Anda di halaman 1dari 6

Nama : Etika Yulia Putri

Nim : 205101030008
Kelas : Mpi C4
Matkul: Manajemen Pendidikan Islam
Resume materi dari pertemuan ke 3-8

Pertemuan ke 3
Pendidikan Manajemen pendidikan Dan tantangan Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan tidak akan pernah bisa lepas dari empat tantangan besar yang
kompleks yaitu Tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, Tantangan untuk melakukan
pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan)
struktur masyarakat, Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, dan munculnya
kolonoalisme politik.Proses Pendekatan Operasional.
Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” Pengelolaan,
sedangkan pelaksananya disebut manager atau pengelola. 1 Manajemen sama tuanya dengan
peradaban Yunani kuno dan Kekaisaran Romawi, ada banyak bukti manajemen di dalam arsip
sejarah pemerintah, tentara, dan pengadilan. Pada paruh pertama abad ke-19, manajemen telah
membuat kemajuan yang sebanding dengan pertumbuhan alat produksi. Tindakan insentif,
penentuan biaya produksi dan penggunaan beban kerja. Penggunaan matematika dan statistik
adalah metode manajemen baru. Barubaru ini, metode lain (seperti fokus pada pengambilan
keputusan dan analisis sistem) telah dibawa ke dalam arus utama pemikiran manajemen. Ada
lima jenis metode utama yaitu:
1. Pendekatan Perilaku Manusia
2. Pendekatan Sistem Sosial
3. Pendekatan Sistem-sistem
4. Pendekatan Kuantitatif
5. Proses Pendekatan Operasional
Seluruh pendekatannya yang ada dapat di sederhanakan dalam tiga kategori :
1. Pendekatan Permintaan Masyarakat
2. Pendekatan Ketenagakerjaan
3. Pendekatan Nilai Imbalan

Pertemuan Ke 4
Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan adalah arti dari leadership yang memiliki arti kata pemimpin (leader).
Pemimpin (leader) adalah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan merupakan jabatannya.
Sedangkan secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang artinya bombing atau
tuntun. Dari kata pimpin tersebut lahirnya sebuah kata kerja yaitu memimpin yang artinya
membimbing dan menuntun. Kepemimpinan merupakan arti yang sangat beragam, bahkan ada
beberapa definisi kepemimpinan berikut ini adalah beberapa definisi mengenai kepemimpinan.
Dalam pengembangan lembaga pendidikan, kepemimpinan pendidikan mempunyai dua
fungsi sebagai berikut yaitu:
a. mengusahakan keefektifan suatu organisasi pendidikan dimana meliputi adanya etos kerja
yang baik, manajemen terkelola dengan baik, mengusahakan tenaga pendidikan yang
memiliki ekspektasi yang tinggi, mengembangkan tenaga pendidikan sebagai peran yang
positif, memberikan perlakuan yang positif pada anak didik, menyediakan kondisi kerja
yang baik bagi tenaga pendidik dan staf tata usaha, memberikan tanggung jawab pada
peserta didik dan saling berbagi aktivitas antara pendidik dan anak didik.
b. mengusahakan lembaga pendidikan atau sekolah yang berhasil melaksanakan fungsi
kepemimpinan dengan menempatkan implementasi kurikulum sebagai tujuan utama
menekankan pada kualitas dan pembelajaran, memiliki tujuan yang jelas dan ekspektasi
yang tinggi pada tenaga pendidik maupun peserta didik, melakukan monitoring dan
evaluasi, mengelola pengembangan staf, serta melibatkan dukungan masyarakat dalam
pengembangannya.
Ada beberapa keterampilan yang diperlukan dalam Kepemimpinan pendidikan seperti yang
dikemukakan oleh Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto yaitu:
1) Keterampilan dalam Kepemimpinan
2) Keterampilan dalam hubungan
3) Keterampilan dalam proses
4) Keterampilan dalam operasi personalia
Keterampilan dalam penilaianGaya kepemimpinan :
a) Gaya kepemimpinan Rosululloh
b) Gaya kepemimpinan autokratik
c) Gaya kepemimpinan autokratik
d) Gaya kepemimpinan laissez-faire
e) Gaya kepemimpinan kharismatik
f) Gaya kepemimpinan demokratis
g) Gaya Kepemimpinan Transformasional
h) Gaya kepemimpinan situasional
i) Gaya Kepemimpinan Tiga Dimensi.
Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe kepemimpinan pribadi, Tipe
kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe
kepemimpinan paternalistis, tipe kepemimpinan menurut bakat. Disamping tipe-tipe
kepemimpinan tersebut juga ada pendapat yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara
lain:Otokratis, Demokratis, dan Laisezfaire. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas
pemimpin meliputi ; kepribadian (personality), harapan dan perilaku atasan, karakteristik,
kebutuhan tugas, iklim dan kebijakan organisasi, dan harapan dan perilaku rekan. Yang
selanjutnya bahwa factor faktor tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam
melaksanakan aktivitasnya.

