Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam persaingan global seperti saat ini, setiap orang mempersoalkan inovasi dan
kebaikan perusahaan yang bisa berinovasi. Inovasi berada di puncak daftar prioritas
setiap orang saat ini, tetapi mengelola inovasi dan perubahan adalah kemampuan
manajemen yang penting. Inovasi merupakan suatu pemikiran hal-hal baru yang
diperoleh dari ide-ide kreatif yang selanjutnya akan diterapkan dan dilaksanakan. Jika
sebuah organisasi tidak bisa melakukan inovasi dan perubahan dengan baik, organisasi
tersebut akan mati.
Setiap organisasi terkadang berhadapan dengan keharusan untuk melakukan
perubahan dan perkembangan internal. Hal tersebutlah yang mengharuskan kita untuk
memiliki inovasi agar mampu menyesuaikan dengan perubahan yang datang secara
mendadak. Perubahan yang dilakukan pun akan membawa sebuah organisasi ke arah
yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan akan menghasilkan tantangan yang harus
mampu di hadapi oleh para agen perubahan yang ada di dalam organisasi tersebut.
Apabila orang-orang yang berada di dalam organisasi mampu menghadapi tantangan-
tantangan itu. Maka perusahaaan tersebut akan berkembang sesuai dengan perubahan
dan inovasi yang ditetapkan oleh seorang manajer dan di laksanakan oleh para pekerja
yang juga menjadi agen perubahan dalam sebuah organisasi.
Pada makalah ini kita akan melihat bagaimana sebuah organisasi dapat dirancang
untuk dapat merespon keadaan lingkungan dengan cara dilakukannya perubahan dan
perkembangan internal. Kita melihat dua aspek penting dari perubahan di suatu
organisasi: pengenalan produk dan teknologi baru, serta perubahan orang-orang dan
budaya. Kemudian kita menguji bagaimana manajer-manajer menerapkan perubahan,
termasuk penanggulangan kesulitan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan inovasi dan tempat kerja yang berubah-ubah?
2. Bagaimana cara mengubah hal-hal tertentu: produk dan teknologi baru?
3. Bagaimana mengubah orang-orang dan budaya?
4. Bagaimana melaksanakan perubahan?

1
1.3 Tujuan Pembuatan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian inovasi dan tempat kerja yang berubah-ubah.
2. Agar mahasiswa memahami cara mengubah hal-hal tertentu: produk dan teknologi
baru.
3. Agar mahasiswa mengetahui mengubah orang-orang dan budaya.
4. Agar mahasiswa mengetahui cara melaksanakan perubahan.

1.4 Manfaat Pembuatan


Dengan dibuatnya makalah ini, semoga dapat membantu para mahasiswa untuk
memahami perubahan dan inovasi serta dapat menghadapi perubahan dengan baik agar
semuanya berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI MENGELOLA PERUBAHAN DAN INOVASI

2.1 INOVASI DAN TEMPAT KERJA YANG BERUBAH-UBAH

Didunia yang jungkir balik seperti saat ini, pengelolaan perubahan dan inovasi
menjadi sorotan utama. Beberapa pengamat tren bisnis mengatakan bahwa ekonomi
pengetahuan di akhir tahun 1900-an dan awal 2000-an secara cepat telah diubah menjadi
ekonomi kreatif. Manajer-manajer di perusahaan ingin memulai perubahan yang besar seperti
membentuk tim yang terdiri atas pegawai-pegawai, memperkenalkan produk-produk baru,
atau mengadakan sistem pelatihan baru, tetapi mereka tidak tahu bagaimana cara membuat
perubahan itu berhasil. Organisasi-organisasi menggerakkan perubahan yang banyak
jenisnya. Bisnis harus mengembangkan teknologi produksi yang maju, mencipkan barang dan
jasa baru yang didambakan oleh pasar, menerapkan sistem administrasi baru, dan
meningkatkan keahlian pegawai.

Perusahaan-perusahaan yang kini sukses adalah perusahaan yang terus-menerus


melakukan inovasi. Organisasi-organisasi yang berhasil melakukan perubahan adalah
organisasi yang mendatangkan keuntungan serta organisasi yang digemari.

2.1.1 Perubahan organisasional (organizational change ― perubahan yang terjadi di


organisasi ) ditentukan dengan diadopsinya sebuah ide atau perilaku baru oleh organisasi
tersebut. Banyak organisasi yang berhasil dalam perubahan. Perubahan yang berbutut
keberhasilan mengharuskan adanya kemampuan suatu organisasi untuk menciptakan serta
menerapkan ide-ide, yang berarti bahwa organisasi tersebut harus belajar untuk menjadi
ambidekstrus.

2.1.2 Pendekatan ambidekstrus (ambidextrous approach) artinya menggabungkan struktur


dan proses yang sesuai untuk implus kreatif maupun penerapan inovasi yang sistematik.
Dengan pendekatan ambidextrous―manajer-manejer dapat mengusung fleksibilitas dan
kebebasan untuk membawa dan memberikan ide-ide barudengan departemen-departemen
kreatif, tim-tim ventura, dan mekanisme lainnya, tetapi manajer-manajer tersebut
menggunakan pendekatan yang lebih kaku, disentralisasi, dan distandardisasi untuk
menerapkan inovasi-inovasi.

