Anda di halaman 1dari 10

PERANAN IDEOLOGI DALAM INTEGRASI NASIONAL

Afriadi S. Hasibuan1, Djoko Sulistyono2


1)
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
afriadish@gmail.com
2)
Badan Penelitian dan Pengembangan -Kementerian Dalam Negeri

ABSTRACT

The relationship between ideology and nation integration is interrelated. The linkage
according to the existence of the ideology, it is indeed intended to collect, to unite and to
mobilize the people politically and ideologically. Therefore, it has been integrated under
the protection of the nation ideology called Pancasila. In this context, Pancasila had
been prepared as an ideology of unity by the nation’s founders. Pancasila has functions
as a common reference in solving differences and political conflicts between groups and
the existing political forces. Pancasila ideology plays a role in nation integration as a
unifier, which can be understood through the efforts of various ideological socialization
fields. This hope will be able to comprehend the meaning contained in the nation
ideology, the five aspects of Pancasila. Furthermore, this understanding will be able to
be implemented and be realized in various fields of real life. This is followed up by giving
an opportunity to develop new thoughts that are relevant and meets the reality time by
time to make the ideology of Pancasila actual.
Keywords: ideology, nation integration

ABSTRAK

Hubungan antara Ideologi dan Integrasi Nasional saling berkaitan. Keterkaitan didasarkan
pada eksistensi ideologi tersebut memang dimaksudkan untuk mengumpulkan,
mempersatukan dan menggerakkan masyarakt secara politis maupun ideologis, dengan
demikian, telah terintegrasi di bawah perlindungan ideologi nasional yakni Pancasila.
Dalam konteks inilah Pancasila oleh para pendiri bangsa dipersiapkan sebagai ideologi
persatuan. Pancasila berfungsi juga sebagai acuan bersama dalam memecahkan
perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik yang ada.
Ideologi Pancasila berperan dalam integrasi nasional sebagai pemersatu, yang dapat
dipahami melalui upaya berbagai sosialisasi bidang ideologi. Harapan tersebut akan
mampu memahami makna yang terkandung di dalam ideologi nasional yakni lima sila
Pancasila. Selanjutnya, pemahaman tersebut akan dapat dilaksanakan dan diwujudkan
dalam berbagai bidang kehidupan secara nyata. Hal ini ditindaklanjuti dengan memberi
peluang untuk mengembangkan pemikiran baru yang relevan dan sesuai dengan
kenyataan dari masa ke masa sehingga membuat ideologi Pancasila selalu aktual.
Kata kunci: ideologi, integrasi nasional