Pertemuan Ke 5
Supervisi Dalam Lembaga Pendidikan

Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang berarti pengawasan/
kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut supervisor. Supervisiadalah
sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru dalam bidanga instruksional, belajar, dan kurikulum
dalam usahanya untuk mencapai tujuan sekolah.
Prinsip-Prinsip Supervise:
Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang pada prinsip-prinsip yang
kokoh demi kesuksesan tugasnya atau memiliki pedoman bagi pelaksnaan tugasnya, yaitu:
1. Prinsip Fundamental/dasar (Foundamental/ basic principle)
2. Prinsip Praktis
Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas untuk melihat kinerja
personalia dan melakukan perbaikanperbaikan terhadap salah satu bagian kerja yang tidak
masksimal dalam menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh supervisor
kepda guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif.
Tujuan supervisi pendidikan adalah Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari
tujuan-tujuan pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
itu.Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu
meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar
mengajar.
Manfaat supervisi adalah mampu menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan,
menemukan kegiatan yang belum sesuai dengan tujuan, Mampu memberikan keterangan tentang
apa yang perlu dibenahi terlebih dahulu (yang diprioritaskan).

Pertemuan Ke 6
Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah yang
efektif dan produktif. MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan luas pada
tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan. Manajemen
berbasis madrasah (MBM) adalah suatu konsep yang menempatkan kekuasaan pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan pendidikan, diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan
proses belajar mengajar, khususnya kepada masyarakat.
Latar belakang munculnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tak lepas dari kinerja
pendididkan di suatu Negara berdasarkan system pendidikan yang ada sebelumnya. Diantara
tahun 1960-an hingga 1970-an berbagai inovasi dilakukan melalui pengenalan kurikulum baru dan
pendekatan metode pengajaran baru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, namun
hasilnya tidak memuaskan. Demikian juga di banyak Negara lain seperti Kanada, Amerika,
Australia, Inggris, Perancis, Selandia Baru, dan Indonesia.
Alasan diterapkap manajemen pendididkan berbasis sekolah/madrasah karena salah satu
permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu
pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan
menengah.
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah Dalam kamus besar bahasa Indonesia, disebutkan
bahwa tujuan adalah arah; haluan (jurusan); yang dituju; maksud; tuntutan (yang dituntut). Dengan
demikian, yang dimaksud dengan tujuan adalah arah yang ingin dicapai atau sesuatu yang dituju.
Tujuan pendidikan merupakan gambaran dari falsafah atau pandangan hidup manusia, baik
secara perorangan maupun kelompok. Membicarakan tujuan pendidikan akan menyangkut sistem
nilai dan norma-norma dalam suatu kontekskebudayaan, baik dalam mitos, kepercayaan dan religi,
filsafat, ideologi dan sebagainya.
Tujuan pendidikan harus mengandung nilai:
a. Autonomy
b. equity
c. survival
Pertemuan Ke 7
Manajemen Pengelolaan Pesantren

