Anda di halaman 1dari 7

PERCOBAAN V

VITAMIN
A. Tujuan
1. Melakukan tes vit.A dan C secara kuantitatif dan penentuan kadar vit.C dengan
pendekatan statistik untuk range (batas bawah dan atas) kadar.

B. Metode
1. Vitamin A
a. Kualitatif
- Ambil 5 tetes ekstrak telur dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
- Tambahkan 5 mL etanol 96% dan tetesi dengan Antimoni Klorida 0,1 n sebanyak 10
tetes hingga keruh.
- Perhatikan warnanya dengan mengarahkan tabung reaksi ke arah sumber cahaya
fluoreseen (lampu neon).
- Secara kualitatif warna keabu-abuan berarti terdapat Vitamin A.
b. Vitamin C
1) Kualiatif dari buah
- Potong buah apel menjadi kecil,timbang 1 g dan letakkan di mortar.
- Tambahkan 24 mL akuades dan gerus hingga menjadi suspensi.
- Ambil 2 mL dan masukkan ke tabung reaksi yang bersih dan kering
- Teteskan iodine 0,1 N dan CATAT berapa tetes hingga warna berubah?
- Adanya vitamin C ditandai oleh hilangnya warna iodine 0,1 N
2) Kualitatif dari tablet
a) Tes Iodine
- Ambil 1 tablet Vitamin C 100 mg dan letakkan di mortar.
- Tambahkan 50 mL akuades dan gerus hingga larut
- Ambil 1 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering.
- Teteskan iodine 0,1 N CATAT berapa tetes hingga warna berubah.
- Adanya vitamin C ditandai oleh hilangnya warna iodine 0,1 N
b) Tes Fehling
- Ambil reagen Fehling A dan B masing-masing 0,5 mL dan masukkan ke dalam
tabung reaksi yang kering dan bersih.
- Tambahkan 1 mL larutan Vit C (B.2.2.1.) dan jepit tabung reaksinya.
- Nyalakan pembakar spiritus dan lewatkan tabung reaksi di atas api dari ujung ke
ujung lainnya berulang 3 kali.
- Panaskan ujung yang terdapat cairan hingga terjadi perubahan warna.
3) Kuantitatif
- Siapkan Buret 25 atau 50 mL dan isi dengan iodin 0,1 N
- Ambil buah apel dan potong menjadi kecil.
- Timbang 5 g potongan apel dan letakkan di mortar, tambahkan akuades 25 mL dan
gerus hingga menjadi suspensi.
- Pindahkan secara kuantitatif ke labu takar 100 mL dan encerkan dengan akuades
hingga tanda batas, kemudian biarkan mengendap.
- Ambil 50 mL bagian yang jernih dengan pipet volume (seukuran) dan masukan ke
erlenmeyer 250 mL
- Tambahkan akuades 50 mL dan 1 mL pati 1%
- Lakukan titrasi dengan iodin 0,1 N hingga berwarna biru
- Lakukan perhitungan kadar Vitamin C ( Asam askorbat) dengan rumus di bawah
ini :
(V.N)iodin 0,1 N x 176 g/mol x 100 %
Kadar Vit. C (%) =
Berat contoh (mg)
Laporan Praktikum Biokimia Umum
“Vitamin”
Nama : Faradillah Komalasari
NPM : 21901061040
Kelas : B
A. Metode Percobaan
Dibuat diagram alir, diamati dari video dan di dicocokkan dengan metode diatas
1. Metode Pengamatan
a. Vitamin A
•Kualitatif
- Diambil 5 tetes ekstrak telur dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan 5 mL etanol 96% dan ditetesi dengan Antimoni Klorida 0,1 n sebanyak 10 tetes
hingga keruh.
- Diperhatikan warnanya dengan mengarahkan tabung reaksi ke arah sumber cahaya fluoreseen
(lampu neon).
- Secara kualitatif warna keabu-abuan berarti terdapat Vitamin A.

b. Vitamin C
•Kualiatif dari buah
- Dipotong buah apel menjadi kecil, ditimbang 1 g dan diletakkan di mortar.
- Ditambahkan 24 mL akuades dan digerus hingga menjadi suspensi.
- Diambil 2 mL dan dimasukkan ke tabung reaksi yang bersih dan kering
- Deteskan iodine 0,1 N dan dicatat berapa tetes hingga warna berubah.
- Adanya vitamin C ditandai oleh hilangnya warna iodine 0,1 N

•Kualitatif dari tablet


a) Tes Iodine
- Diambil 1 tablet Vitamin C 100 mg dan diletakkan di mortar.
- Diambahkan 50 mL akuades dan digerus hingga larut
- Diambil 1 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering.
- Diteteskan iodine 0,1 N CATAT berapa tetes hingga warna berubah.
- Adanya vitamin C ditandai oleh hilangnya warna iodine 0,1 N

b) Tes Fehling
- Diambil reagen Fehling A dan B masing-masing 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang kering dan bersih.
- Ditambahkan 1 mL larutan Vit C (B.2.2.1.) dan dijepit tabung reaksinya.
- Dinyalakan pembakar spiritus dan dilewatkan tabung reaksi di atas api dari ujung ke
ujung lainnya berulang 3 kali.
- Dipanaskan ujung yang terdapat cairan hingga terjadi perubahan warna.