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 1


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 1, Juni 2018: 1 – 10

PENDAHULUAN Pada saat ini, dengan adanya


perpecahan negara Uni Soviet dan

N egara Repubblik Indonesia adalah


negara pluralistik yang terdiri atas
beragam suku, bahasa, adat-istiadat,
kemudian diikuti negara-negara Eropa
Timur, diperlukan kewaspadaan sehingga
kejadian yang dialami negara lain
golongan dan agama. Negara sebagai itu tidak terjadi di Indonesia. Dalam
organisasi yang mewujudkan kesejahteraan hubungan tersebut, maka faktor-faktor
dan kecerdasan masyarakat dan juga yang dapat mempersatukan bangsa
untuk maksud mempererat hubungan- perlu dipertahankan. pada umumnya,
hubungan antar suku, sosial dan budaya diketahui bahwa di antara faktor-faktor
dalam masyarakat di dalam organiasi pemersatu bangsa adalah: kepercayaan
negara. Negara menjadi dasar acuan bagi seperti keyakinan agama, dan sikap serta
persatuan dan kesatuan dalam kehidupan nilai-nilai seperti bahasa, suku/ras, dan
berkolompok yang disatukan dalam suatu ideologi. Dari faktor-faktor tersebut,
kehidupan bernegara. Oleh karena itu, tulisan ini mencoba ingin membahas
semangat persatuan dan kesatuan perlu peranan ideologi Pancasila dalam integrasi
dipupuk dan dipelihara agar Negara nasional.
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Berbicara tentang ideologi akan
tetap utuh. Bila semangat persatuan dan
senantiasa menghadapi kompleksitas
kesatuan itu tidak utuh maka negara kita
permasalahan yang terus berkembang.
tercinta inipun akan dapat mengalami
Hal ini mengingat masalah ideologi sudah
gangguan tidak menjadi satu keutuhan muncul dan banyak dibicarakan sejak abad
yang kokoh. 18, yang ditandai dengan lahirnya gerakan
Mengingatkan kembali bahwa, Renaissance. Sampai akhir abad ke-20
dengan peristiwa runtuhnya negara Uni ini dan memasuki abad ke-21, masalah
Soviet dan negara-negara di Eropa Timur ideologi tetap mewarnai setiap segi
menjadi pelajaran yang berharga bagi kehidupan dan percaturan politik dunia.
bangsa Indonesia. Negara-negara tersebut Oleh karena itu, berbagai pakar akan
runtuh dengan konsekuensi berdiri negara dapat mengemukakan berbagai macam
negara kecil. Setiap suku dan golongan pengertian tentang ideologi seperti John
memisahkan diri dan membentuk negara Levi Martin (2015: 11) menyampaikan
masing-masing. Keadaan seperti inipun bahwa. “political and social analysts
hampir terjadi di negara kita, yaitu pada define ideology, they tend to give extremely
masa awal kemerdekaan sampai tahun broad definitions, usually including beliefs,
1950-an. Dalam periode ini, banyak attitudes and values”. Dengan demikian,
gerakan separatis yang ingin memisahkan ada banyak batasan dan pengertian
diri dari NKRI. Namun, berkat pendekatan ideologi yang berbeda-beda. Berikut ini
dan kemauan politik dari para elit beberapa pengertian atau batasan ideologi.
republik, gerakan separatis dapat diatasi Nicki Lisa Cole (2017: 1) dan Sparknotes
dan diyakinkan masuk kembali ke dalam (2017) dalam Political Ideology and Style
NKRI. mengemukakan bahwa:

2
Peranan Ideologi ... (Afriadi S. Hasibuan, Djoko Sulistyono)

Ideology is the lens through which a Menurut Alfian (1990), suatu ideologi
person sees the world. Within sociology, kalau tidak ingin ditinggalkan oleh para
ideology is broadly understood as pengikutnya harus memiliki dimensi
referring to the worldview a person realitas, dimensi idealism dan dimensi
has that is the sum total of their fleksibilitas (pengembangan). Dari
culture, values, beliefs, assumptions, segi dimensi realitas, suatu ideologi itu
common sense, and expectations for mengandung makna bahwa nilai-nilai
themselves and of others. Ideology dasar yang terkandung di dalam dirinya
gives an identity within society, within bersumber dari nilai-nilai yang riil yang
groups, and in relation to other people. hidup dalam masyarakatnya, terutama
It shapes our thoughts, actions, pada waktu ideologi tersebut lahir. Hal
interactions, and what happens in our ini dirasakan oleh mereka dan dihayati
lives and in society at large. bhawa nilai-nilai dasar itu adalah milik
Dengan demikian, Nicki Lisa Cole mereka bersama. Dengan begitu, nilai-
(2017: 1) mengatakan ideologi dapat nilai dasar itu tertanam dan berakar dalam
didefinisikan berikut: masyarakatnya.
Ideology can be defined as the lens Dari segi dimensi idealisme, suatu
through which one sees the world, ideologi perlu mengandung cita-cita yang
through which one understands ingin dicapai dalam berbagai bidang
their own position in the world, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
their relationship with others, as bernegara. Melalui idealisme atau cita-
well as their individual purpose, cita yang terkandung dalam ideologi yang
role, and path in life. Ideology is dihayati suatu masyarakat atau bangsa
also understood to perform the mengetahui ke arah mana mereka ingin
function of framing how one sees membangun kehidupan bersama mereka.
the world and interprets events and Idelisme atau cita-cita tersebut seyogianya
experiences, in the sense that a berisi harapan-harapan yang masuk akal,
frame captures and centers certain bukanlah lambungan angan-angan yang
things and excludes others from sama sekali tidak mungkin direalisasikan.
view and consideration. Oleh karena itu, dalam ideologi yang
tangguh biasanya terjalin pertautan yang
Ideologi sebagai suatu lensa melihat
saling memperkuat antara dimensi realitas
kenyataan di lingkungan masyarakat
dan dimensi idealisme yang terkandung di
dalam politik. Selanjutnya, Ideologi adalah
dalamnya. Dengan begitu, ideologi tersebut
suatu pandangan atau sistem nilai yang
akan berhasil menjadikan dirinya sebagai
menyeluruh dan mendalam yang dipunyai
landasan atau dasar (melalui dimensi realitas)
dan dipegang oleh suatu masyarakat
dalam membangun berbagai kehidupan
tentang bagaimana cara yang sebaiknya,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
yaitu yang secara moral dianggap benar
dan adil, mengatur tingkah laku mereka Dimensi fleksibilitas mencerminkan
bersama dalam berbagai segi kehidupan kemampuan suatu ideologi dalam
duniawi. memengaruhi dan sekaligus menyesu­

