Anda di halaman 1dari 31

Aspek Keamanan Obat

dalam Perubahan Penggolongan Obat


pada PMK No. 3 Tahun 2021

Direktur Standardisasi Obat, Narkotika,


Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif
Badan Pengawas Obat dan Makanan

Jakarta, 25 Maret 2021


1.Pendahuluan

2. KajianAspekKeamananObatBadan POM

3. Hasil KajianKeamananObatdalamPMK 3/2021

4.Penutup
1. PENDAHULUAN
Self-Medication
• Pengobatan sendiri dapat didefinisikan sebagai penggunaan obat untuk
mengobati gangguan atau gejala yang didiagnosis sendiri, atau
penggunaan obat yang diresepkan secara intermiten atau terus menerus
untuk penyakit atau gejala kronis atau berulang
• umum dipraktekkan di seluruh dunia baik di negara maju maupun
berkembang dan bahkan mungkin lebih umum daripada penggunaan
obat resep.
• memiliki peran penting dalam perawatan penyakit ringan seperti
ditekankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1978
dalam inisiatif “Kesehatan untuk semua tahun 2000”, yang diterapkan di
banyak negara di dunia
• Peran regulator penting untuk mendukung terutama ketika obat-obatan
menjadi deregulasi dan berubah dari status resep menjadi dijual bebas
(OTC).
Proses berubahnya golongan obat dari satu golongan
ke golongan yang lain. Perubahan penggolongan
Perubahan dilakukan atas dasar pertimbangan manfaat-resiko
Penggolongan
Obat Resiko lebih tinggi ke lebih rendah

Resiko lebih rendah ke lebih tinggi

Permohonan
Industri Farmasi
Pengajuan perubahan
penggolongan obat
InisiasiPemerintah
Regulasi
Perubahan Penggolongan Obat

KMK No. 925/Menkes/Per/X/1993


tentang Daftar Perubahan Golongan Obat No. 1

KMK No. 1527/Menkes/SK/XII/1997


tentang Daftar Perubahan Golongan Obat No. 2

KMK No. 1175/Menkes/SK/X/1999


tentang Daftar Perubahan Golongan Obat No. 3
Latar Belakang Penyusunan Permenkes 3/2021
01 Penyesuaian 02 Usulan perubahan 03 Simplifikasi
Peraturan dengan penggolongan regulasi
perkembangan obat yang
kebutuhan hukum diterima
dan Iptek
2. KAJIAN ASPEK KEAMANAN OBAT BADAN POM
Kajian Aspek Keamanan Badan POM (1)

USA Eropa Jepang


• Status Peredaran di Indonesia Terutama
dan negara lain negara reliance
1.
Australia Kanada
❑ Farmakologi
• Kajian data non klinik obat ❑ Toksikologi
2.
❑ Farmakodinamik ❑ Keamanan klinik
❑ Farmakokinetik ❑ Farmakovigilans
• Kajian data klinik obat ❑ Studi penentuan dosis
3.
❑ Efikasi

a. Keamanan obat secara umum


• Pertimbangankhususuntukpe b. Kemampuan diagnosis mandiri pasien dan kemungkinan salah
rubahandariObatKerasmenja diagnosis
4. diObatBebas c. Kemudahan penggunaan dan kemungkinan penggunaan obat
yang salah.
d. Kemungkinan penyalahgunaan obat
Kajian Aspek Keamanan Badan POM (2)
Berdasarkan Permenkes No. 919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat yang
Dapat Diserahkan Tanpa Resep, Obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter
harus memenuhi kriteria :
• Tidakdikontraindikasikanuntuk penggunaan pada
1. wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang
tua di atas 65 tahun

2. • Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak


memberikan risiko pada kelanjutan penyakit

3. • Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat


khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

4. • Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang


prevalensinya tinggi di Indonesia

• Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang


5. dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan
sendiri
3. HASIL KAJIAN KEAMANAN OBAT
DALAM PMK 3/2021
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (1)
1. Perubahan Penggolongan Obat
PERUBAHAN PENGGOLONGAN OBAT NAMA GENERIK OBAT HASIL KAJIAN ASPEK KEAMANAN OBAT