Pengertian Sistem Manajemen Pesantren merupakan metode pengatur yang bertugas


sebagai perangkakat organisasi untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung di pondok
pesantren. Jika kita berbicara tentang pondok pesantrean maka kita tidak akan lepas dengan yang
bernama kyai. Secara faktual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang dalam
masyarakat, yang meliputi :
a. Pondok pesantren tradisional
b. Pondok pesantren modern
c. Pondok pesantren komprehensif
Pengelolaan model/sistem pendidikan pesantren erat kaitannya dengan peningkatan
kualitas sumberdaya manusia (human resource). Segala sesuatu yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan pesantren merupakan hal terpenting dalam manajemen pesantren.
Mengapa? Karena dalam pengelolaan keuangan akan menimbulkan permasalahan yang serius
apabila pengelolaanya tidak baik. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan ada hal-hal yang
perlu di perhatikan oleh bendaharawan pesantren diantaranya:
a. Pada setiap akhir tahun anggaran bendaharawan harus membuat laporan keuangan
kepada komite pesantren untuk dicocokan dengan RAPBP.
b. Laporan keuangan harus di lampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada, termasuk bukti
penyetoran pajak (PPN dan PPh) bila ada.
c. Kwitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan honorarium atau bantuan
atau bukti pengeluaran lain yang sah. Neraca keuangan juga harus di tunjukan untuk
diperiksa oleh tim bertanggung jawaban keuangan dari komite pesantren. Pesantren
sebagai lembaga yang semestinya menjaga akuntabilitas publik selayaknya jika mulai
memperbaiki manajemen atau penggelolaan keuangan secara baik dan bertanggung
jawab.
Problematika baru pesantren sebagai akibat dari arus globalisasi antara lain adalah :
a. Adanya penggunaaan sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat
yang memengaruhi lahirnya pola komunikasi, interaksi, sistem pelayanan public, dll.
b. Masuknya nilai-nilai budaya modern yang bercorak materialistik, hedonistik
dansekularistik yang menjadi penyebab dekadensi moral.
c. Interdependensi (kesaling-tergantungan) antara Negara.
d. Meningkatnya tuntutan publik untuk mendapatkan perlakuan yang semakin adil,
demokratis, egaliter, cepat dan tepat yang menyebabkan terjadinya fragmentasi
politik.
e. Adanya kebijakan pasar bebas yang memasukkan pendidikan sebagai komoditas
yang diperdagangkan. Persaingan dengan output dari pendidikan asing yang menjadi
salah satu tantangan pesantren.

Pertemuan ke 8
Manajemen Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan

Manajemen kurikulum merupakan kegiatan pengaturan yang meliputi perencanaan,


pengorganisasian, pelaksanaan serta evaluasi agar proses pendidikan dapat berjalan dan
berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam melaksanakan manajemen
kurikulum, sedikitnya lima prinsip yang harus menjadi perhatian penting, yaitu:
1) Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek
yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
2) Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3) Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen
kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4) Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga
kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya,
tenaga, dan waktu yang relatif singkat.
5) Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen
kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.

Implementasi Manajemen Kurikulum Guna memenuhi amanat Undang-Undang tersebut,


secara garis besar beberapa kegiatan berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen kurikulum
perlu dirumuskan oleh satuan pendidikan, khususnya terhadap langkah-langkah pelaksanaan
dan implementasi kurikulum tersebut. Di antara langkah langkah pelaksanaan serta
implementasi kurikulum yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan/sekolah adalah
melalui empat tahap, yaitu:
a. Perencanaan kurikulum
Perencanaan merupakan rangkaian kegiatan pertama dalam proses manajemen.
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan- kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membina siswa kearah perubahan tingkah laku
b. Pengorganisasian kurikulum
Pengorganisasian ini merupakan langkah pertama ke arah pelaksanaan yang telah
tersusun sebelumnya. Pelaksanaan fungsi pengorganisasian ini akan menghasilkan
suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka usaha
pencapaian tujuan yang telah ditentukan menurut rencana yang telah ditentukan pula.
c. Pelaksanaan Kurikulum
Implementasi kurikulum merupakan penerapan atau pelaksanaan program kurikulum
yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan
pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap
situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual,
emosional, serta fisiknya.
d. Evaluasi Kurikulum
Yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum ialah suatu proses yang sistematis dari
pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh aman
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai