Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS NGURAH RAI

TUGAS BESAR
“BETON PRATEGANG”

Disusun oleh :

M. ALDI CAHYA (20190130031)


DEWA GDE TRI PRABAWA PUTRA (20200130069)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NGURAH RAI
2021/2022

Tugas Besar Beton Prategang


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Beton Prategang


Pada mulanya, diketahui bahwa beton itu baik untuk menahan tekan dan
kurang baik untuk menahan tarik, yang kemudian dikembangkan menjadi struktur
beton bertulang. Struktur beton bertulang akan mengalami retak-retak pada tepi yang
tertarik, sedangkan ada kalanya diperlukan struktur yang harus bebas dari retak. Dengan
cara memberi tekanan pada sejumlah segmen yang disatukan, maka segmen-segmen tadi
dapat menerima beban yang bebar. Ini kemudian diterapkan sebagai tendon atau kabel
prategang yang posisinya kurang lebih sama seperti posisi baja tulangan, tetapi terlebih
dulu diteganQkan sebelum struktur dibebani. Struktur demikian disebut struktur beton
prateqanq. Pada tahun 1886 telah dibuat hak paten dari konstruksi seperti gambar 1.1 untuk
pelat dan atap.

Pada waktu yang hampir bersamaan, yaitu tahun 1888 CEW Doehring dari
Jerman memperoleh hak paten untuk pelat beton prategang dengan kawat baja. Semula
orang tidak tahu perlunya persyaratan mutu bahan untuk beton prategang. Eugene
Freyssinet dari Perancis menemukan bahwa setelah berselang lama, gala prategang yang
ada berkurang bahkan dapat hilang sama sekali, sehingga menjadi seperti beton bertulang
biasa. Berdasarkan pengalamannya membangun jembatan pelengkung tahun 1907 dan
1927, maka disarankan untuk memakai baja mutu sangat tinggi dengan perpanjangan yang
besar. Pada tahun 1940 diperkenalkan sistem prategangan yang pertama seperti yang
masih dipakai sampai sekarang.
Pada tahun 1949/1950 dibangun jembatan beton prategang yang pertama dengan
bentang 47 m di Philadelphia (Walnut Lane Bridge). Setelah diselidiki, ternyata supaya
besarnya gala prategang dapat bertahan lama, mutu beton dan mutu baja prategang harus
cukup tinggi, yaitu mutu beton sedikitnya fc’ = 35 MPa. Mutu baja prategang untuk seven-
wire strand grade 270 fpu = 1860 MPa, untuk steel bars grade 145 fpu = 1000 MPa dan
untuk steel bars grade 160 fpu = 1103 MPa.

Tugas Besar Beton Prategang


Sekarang telah dikembangkan banyak system dan teknik prategang. Beton
prategang telah diterima dan banyak dipakai setelah melalui banyak penyempurnaan,
seperti untuk struktur jembatan, komponen bangunan (balok, pelat, kolom), pipa dan tian9
pancanq, terowongan, dan lain-lain. Dengan beton prategang dapat dibuat struktur dengan
bentang besar tetapi langsing. Penampang tidak saja berbentuk persegi, tetapi juga dapat
berbentuk T, I, T-ganda, pelat berlubang (hollow-cored slab).

1.2 Pengertian Beton Prategang


Pengertian Beton Prategang menurut beberapa peraturan yang berlaku di dalam dunia
konstruksi adalah sebagai berikut :
• Menurut ACI (American Concrete Institute), beton prategang merupakan beton yang
mengalami tegangan internal dengan besae dan distribusi sedemikian rupa sehingga
dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
• Dalam definisi lain, menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998, beton prategang
adalah beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi
tegangan tarik potensial dalam akibat beban bekerja.
• Beton prategang juga dapat didefenisikan sebagai beton bertulang dimana tegangan
tariknya pada kondisi pembebanan tertentu dengan nilai dan pembagian yang
sedemikian rupasampai batan aman dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja
prategang yang digunakan untuk keperluan ini ditarik sebelum beton mengeras (pratarik)
atau setelah beton mengeras (pascatarik).

1.3 Perbedaan Beton Bertulang dengan Beton Prategang


Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang adalah beton
bertulang mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan
membiarkan keduanya bekerja bersama-sama sesuai dengan keinginannya. Sedangkan,
beton prategang mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan
cara-cara “aktif.

Tugas Besar Beton Prategang


Pembuatan beton prategang dicapai dengan cara menarik baja dan menahannya ke beton,
jadi membuat beton dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku
yang lebih baik dari kedua bahan tersebut.

Baja adalah bahan yang dikenal dengan kemampuan ketahanannya dan bersifat liat. Hal itu
menyebabkan baja mampu dibuat untuk bekerja dengan kekuatan tarik yang tinggi oleh
prategang.  Sedangkan, beton adalah bahan yang getas dan kemampuannya menahan tarikan
diperbaiki dengan memberikan tekanan, sementara kemampuannya menahan tekanan tidak
dikurangi. Jadi beton prategang merupakan kombinasi yang ideal dari dua buah bahan
konstruksi modern berkekuatan tinggi.