1. Terbinafine ● Obat beredar di negara lain sebagai OTC atau


2. Famotidine Obat Tanpa Resep Dokter
3. Diclofenac diethylamine ● Memiliki profil keamanan yang baik (efek
4. Selenium sulfide samping ringan dan sementara)
Menjadi 5. Piroxicam ● Pembatasan dilakukan terhadap bentuk sediaan,
6. N-Acetylcysteine kadar, dan/atau kemasan sesuai dengan yang
Obat Keras Obat Bebas 7. Bifonazole disetujui Badan POM
Terbatas 8. Cetirizine
9. Loratadine
10.Fexofenadine HCl

Menjadi
11. Tolnaftate
Obat Bebas Obat Bebas
Terbatas

12. Lidocaine ● Obat beredar di negara lain sebagai Obat Keras


13. Benzocaine ● Dapat menyebabkan methemoglobinemia,
Menjadi
sehingga penggunaannya harus dibatasi dan
dibawah pengawasan tenaga kesehatan.
Obat Bebas Obat Keras
Terbatas
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (1)
2. Perubahan Pembatasan Obat
PERUBAHAN PEMBATASAN OBAT NAMA GENERIK OBAT HASIL KAJIAN ASPEK KEAMANAN OBAT

1. Docusate Sodium ● Obat beredar di negara lain sebagai


2. Ranitidine OTC atau Obat Tanpa Resep Dokter
● Memiliki profil keamanan yang baik
Obat Bebas (efek samping ringan dan
sementara)
● Pembatasan dilakukan terhadap
bentuk sediaan, kadar, dan/ atau
kemasan sesuai dengan yang
disetujui Badan POM
1. Bromhexine
2. Diphenhydramine
3. Ibuprofen
4. Mebendazole
5. Ketoconazole
6. Tioconazole
Obat Bebas Terbatas 7. Benzoyl peroxide
8. Dexpanthenol
9. Triprolidine
10.Dexbrompheniramine Maleate
11.Theophylline
12.Aminophylline
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (14)
3. Perubahan Kategori Obat
NO ZAT AKTIF KATEGORI KATEGORI BARU HASIL KAJIAN

1 Vitamin E Obat Bebas Terbatas Suplemen Kesehatan Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan RI No.HK.00.05.23.3644 tentang Ketentuan
Pokok Pengawasan Suplemen makanan, Vitamin E yang
beredar di Indonesia termasuk dalam suplemen
kesehatan
2 Cetrimide Obat Bebas Terbatas Alat Kesehatan/ Terdaftar sebagai Alat Kesehatan/ Perbekalan Kesehatan
Perbekalan Rumah Tangga (Alkes/PKRT) di Kementerian Kesehatan
Kesehatan Rumah
Tangga (Alkes/PKRT)
3 Chlorhexidin Obat Bebas Alat Kesehatan/ Terdaftar sebagai Alat Kesehatan/ Perbekalan Kesehatan
Perbekalan Rumah Tangga (Alkes/PKRT) di Kementerian Kesehatan
Kesehatan Rumah
Tangga (Alkes/PKRT)
3. PENUTUP
Penutup

• Perubahan dari status resep menjadi dijual bebas (OTC) adalah suatu
bentuk deregulasi yang akan mendukung pengobatan sendiri (self-
medication) terutama dalam perawatan penyakit ringan atau
penyakit kronis/berulang,
• Badan POM melakukan kajian meliputi perkembangan status
peredaran di negara lain, profil keamanan obat dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Melalui penilaian kembali penggolongan obat yang beredar
diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap obat
yang berkhasiat, aman, dan bermutu.
• Diperlukan adanya kerja sama yang baik antara Pemerintah, pelaku
usaha, dan asosiasi profesi dalam untuk tetap melakukan edukasi
kepada masyarakat dalam pelaksanaan PMK No. 3 Tahun 2021.
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (1)
1. Perubahan Penggolongan Obat Menjadi

Obat Keras Obat Bebas Terbatas

NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN

1 Terbinafine • Sediaan topikal untuk kulit 1. Sediaan topikal 1% beredar di negara lain sebagai OTC dan
• Kadar ≤ 1%, kemasan tidak Obat Resep.
lebih dari tube 10 g 2. Memiliki profil keamanan yang baik (efek samping ringan).