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 3


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 1, Juni 2018: 1 – 10

integrasi atau keterpaduan di dalam segala


ai­
kan diri dengan pertumbuhan dan
aspek kehidupan bangsa, yang secara
per­­kembangan masyarakat. Meme­
umum meliputi sosial, budaya, politik dan
nga­ ruhi berarti ikut mewarnai proses
ekonomi. D engan d e m i k i a n , i n t e ­
perkembangan itu sendiri. Sedangkan,
g r a s i b i a s a n y a m e n u n j u k suatu
menyesuaikan diri berarti bahwa masya­
p r o s e s untuk p e n y a t u a n berbagai
rakat berhasil menemukan interpretasi-
kelompok masyarakat yang berbeda-beda
interpretasi baru terhadap nilai-nilai dasar
secara sosial, budaya, m a u p u n p o l i t i
atau pokok dari ideologi itu sesuai dengan
k k e da la m satu k e s a t u a n wila ya h
realita-realita baru yang muncul dan yang
untuk m e m b a n g u n kesetiaan yang
mereka hadapi dalam kenyataan. Dengan
lebih besar dan bersifat nasional.
demikian, nilai-nilai dasar itu, seperti
Sebagai suatu proses, integrasi nasional
kesatuan dan persatuan, nasionalisme
menekankan pada persatuan persepsi dan
dan keadilan sosial, akan tampak selalu
perilaku di antara kelompok-kelompok
relevan sebagai idealisme yang wajar.
dalam masyarakat.
Berdasarkan pemikiran tersebut agar
tetap relevan ideologi itu dan tampaknya Coleman J S dan Rosenberg, Carl G
perlu mempunyai fleksibilitas agar dapat (1964) dan Olawore and Adisa (2008)
melahirkan interpretasi-interpretasi dikutip dalam tulisan Tersoo, Ikyase J and
baru tentang dirinya sesuai dengan Ejue, Egberi A. (2014: 33), mengemukakan
perkembangan zaman dan terutama (mendefined) bahwa integrasi nasional
dalam perkembangan era gloal sekarang. adalah:
Sebagaimana dapat dilihat begitu banyak
tantangan-tantangan di era global, dengan ... as a broad subsuming process
adanya fleksibilitas di dalam suatu ideologi whose two dimentions are political
membuka jalan bagi generasi-generasi integration and territorial integration
baru masyarakat untuk mengembangkan while political integration has to
dan memakai kemampuan intelektual do with progressive bridging of the
mereka guna mencari atau meneliti elite mass gap on the vertical plane,
interpretasi-interpretasi baru yang mung­ while territorial integration refers to
kin bisa diberikan terhadap nilai-nilai the progressive reduction of cultural
dasar ideologi itu. Melalui interpretasi- and regional tension in the process
interpretasi baru, nilai-nilai dasar yang of creating a homogeneous territorial
terkandung di dalam suatu ideologi akan political community. In the same vein
berhasil memengaruhi relevansi dirinya di Olawore & Adisa (2008) defined
dalam perubahan masyarakat. national integration as the attempt
at uniting or bringing together the
hitherto multi-ethnic groups of people
MAKNA INTEGRASI NASIONAL
with diverse cultural, historical,
Konsep persatuan bangsa atau kesatuan language, religions and beliefs
bangsa secara umum di dalam ilmu politik systems into one which would remove
diistilahkan sebagai integrasi nasional. primordial and subordinate loyalties
Istilah integrasi nasional merujuk pada and sentiments to ethnic nationalities.