1.4 Kelebihan dan Kekurangan Beton Prategang


Beton Prategang (Prestressed concrete) mempunyai beberapa keunggulan bila
dibandingkan dengan beton konvensional biasa, antara lain :
Kelebihan dari segi teknis:
• Struktur beton prategang akan terhindar dari retak terbuka didaerah tarik akibat
beban kerja. 
• Beton prategang akan lebih tahan terhadap korosi.
• Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan perairan.
• Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum beban rencana
bekerja, maka lendutan akhir setelah beban rencana bekerja, akan lebih kecil dari
pada beton bertulang biasa.
• Efisien karena dimensi penampang struktur beton prategang lebih ramping.
• Lebih hemat dalam penggunaan baja.
• Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya meningkat.

Kelebihan dari segi teknis ini akan mempengaruhi biaya untuk memproduksi beton
prategang itu sendiri, dan dari segi ekonomis beton prategang juga memiliki beberapa
kelebihan antara lain:

• Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang lebih sedikit
• Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton prategang sedikit.
• Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam jumlah besar
• Beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan, lebih tahan lama
karena, dapat membuat balok dengan bentang yang lebih panjang. 
• Dengan menggunakan beton prategang bisa menghemat waktu pelaksanaan
konstruksi.

Kekurangan beton prategang, sebagai berikut :

Tugas Besar Beton Prategang


• Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih ketat dalam
proses pembuatan.
• Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal.
• Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.

1.5 Material Beton Prategang


1. Beton adalah hasil dari pencampuran beberapa material berupa semen, air dan agregat.
Dengan perbandingan berat campuran yakni, agregat kasar 44%, agregat halus 31%,
semen 18%, dan air 7%. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan yang ideal yang
disebut dengan kuat tekan karakteristik. Kuat tekan karakteristik adalah tegangan yang
telah melampaui 95% dari pengukuran kuat tekan uniaksial yang diambil dari tes
penekanan standar, yaitu dengan kubus ukuran 15x15 cm, atau silnder dengan diameter
15 cm dan tinggi 30 cm. Beton yang digunakan dalam pembuatan beton prategang
adalah beton yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dengan nilai f’c minimal 30
Mpa.
2.Baja: material baja yang biasa digunakan dalam praktik pembuatannnya adalah sebagai
berikut.
 Kawat PC Wire, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pratarik.
 Kawat PC Strand, biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton prategang
dengan sistem pascatarik.
 Kawat PC BAR, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang
dengan sistem pratarik.
 Tulangan biasa, yaitu tulangan yang bisa dipakai untuk beton konvensional seperti
besi polos dan besi ulir

1.6 Konsep Tegangan Dalam Beton Prategang

Tugas Besar Beton Prategang


Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang adalah beton bertulang
mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan membiarkan
keduanya bekerja bersama-sama sesuai dengan keinginannya. Sedangkan, beton prategang
mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara-cara “aktif”.

Pembuatan beton prategang dicapai dengan cara menarik baja  dan menahannya ke beton,
jadi membuat beton dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku
yang lebih baik dari kedua bahan tersebut.

Baja adalah bahan yang dikenal dengan kemampuan ketahanannya dan bersifat liat. Hal itu
menyebabkan baja mampu dibuat untuk bekerja dengan kekuatan tarik yang tinggi oleh
prategang.  Sedangkan, beton adalah bahan yang getas dan kemampuannya menahan tarikan
diperbaiki dengan memberikan tekanan, sementara kemampuannya menahan tekanan tidak
dikurangi. Jadi beton prategang merupakan kombinasi yang ideal dari dua buah bahan
konstruksi modern berkekuatan tinggi.

1.7 Konsep Pembebanan Jembatan Beton Prategang

Beton prategang memiliki dua tahap pembebanan, tidak seperti pada beton bertulang biasa.
Pada setiap tahap pembebanan harus selalu diadakan pengecekan atas kondisi pada bagian
yang tertekan maupun bagian yang tertarik untuk setiap penampang. Dua tahap pembebanan
pada beton prategang adalah Tahap transfer dan Tahap service.

1. Tahap Transfer
Untuk metode pratarik, tahap transfer ini terjadi pada saat angkur dilepas dan gaya prategang
ditransfer ke beton. Untuk metode pascatarik, tahap transfer ini terjadi pada saat beton sudah
cukup umur dan dilakukan penarikan kabel prategang. Pada saat ini beban yang bekerja hanya
berat sendiri struktur, beban pekerja dan peralatan, sedangkan beban hidup belum bekerja
sepenuhnya, jadi beban yang bekerja sangat minimum, sementara gaya prategang yang
bekerja adalah maksimum karena belum ada kehilangan gaya prategang.

2. Tahap Service

Setelah beton prategang digunakan atau difungsikan sebagai komponen struktur, maka
mulailah masuk ke tahap service, atau tahap layan dari beton prategang tersebut. Pada tahap
ini beban luar seperti beban hidup, angin, dan gempa mulai bekerja, sedangkan pada tahap ini
semua kehilangan gaya prategang sudah harus dipertimbangkan didalam analisa strukturnya.
Pada setiap tahap pembebanan pada beton prategang harus selalu dianalisis terhadap
kekuatan, daya layan, lendutan terhadap lendutan ijin, nilai retak terhadap nilai batas yang
dizinkan. Perhitungan untuk tegangan dapat dilakukan dengan pendekatan kombinasi
pembebanan.

Tugas Besar Beton Prategang


Tugas Besar Beton Prategang

Anda mungkin juga menyukai