2 Famotidine Tablet, kapsul ≤10 mg, 1. Beredar di negara lain sebagai OTC.
kemasan tidak lebih dari 10 2. Memiliki profil keamanan yang baik (efek samping ringan).
tablet, Kapsul
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (2)
1. Perubahan Penggolongan Obat Menjadi

Obat Keras Obat Bebas Terbatas


NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN

3 Diclofenac diethylamine Sediaan topikal, kadar ≤1% 1. Terdaftar di Indonesia dalam bentuk sediaan topikal.
2. Beredar di negara lain sebagai OTC.
3. Profil keamanan relatif sama dengan NSAID lainnya.
4 Selenium Sulfide • Sediaan topikal untuk ketombe 1. Terdaftar di Indonesia sebagai Obat Keras (cairan obat luar
• Kadar > 1 % dan tidak lebih dari 2,5%) dan Obat Bebas Terbatas (shampoo 1,8%).
2,5% 2. Sediaan shampoo/lotion 2,5% beredar di negara lain
sebagai Obat Keras dan OTC.
3. Memiliki profil keamanan yang baik (tidak ada laporan
terjadinya alergi kulit, toksisitas, dan karsinogen).
5 Piroxicam Sediaan topikal, kadar ≤ 0,5% 1. Obat sejenis dengan kelas terapi (NSAIDs) dan bentuk
sediaan (topikal) yang sama terdaftar sebagai OTC
(Diklofenak Dietilamin Emulgel 1%).
2. Sediaan topikal beredar di negara lain sebagai Obat Keras
dan OTC.
3. Memiliki profil keamanan yang baik (sebagian besar efek
samping berupa iritasi lokal ringan atau sedang).
6 N-Acetylcysteine • Sediaan topikal, kadar ≤ 0,5% 1. Beredar di negara lain sebagai OTC.
• Sediaan oral, kadar ≤ 200 mg 2. Memiliki profil keamanan yang baik (efek samping ringan).
per takaran
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (3)
1. Perubahan Penggolongan Obat Menjadi

Obat Keras Obat Bebas Terbatas


NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN

7 Bifonazole • Sebagai obat luar untuk 1. Terdaftar di Indonesia dalam bentuk sediaan topikal.
infeksi jamur 2. Beredar di negara lain sebagai Obat Keras (kemasan tube 35
• Kadar ≤ 1%, kemasan tidak g) dan OTC (kemasan tube 15-20 g).
lebih dari tube 15 g & botol 3. Memiliki profil keamanan yang baik (kejadian efek samping
15 ml yang jarang).

8 Cetirizine • Tablet, kapsul kadar ≤ 10 mg, 1. Merupakan antihistamin generasi kedua yang lebih aman dan
kemasan tidak lebih dari 10 efektif dibandingkan generasi sebelumnya.
tablet, kapsul 2. Terdaftar di Indonesia dalam bentuk kapsul dan sirup.
• Sirup kadar ≤ 5 mg/5 ml, 3. Beredar di negara lain sebagai OTC.
kemasan tidak lebih dari 60 4. Memiliki profil keamanan yang baik (efek samping lemah dan
ml bersifat sementara).
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (4)
1. Perubahan Penggolongan Obat Menjadi

Obat Keras Obat Bebas Terbatas


NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN

9 Loratadine • Tablet, kapsul kadar ≤ 10 mg, 1. Terdaftar di Indonesia dalam bentuk tablet dan sirup.
kemasan tidak lebih dari 10 2. Beredar di negara lain sebagai OTC di negara USA,
tablet, kapsul Australia, Kanada, Ingggris, dan Swiss.
• Sirup kadar ≤ 5 mg/5 ml,
3. Memiliki profil keamanan yang baik (efek samping
kemasan tidak lebih dari 60
ml umumnya bersifat ringan dan sementara).