4
Peranan Ideologi ... (Afriadi S. Hasibuan, Djoko Sulistyono)

Mengacu pada pendapat ahli di yang diperlakukan oleh sistem politik agar
atas, bahwa integrasi nasional termasuk ia dapat menjalankan fungsinya dengan
integrasi politik dan teritorial secara baik. Konsensus normatif ini dengan
homogen, dalam perbedaan baik kultur sendirinya tumbuh dari dan berkembang di
maupun kepercayaan dan agama ke atas nilai-nilai dasar yang dimiliki bangsa
dalam satu identitas bangsa. Untuk itu, itu secara keseluruhan.
di dalam setiap kehidupan masyarakat, Secara vertikal, faktor-faktor yang
kita akan menemukan integrasi dalam dapat menghambat proses integrasi
dua wujudnya, yaitu: dimensi vertikal terselip di dalam perbedaan-perbedaan
dan dimensi horizontal. Dalam dimensi yang ada pada kelompok elite dan massa.
vertikal, integrasi nasional bertujuan Perbedaan-perbedaan ini dapat berupa
mengintegrasikan persepsi dan peri­ perbedaan latar belakang pendidikan,
laku elite dan massa, yaitu dengan kehidupan ekonomi, ataupun politik. Dalam
menghilangkan atau mengurangi kesen­ masyarakat sering kita temukan perbedaan
jangan-kesenjangan antara kelompok yang sangat menyolok antara elite dan
yang berpengaruh dan kelompok yang massa dalam tiga bidang tersebut. Dalam
dipengaruhinya. bidang pendidikan, terdapat kesenjangan
Sementara di dalam horizontal, yang cukup besar antara kelompok elite
integrasi nasional berkaitan dengan kadar dan massa, yang meliputi jenjang, jenis
integrasi antar kelompok-kelompok dan mutu pendidikan. Begitu juga, dalam
masyarakat. pada dimensi ini, proses gaya kehidupan masyarakat. pada masa
integrasi diarahkan pada upaya untuk sekarang, ada kecenderungan elite politik
menjembatani perbedaan yang dilahirkan untuk hidup gaya yang tidak sama dengan
oleh faktor-faktor teritorial (termasuk gaya hidup massa rakyat. Gaya hidup
kultural) dengan mengurangi kesenjangan- yang demikian, tentu tidak akan dapat
kesenjangan yang ditimbulkan oleh dipertautkan dengan gaya kehidupan
faktor-faktor tersebut. Dalam pengertian massa yang jauh berbeda. Ke dalam
yang sederhana, integrasi nasional perbedaan ini masih dapat ditumbuhkan
pada dasarnya mencakup dua masalah kesenjangan-kesenjangan lain, seperti
pokok. Pertama, bagaimana membuat antara desa dengan kota, industri besar dan
rakyat tunduk dan patuh pada tuntutan- industri kecil, dan lain-lain. Dalam bidang
tuntutan negara. Masalah ini mencakup politik, ada pula kesenjangan ideologi
perkara pengakuan rakyat terhadap hak- antara kelompok elite dengan massa.
hak yang dimiliki negara, sehingga yang Kesenjangan ini dapat dimunculkan oleh
dipersoalkan di sini sebenarnya adalah adanya perbedaan ideologi formal, seperti
bagaimana hubungan antara rakyat dengan ideologi negara atau partai, selain karena
negara. Kedua, bagaimana meningkatkan adanya ideologi dalam pengertian yang
konsensus normatif yang mengatur tidak formal. Sementara wujud ideologi
perilaku politik setiap anggota masyarakat. formal selalu jelas dalam masyarakat,
Bidang masalah ini lebih banyak bersifat manifestasi ideologi yang tidak formal
pembinaan kesepakatan antara sesama itu antara lain bersumber pada perbedaan
warga negara berkenaan dengan perilaku latar belakang kehidupan antara kelompok

