitas Rencana Pelaksanaan pencapaian hasil belajar siswa
Pembelajaran (RPP), dapat dilihat pada tes kognitif dan penilaian
berdasarkan skor pencapaian yang afektif :
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Pada Uji Keterlaksanaan I
Penilaian Rata- Penilaian Rata-Rata Ketuntasan Belajar Siswa Persentase
Kognitif Rata Afektif Ketuntasan
1 2 1 2 Tuntas Tidak Tuntas Belajar Kelas
83 92 87,5 96 91 93,6 19 5 79,16 %
(Tuntas)
pembelajaran tersebut. Namun
Berdasarkan data tersebut, demikian, secara umum mereka
dapat dikatakan siswa telah mencapai sangat senang dan antusias dalam
skor yang baik dan pengamatan pada belajar menggunakan rencana
penilaian afektif juga termasuk pembelajaran kooperatif tipe STAD
kategori baik, meskipun terdapat dan teori Vygotsky.
beberapa siswa yang masih merasa b. Uji keterlaksanaan II dan Revisi
kesulitan terutama pada kuis 1 soal 3 Akhir
dan kuis 2 soal 3 dikarenakan belum Uji keterlaksanaan II dilakukan
terlalu paham mengenai penjelasan di SMK Sunan Drajat Lamongan
materi yang ada di rencana pada kompetensi keahlian akuntansi
dengan mengambil 45 siswa kelas X
98
Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

sebagai subjek. Uji coba ini Berikut skor pencapaian hasil belajar
bertujuan untuk menilai keefektifan siswa dalam tes kognitif dan
belajar dan kemudahan siswa dalam penilaian afektif :
belajar dengan menggunakan.
Tabel 9. Hasil Belajar Siswa Pada Uji Keterlaksanan II
Penilaian Rata- Penilaian Rata- Ketuntasan Belajar Siswa Persentase
Kognitif Rata Afektif Rata Ketuntasan
1 2 1 2 Tuntas Tidak Tuntas Belajar Kelas
87 84 85,9 90 93 91,3 36 9 80,00 %
(Tuntas)
diperoleh hasil sebagai berikut :
Berdasarkan data tersebut, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dapat dikatakan siswa telah mencapai (RPP) valid dengan persentase ahli
skor yang baik dan pengamatan pada bahasa 95,4%, ahli pembelajaran
penilaian afektif juga termasuk 95,5% dan ahli materi 85,5% dan
kategori baik, meskipun masih praktisi dengan persentase 81,3%.
terdapat beberapa siswa yang merasa Selain itu, untuk mengukur
kesulitan pada kuis 2 soal 2 dan kuis efektivitas rencana pembelajaran
2 soal 3 dikarenakan mereka masih tersebut juga dapat dilihat
sedikit kurang faham dengan berdasarkan skor pencapaian hasil
penjelasan materi pada rencana belajar siswa yang menunjukkan
pembelajaran tersebut. Selain itu, rata-rata di atas 75, dengan
siswa juga kurang teliti dalam persentase 79,16% untuk uji
menjawab soal dikarenakan waktu keterlaksanaan I dan 80,0% siswa
yang tersedia sangat cukup. Namun, pada uji keterlaksanaan II.
secara umum mereka sangat senang
dan antusias dalam belajar 4. KESIMPULAN
menggunakan rencana pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan model kooperatif tipe STAD pembahasan yang telah dikemukakan,
dan teori Vygotsky. maka dapat disimpulkan bahwa
5. Produk Akhir Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tahapan selanjutnya dalam (RPP) :
proses pengembangan rencana 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pembelajaran ini adalah produk (RPP) adalah valid yang divalidasi
akhir. Adapun produk dari penelitian oleh : 1) ahli bahasa dengan aspek
dan pengembangan ini berupa yang berkaitan dengan bahasa; 2)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ahli pembelajaran dengan aspek
(RPP) tipe STAD dan Vygotsky. yang berkaitan dengan bahasa,
Selain itu, dilakukan pula kelayakan isi, kegiatan
pengambilan kesimpulan dari pembelajaran dan evaluasi
berbagai data yang dianalisis. pembelajaran; 3) ahli materi dengan
Berdasarkan analisis data penilaian aspek yang berkaitan dengan
ahli, dan tanggapan praktisi, proses bahasa, dan materi pembelajaran.
dan skor capaian hasil belajar siswa; 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah praktis yang direview