10 Fexofenadine HCl Tablet, Kadar ≤ 60 mg, kemasan 1. Beredar di negara lain sebagai Obat Tanpa Resep Dokter.
tidak lebih dari 10 tablet, 2. Efektifitas obat jelas dan keamanannya sepadan dengan
indikasi hanya untuk allergic Cetirizine.
rhinitis, serta penggunaan
3. Memiliki profil keamanan yang baik (efek samping
untuk dewasa dan anak diatas
12 tahun ringan).
4. Pembatasan dilakukan berdasarkan pada keamanan,
dosis, dan indikasi.
11 Tolnaftate Sebagai obat luar untuk infeksi 1. Beredar di negara lain sebagai Obat Tanpa Resep Dokter.
jamur lokal, kadar ≤1% 2. Memiliki profil keamanan yang baik (efek samping
ringan).
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (5)
1. Perubahan Penggolongan Obat Menjadi

Obat Bebas Terbatas Obat Keras

NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN


12. Lidocaine - Dapat menyebabkan methemoglobinemia sehingga penggunaannya
harus dibatasi dan dibawah pengawasan tenaga kesehatan.

13. Benzocaine - Dapat menyebabkan methemoglobinemia sehingga penggunaannya


harus dibatasi dan dibawah pengawasan tenaga kesehatan.
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (6)
2. Perubahan Pembatasan Obat

NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN


1 Bromhexine Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Sediaan tablet dan sirup beredar di negara lain sebagai Obat
• Tablet, kapsul ≤ 8 mg, Tanpa Resep dan Obat Keras.
kemasan tidak lebih dari 10 2. Pembatasan dilakukan terhadap kadar dan kemasan sesuai
tablet, kapsul
dengan posologi yang disetujui Badan POM.
• Sirup, suspensi ≤ 4 mg/5ml,
kemasan tidak lebih dari 60
ml
2 Diphenhydramine Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Beredar di negara lain sebagai Obat Tanpa Resep Dokter.
• Tablet, kapsul ≤ 25 mg, 2. Pembatasan dilakukan terhadap kadar dan kemasan sesuai
kemasan tidak lebih dari 10 dengan posologi yang disetujui Badan POM dan untuk mengurangi
tablet, kapsul
potensi penyalahgunaan obat.
• Sirup, suspensi ≤ 12,5 mg/5
ml, kemasan tidak lebih dari 3. Memiliki profil keamanan yang baik (tidak ada laporan efek
60 ml samping yang fatal).
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (7)
2. Perubahan Pembatasan Obat
NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN

3 Docusate Sodium Sebagai Obat Bebas 1. Sediaan kapsul 100 mg dan tetes telinga 0,5% beredar di
Sediaan oral: Tablet, kapsul: <100 mg, negara lain sebagai Obat Tanpa Resep Dokter.
kemasan tidak lebih dari 6 tablet, kapsul. 2. Pembatasan dilakukan terhadap kadar dan kemasan
Dalam hal kapsul 100 mg termasuk obat
sesuai dengan posologi yang disetujui Badan POM
bebas terbatas.
3. Memiliki profil keamanan yang baik (efek samping
Tetes telinga: ringan).
• Kadar ≤ 0,5%
• Tidak boleh dipakai lebih dari 2 hari
berturut-turut
• Tidak boleh untuk perforasi (pecahnya
gendang telinga)
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (8)
2. Perubahan Pembatasan Obat
NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN

4 Ibuprofen Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Beredar di negara lain sebagai Obat Tanpa Resep Dokter
• Tablet, kapsul: ≤ 200 mg, kemasan tidak (kadar 50-200 mg) dan Obat Keras (kadar 400-800 mg).
lebih dari 10 tablet, kapsul 2. Pembatasan dilakukan terhadap kadar dan kemasan
• Sirup, suspensi ≤ 100 mg/5ml, kemasan
sesuai dengan posologi yang disetujui Badan POM
tidak lebih dari 60 ml
3. Memiliki profil keamanan yang baik (efek samping
ringan).
5 Mebendazole Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Terdaftar di negara lain sebagai Obat Resep dan OTC.
• Tablet, kapsul ≤ 500 mg 2. Memiliki profil keamanan yang baik (efek samping ringan
• Sirup, suspensi ≤ 100 mg/5 ml, kemasan dan bersifat sementara).
tidak lebih dari 30 ml 3. Pembatasan dilakukan terhadap kadar dan kemasan
sesuai dengan posologi yang disetujui Badan POM.
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (9)
2. Perubahan Pembatasan Obat
NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN
6 Ketoconazole Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Beredar di negara lain sebagai Obat Resep (sediaan oral) dan
Sebagai obat luar untuk infeksi jamur OTC (sediaan topikal <2%).
lokal, kadar < 2% 2. Pembatasan dilakukan terhadap bentuk sediaan dan kadar
sesuai dengan produk yang telah disetujui Badan POM

7 Tioconazole Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Beredar di negara lain sebagai Obat Resep dan OTC.
Sebagai obat luar untuk infeksi jamur 2. Memiliki profil keamanan yang baik.
lokal, kadar < 2% 3. Pembatasan dilakukan terhadap bentuk sediaan dan kadar
sesuai dengan produk yang telah disetujui Badan POM.

8 Benzoyl peroxide Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Beredar di negara lain sebagai Obat Tanpa Resep Dokter.
• Sediaan topikal untuk acne (jerawat) 2. Memiliki profil keamanan yang baik.
• Kadar ≤ 10%, kemasan tidak lebih 3. Pembatasan dilakukan terhadap bentuk sediaan dan kadar
dari tube 5 g sesuai dengan produk yang telah disetujui Badan POM.
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (10)
2. Perubahan Pembatasan Obat
NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN

9 Dexpanthenol Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Beredar di negara lain sebagai OTC.
Sediaan topikal untuk kulit, kadar 2. Memiliki profil keamanan yang baik.
< 5% 3. Pembatasan dilakukan terhadap bentuk sediaan dan kadar
sesuai dengan produk yang telah disetujui Badan POM.

10 Ranitidine Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Beredar di negara lain sebagai Obat Keras dan Obat Tanpa
• Tablet ≤ 75 mg, kemasan tidak Resep Dokter.
lebih dari 10 tablet 2. Memiliki profil keamanan yang baik.
• Sirup ≤ 75 mg/5 ml, kemasan 3. Pembatasan dilakukan terhadap kadar dan kemasan sesuai
tidak lebih dari 30 ml. Hanya dengan posologi yang disetujui Badan POM
untuk dewasa dan anak lebih
dari 12 tahun

11 Triprolidine Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Sediaan berupa kombinasi dengan Pseudoephedrine 30 mg
Kombinasi tripolidine dengan beredar di negara lain sebagai Obat Tanpa Resep Dokter.
pseudoephedrine, dengan kadar 2. Pembatasan dilakukan terhadap kadar sesuai dengan
pseudoephedrine ≤ 30 mg per produk yang telah disetujui Badan POM.
takaran
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (11)
2. Perubahan Pembatasan Obat
NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN

12 Dexbrompheniramine Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Merupakan bentuk dextrorotatory isomer dari
maleate • Tablet ≤ 2 mg, kemasan tidak Brompheniramine.
lebih dari 20 tablet. 2. Memiliki profil keamanan yang baik.
• Sirup ≤ 2 mg/5 ml, kemasan 3. Pembatasan dilakukan terhadap kadar dan kemasan sesuai
tidak lebih dari 60 ml dengan posologi dari Brompheniramine yang disetujui Badan
POM.

