ABSTRACT
The relationship between ideology and nation integration is interrelated. The linkage
according to the existence of the ideology, it is indeed intended to collect, to unite and to
mobilize the people politically and ideologically. Therefore, it has been integrated under
the protection of the nation ideology called Pancasila. In this context, Pancasila had
been prepared as an ideology of unity by the nation’s founders. Pancasila has functions
as a common reference in solving differences and political conflicts between groups and
the existing political forces. Pancasila ideology plays a role in nation integration as a
unifier, which can be understood through the efforts of various ideological socialization
fields. This hope will be able to comprehend the meaning contained in the nation
ideology, the five aspects of Pancasila. Furthermore, this understanding will be able to
be implemented and be realized in various fields of real life. This is followed up by giving
an opportunity to develop new thoughts that are relevant and meets the reality time by
time to make the ideology of Pancasila actual.
Keywords: ideology, nation integration
ABSTRAK
Hubungan antara Ideologi dan Integrasi Nasional saling berkaitan. Keterkaitan didasarkan
pada eksistensi ideologi tersebut memang dimaksudkan untuk mengumpulkan,
mempersatukan dan menggerakkan masyarakt secara politis maupun ideologis, dengan
demikian, telah terintegrasi di bawah perlindungan ideologi nasional yakni Pancasila.
Dalam konteks inilah Pancasila oleh para pendiri bangsa dipersiapkan sebagai ideologi
persatuan. Pancasila berfungsi juga sebagai acuan bersama dalam memecahkan
perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik yang ada.
Ideologi Pancasila berperan dalam integrasi nasional sebagai pemersatu, yang dapat
dipahami melalui upaya berbagai sosialisasi bidang ideologi. Harapan tersebut akan
mampu memahami makna yang terkandung di dalam ideologi nasional yakni lima sila
Pancasila. Selanjutnya, pemahaman tersebut akan dapat dilaksanakan dan diwujudkan
dalam berbagai bidang kehidupan secara nyata. Hal ini ditindaklanjuti dengan memberi
peluang untuk mengembangkan pemikiran baru yang relevan dan sesuai dengan
kenyataan dari masa ke masa sehingga membuat ideologi Pancasila selalu aktual.
Kata kunci: ideologi, integrasi nasional
2
Peranan Ideologi ... (Afriadi S. Hasibuan, Djoko Sulistyono)
Ideology is the lens through which a Menurut Alfian (1990), suatu ideologi
person sees the world. Within sociology, kalau tidak ingin ditinggalkan oleh para
ideology is broadly understood as pengikutnya harus memiliki dimensi
referring to the worldview a person realitas, dimensi idealism dan dimensi
has that is the sum total of their fleksibilitas (pengembangan). Dari
culture, values, beliefs, assumptions, segi dimensi realitas, suatu ideologi itu
common sense, and expectations for mengandung makna bahwa nilai-nilai
themselves and of others. Ideology dasar yang terkandung di dalam dirinya
gives an identity within society, within bersumber dari nilai-nilai yang riil yang
groups, and in relation to other people. hidup dalam masyarakatnya, terutama
It shapes our thoughts, actions, pada waktu ideologi tersebut lahir. Hal
interactions, and what happens in our ini dirasakan oleh mereka dan dihayati
lives and in society at large. bhawa nilai-nilai dasar itu adalah milik
Dengan demikian, Nicki Lisa Cole mereka bersama. Dengan begitu, nilai-
(2017: 1) mengatakan ideologi dapat nilai dasar itu tertanam dan berakar dalam
didefinisikan berikut: masyarakatnya.
Ideology can be defined as the lens Dari segi dimensi idealisme, suatu
through which one sees the world, ideologi perlu mengandung cita-cita yang
through which one understands ingin dicapai dalam berbagai bidang
their own position in the world, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
their relationship with others, as bernegara. Melalui idealisme atau cita-
well as their individual purpose, cita yang terkandung dalam ideologi yang
role, and path in life. Ideology is dihayati suatu masyarakat atau bangsa
also understood to perform the mengetahui ke arah mana mereka ingin
function of framing how one sees membangun kehidupan bersama mereka.
the world and interprets events and Idelisme atau cita-cita tersebut seyogianya
experiences, in the sense that a berisi harapan-harapan yang masuk akal,
frame captures and centers certain bukanlah lambungan angan-angan yang
things and excludes others from sama sekali tidak mungkin direalisasikan.