3
2.2 MENGUBAH HAL-HAL TERTENTU: PRODUK DAN TEKNOLOGI BARU

Pengenalan produk dan teknologi baru adalah area vital bagi inovasi. Perubahan
produk (product change) adalah perubahan dalam produk barang atau jasa yang dihasilkan
oleh suatu orgnisasi. Inovasi barang dan jasa adalah cara utama dimana suatu organisasi
beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan. Perubahan
teknologi (technology change) adalah perubahan dalam proses produksi yang terjadi dalam
sebuah organisasi―bagaimana organisasi tersebut menjalankan kinerjanya. Perubahan
teknologi di rancang untuk membuat produksi barang dan jasa lebih efisien. Ada tiga strategi
inovasi penting untuk mengubah produk dan teknologi.

Eksplorasi Kerja sama Kewirausahaan


▪ Kreativitas ▪ Mekanisme koordinasi ▪ Ide terpillih
▪ Eksperimen/Percobaan horizontal ▪ Tim ventura baru
▪ Inkubator ide ▪ Pelanggan, rekanan ▪ Skunkworks
▪ Inovasi terbuka ▪ Dana usaha baru

2.2.1 Eksplorasi

Eksplorasi adalah tahap di mana ide-ide untuk melahirkan produk dan teknologi baru
dilahirkan. Seorang manajer mempersiapkan organisasinya untuk melakukan eksplorasi
dengan menciptakan kondisi yang mendorong terciptanya kreativitas dan memungkinkan ide-
ide baru bermunculan. Kreativitas (creativity), yang merupakan penciptaan ide-ide
cemerlang yang sekiranya memenuhi kebutuhan yang ada atau menjawab peluang-peluang
yang bisa didapatkan oleh organisasi, adalah langkah penting pertama dalam berinovasi.

Individu Kreatif Organisasi atau Departemen yang Kreatif


1. Kelancaran konsep 1. Jalur komunikasi yang terbuka
Keterbukaan pikiran Adanya kontak dengan sumber luar
Teritori yang saling bertubrukan;
pertukaran ide antara bidang kerja
Adanya sistem pemberian saran,

4
diskusi brainstorming, freewheeling
2. Originalitas 2. Penugasan orang-orang yang bukan
ahli untuk menyelesaikan
permasalahan
Diizinkannya cara kerja yang
eksentrik
Pemekerjaan orang luar
3. Wewenang lebih sedikit 3. Desentralisasi, jabatan yang
Kemandirian ditentukan secara longgar,
Kepercayaan diri pengawasan yang tidak ketat
Adanya penerimaan terhadap
kesalahan, penghargaan terhadap
pengambilan risiko
Orang-orang yang didorong untuk
menantang bos mereka sendiri
4. Senang bermain-main 4. Kebebasan untuk memilih dan
Eksplorasi yang tidak tertib mengejar suatu masalah
Rasa penasaran Bukan tempat kerja yang ketat,
dengan budaya yang menyenangkan,
dan melakukan hal-hal yang tidak
praktis
Kebebasan untuk mendiskusikan ide-
ide; cakrawala jangka panjang
5. Ketekunan 5. Adanya sumber daya yang
Komitmen dialokasikan untuk orang atau proyek
Pendekatan terfokus kreatif tanpa penggantian langsung
Menghargai sistem yang mendorong
inovasi
Absolusi tanggung jawab tambahan

2.2.2 Kerja sama

Aspek penting lainnya dalam berinovasi adalah menyediakan mekanisme bagi


koordinasi internal maupun koordinasi eksternal. Ide-ide untuk menciptakan inovasi produk

5
atau teknologi biasanya berasal dari tingkatan-tingkatan bawah organisasi dan ide-ide
tersebut harus mengalir secara horizontal melintasi departemen-departemen.

Koordinasi Internal

Inovasi yang berbuntut pada kesuksesan mengharuskan adanya keahlian dari beberapa
departemen sekaligus, dan inovasi yang berbuntut kegagalan sering kali adalah hasil dari
gagalnya kerja sama.

Perusahaan-perusahaan yang telah sukses dengan inovasinya memiliki ciri-ciri


dibawah ini:

1. Orang-orang di pemasaran memiliki pemahaman yang baik akn kebutuhan pelanggan.


2. Para ahliteknis menyadari perkembangan teknologi terkini dan menggunakan
teknologi secara efektif.
3. Para anggota departemen-departemen ini―penelitian, manufaktur,
pemasaran―bekerja sama dalam pengembangan barang atau jasa yang baru.

Satu pendekatan untuk sukses berinobasi disebut model keterkaitan horizontal(horizontal


linkage model). Beberapa perusahaan menggunakan tim siklus cepat guna menyampaikan
barang dan jasa lebih cepat dari pesaing, yang akan memberikan keuntungan strategis yang
signifikan pada perusahaan tersebut. Tim siklus cepat (fast-cycle-team) adalah tim
multifungsi, terkadang juga multinasional, yang bekerja dalam jangka waktu yang cukup
keras dan dibekali sumber daya serta pemberdayaan tingkat tinggi untukmencapai proyek
pengembangan produkyang dipercepat.