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 5


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 1, Juni 2018: 1 – 10

elite dengan massa. Hal ini umpamanya cenderung menimbulkan kerukunan atau
terdapat dalam ideologi yang dimiliki kesenjangan dalam masyarakat, baik pada
oleh kelompok atas, menengah dan bawah dimensi vertikal maupun horizontal. Sebab,
dari masyarakat itu sendiri. Perbedaan- primordialisme senantiasa menyalurkan
perbedaan yang demikian memberi kepuasan dan kekecewaan ke dalam
dampak terhadap pemilihan ideologi masyarakat melalui kelompok-kelompok
formal beserta interpretasinya, dan yang ada di dalamnya. Keadaan inilah
persepsi terhadap kebijaksanaan negara yang menentukan apakah masyarakat
dan kebijakan lainnya. dapat menciptakan solidaritas atau tidak
terhadap sesamanya. Kebijaksanaan
Dari sudut horizontal, di antara faktor-
pemerintah yang sejalan dengan
faktor yang menghambat proses integrasi
kepentingan suatu kelompok primordial,
adalah nilai-nilai primordial yang sering
tentu saja akan memuaskan kelompok
begitu menonjol dalam masyarakat
tersebut, dan mengecewakan kelompok
yang majemuk. Faktor primordial itu
lain. Oleh karena, kepuasan yang diberikan
adalah daerah kelahiran, suku, ikatan
atas kebijaksanaan pemerintah, maka
darah, ras, agama, dan bahasa. Adanya
kelompok pertama itu akan memberikan
berbagai kelompok dalam masyarakat
solidaritas dan loyalitas kepada
yang memiliki faktor atau kombinasi
pemerintah. Sementara kelompok yang
faktor-faktor yang berbeda-beda dapat
kedua bersikap sebaliknya. Selanjutnya
menimbulkan kesenjangan atau bahkan
situasi ini menimbulkan atau mempertajam
pertentangan-pertentangan dalam
kesenjangan di antara ke dua kelompok
masyarakat. Tidak jarang terjadi bahwa
tersebut. Hal itulah yang diperkirakan
pertentangan-pertentangan itu atau konflik
merupakan gejala-gejala awal disintegrasi
itu tajam sifatnya. Ikatan-ikatan primordial
dalam masyarakat. Dengan demikian,
tidak hanya berpengaruh dalam satu aspek
terlihatlah bahwa salah satu sumber
kehidupan saja. Kenyataan yang sering
utama dari kesenjangan dalam masyarakat
kita jumpai di mana pun ialah bahwa
adalah adanya persepsi dan sikap-sikap
primordialisme itu justru menjadi penting
yang didasarkan pada ikatan primordial.
karena ia bergerak dalam keseluruhan
Dengan kata lain, yang menjadi masalah
aspek kehidupan masyarakat. Masyarakat
bagi kita sebenarnya bukanlah kenyataan
yang majemuk akan dengan mudah dapat
adanya faktor-faktor tersebut. Persepsi
mengkaitkan aspek-aspek kehidupannya
yang demikian menimbulkan kecurigaan
dengan ikatan-ikatan primordial. Kebi­
ataupun rasa permusuhan dalam
jaksanaan-kebijaksanaan dalam bidang
masyarakat, karena melalui persepsi itu
ekonomi, misalnya, bisa menjadi lain bila
kelompok-kelompok di dalam masyarakat
dilihat dengan kacamata primordialisme.
melihat adanya keadaan yang menghambat
Begitu pula halnya dengan kebijak­ tujuan-tujuan mereka sendiri. Kebijakan
sanaan-kebijaksanaan dalam bidang sosial pemerintah yang menimbulkan pro dan
dan budaya. Bila dikaitkan dengan ikatan- kontra tersebut diperlukan penyelesaian
ikatan primordial, maka kebijaksanaan- yang bijak dalam pengambilan keputusan,
kebijaksanaan dalam bidang apa pun oleh karena kebijakan yang baik

