Anda di halaman 1dari 5

10. a.

penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbadan
hukum maupun badan usaha yang non badan hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan

Penanaman modal asing wajib dilakukan dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Sebagaimana
dimuat dalam pasal 5 UU no. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

b. Pemberian hak atas tanah dalam rangka penanaman modal asing dapat berupa:

1. Hak Guna Usaha (HGU)

2. Hak Guna Bangunan (HGB)

3. Hak Pakai

c. dasar hukum penanaman modal adala UU No. 25 tahun 2007 trntang penanaman modal, yang
mencabut UU no 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan seluruh perubahannya serta
mencabut UU no. 6 tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri

d. sesuai dengan ketentuan pasal 12 ayat (1) UU No. 25 tahun 2007 bidang usaha yang tertutup bagi
penanam modal asing adalah:

1. produksi senjata, meisu, alat peledak, dan peralatan perang, dan

2. bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup oleh undang-undang

Jadi yang terbuka adalah selain itu dan: (1) pembibitan dan pembudidayaan ayam dengan
persilangannya, (2) pemanfaatan sumber daya genetik pertanian, (3)industry makanan olahan dari biji-
bijian, sagu, melinjo dan kopra, (4) jasa kebersihan swasta, (5) jasa wisata, (6) jasa layanan multimedia
dan akses internet (7) perusahaan agen asuransi, (8) industry farmasi, (9)jasa konsultasi keamanan

e. Penempatan tenaga kerja asing dapat dilakukan setelah pengajuan rencana penggunaan tenaga kerja
asing (RPTKA) disetujui oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan mengeluarkan izin
penggunaan tenaga kerja asing. Untuk dapat bekerja di Indonesia, tenaga kerja asing tersebut harus
mempunyai izin tinggal terbatas (KITAS) yang terlebih dahulu harus mempunyai visa untuk bekerja di
Indonesia atas nama tenaga kerja asing yang bersangkutan untuk dikeluarkan izinnya oleh Direktorat
Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
9. a. perbedaan emiten dan perusahaan public

emiten Perusahaan publik


Emiten melakukan penawaran umum dan pada Perusahaan public belum tentu telah melakukan
gilirannya sahamnya aktif diperdagangkan di penawaran umum atau memperdagangkan
bursa sahamnya di bursa
dapat berupa orang perseorangan, perusahaan, Berupa perusahaan terbatas
usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang
terorganisasi
Menjual obligasi saja, saham saja, maupun saham tidak menjual obligasi saja kepada publik
dan obligasi

b. prinsip keterbukaan

menurut pasal 1 angka 25 UUPM, prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan
emiten, perusahaan public, dan pihak lain yang tunduk pada UUPM untuk memberikan informasi
kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material (informasi yang berasal dari
emiten) mengenai usahanya atau efeknya yang dapat mempengaruhi penilaian pemodal atas efek
yang dimaksud atau harga efek tersebut

c.yang dimaksud profesi penunjang pasar modal adalah pihak-pihak yang memiliki tugas melakukan
pekerjaan membantu emiten dalam mewujudkan penerapan prinsip-prinsip keterbukaan di pasar
modal.

yang termasuk profesi penunjang pasar modal adalah:

1. Akuntan ->bertanggung jawab atas kewajaran laporan keuangan


2. Konsultan hukum -> memberi pendapat dari segi hukum mengenai keadaan perusahaan emiten
3. Penilai -> memberi penilaian atas aset emiten
4. Notaris -> pejabat umum yang berwenang membuat perjanjian dalam kaitan penawaran umum

e. bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek
diantara mereka

f. insider trading

8. a. konsumen akhir= pemakai, pengguna, pemanfaat barang/jasa untuk kepentingan diri sendiri,
keluarga, rumah tangga, orang/makhluk lain dan tidak untuk tujuan diperdagangkan kembali (UUPK
pasal 1 butir 2), UUPK- UU N0. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Pelaku usaha= pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan. Baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum, yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan di
wilayah hukum RI baik sendiri maupun bersama sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan
usaha dalam berbagai tindakan ekonomi (pasal 1 butir 3 UUPK

a yang dimaksud perjanjian baku adalah kontrak yang berbentuk tertulis yang telah digandakan berupa
formulir-formulir, yang isinya sudah distandarisasi atau dibakukan terlebih dahulu secara sepihak oleh
pihak yang menawarkan serta ditawarkan secara massal, tanpa mempertimbangkan perbedaan kondisi
yang dimiliki konsumen

menurut UU No 8 tahun 1999= klausula baku sebagai aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha atau penyalur produk
yang dituangkan dalam suatu dokumen dan atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh
konsumen

b. Jika kita teliti UUPK terutama Psl 18, sebenarnya kontrak standar masih dibenarkan. Namun, UUPK
melarang dengan tegas kontrak standar yang isinya mengalihkan tanggungjawab pelaku usaha alias
pihak produsen atau penyalur/penjual

c. perbedaan dan persamaan legal standing & class action

7. a. teori per-se illegal: setiap pelaksanaan tindakan yang dilarang akan bertentangan dengan hukum
yang berlaku. Sehingga jika pelaku melakukan tindakan yang dilarang maka otomatis telah melakukan
tindakan yang bertentangan dengan hukum