Koordinasi Eksternal

Para pegawai pemasaran memperhatikan kondisi pasar yang selalu berubah dan
kebutuhan pelanggan. Beberapa organisasi membangun rekana strategis formal seperti aliansi
dan usaha bersama guna meningkatkan kesuksesan inovasi. Perusahaan-perusahaan yang
paling sukses saat ini secara langsung melibatkan pelanggan, mitra strategis, pemasok, dan
pihak luar lain dalam proses pengembangan barang dan jasanya.

6
Inovasi tebuka (open innovation) adalah memperluas pencarian
pengomersialisasikan ide-ide baru diluar batas-batas perusahaan dan bahkan diluar batas-
batas industri.

Kewirausahaan

Aspek ketiga dari inovasi produk dan teknologi adalah menciptakan mekanisme untuk
memastiakan bahwa ide-ide baru bisa diutarakan, diterima, dan diterapkan. Seorang manajer
dapat secara langsung memberiakn pengaruh apakah kewiusahaan dapat berkembang di
organisasinya dengan menunjukkan dukungan aktivitas kewirausahaan, memberikan kadar
otonomi pada para pegawai, dan memberikan penghargaan atas pembelajaran dan
pengambilan risiko. Hal yang paling penting adalah mengangkat juara ide. Definisi resmi dari
juara ide (idea champion) adalah orang yang melihat kebutuhan akan dan memperjuangkan
perubahan produktif dalam organisasinya. Pemikiran lainnya yang berhubungan dengan
pengembangan ide adalah dana usaha baru (new-venture-fund), yang menyediakan sumber
daya yang dapat digunakan individu atau kelompok untuk mengembangkan ide, produk, atau
bisnis baru.

2.3 MENGUBAH ORANG-ORANG DAN BUDAYA

Perubahan orang (people change) berkaitan dengan hanya beberapa pegawai saja,
seperti mengirimkan sejumlah manajer menengah untuk mengikuti pelatihan demi
meningkatkan keahlian kepemimpinan mereka. Perubahan budaya (culture change)
berkaitan dengan organisasi secara keseluruhanperubahan budaya besar-besaran tidak mudah.
Bahkan, manajer-manajer terus-menerus melaporkan bahwa mengubah orang-orang dan
budaya perusahaan adalah pekerjaan mereka yang paling sulit. Dua alat yang selalu dapat
diandalkan dalam mempermulus proses pengubahan ini.

2.3.1 Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan adalah pendekatan yang paling sering digunakan dalam mengubah mind-set
orang-orang. Sebuah perusahaan mungkin menawarkan program pelatihan pada pegawai-
pegawai dalam kerja tim, keberagaman, kecerdasan emosi, siklus mutu, keahlian komunikasi,
manajemen partisipatif. Perusahaan-perusahaan yang sukses biasanya ingin menyediakan
kesempatan bagi setiap orang untuk mengikutipelatihan dan pengembangan, tetapi
perusahaan-perusahaan tersebut mungkin lebih menekankan pelatihan dan pengembangan
pada para manajer.

7
2.3.2 Pengembangan Organisasi

Pengembangan organisasi (organization development―OD) adalah proses


perubahan sistematis dan terencana yang menggunakan pengetahuan dan teknik ilmu perilaku
untuk memperbaiki kesehatan dan keefektifan suatu organisasi melalui kemampuannya untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan, memperbaiki hubungan internal, serta meningkatkan
pembelajaran dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah. OD difokuskan pada aspek
kemanusiaan dan sosial dari organisasi dan diusahakan untuk mengubah sikap dan hubungan
di antara pegawai, dengan membantu memperkuat kapasitas perusahaan untuk melakukan
adaptasi dan pembaraan.

OD dapat membantu manajer untuk menyentuh setidaknya tiga jenis masalah yang
kini ssering terjadi.

1. Merger/akuisisi
2. Kemunduran/kebangkitan organisasi
3. Manajemen konflik

Aktivitas OD Konsultan OD menggunakan beragam teknik khusus untuk membantu


memenuhi tujuan-tujuan OD. Tiga teknik yang paling sering digunakan dan paling efektif
adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas pembentukan tim


2. Aktivitas survei-umpan balik
3. Intervensi kelompok besar

Langkah-langkah OD Teori yang menggarisbawahi OD mengusung tiga tahap penting


dalam melakukan perubahan sikap dan perilaku.

Tahap pertama, yaitu unfreezing berarti bahwa semua orang dalam suatu perusahaan dibuat
sadar akan adanya permasalhan dan pentingnya melakukan perubahan. Agen perubahan
(change agent) adalah seorang ahli dibidang OD yang melakukan diagnosis sistematis
terhadap organisasi dan berusaha menemukan permasalahan-permasalahan yang
berhubungan dengan pekerjaan.

Tahap kedua, yaitu tahap changing, terjadi ketika individu-individu bereksperimen dengan
perilaku baru dan mempelajari keterampilan baru untuk digunakan ditempat kerja.

8
Tahap ketiga, yaitu tahap refreezing, terjadi ketika individu memperoleh sika-sikap atau
nilai-nilai baru dan ia mendapatkan penghargaan dari organisasi atas perolehannya tersebut.