6
Peranan Ideologi ... (Afriadi S. Hasibuan, Djoko Sulistyono)

adalah kebijakan mayoritas masyarakat terletak pada kualitas nyata yang


menyetujui walaupun ada sangat sebagian terkandungdalamdirimasyarakatitusendiri
kecil masyarakat tidak dapat dipuaskan dalam mengaktualisasikan sila-sila dari
dengan persepsi dan pandangan yang Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Di
berbeda yang disebutkan diatas. Dengan samping itu, relevansi mengaktualisasikan
demikian, integrasi nasional sangat dalam kehidupan sehari hari juga
dibutuhkan dan sangat berperan dalam terletak pada posisi komperatif ideologi
negara yang bervariasi latar belakang tersebut terhadap ideologi-ideologi lain
yang dimiliki masyarakat yang diayomi seperti neoliberallisasi sehingga bangsa
untuk berkomunikasi dan berinteraksi kita yang meyakini ideoligi Pancasila
antar kelompok masyarakat yang dapat memahami dan menghayati betul,
mendiami negara Indonesia, oleh karena mengapa Pancasila sebagai ideologi yang
itu diperlukan ideologi sebagai perekat terbaik untuk dipakai sebagai landasan
bangsa dalam integrasi nasional tersebut. dan sekaligus upaya membangun diri
masyarakat itu sendiri dalam berbagai
bidang kehidupan dalam bermasyarakat,
PERANAN IDEOLOGI PANCASILA
DI DALAM INTEGRASI NASIONAL berbangsa, dan bernegara, termasuk
kehidupan politik pada pengambilan
Pancasila adalah ideologi bangsa dan kebijakan politik dan pemerintahan.
dasar negara Indonesia disebabkan memiliki Atas dasar itu, apabila kita membahas
nilai nilai sebagai pegangan berbangsa dan Pancasila sebagai ideologi tidak dapat
bernegara. Pancasila, sebagai ideologi, dilepaskan dari pandangan mengenai
dijadikan sebagai pegangan untuk mencapai Pancasila sebagai ideologi terbuka sesuai
suatu tujuan kebangsaan dalam kehidupan dengan tuntutan zaman. Karena sejarah
berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai menunjukkan bahwa betapa kokohnya
ketetapan bagi warga negara Indonesia suatu ideologi bila tidak memiliki
mengandung nilai-nilai yang tersirat dalam fleksibilitas atau keterbukaan maka akan
sila-sila dan, selanjutnya, gagasan dasar mengalami kesulitan bahkan mungkin
dari sila-sila dalam Pancasila terwujud dan kehancuran dalam menanggapi tuntutan
terjabar lebih lanjut dalam sikap, perilaku zaman. Contoh kasus yang dapat diambil
dan pandangan serta pribadi bangsa. pelajaran adalah ideologi komunis.
Pancasila sebagai ideologi bersifat khas, Sebagaimana kita tahu, setelah hampir
yang berlaku bagi bangsa Indonesia yang 70 tahun ideologi komunis ditinggalkan
akan tercermin dalam segi kehidupan. oleh pengikutnya di eropa timur di bawah
Berbicara tentang Pancasila sebagai naungan di negara asalnya yaitu Uni
ideologi dalam kehidupan politik tentunya Soviet.
yang dimaksudkan adalah bagaimana peran Menurut Alfian (1990), sebuah
dan fungsi Pancasila sebagai landasan dan ideologi terbuka adalah ideologi yang
sekaligus tujuan dalam kehidupan politik dapat berinteraksi dengan perkembangan
bangsa kita. zaman, dan adanya dinamika internal.
Relevansi Pancasila sebagai ideologi Dinamika internal itu membawa peluang
dalam kehidupan politik bangsa Indonesia pada masyarakat yang menganutnya