view and consideration. Oleh karena itu, dalam ideologi yang
tangguh biasanya terjalin pertautan yang
Ideologi sebagai suatu lensa melihat
saling memperkuat antara dimensi realitas
kenyataan di lingkungan masyarakat
dan dimensi idealisme yang terkandung di
dalam politik. Selanjutnya, Ideologi adalah
dalamnya. Dengan begitu, ideologi tersebut
suatu pandangan atau sistem nilai yang
akan berhasil menjadikan dirinya sebagai
menyeluruh dan mendalam yang dipunyai
landasan atau dasar (melalui dimensi realitas)
dan dipegang oleh suatu masyarakat
dalam membangun berbagai kehidupan
tentang bagaimana cara yang sebaiknya,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
yaitu yang secara moral dianggap benar
dan adil, mengatur tingkah laku mereka Dimensi fleksibilitas mencerminkan
bersama dalam berbagai segi kehidupan kemampuan suatu ideologi dalam
duniawi. memengaruhi dan sekaligus menyesu
4
Peranan Ideologi ... (Afriadi S. Hasibuan, Djoko Sulistyono)
Mengacu pada pendapat ahli di yang diperlakukan oleh sistem politik agar
atas, bahwa integrasi nasional termasuk ia dapat menjalankan fungsinya dengan
integrasi politik dan teritorial secara baik. Konsensus normatif ini dengan
homogen, dalam perbedaan baik kultur sendirinya tumbuh dari dan berkembang di
maupun kepercayaan dan agama ke atas nilai-nilai dasar yang dimiliki bangsa
dalam satu identitas bangsa. Untuk itu, itu secara keseluruhan.
di dalam setiap kehidupan masyarakat, Secara vertikal, faktor-faktor yang
kita akan menemukan integrasi dalam dapat menghambat proses integrasi
dua wujudnya, yaitu: dimensi vertikal terselip di dalam perbedaan-perbedaan
dan dimensi horizontal. Dalam dimensi yang ada pada kelompok elite dan massa.
vertikal, integrasi nasional bertujuan Perbedaan-perbedaan ini dapat berupa
mengintegrasikan persepsi dan peri perbedaan latar belakang pendidikan,
laku elite dan massa, yaitu dengan kehidupan ekonomi, ataupun politik. Dalam
menghilangkan atau mengurangi kesen masyarakat sering kita temukan perbedaan
jangan-kesenjangan antara kelompok yang sangat menyolok antara elite dan
yang berpengaruh dan kelompok yang massa dalam tiga bidang tersebut. Dalam
dipengaruhinya. bidang pendidikan, terdapat kesenjangan
Sementara di dalam horizontal, yang cukup besar antara kelompok elite
integrasi nasional berkaitan dengan kadar dan massa, yang meliputi jenjang, jenis
integrasi antar kelompok-kelompok dan mutu pendidikan. Begitu juga, dalam
masyarakat. pada dimensi ini, proses gaya kehidupan masyarakat. pada masa
integrasi diarahkan pada upaya untuk sekarang, ada kecenderungan elite politik
menjembatani perbedaan yang dilahirkan untuk hidup gaya yang tidak sama dengan
oleh faktor-faktor teritorial (termasuk gaya hidup massa rakyat. Gaya hidup
kultural) dengan mengurangi kesenjangan- yang demikian, tentu tidak akan dapat
kesenjangan yang ditimbulkan oleh dipertautkan dengan gaya kehidupan
faktor-faktor tersebut. Dalam pengertian massa yang jauh berbeda. Ke dalam
yang sederhana, integrasi nasional perbedaan ini masih dapat ditumbuhkan
pada dasarnya mencakup dua masalah kesenjangan-kesenjangan lain, seperti
pokok. Pertama, bagaimana membuat antara desa dengan kota, industri besar dan
rakyat tunduk dan patuh pada tuntutan- industri kecil, dan lain-lain. Dalam bidang
tuntutan negara. Masalah ini mencakup politik, ada pula kesenjangan ideologi
perkara pengakuan rakyat terhadap hak- antara kelompok elite dengan massa.