2.4 MELAKSANAKAN PERUBAHAN

Langkah terakhir yang harus diselesaikan daalam proses perubahan adalah


pelaksanaan.sebuah ide baru dan kreatif tidak akan mendatangkan keuntungan bagi
organisasi jika tidak direalisasikan dan digunakan dengan baik.

Keharusan dalam Melakukan Perubahan

Sebuah cara agar seorang manajer dapat merasakan pentingnya melakukan perubahan
adalah dengan munculnya kesenjangan kinerja (performance gap)―perbedaan antara
tingkatan kinerja yang ada dan kinerja yang dikendaki.

Penolakan terhadap Perubahan

Orang-orang menolak perubahan karena beberapa alasan, dan dengan membuat mereka
paham akan pentingnya perubahan dengan lebih efektif.

a. Kepentingan pribadi
b. Kurangnya pemahaman dan kepercayaan
c. Ketidakpastian
d. Penilaian dan tujuan yang berbeda

Analisis Tumpuan-Bidang

Analisis tumpuan bidang (force-field analysis) berasal dari karya Kurt Lewin, yang
menyataksn bahwa perubahan merupakan hasil dari kompetisi antara kekuatan penggerak dan
kekuatan penahan.

Taktik-taktik Pelaksanaan

a. Komunikasi dan Edukasi


b. Partisipasi
c. Negoisasi
d. Paksaan
e. Dukungan Manajemen Puncak

9
B. MENGELOLA PERUBAHAN DAN INOVASI DI PT JAPFA COMFEED
INDONESIA TBK

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang agri-food terbesar dan ter-integritas di Indonesia. Unit bisnis utama perusahaan
ini yakni pembuatan pakan ternak, pembibitan ayam, pengolahan unggas serta
pembudidayaan pertanian. Keunggulan dari perusahaan ini meliputi integrasi vertikal dan
skala ekonomi. Hal ini dimaksud bahwa perusahaan menjalin hubungan baik antara
operasional yang dilakukan di hulu dengan hilir. Dengan dijaganya hubungan tersebut maka
akan terjamin kualitas produk yang unggul. Di samping itu dengan skala ekonomi, Japfa
menawarkan produk-produk dengan biaya yang terjangkau bagi konsumen Indonesia.

Awal berkembangnya perusahaan ini dimulai pada era tahun 1970-an. Japfa pertama kali
didirikan sejak tahun 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory. Perusahaan ini
merupakan perusahaan patungan yang terjalin antara  PT Perusahaan Dagang & Industri
Ometraco dan  International Graanhandel Thegra NV of the Netherlands. Pada awalnya
perusahaan ini bergerak dalam industri kopra pelet sebagai produk utamanya. Sejak
berdirinya perusahaan terus melakukan ekspansi. Puncaknya yakni perubahan status
perusahaan menjadi perusahaan terbuka seiring dengan pencatatan saham perusahaan di
Bursa Efek Jakarta dan Surabaya sejak Oktober 1989. Dengan dilakukannya penawaran
saham sejak tahun 1990, perusahaan kemudian menjelma menjadi perusahaan yang memiliki
kekuatan finansial dalam sektor pakan ternak.

Japfa terus melakukan pengembangan perusahaan dengan melakukan kerjasama kemitraan


dengan beberapa perusahaan lainnya. Pada era tahun 1990-an, Japfa melakukan akuisisi
strategis dengan empat perusahaan yang bergerak dalam bidang pakan ternak. Perusahaan
tersebut antara lain PT Comfeed Indonesia, PT Ometraco Satwafeed, PT Indopell Raya serta
PT Suri Tani Pemuka. Di samping itu, Japfa juga melakukan proses akuisisi tahap kedua pada
tahun 1992 dengan mengambil alih PT Multibreeder Adirama Indonesia dengan bisnis utama
pembibitan ayam. Tak hanya itu, pada tahun yang sama Japfa juga melakukan
pengambilalihan terhadap PT Ciomas Adisatwa yang bergerak dalam pengolahan unggas
dan  Suri Tani Pemuka dengan budidaya udang. Dengan berbagai rangkaian akuisisi ini
mendukung perusahaan menjadi salah satu perusahaan produsen unggas dan udang terbesar
di Indonesia.

10
Japfa beroperasi dengan didukung oleh beberapa divisi antara lain Divisi Unggas, Divisi
Daging, Divisi Aquaculture dan beberapa divisi bisnis lainnya. Dalam divisi Unggas, Japfa
berperan sebagai salah satu produsen unggas ter-integrasi secara global. Divisi ini
memproduksi pakan unggas, DOC pembibitan dan pengolahan ayam. Tiap tahunnya divisi ini
memberikan kontribusi keuangan sebesar 83% dari penjualan bersih perusahaan. Dalam
divisi Daging, perusahaan beroperasi dalam 3 tahap produksi utama yakni pembibitan,
perawatan, serta pengolahan sapi potong. Divisi ini beroperasi dengan merek "Santori" yang
merupakan peternakan terbesar di Asia. Divisi ini terbagi dalam dua nama, yakni  PT Santosa
Agrindo dan PT Austasia Stockfeed. Sedangkan untuk divisi Aquaculture, Japfa berkembang
dengan budidaya udang lokal yang tumbuh untuk komoditas ekspor. Hingga saat ini Japfa
terus menyebar melalui anak-anak perusahaan serta jaringan produksi yang tersebar di
beberapa kota-kota besar di Indonesia.