c. Kuantitatif
- Disiapkan Buret 25 atau 50 mL dan diisi dengan iodin 0,1 N
- Diambil buah apel dan dipotong menjadi kecil.
- Ditimbang 5 g potongan apel dan ldietakkan di mortar, ditambahkan akuades 25 mL dan
digerus hingga menjadi suspensi.
- Dipindahkan secara kuantitatif ke labu takar 100 mL dan diencerkan dengan akuades hingga
tanda batas, kemudian dibiarkan mengendap.
- Diambil 50 mL bagian yang jernih dengan pipet volume (seukuran) dan dimasukan ke
erlenmeyer 250 mL
- Diambahkan akuades 50 mL dan 1 mL pati 1%
- Dilakukan titrasi dengan iodin 0,1 N hingga berwarna biru
- Dilakukan perhitungan kadar Vitamin C ( Asam askorbat) dengan rumus di bawah ini :

(V.N)iodin 0,1 N x 176 g/mol x 100 %


Kadar Vit. C (%) =
Berat contoh (mg)

B. Hasil Pengamatan (dalam bentuk table)


Metode/ perlakuan Hasil
•Kualitatif Vitamin A Berwarna keabu-abuan
Ekstrak telur + 5 mL etanol 96%
+ antimoni klorida 0.1 n
•kualitatif Vitamin C Warna ungu berubah menjadi
Buah apel + iodin warna bening
•Kualitatif dari tablet Warna larutan dari bening
Tes iodine menjadi warna biru violet
Tes fehling a dan b Terbentuk endapan merah bata

Uji kuantitatif
Diketahui:
V iodin = 5,00 (5 mL)
N iodin = 0,01 N
BE = 176 g/mol
Berat sample = 5 g = 5000 mg

Kadar Vit C (%) = (V.N)iodin 0.1 N × 176 g/mol × 100 % / berat (mg)
= (5,00 . 0,01) × 176 g/mol × 100 %
5000 mg
= 0.00176 %

C. Analisis Prosedur
Uji kualitatif
Pada metode pertama dilakukan uji kualitatif pada ekstrak telur untuk mengetahui
kandungan vitamin A yang terdapat pada ekstrak telur. Dari percobaan ini terjadi perubahan
warna keabu-abuan yang menunjukkan adanya vitamin A pada ekstrak telur. Sumber vitamin
A adalah jaringan hewan dan tidak terdapat pada jaringan tanaman.
Pengujian kualitatif pada buah menggunakan apel untuk mengetahui kandungan
vitamin C. Dari praktikum ini terjadi perubahan warna ungu menjadi warna bening yang
menandakan adanya vitamin C pada buah apel (Asmara dan Amunkasi, 2019).

Selanjutnya dilakukan pengujian kualitatif dari table menggunakam uji iodine dan
uji fehling untuk mengetahui kandungan vitamin C. Percobaan analisis kadar vitamin C ini
menggunakan sample jeruk. Perlakuan pertama yang dilakukan adalah pembuatan Filtrat
dari perasan jeruk yang disaring. Fitrah tersebut kemudian diencerkan hingga 100 mil.
Selanjutnya sampel diambil 10 ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan
indikator amilum 1% setelah itu dititrasi dengan larutan iodin 0,01 n. Proses titrasi dilakukan
sampai mencapai titik akhir yaitu perubahan warna dari larutan bening menjadi biru. Titrasi
ini memakai iodium sebagai Oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum
sebagai indikatornya (Fitriana dan Fitri, 2020).
Identifikasi vitamin C dengan pereaksi fehling. Sebanyak 1 mL Larutan Fehling A
dan Fehling B dicampurkan lalu ditambahkan larutan sampel dan larutan baku pembanding
sebanyak 1 mL pula, jika mengandung vitamin C maka terbentuk endapan merah bata
(Chandra, dkk. 2019).

Uji kuantitatif menggunakan titrasi iodium


Titrasi Iodium juga adalah salah satu metode analisis yang dapat digunakan dalam
menghitung kadar Vitamin C. Dimana, suatu larutan vitamin C (asam askorbat) sebagai
reduktor dioksidasi oleh Iodium, sesudah vitamin C dalam sampel habis teroksidasi,
kelebihan Iodium akan segera terdeteksi oleh kelebihan amilum yang dalam suasana basa
berwarna biru muda. Kadar vitamin C dapat diketahui dengan perhitungan 1ml 0,01 N
larutan Iodium = 0,88 mg asam askorbat (Techinamuti dan Pratiwi,
2018).
Dari percobaan ini didapatkan kadar vitamin C dari buah apel sebesar 0.00176%.