hak yang dimiliki negara, sehingga yang Kesenjangan ini dapat dimunculkan oleh
dipersoalkan di sini sebenarnya adalah adanya perbedaan ideologi formal, seperti
bagaimana hubungan antara rakyat dengan ideologi negara atau partai, selain karena
negara. Kedua, bagaimana meningkatkan adanya ideologi dalam pengertian yang
konsensus normatif yang mengatur tidak formal. Sementara wujud ideologi
perilaku politik setiap anggota masyarakat. formal selalu jelas dalam masyarakat,
Bidang masalah ini lebih banyak bersifat manifestasi ideologi yang tidak formal
pembinaan kesepakatan antara sesama itu antara lain bersumber pada perbedaan
warga negara berkenaan dengan perilaku latar belakang kehidupan antara kelompok
elite dengan massa. Hal ini umpamanya cenderung menimbulkan kerukunan atau
terdapat dalam ideologi yang dimiliki kesenjangan dalam masyarakat, baik pada
oleh kelompok atas, menengah dan bawah dimensi vertikal maupun horizontal. Sebab,
dari masyarakat itu sendiri. Perbedaan- primordialisme senantiasa menyalurkan
perbedaan yang demikian memberi kepuasan dan kekecewaan ke dalam
dampak terhadap pemilihan ideologi masyarakat melalui kelompok-kelompok
formal beserta interpretasinya, dan yang ada di dalamnya. Keadaan inilah
persepsi terhadap kebijaksanaan negara yang menentukan apakah masyarakat
dan kebijakan lainnya. dapat menciptakan solidaritas atau tidak
terhadap sesamanya. Kebijaksanaan
Dari sudut horizontal, di antara faktor-
pemerintah yang sejalan dengan
faktor yang menghambat proses integrasi
kepentingan suatu kelompok primordial,
adalah nilai-nilai primordial yang sering
tentu saja akan memuaskan kelompok
begitu menonjol dalam masyarakat
tersebut, dan mengecewakan kelompok
yang majemuk. Faktor primordial itu
lain. Oleh karena, kepuasan yang diberikan
adalah daerah kelahiran, suku, ikatan
atas kebijaksanaan pemerintah, maka
darah, ras, agama, dan bahasa. Adanya
kelompok pertama itu akan memberikan
berbagai kelompok dalam masyarakat
solidaritas dan loyalitas kepada
yang memiliki faktor atau kombinasi
pemerintah. Sementara kelompok yang
faktor-faktor yang berbeda-beda dapat
kedua bersikap sebaliknya. Selanjutnya
menimbulkan kesenjangan atau bahkan
situasi ini menimbulkan atau mempertajam
pertentangan-pertentangan dalam
kesenjangan di antara ke dua kelompok
masyarakat. Tidak jarang terjadi bahwa
tersebut. Hal itulah yang diperkirakan
pertentangan-pertentangan itu atau konflik
merupakan gejala-gejala awal disintegrasi
itu tajam sifatnya. Ikatan-ikatan primordial
dalam masyarakat. Dengan demikian,
tidak hanya berpengaruh dalam satu aspek
terlihatlah bahwa salah satu sumber
kehidupan saja. Kenyataan yang sering
utama dari kesenjangan dalam masyarakat
kita jumpai di mana pun ialah bahwa
adalah adanya persepsi dan sikap-sikap
primordialisme itu justru menjadi penting
yang didasarkan pada ikatan primordial.
karena ia bergerak dalam keseluruhan
Dengan kata lain, yang menjadi masalah
aspek kehidupan masyarakat. Masyarakat
bagi kita sebenarnya bukanlah kenyataan
yang majemuk akan dengan mudah dapat
adanya faktor-faktor tersebut. Persepsi
mengkaitkan aspek-aspek kehidupannya
yang demikian menimbulkan kecurigaan
dengan ikatan-ikatan primordial. Kebi
ataupun rasa permusuhan dalam
jaksanaan-kebijaksanaan dalam bidang
masyarakat, karena melalui persepsi itu
ekonomi, misalnya, bisa menjadi lain bila
kelompok-kelompok di dalam masyarakat
dilihat dengan kacamata primordialisme.
melihat adanya keadaan yang menghambat
Begitu pula halnya dengan kebijak tujuan-tujuan mereka sendiri. Kebijakan
sanaan-kebijaksanaan dalam bidang sosial pemerintah yang menimbulkan pro dan
dan budaya. Bila dikaitkan dengan ikatan- kontra tersebut diperlukan penyelesaian
ikatan primordial, maka kebijaksanaan- yang bijak dalam pengambilan keputusan,
kebijaksanaan dalam bidang apa pun oleh karena kebijakan yang baik
6
Peranan Ideologi ... (Afriadi S. Hasibuan, Djoko Sulistyono)
8
Peranan Ideologi ... (Afriadi S. Hasibuan, Djoko Sulistyono)
10