Teori rule of reason: jika pelaku melakukan tindakan tersebut, masih akan dilihat seberapa jauh tindakan
itu merupakan monopoli atau menghambat persaingan usaha. Jika ternyata tidak terjadi monopoli di
pasar menghambat persaingan usaha, maka tindakan itu tidak bertentangan dengan hukum

b. cara penyelesaian sengketa perkara persaingan usaha

Prosedur penanganan perkara persaingan usaha oleh KPPU meliputi penyidikan, penuntutan,
konsultasi, pemeriksaan, mengadili, memutus perkara dan sampai pada eksekusi sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Anti Monopoli dan Peraturan Komisi No. 1 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Penanganan Perkara serta Perma No.3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum
Keberatan terhadap Putusan KPPU sampai pada pengajuan kasasi dan peninjauan kembali sekalipun
tidak diatur dalam UU No.5/1999 maka acuan dan dasar yang digunakan ialah Undang-Undang No. 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Dengan demikian hukum acara persaingan usaha tunduk
pada ketentuan-ketentuan dalam HIR dan sumber hukum acara perdata secara umum.

c. tugas kppu

1. melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya monopoli atau
persaingan usaha tidak sehat
2.melakukan penilaian kegiatan usaha atau tidnakan pelaku yang mengakbatkan --------“---------

3. melakukan penilaian terhadap tindakan pelaku usaha atau adanya tindak penyalahgunaan dominan
yang mengakibatkan -----------“-----------

4. memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
monopoli dan PUTS

5. menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan UU

6 memberikan laporan secara berkala atas hasi kerja kepada presiden dan DPR

d. sesuai dengan pasal 47 UU No. 5/1999, KPPU hanya dapat menjatuhkan sanksi administrative.
Terdapat sanksi pidana namun yang berwenang menjatuhkan sanksi pidana adalah pejabat umum yang
berwenang seperti kepolisian, kejaksaan dan pengadilan negeri

5. a. kepailitan adaah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang dilakukan oleh curator
dibawah pengawasan hakim pengawas. Dasar hukumnya dalah pasal 1 diktum 1 Undang-undang
no 37 tahun 2004

perbedaan kepailitan dengan PKPU

kepailitan PKPU
1. tidak ada batasan waktu mengenai mengenal batasan waktu PKPU dan
penyelesaian kepailitan setelah perpanjangannya hanya dapat dilakukan
putusan pailit tidak lebih dari 270 hari setelah putusan
PKPU sementara dijatuhkan
2. debitor tidak dapat menguasai atau Debitor masih dapat mengurus hartanya
mengurus hartanya dengan persetujuan pengurus
3. yang mengurus harta dinamakan Yang mengurus harta dinamkan pengurus
kurator

b. syarat-syarat kepailitan = pasal 2 uu no 37 tahun 2004

1. adanya debitor yang tidak membayar hutang


2. adanya lebih dari satu kreditor
3. adanya lebih dari satu hutang
4. minimal satu hutang telah jatuh tempo
5. minimal satu hutang telah dapat ditagih
6. yang mengajukan permohonan pailit adalah yang berwenang yaitu;
1. debitor itu sendiri
2. satu atau lebih kreditur
3. jaksa demi kepentingan umum
4. bank Indonesia apabila debitornya adalah bank
5. BAPEPEM apabila debitornya adalah perusahaan efek
6. Menteri keuangan apabila debitornya adalah perusahaan asuransi, perushaan
reasuransi, dana pensiun, BUMN yang bergerak di kepentingan umum

7. pernyataan pailit diputus oleh pengadilan niaga

c. apakah yang dimaksud PT dan bagaimana prosedur pendirian pt

menurut pasal 1 angka (1) UUPT: perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh UU ini serta
peraturan pelaksanaannya

prosedur pendirian PT= 4P: 1.pendirian 2.pengesahan 3. Pendaftaran 4. Pengunguman

d. apa itu firma dan cv serta dasar hukumnya, perbedaan firma dan cv

menurut pasal 16 KUHD yang dimaksud persekutuan firma adalah setiap persekutuan perdata yang
didirikan untuk menjalankan perusahaan dibawah satu nama bersama

cv adalah suatu persekutuan firma dalam bentuk khusus (pasal 19 ayat (1) dan (2) KUHD)

perbedaan firma & cv

firma cv
Syarat pembentukan firma diatur jelas dalam Syarat pembentukan CV tidak diatur jelas dalam
KUHD KUHD
Nama firma harus diambil dari nama sekutunya Nama cv tidak boelh dari nama sekutu
Terdiri dari satu sekutu saja yang berkedudukan Terdiri dari dua sekutu yaitu sekutu
sebagai sekutu komplementer komplementer dan sekutu komanditer
Tanggung jawab persekutuan adalah renteng Tanggung jawab persekutuan komanditer hanya
sampai harta kekayaan pribadi seluruh perikatan sebatas modalnya saja, sedangkan tanggung
persekutuan jawab sekutu komplementer adalah renteng
Kepailitan bagi persekutuan dalam fa berkakibat Hanya sekutu komplementer yang dapat
sekutu ikut pailit dpailitkan, sekutu komanditer tidak dapat
dipailitkan

Anda mungkin juga menyukai