13 Theophylline Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Beredar di negara lain sebagai Obat Keras.
Penggunaan tidak lebih dari 1 2. Badan POM telah merekomendasikan untuk digolongkan
tablet per kali, maksimum 2 kali sebagai Obat Keras, dengan mempertimbangkan status
sehari. Kadar ≤ 150 mg pertablet, peredaran di negara lain, indeks terapi obat yang sempit,
kemasan tidak lebih dari 4 tablet. serta banyaknya kasus penyalahgunaan sebagai prekursor
narkotika (kombinasi dengan Ephedrine). Selain itu,
terdapat obat sejenis yang dapat diperoleh di Apotek
sebagai Obat Wajib Apotek (Salbutamol).
3. Namun, berdasarkan hasil rapat dengan tim ahli
Kementerian Kesehatan, dengan pertimbangan belum
adanya obat sejenis yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter, maka diputuskan untuk tetap memasukkan ke
dalam Obat Bebas Terbatas dengan pembatasan.
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (12)
2. Perubahan Pembatasan Obat
NO NAMA GENERIK OBAT PEMBATASAN HASIL KAJIAN

14 Aminophylline Sebagai Obat Bebas Terbatas 1. Beredar di negara lain sebagai Obat Keras.
Penggunaan tidak lebih dari 1 tablet 2. Badan POM telah merekomendasikan untuk digolongkan
per kali, maksimum 2 kali sehari. sebagai Obat Keras, dengan mempertimbangkan status
Kadar ≤ 150 mg pertablet, kemasan peredaran di negara lain dan indeks terapi obat yang sempit.
tidak lebih dari 4 tablet. Selain itu, terdapat obat sejenis yang dapat diperoleh di
Apotek sebagai Obat Wajib Apotek (Salbutamol).
3. Namun, berdasarkan hasil rapat dengan tim ahli
Kementerian Kesehatan, dengan pertimbangan belum
adanya obat sejenis yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter, maka diputuskan untuk tetap memasukkan ke dalam
Obat Bebas Terbatas dengan pembatasan.
Hasil Kajian Keamanan Obat
PMK No. 3 Tahun 2021 - Lampiran Daftar Obat (13)
3. Perubahan Kategori Obat
NO ZAT AKTIF Kategori Kategori Baru Hasil Kajian

1 Vitamin E Obat Bebas Terbatas Suplemen Kesehatan Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan RI No.HK.00.05.23.3644 tentang Ketentuan
Pokok Pengawasan Suplemen makanan, Vitamin E yang
beredar di Indonesia termasuk dalam suplemen
kesehatan
2 Cetrimide Obat Bebas Terbatas Alat Kesehatan/ Terdaftar sebagai Alat Kesehatan/ Perbekalan Kesehatan
Perbekalan Rumah Tangga (Alkes/PKRT) di Kementerian Kesehatan
Kesehatan Rumah
Tangga (Alkes/PKRT)
3 Chlorhexidin Obat Bebas Alat Kesehatan/ Terdaftar sebagai Alat Kesehatan/ Perbekalan Kesehatan
Perbekalan Rumah Tangga (Alkes/PKRT) di Kementerian Kesehatan
Kesehatan Rumah
Tangga (Alkes/PKRT)
Pengaturan mengenai Penggolongan Obat
• Ordonansi Obat Keras (Staatsblad. 1949 No.419)
• PMK No. 633/1962 tentang Daftar Obat Keras
• KMK No. 642/Ph/62/b tentang Daftar Obat Bebas Terbatas No. 1
• KMK No. 2193/Dir_Jend/SK/67 tentang Daftar Obat Bebas Terbatas No. 2
• KMK No. 6627/73 tentang Daftar Obat Bebas Terbatas
• KMK No. 8904/73 tentang Pencabutan dan Pembatalan KMK No. 6627/73
tentang Daftar Obat Bebas Terbatas
• KMK No.680/E/SK/76 tentang Daftar Obat Bebas Terbatas
• PMK No. 919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat
Diserahkan Tanpa Resep Dokter
• KMK No. 925/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Perubahan Golongan
Obat No. 1
• KMK No. 1527/Menkes/SK/XII/1997 tentang Daftar Perubahan Golongan
Obat No. 2
• KMK No. 1175/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Perubahan Golongan
Obat No. 3

Anda mungkin juga menyukai