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 7


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 1, Juni 2018: 1 – 10

untuk mengembangkan pemikiran baru integrasi nasional, maka perlu dikaji


yang relevan dan sesuai dengan kenyataan bagaimana upaya yang harus dilaksanakan
dari masa ke masa. Hal demikian itu akan agar ideologi senantiasa dapat berperan
membuat ideologi tersebut selalu aktual. sebagai faktor integratif. Oleh karena
Ideologi terbuka membutuhkan adanya itu, perlu memiliki tiga dimensi, yaitu:
dialog yang terus menerus tentang nilai- dimensi idealis, realis dan fleksibilitas.
nilai ideal yang terkandung di dalamnya Pertama-tama dapat dibedakan antara
dengan realita yang ada dalam masyarakat. ideologi yang memiliki kerangka yang
ideal dan menjunjung nilai-nilai moral,
Sementara itu, Soeprapto (1993/1994)
etik yang luhur dalam substansi maupun
mengatakan bahwa keterbukaan ideologi
implementasinya, dengan ideologi yang
bukan saja merupakan suatu penegasan
tidak memilikinya.
kembali dari pola pikir yang dinamis
dari para pendiri negara kita dalam Kedua, ideologi yang baik tersebut
tahun 1945. Akan tetapi juga merupakan perlu memiliki dimensi fleksibilitas untuk
suatu kebutuhan konseptual dalam dunia menyongsong kebutuhan bangsa dan
modern yang berubah dengan cepat. perkembangan dunia. Seperti diketahui,
Pancasila sebagai ideologi terbuka, di ideologi berkembang dari pandangan
satu pihak kita diharuskan mempertajam hidup suatu bangsa, sehingga lebih jelas
kesadaran akan nilai-nilai dasarnya yang perumusannya. Namun, ideologi dapat
bersifat abadi. Di lain pihak, didorong memiliki beberapa sisi negatif, antara
untuk mengembangkannya secara kreatif lain: ideologi cenderung melebih-lebihkan
dan dinamis untuk menjawab kebutuhan sudut pandangnya, bahkan tidak jarang
zaman. Selanjutnya, Ilmu pengetahuan menjadi doktriner, dalam arti cenderung
menjelaskan fungsi dan peranan ideologi memonopoli seluruh kebenaran, atau
sebagai pemersatu bangsa serta pemberi sering memberikan ruang gerak bagi
arah, tujuan, dan cara mencapai kehidupan pengembangan pemikiran terhadapnya.
bangsa yang dicita-citakan. Ideologi juga Keadaan demikian, akan dapat menjelma
berperan membentuk serta memberikan menjadi sumber timbulnya faktor
identitas kelompok atau bangsa, sehingga disintegrasi, manakala tidak ada lagi ruang
membedakannya dengan bangsa lain. gerak bagi perkembangan dan kemajuan
Dalam artian demikian, ideologi berperan masyarakat akan merasa terkungkung.
mempersatukan suatu bangsa, yang berarti Keadaan demikian, merupakan suatu
berperan mewujudkan integrasi nasional kondisi yang bukan saja tidak sesuai
suatu bangsa. Akan pentingnya peranan dengan laju perkembangan zaman. Oleh
suatu ideologi adalah wajar, bahkan suatu karena itu, bagaimanapun dipertahankan
kebutuhan. Hal ini dikarenakan, ideologi maka pada saatnya akan meledak dan
itu dapat timbul dengan wajar dan dimiliki mengakibatkan terjadinya perpecahan
oleh setiap manusia dalam kehidupan bangsa dan disintegrasi nasional.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan hal tersebut, maka
Menurut Oetojo Oesman (1993/1994), dibutuhkan adanya suatu upaya yang
ideologi senantiasa berperan dalam perlu senantiasa dilaksanakan seirama