Dalam mengelola perubahan dan inovasinya, PT Japfa memiliki beberapa R&D (Reasearch
and Development―Riset dan Pengembangan), yaitu :

1. R&D Teknologi Pakan

Biaya pakan adalah 70% dari seluruh biaya produksi ayam pedaging(Broiler) dan
petelur (Layer). PT Japfa mengerti bahwa persaingan pasar yang semakin ketat
mengharuskan dilakukannya inovasi-inovasi teknologi pakan berbasis R&D yang
berkesinambungan, dalam mengupayakan hasil performa produksi yang optimal.

PT Japfa memiliki sarana infrastruktur R&D pakan ternak terlengkap di tanah air,
yang dilengkapi dengan fasilitas produksi uji coba yang di dirikan hanya dengan satu tujuan –
penelitian dan pengembangan pakan ternak yang berkesinambungan. Seluruh program R&D
PT Japfa terarah pada satu tujuan, yaitu untuk  menghasilkan pakan ternak berperforma
tinggi, yang tepat dan teradaptasi, demi mendukung efisiensi pemeliharaan dan peningkatan
FCR mitra pelanggan PT Japfa.

Penelitian terwacana dan terstruktur mencakup seluruh aspek dari teknologi pakan
dan proses produksinya – terkait dengan ukuran dan tekstur partikel, kadar air dan tingkat
kelembaban, lamanya pakan bertahan di saluran pencernaan, dan penyerapan nutrisi atas
pakan yang terkonsumsi. Untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru maupun pemecahan
masalah secara cepat, kami bekerjasama dengan peneliti dari univeritas-universitas

11
terkemuka baik lokal maupun asing, dengan mengedepankan kerjasama yang sinergis dan
menyeluruh.

Focus terhadap R&D yang berkesinambungan ini juga turut berkontribusi dalam
meningkatkan pengetahuan seputar spesifikasi dan kualitas dari setiap bahan baku yang
berbeda-beda dan mengarahkan mereka untuk dapat mengambil keputusan terbaik dari sisi
pembelian bahan baku dan formulasinya.

2. R&D Nutrisi

Melengkapi penelitian dan pengembangan teknologi pakan berkesinambungan yang PT


Japfa lakukan, mereka juga melakukan studi terkait dengan nutrisi unggas yang menyeluruh
di dalam peternakan eksperimen kami.

Pada setiap penelitian yang mereka lakukan, kami menggunakan populasi ayam pedaging dan
ayam petelur dalam jumlah sampling yang besar dan yang mereka bandingkan antara metode
peternakan kandang terbuka dan tertutup (closed house system) demi menghasilkan data yang
akurat dan teruji. Semua itu mereka lakukan dengan satu tujuan yaitu pembuktian akan
pengaruh unsur-unsur elemen nutrisi pakan dan manajemen  kandang terhadap performa
ternak unggas.

Kerjasama PT Japfa dengan perusahaan feed additives dan universitas-universitas


terkemuka didunia memposisikan PT Japfa secara strategis dan memberikan kami
keunggulan dalam melakukan penelitian dan percobaan formulasi pakan secara intensif dan
menyeluruh dalam menentukan elemen nutrisi dan formulasi yang tepat yang menghasilkan
pakan ternak yang optimal.

Semua hal diatas dilengkapi lebih jauh dengan melakukan percobaan-percobaan yang
mereka simulasikan sesuai dengan kondisi peternakan, iklim, dan lingkungan di Indonesia.
Hal ini mereka lakukan untuk menjelaskan seberapa besar daya serap nutrisi dan performa
yang dapat dicapai pada kandang terbuka dan lingkungan yang beriklim tropis.  Tidaklah
heran jika PT Japfa berada di posisi yang tepat untuk dapat memberikan mitra pelanggannya,
solusi terbaik terkait dengan nutrisi, pakan, sistem ventilasi kandang, program pemberian
pakan, dan teknis penanganan kandang dan unggal yang lainnya. 

3. R&D KesehatanTernak

12
Animal Health adalah bidang penelitian dan pengembangan yang strategis bagi Japfa.

Di satu sisi, meski PT Japfa memiliki peternakan dengan bio sekuritas yang tinggi dan
memenuhi standar Internasional; di sisi lain seperti layaknya semua usaha peternakan di
seluruh dunia, terkadang melawan virus dan bakteri yang secara natural tersebar rmelalui
udara secara menyeluruh bukanlah sesuatu yang memungkinan. Vaksindo adalah subsidiari
berbasis bioteknologi (biotech) yang menjadi pusatriset PT Japfa dalam menghasilkan vaksin
aktif dan non-aktif berbasis riset untuk dunia peternakan ayam dan ternak lainnya.

Vaksindo adalah yang terdepan dalam bidang kesehatan ternak di tanah air –
mempelopori penelitian lokal pertama di Indonesia terkait dengan wabah penyakit pernafasan
unggas di Asia (respiratory diseases in poultry). Secara rutin PT Japfa memantau
evolusipatogen-patogen berbahaya yang berada secara natural di lingkungan dan iklim tropis
melalui sample-sample yang berasal dari peternakan-peternakan di seluruh wilayah
Indonesia. Penelitian dan pemetaan karakteristik virus dan bakteri dari sample-sample
tersebut kemudian mereka lakukan di dalam laboratorium BSL3.

Para peneliti PT Japfa juga berkolaborasi dengan Institusi-institusi terkemuka; baik di


dalam dan di luar negeri, guna melakukan pemetaan dan prediksi DNA yang hasilnya telah
mereka persembahkan kembali untuk Indonesia dalam bentuk lebih dari 40 vaksin ternak
aktif dan non-aktif ternak yang terbaharui. Para operator peternakan ayam khususnya, dapat
memanfaatkan kapabilitias inti PT Japfa ini dengan mengaplikasikan vaksin hasil produksi
pada saat pemesanan DOC yang kemudian di aplikasikan langsung di rumah penetasan DOC
mereka atau di peternakan sesudah pengiriman.

Ketiga R&D tersebut adalah inovasi-inovasi baru yang dikeluarkan oleh PT Japfa
guna menunjang kemajuan perusahaannya. Selain melakukan inovasi di bidang R&D
(Reasearch and Development―Riset dan Pengembangan), PT JAPFA juga memiliki
beberapa sertifikasi, yaitu :

1. ISO 22000:2005

ISO 22000:2005 merupakan sertifikasi di bidang Sistem Manajemen Keamanan Pangan.


Sertifikasi ini diberikan melalui proses audit dari badan/lembaga sertifikator SAI Global.
Pencapaian sertifikasi ISO pada bidang keamanan pangan ini diperoleh Perseroan atas

13
Divisi Peternakan Sapi Potong untuk unit rumah pemotongan hewan yang berlokasi di
Serang, Banten.

2. HALAL MUI

Sertifikat Halal adalah fatwa tertulis yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) melalui pertemuan komisi fatwa yang menyatakan kehalalan suatu produk
berdasarkan proses audit yang dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat dan
Kosmetika, Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).

Sertifikat Halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman LABEL
HALAL pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang. Pengadaan
Sertifikasi Halal pada produk pangan, obat-obat, kosmetika dan produk lainnya bertujuan
untuk memberikan kepastian status kehalalan suatu produk. Selain untuk Rumah Potong
Ayam, Sertifikat Halal MUI diperlukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Nomor
Kontrol Veteriner (NKV) yang diterbitkan oleh Dinas Peternakan Setempat. 

Perseroan telah memperoleh sertifikat Halal atas:

 Divisi Perunggasan – untuk unit Rumah Potong Ayam yang berlokasi di Parung,
Sadang, Pabelan, Bali, Makassar, Balongbenda (Sidoarjo), dan Bati-Bati (Kalimantan
Selatan).
 Divisi Peternakan Sapi Potong untuk unit Rumah Pemotongan Hewan yang berlokasi
di Serang, Banten.
 Divisi Budidaya Perairan untuk unit Processing (Cold Storage) yang berlokasi di
Cirebon.

3. NKV (VETERINARY CONTROL NUMBER)

Nomor Kontrol Veteriner merupakan sertifikat kelayakan usaha pemotongan, pengolahan,


dan pemasaran produk peternakan. NKV sekaligus adalah tanda pemenuhan persyaratan
sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan pangan asal hewan. Sertifikat ini
diterbitkan oleh instansi yang bertanggung jawab menangani unit usaha atau bidang

14
kesehatan masyarakat veteriner. Sebagai salah satu unit usaha produk pangan asal hewan,
rumah potong hewan dan rumah potong unggas wajib memiliki nomor kontrol veteriner.

NKV yang telah diperoleh Perseroan adalah sebagai berikut:

 Divisi Perunggasan – untuk unit Rumah Potong Ayam yang berlokasi di Parung,
Sadang, Pabelan, Bali, Makassar, Balongbenda (Sidoarjo), dan Bati-Bati (Kalimantan
Selatan).
 Divisi Peternakan Sapi Potong untuk unit Rumah Potong Hewan yang berlokasi di
Serang, Banten.

4. GLOBAL G.A.P.

GLOBAL G.A.P adalah lembaga swasta yang menerbitkan standar sertifikasi global
untuk proses produksi di bidang pertanian (termasuk sektor akuakultur).

Isi standardisasi GLOBAL G.A.P dirancang untuk memberikan jaminan bagi konsumen
bahwa pemrosesan bahan pangan tersebut tidak merusak lingkungan, tidak merusak
kondisi pekerja, dan tidak merusak animal welfare.

Sertifikasi GLOBAL G.A.P memberikan panduan bagi Praktik Agriculture yang Baik
atau Good Agriculture Practice (G.A.P) yang dapat diterapkan secara global. Dasarnya
adalah kemitraan setara antara pelaku agrikultur dengan pihak distributor untuk mencapai
standar sertifikasi dan prosedur yang efisien.

PT Indojaya Agrinusa, anak usaha Perseroan, yang berlokasi di Tanjung Morawa, Medan
telah mendapatkan sertifikat GLOBAL G.A.P. Ini membuktikan bahwa PT Indojaya
Agrinusa telah memenuhi persyaratan “Cara Memproduksi Pakan Ikan yang Baik” (Good
Manufacturing Practice).

5. SERTIFIKAT CARA PEMBUATAN OBAT HEWAN YANG BAIK (CPOHB)

15
Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB) adalah pedoman pembuatan obat
hewan bagi industri obat hewan di Indonesia yang bertujuan untuk memastikan bahwa
obat dibuat dan diproses secara konsisten memenuhi persyaratan yang berlaku.

Sertifikat ini diterbitkan oleh Kementerian Pertanian. Anak usaha Perseroan yang telah
memperoleh Sertifikat Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB) adalah:

 PT Vaksindo Satwa Nusantara telah mendapatkan sertifikat ini pada 2006 dan 2011.
Audit oleh tim CPOHB Kementerian Pertanian RI akan dilakukan setiap 2 tahun
sekali dan sertifikasi ulang akan dilakukan setiap 10 tahun sekali.
 PT Agrinusa Jaya Sentosa (AJS) telah mendapatkan sertifikat ini pada 17 Februari
2012. Sertifikasi ulang akan dilakukan setiap 5 tahun sekali.

6. SERTIFIKAT CARA PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK (CPIB)

CPIB merupakan standar sistem mutu pembenihan yang diterapkan untuk manajemen
induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan terkontrol
melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan SNI atau persyaratan teknis
lainnya. Sistem ini memperhatikan unsur biosecurity, traceability, dan food safety.
Sertifikat ini diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya. 

Melalui Divisi Budidaya Perairan, Perseroan memperoleh Sertifikat Cara Pembenihan


Ikan Yang Baik (CPIB) pada:

 Lokasi Pandeglang, Serang, Indramayu, Jembrana, Banyuwangi untuk jenis produk


Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei). Lokasi Banyuwangi dan Carita
(Pandeglang) memperoleh nilai A (Sangat Baik).
 Lokasi Buleleng untuk jenis produk Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii
lacepede) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer).

7. SERTIFIKAT CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB)

16
Sertifikasi CBIB diberikan atas kepatuhan yang dilakukan perusahaan dalam memelihara
dan atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol
sehingga memberikan jaminan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan
sanitasi, pakan obat ikan dan bahan kimia serta bahan biologi. 

Melalui Divisi Budidaya Perairan, Perseroan memperoleh Sertifikat Cara Budidaya Ikan
Yang Baik pada:

 Lokasi Banyuwangi untuk jenis produk Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)


dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer).
 Lokasi Simalungun, Sumatra Utara, untuk jenis budidaya Tilapia (Oreochromis
niloticus).
 Lokasi Buleleng untuk jenis produk Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii
lacepede).

8. SERTIFIKAT CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (BAP)

Untuk menerapkan praktik-praktik akuakultur yang bertanggung jawab, Global


Aquaculture Alliance (GAA) berkoordinasi dengan Best Aquaculture Practices (BAP)
mengeluarkan standar sertifikasi untuk pabrik pakan, pembenihan, pembudidayaan, dan
pabrik pengolahan.

Standar-standar terbaik praktik akuakultur meliputi tanggung jawab lingkungan, tanggung


jawab sosial animal welfare, keamanan pangan, dan mampu telusur. Sertifikasi BAP
menyediakan panduan kuantitatif yang diperlukan untuk mengevaluasi kepatuhan
organisasi pada praktik-praktik akuakultur.

Perseroan berhasil mendapatkan sertifikat BAP untuk lokasi pembudidayaan ikan di


Simalungun, Sumatra Utara, khususnya untuk jenis produk Tilapia (Oreochromis
Niloticus).

9. AQUACULTURE STEWARDSHIP COUNCIL (ASC)

17
Didirikan pada 2010 oleh WWF and IDH (Dutch Sustainable Trade Initiative), ASC
merupakan organisasi non-profit yang bergerak secara independen. Sebagai anggota
organisasi International Social and Environmental Accreditation and Labelling (ISEAL),
ASC merupakan sertifikasi atas standar praktik budidaya perairan yang bertanggung
jawab dan peduli terhadap manusia dan lingkungan. Pihak yang melakukan penilaian
terhadap perolehan sertifikat ini merupakan pihak independen dan dikenal dengan nama
Conformity Assessment Body (CAB).

Pada 2014, CAB IMOswiss AG (IMO) menetapkan bahwa Unit Budidaya Ikan Tilapia
Perseroan yang berlokasi di Simalungun, Sumatra Utara, telah memenuhi seluruh
persyaratan standar dan oleh sebab itu berhak mendapatkan Sertifikat ASC untuk jenis
ikan tilapia.

10. PENGHARGAAN KECELAKAAN NIHIL

Penghargaan Kecelakaan Nihil adalah tanda penghargaan keselamatan dan kesehatan


kerja yang diberikan pemerintah kepada perusahaan yang telah berhasil menerapkan
program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik sehingga tidak terdapat kecelakaan
kerja dalam jangka waktu tertentu. Kecelakaan nihil adalah suatu kondisi tidak terjadi
kecelakaan di tempat kerja yang mengakibatkan pekerja Sementara Tidak Mampu
Bekerja (STMB) selama 2 x 24 jam dan atau menyebabkan terhentinya proses dan atau
rusaknya peralatan tanpa korban jiwa di mana kehilangan waktu kerja tidak melebihi shift
berikutnya pada kurun waktu dan jumlah jam kerja orang tertentu.

Sepanjang 2013 dan 2014, 6 (enam) unit Perseroan telah mendapatkan penghargaan
terkait nihil kecelakaan yaitu:

 Divisi Perunggasan untuk unit pakan ternak yang berlokasi di Gedangan, Sidoarjo dan
Tanjung Morawa, Sumatra Utara, menerima penghargaan Kecelakaan Nihil (zero
accident) dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan Surat Keputusan
No. 150 Tahun 2013 tentang penetapan perusahaan penerima penghargaan kecelakaan
nihil dengan jam kerja nihil kecelakaan sejumlah 4.474.869 jam kerja untuk periode
dari 1 Juli 2004 s.d. 31 Oktober 2012 dan ditetapkan di Jakarta, 22 April 2013.
 Divisi Perunggasan untuk unit pakan ternak yang berlokasi di Makassar dan Cirebon
menerima penghargaan Kecelakaan Nihil (zero accident) dari Kementerian Tenaga

18
Kerja dan Transmigrasi dengan Surat Keputusan No. 167 Tahun 2014 tentang
Penetapan Perusahaan Penerima Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident
Award). Unit Makassar juga memeroleh penghargaan dari Walikota Makassar dengan
Surat Keputusan No. 566-05/235/KEP/I/2014 tanggal 15 Januari 2014 karena berhasil
menerapkan prinsip-prinsip manajemen keselamatan kesehatan kerja sehingga 2 tahun
terakhir, di mana Perseroan berhasil mencapai 1 juta jam kerja tanpa kecelakaan
kerja. 
 Divisi Budidaya Perairan untuk unit pakan ikan dan udang yang berlokasi di Cirebon
menerima penghargaan Kecelakaan Nihil (zero accident) dari Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dengan Surat Keputusan No. 167 Tahun 2014 tentang
penetapan Perusahaan Penerima Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident
Award).

11. PROPER

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) merupakan salah satu upaya
Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk mendorong kepatuhan perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Melalui beberapa kegiatan,
program ini diarahkan untuk mendorong perusahaan menaati peraturan perundang-
undangan melalui insentif dan disinsentif reputasi serta mempertahankan kinerja
lingkungan yang sudah baik dengan menerapkan produksi bersih (cleaner production).

Pemerintah mengapresiasi perusahaan yang berperingkat baik dan memberikan dorongan


kepada perusahaan yang belum berperingkat baik. Saat ini, pelaksanaan PROPER
difokuskan kepada perusahaan yang memenuhi kriteria, antara lain perusahaan yang
berdampak besar terhadap lingkungan hidup, berorientasi ekspor dan/atau produknya
bersinggungan langsung dengan masyarakat, serta perusahaan publik. Berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 180 Tahun 2014
tentang Hasil Penilaian Program Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup Tahun 2013 & 2014, Perseroan mendapatkan Peringkat Biru Untuk
Divisi Perunggasan – Unit Pakan Ternak yang berlokasi di Tangerang, Lampung,
Sidoarjo, Cikande, Sragen, dan untuk Divisi Peternakan Sapi Potong yang berlokasi di
Bekri, Lampung.

19
Melalui penghargaan ini, Perseroan senantiasa berupaya untuk meningkatkan keunggulan
lingkungan (environmental excellence), penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R
(Reuse, Recycle, Reduce), efisiensi energi, konservasi sumber daya dan pelaksanaan
bisnis yang beretika, serta pertanggungjawaban terhadap masyarakat melalui program
pengembangan masyarakat (CSR, PKBL, dsb).

20
BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN

Secara sederhana, kita bisa membagi manajemen perubahan menjadi dua, yaitu
perubahan yang mesti diterapkan dan bagaimana menerapkannya agar bisa sukses. Untuk
mensukseskannya, butuh dua keterampilan khusus untuk mendiagnosa kebutuhan perubahan
dan inovasi, mengaudit kinerja, mengembangkan visi perbaikan, menggambarkan atau
merumuskan strategi baru.

Agar bisa efektif dalam mengelola perubahan dan inovasi, diperlukan kemampuan
untuk menciptakan keterpaduan antara anggota perusahaan, sumber daya, gagasan, peluang,
dan tuntutan-tuntutan. Manajer butuh keterampilan seorang karyawan yang mumpuni dalam
kinerjanya.

Karyawan mesti dibujuk dan dipengaruhi lintas batas antar bagian diseberangi atau
bahkan dihapus, gagasan-gagasan baru mesti diterima, cara kerja baru mesti diadopsi, dan
standar baru kinerja dan kualitas mesti dicapai. Karyawan perlu dukungan agar mampu
mengatasi stres, kecemasan, dan ketidakpastiaan selama proses perubahan dan inovasi.
Namun demikian, kontinuitas dan tradisi memberi stabilitas, support, dan makna bagi pekerja
agar perubahan tersebut mampu menjadikan perusahaan lebih baik dan terkembangkannya
inovasi yang bermutu.

21

Anda mungkin juga menyukai