D. Pembahasan
1. Jelaskan fungsi Vitamin dalam proses perubahan/metabolisme khususnya golongan
binatang/hewan.
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh untuk
proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh
hewan dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang
dikonsumsi. Vitamin juga memiliki peranan spesifik didalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat
mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi
jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh akan terganggu karena
fungsinya tidak dapat digantikan senyawa lain (Winarno, 1997 dalam Asmara dan
Amungkas ,2019).
Berdasarkan kelarutannya vitamin dibagi dalam kelompok vitamin yang larut air
dan vitamin yang tidak larut air (tetapi larut dalam lemak). Vitamin yang larut lemak adalah
vitamin A, D, E, dan K dan vitamin yang larut air adalah vitamin C dan vitamin B kompleks
seperti tiamin (B1), riboflavin (B2), niasin (B3) atau (asam nikotinat, niasinamida), asam
pantotenat (B5), piridoksin (B6), biotin (B7), asam folat (B9), dan kobalamin (B12) (Deman,
1997 dalam Asmara dan Amungkas, 2019).
Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak
dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan
istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan
mengalami kerabunan.  Sumber vitamin A adalah jaringan hewan dan tidak terdapat pada
jaringan tanaman.
2. Jelaskan prinsip-prinsip penentuan Vitamin C secara Kuantitatif metode volumetri.
Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu cara atau
metode , yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas
yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa maka titran harus bersifat asam dan
sebaliknya. Untuk menghitungnya kadar vitamin C dari metode ini adalah dengan mol
NaOH = mol asam Askorbat (Sastrohamidjojo, 2005 dalam Techinamuti dan Pratiwi, 2018).
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memasukkan sampel ke dalam tabung
erlenmeyer sebanyak 100 mL. Selepas itu, ambil 5mL larutan vitamin C sebagai titran.
Kemudian, teteskan indicator sebanyak 0.15mL. Akhirnya, NaOH sehingga tampak
perubahan warna. Amati perubahan warna dan catatkan volume NaOH. Uji positif timbul
warna kuning ( Pauling, 1970 dalam Techinamuti dan Pratiwi, 2018).

3. Jelaskan hubungan vitamin dan ensim metabolisme zat.


Vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada
dasarnya vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara
normal.
Berdasarkan kelarutanya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok yaitu (1)
vitamin yang larut dalam lemak (2) vitamin yang larut dalam air, karena yang pertama dapat
diekstrasi dari bahan makanan dengan pelarut lemak dan yang terakhir dengan air. Beberapa
vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, yang hanya mengandung unsur-unsur
karbon, hydrogen dan oksigen. Vitamin yang larut dalam air terdiri atas asam askorbat (C)
dan B-komplek (B1 sampai B12), yang selain mengandung unsure-unsur karbon, hydrogen,
oksigen, juga mengandung nitrogen, sulfur atau kobalt. Beberapa vitamin berfungsi langsung
dalam metabolisme penghasilan energy, Jalur metabolisme yang menghasilkan energi untuk
mendukung kerja sel adalah glikolisis, siklus kreb, transport elektron, dan β oksidasi. (Lie,
2004 dalam Kartini, 2015).

E. Kesimpulan
Metode yang digunakan untuk analisis vitamin C dalam sampel bervariasi. Pada analisis
kualitatif, dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi benedict. Pada analisis kuantitatif, terdapat
metode titrasi asam basa, metode iodimetri, metode diklorofenolindofenol (DCIP), metode
spektrofotometri, dan metode DPPH.
Metode spektrofotometri dan titrasi 2,6 D (Dichloroindophenol) jarang dilakukan karena
memerlukan biaya yang mahal. Analisis menggunakan metode asam basa dan iodimetri merupakan
metode yang banyak digunakan karena murah, sederhana, dan tidak memerlukan peralatan
laboratorium yang canggih,

F. Daftar Pustaka

Asmara dan Amungkasi. 2019. Kajian Kinetika Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kadar
Vitamin C Pada Buah Apel Malang (Malus sylvestris). Jurnal Al-Kimia Vo.17 No.1.
Chandra, dkk. 2019. Penetapan Kadar Vitamin C dan B1 Pada Buah Naga Merah (Hylocereus
lemairel) dengan metode spektrofotometri Uv-vis. Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No.1.
STIFARM Padang.

Fitriana dan Fitri. 2020. Analisis Kadar Vitamin C pada Buah Jeruk Menggunakan Metode Titrasi
Iodemetri. Jurnal Sainteks Vol 17, No. 1.
Kartini, S. 2015. Metabolisme Vitamin. Kendari: Universitas Halu Oleo.

Sari dan Widodo. 2019. Vitamin A Ikan Sidat (Anguilla bicolor) Asal Danau Poso Sulawesi
Tengah. Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 3 No.2. Universitas Tadulako.

Techinamuti dan Pratiwi. 2018. Metode Analisis Kadar Vitamin C. Jurnal Farmaka Vol 16 No. 2.
Universitas Padjajaran.

Anda mungkin juga menyukai