8
Peranan Ideologi ... (Afriadi S. Hasibuan, Djoko Sulistyono)

dengan gerak perkembangan kehidupan dalam kehidupan keseharian dan harus


masyarakat, bangsa dan negara yang disosialiasikan secara terus menerus.
dinamis, sehingga ideologi Pancasila Pancasila sebagai ideologi bangsa sudah
dapat diimplementasikan secara nyata final, hanya yang perlu terus dikritisi
tidak sekedar wacana belaka. Dengan adalah dalam rangka pengimplementasian
terbentuknya Unit Kerja Presiden di dalam kehidupan bermasyarakat,
Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP- bernegara dan berbangsa menghadapi
PIP), maka menjadi tugas lembaga ini pengaruh neo-liberlaisasi diera globalisasi
untuk lebih ”membumikan” ideologi sekarang, tentu ada dinamika politik.
Pancasila ke seluruh kelompok-kelompok Implementasi Pancasila dapat dikritisi
masyarakatnya yang berbhineka tunggal terus menerus oleh berbagai kalangan
ika, sehingga masyarakat Indonesia yang masyarakat di Indonesia, sehingga makna
tersebar dari Sabang hingga Meuroke serta Pancasila tertanam dalam hati dan didalam
dari Miangas sampai Pulau Rote merasa kehidupan masyarakat keseharian dalam
memiliki adanya ideologi Pancasila menghadapi tantangan era neo-liberalisasi
tersebut. UKP-PIP tentunya tidak bisa dan era globalisasi.
bekerja sendirian harus memberdayakan Berdasarkan hal tersebut, maka
kalangan cerdik pandai dari berbagai perlu adanya suatu upaya yang perlu
kampus di tanah air serta berbagai senantiasa dilaksanakan seirama
kalangan yang merasa ”concern” dengan gerak perkembangan kehidupan
dengan perkembangan ideologi Pancasila masyarakat, bangsa dan negara yang
yang mengalami pasang naik dan turun dinamis, sehingga ideologi Pancasila
seirama pergantian rezim pemerintahan dapat diimplementasikan secara nyata
yang berkuasa. Oleh karena itu, dengan dalam praktik kehidupan keseharian.
kehadiran peran-serta pemerintah dan Dengan terbentuknya Unit Kerja Presiden
partisipasi masyarakat dalam proses Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-
integrasi nasional tersebut berlandaskan PIP), maka menjadi tugas lembaga inilah
ideoligi Pancasila, dengan demikian, yang secara formal untuk mendorong
peranan ideologi Pancasila dalam lebih ”membumikan” ideologi Pancasila
integrasi nasional sangat mempunyai ke seluruh kelompok masyarakat di
peranan penting dalam mewujudkan dan Indonesia yang berbhineka-tunggal-ika,
menjaga kesetaraan dan keselarasan antar- sehingga masyarakat Indonesia yang
masyarakat dalam negara. tersebar dari Sabang hingga Meuroke serta
dari Miangas sampai Pulau Rote merasa
SIMPULAN memiliki adanya ideologi Pancasila
tersebut. UKP-PIP tentunya tidak bisa
Penerapan Pancasila sebagai ideologi bekerja sendirian harus memberdayakan
yang mempunyai sila-sila dalam Pancasila kalangan cerdik pandai dari berbagai
mempunyai peranan dalam integrasi kampus di tanah air serta berbagai
nasional disebabkan bermacam puak dan kalangan yang merasa ”concern” dengan
kelompok masyarakat di berbagai wilayah perkembangan ideologi Pancasila sebagai
tanah air sudah saatnya diaktualisakan perekat integrasi nasional.

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 9


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 1, Juni 2018: 1 – 10

DAFTAR PUSTAKA Nazaruddin Sjamsuddin, (1989), Integrasi


Politik Indonesia, Jakarta, Gramedia
Alfian, (1983), Pemikiran dan Perubahan
Politik Indonesia, Jakarta, Gramedia Nazaruddin Sjamsuddin, (1991), Dimensi-
Dimensi Vertikal dan Horizontal Dalam
Alfian dan Oetojo Oesman (Ed), (1990),
Integrasi Politik, Jakarta, Jurnal Ilmu
Pancasila Sebagai Ideologi Dalam
Politik No.8;
Kehidupan Politik, Jakarta, BP-7 Pusat;
Martin, John Levi, (2015), What is Ideology?
Coleman, J. S. & Rosenberg, Carl. G. (eds.)
Sociologia, Problemas e Practicas,
(1964). Political Parties and National
no.77, University of Chicago, Illinois,
Integration in Tropical Africa, Berkley
USA, pp 9-31
and Los Angeles, University of
California Press. Oetojo Oesman, 1993/1994, Peranan Ideologi
Dalam Integrasi Nasional,, Jakarta,
Cole, Nicki Lisa Ph.D, (2017), The Definition
Mimbar BP-7 No.62
of Ideology and the Theories Behind It,
https://www.thoughtco.com/ideology- Soeprapto, 1993/1994, Pancasila Dalam
definition-3026356; Strategi Pembangunan Sumber Daya
Manusia, Jakarta, Mimbar BP-7 No.62;
Sparknotes, (2017), Political Ideologies and
Styles: What is an Ideology?, www. Tersoo, Ikyase J and Ejue, Egberi A. (2014),
sparknotes.com, http://www.sparknotes. Democracy and National Integration:
com/us-government-and-politics/ Appraising the Challenges of Nigeria
political-science/political-ideologies- form 2003 to 2011, IOSR Journal of
and-styles/section1.rhtml) © 2017 Humanities and Social Sciences, vol
SparkNotes LLC, All Rights Reserved 19, Issue 11 ver II, November, pp 32-38;

10

Anda mungkin juga menyukai