99
Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

oleh guru dengan aspek yang Prosiding Semirata FMIPA


berkaitan dengan bahasa, kegiatan Universitas Lampung.
pembelajaran, evaluasi Bakti, I. (2005). Implementasi STAD
pada Pembelajaran Konsep Pupuk
pembelajaran, motivasi dan
dan Peptisida di SMAN 2
kebermanfaatan. Banjarmasin. Jurnal Kependidikan
3. Efektif, berdasarkan skor dan Kebudayaan Vidya Karya.
pencapaian hasil belajar individu ISSN 0215-9619 Tahun XXIII.
siswa mendapat nilai diatas 75 dan Banjarmasin : Universitas Lambung
ketuntasan kelas persentasinya di Mangkurat.
atas 75%, Sehingga, pengembangan Hardini & Puspitasari. (2012). Strategi
Pembelajaran Terpadu (Teori,
Rencana Pembelajaran Matematika
Konsep, & Implementasi).
dengan Model Kooperatif tipe Yogyakarta : Familia.
STAD dan Teori Vygotsky secara In’am. (2012). Model Pembelajaran
keseluruhan mendapat penilaian Matematika Berbasis Metakognitif.
dan tanggapan yang baik dari para Malang : Selaras.
ahli, praktisi, maupun siswa. Kirna, dkk. (2014). Pengaruh Model
Dengan demikian, Rencana Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dan Kemampuan Abstraksi
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Terhadap Prestasi Belajar
Model kooperatif tipe STAD dan Matematika Siswa. E-jurnal
Teori Vygotsky dapat dikatakan Program Pascasarjana Universitas
layak digunakan sebagai rencana Pendidikan Ganesha Program Studi
pembelajaran di kelas. Teknologi Pembelajaran, 4.
Masykur & Fathani. (2007).
Mathematical Intelligence
5. DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta : Ar-Ruzz media.
Auliah & Supriyati. (2009). Penerapan Putrama. (2012). Penerapan
Pembelajaran Siklus Belajar Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe
Kooperatif STAD pada Siswa Kelas Stident Team Achievement Division
XI IPA SMA Negeri 1 (STAD) dengan Metode
Sungguminasa (Studi pada Materi Eksperimen untuk Meningkatkan
Pokok laju Reaksi). Jurnal hasil Belajar IPA Kelas IV-A SD
Chemica, 10(1), Juni 2009, Hal. 28- negeri 08 Kepahiang. Jurnal J-
35. TEQIP, 3(1).
Astuti Muh. Amin, (2012). Rusiyanti. (2011). Pengembangan
Pengembangan Perangkat Perangkat Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Biologi Berbasis berbasis Kontruktivisme untuk
Kontruktivisme Berdasarkan Teori melatih Kemampuan Berpikir Kritis
Sosial Vygotsky di Sekolah Siswa SMA kelas X. Jurnal
Menengah Atas. Jurnal Sainsmat Pendidikan Matematika, 5(2).
Universitas Veteran RI Makassar, Suyono & Hariono. (2014). Belajar dan
September 2012, Halaman 109-124. Pembelajaran Teori Konsep Dasar.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Surabaya : Universitas Negeri
Penelitian. Suatu Pendekatan Surabaya.
Praktik. Yogyakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Azrai, E. P & Refirman. (2013). Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Efektifitas Penerapan e- book Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian
sebagai Sumber Belajar Mandiri Pendidikan dan Pengembangan.
dalam Pembelajaran Biologi.
100
Sukiyanto de Fermat : Jurnal Pendidikan Matematika
Vol. 1 | No. 2 Desember 2018

Jakarta : Kencana Prenada Media Sriyanto, H. J. (2007). Easy Math.


Group. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

101

Anda mungkin juga menyukai