Meringkas Tugas Buk Masnila
Meringkas Tugas Buk Masnila
A. Pengertian
1. Intranatal adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Sulaiman Sastrawinata).
2. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup di
dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).
F. Tanda-tanda Inpartum
o Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur
o Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan kecil pada serviks
o Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
o Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada
G. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi otot-otot Rahim pada persalinan. Pada waktu kontraksi otot-otot
rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih
kecil serta mendorong janin dan kantung amnion ke arah segitiga, bawah rahim dan
serviks.
Sifat- sifat HIS adalah :
- Kontraksi simetris dan terkoordinasi
- Fundus dominan kemudian diikuti dengan relaksasi
- Involunter, intermitten
- Terasa sakit, kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar tentang His :
- Frekuensi : adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per 10 menit
- Amplitudo/intensitas : adalah kekuatan his diukur dalam satuan mmHg
- Aktivitas his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik.
- Durasi his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik
- Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur dan tidak
- Interval : adalah masa relaksasi
Perubahan-perubahan akibat His:
- Kontraksi otot-otot dinding perut
- Kontraksi diafraghma
2. Faktor janin
- Janin pada usia kehamilan 36 minggu sudah masuk PAP (Pintu Atas Panggul)
- Placenta
- Cairan amnion yang mulai dihasilkan usia kehamilan 10-36 minggu dengan jumlah
normal 1000 cc
3. Faktor jalan lahir
- Panggul
- Otot-otot dasar panggul
- Uterus
H. Tahap Persalinan
1. Kala I ( kala pembukaan )
Inpartum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody
show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal
dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika
serviks mendatar dan terbuka. Tanda dan gejala persalinan kala I adalah His sudah adekuat,
Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm, keluarnya cairan dari vagina
dalam bentuk lendir bercampur darah, sering BAK, akhir kala I primigravida keluar darah
menetas. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a. Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7 – 8 jam
b. Fase aktif : berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
- Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
- Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm.
- Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10
cm
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2 –
3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena
tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.
Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan
janin. Kala II pada primi : 1 ½ -2 jam, pada multi 1 ½ -1 jam. Tanda dan gejala pada kala
ini adalah Ibu ingin meneran, Perineum menonjol, Vulva dan anus membuka,
Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala telah turun didasar panggul.
3. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus
uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa
saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh
plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira
100-200 cc.
4. Kala IV
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan
secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu
sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive karena
perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum.
Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc
maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh
dipindahkan kekamarnya.
Fase aktif
a. Defisit volume cairan berdasarkan intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : klien akan menunjukkan defisit volume cairan adekuat
Intervensi
- Pertahankan kalori dan elekrolit
Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinan
- Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan makanan
padat dan untuk mencegah dehidrasi
- Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk mencegah
dehidrasi
b. Gangguan eliminasi BAK
Tujuan : klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal
Intervensi
- Catat tentang jumlah dan waktu berkemih
Rasional : Kandung kemih yang penuh menimbulkan ketidaknyamanan dan turunnya bayi
ke pelvis
- Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam
Rasional : Frekuensi lebih sering selama proses persalinan
- Kolaborasi pemasangan kateter
Rasional : Membantu dalam pengosongan kandung kemih sehingga penurunan kepala
bayi ke pelvis tidak terhambat
c. Cemas berdasarkan ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinan
Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi
- Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan
Rasional : Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan mentalnya,
hal ini mengurangi kecemasan yang dialami
- Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
Rasional : Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih memahami dan
mengerti tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi perasaan takut
dan pasien akan tenang
d. Koping tidak efektif berdasarkan kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan
Tujuan : klien menunjukkan koping efektif
Intervensi
- Catat secara berkala tentang perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan dalam
pemberian tindakan
Rasional : Untuk mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan dalam
pemberian intervensi
- Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan berkomunikasi
Rasional : Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu dalam intervensi yang
akan dilakukan
- Menyarankan pada suami untuk memberi semangat atau dukungan moril
Rasional : Ibu membutuhkan seseorang untuk meminta bantuan dan dorongan. Suami
adalah seorang yang sangat penting
B. KALA II
1. Pengkajian
- Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi kurang dari
100, suhu tubuh dan diaphoresis.
- Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan servik 10 cm,
pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir, cairan amnion, perineum
menonjol, keluar feses pada saat melahirkan dan distensi kandung kemih.
- Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, gerakan
ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada
rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka,
gelisah, pada waktu his kepala janin tampak di vulva, meningkatnya pengeluaran darah
dan lendir, kepala turun di dasar panggul, perasaan panas dan tegang pada perineum,
tremor, kelelahan, emosi labil, takut, gelisah, ketidakpercayaan dan merintih.
- Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin
( penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah
- Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45– 60 menit,
multipara berlangsung 15 – 30 menit
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguann rasa nyaman nyeri berdasarkan mengedan dan meregangnya perineum
Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan rasa
nyaman
Intervensi
- Anjurkan sebaiknya posisi miring kiri
Rasional : Menghindari penekanan pada vena cava, sehingga meningkatkan sirkulasi
ke ibu maupun janin
- Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong
Rasional : Kandung kemih yang kosong memperlancar penurunan bagian terendah
janin dan mengurangi tekanan sehingga sirkulasi lancar
- Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman ibu
- Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
- Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting
Rasional : Ibu mengerti dan kooperatif
- Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung
Rasional : Nafas dalam untuk mengisi paru-paru
- Lakukan masasse
Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada syaraf
berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke korteks
cerebra
- Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong tubuh
Rasional : Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan pada
daerah punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke jaringan dan
menimbulkan nyeri
b. Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB
Tujuan :
- Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif
- Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan
- Ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang normal
Intervensi
- Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa bagi ibu
untuk memiliki pergerakan bowel selama melahirkan
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang
ekspulsif.Diiringi penurunan bagian terendah janin menyebabkan
pengeluaran tinja
- Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu memberikan timbal balik yang
positif dalam usaha mengedan
Rasional : Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan teralihkan dari
pergerakan bowelnya ke usaha mengedan
c. Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin berdasarkan penggunaan secara tetap
manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera pada ibu maupun janin
Intervensi:
- Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi litotomi dengan bahu dan
pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
- Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
- Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
- Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan dan
rileks
- Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva saat
kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
- Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
- Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
o Melahirkan kepala
o Periksa lilitan tali pusat pada leher
o Melahirkan bahu depan dan belakang
o Melahirkan badan bayi
o Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut
o Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
o Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin yang
lain
o Injeksi oksitoksin
C. KALA III
1. Pengkajian
- Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10 mmhg,
kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan kedinginan, mengobservasi
tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan
- Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus bundar dan keras, keadaan
kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina, normalnya 250-300 ml, janin
lahir efisiotomi
- Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan plasenta ada
dua macam, yaitu:
a. Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada perdarahan
sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
b. Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada perdarahan sedikit-
sedikit
Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
- Adanya kontraksi vundus yang kuat
- Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga plasenta
bergerak kebagian bawah
- Keluarnya darah hitam dari introuterus
- Terjadinya perpanjangan tali pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
- Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal, atau membran
poetus terlihat pada introitus)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Koping individu tidak efektif berdasarkan: selesainya proses persalinan yang berbahaya
bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga persalinan
Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
Intervensi:
- Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama
- Pertahankan posisi ibu
Rasional : Untuk memudahkan lahirnya plasenta
- Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu
b. Kelelahan berdasarkan pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran
Tujuan : energi ibu pulih kembali
Intervensi:
- Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu tertentu untuk
istirahat dan tidur
Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang hilang dalam
persiapan untuk merawat bayi baru lahir
- Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya
Rasional : Untuk memastikan pemulihan energi
c. Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang selama proses
persalinan
Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi:
- Monitor kehilangan cairan (darah urine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital, inspeksi
turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi
- Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter
Rasional : Untuk menilai status dehidrasi
- Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
Rasional : Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah kehilangan
darah lebih lanjut
- Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter .
Rasional : Untuk membantu kontraksi uterus
D. KALA IV
1. Pengkajian
- Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial,
komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi vital sign sangat
penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil
sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi
persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
- Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung kemih
mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
- Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih
menegang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi.
- Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan
bekuannya
- Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan
melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat
bokong untuk melihat perineum
- Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan
temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu
jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau
kelelahan
- Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama
persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya
2. DIAGNOSA . KEPERAWATAN
a. Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
Intervensi
- Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus uterus
segara untuk menghentikan perdarahan post
- Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini
menunjukan distansia blas
- Kaji distansia kandung kemih
Rasional : Distansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan menambah
atonia uterus. Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk
berkontraksi
b. Nyeri berdasarkan terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang sampai
hilang
Intervensi:
- Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk beberapa
waktu
Rasional : Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya nyeri
- Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
- Pemberian analgetik sesuai program dokter
Rasional : Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa nyeri
- Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan halus
Rasional : Penggunaan bantuan topikal meningkatkan kenyamanan di daerah perianal
c. Tidak efektifnya menyusui berdasarkan kurangnya pengalaman
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa melaksanakan
sesuai dengan cara menyusui yang baik
Intervensi:
- Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu dalam menyusui bayinya
sehingga kita dapat membantu tentang bagaimana teknik menyusui yang baik
- Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage
Rasional : Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk merangsang pembentukan
asi, sehingga mengatasi bendungan
- Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin
Rasional : Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks let down yang
menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus yang ada pada
putting / areola