TINJAUAN LITERATUR
Pengertian struktur modal yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai
berikut:
Kombinasi utang, saham preferen dan ekuitas biasa yang akan menjadi dasar
Martono dan D. Agus Harjito (2002: 240), mengatakan bahwa struktur modal
modal adalah pencerminan cara suatu perusahaan untuk membiayai aktivanya yang
merupakan komposisi datri sumber modal yang terdiri dari hutang jangka pendek,
susunan dari jenis – jenis modal yang diperoleh perusahaan beserta jumlah nilai
-nilainya (dalam satuan uang) dalam bentuk hutang jangka panjang dan modal sendiri
ditunjukkan oleh perbandingan utang jangka panjang terhadap modal sendiri (longterm
antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio).
Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan para ahli diatas, dapat
yang menimbangkan pilihan antara hutang (Debt) dengan modal sendiri (Equity) yang
akan digunakan perusahaan untuk membiayai aktivitas perusahaan. Hutang dan modal
sendiri mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda. Oleh karena itu, pihak
2. Struktur Modal Kompleks, yaitu perusahaan yang mempunyai satu atau lebih
kategori kompleks tidak didasarkan pada besar atau kecilnya skala operasi perusahaan,
tetapi semata-mata didasarkan pada ada atau tidak adanya efek yang berpotensi dalam
Arti kata dari modal adalah sumber dana yang digunakan pada suatu
perusahaan. Modal meliputi semua komponen di sisi pasiva pada neraca perusahaan
kecuali hutang lancar. Modal terdiri dari modal utang dan modal sendiri/ekuitas. Jenis-
perusahaan. Diketahui bahwa biaya modal pinjaman relatif lebih rendah dibandingkan
dengan bentuk pinjaman lainnya, hal ini disebabkan karena mereka memperoleh risiko
yang relatif kecil atas segala jenis modal jangka panjang, seperti:
atas pinjaman atau terhadap aset yang akan dijual untuk membayar utang.
b. Pemegang modal pinjaman mempunyai kekuatan hukum atas pembayaran
c. Bunga pinjaman merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak sehingga biaya
2) Modal Sendiri atau Ekuitas, merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari
pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman
mempunyai jatuh tempo. Ada dua sumber utama modal sendiri, yaitu:
b. Modal saham biasa yang terdiri atas saham biasa dan laba ditahan.
Saham biasa merupakan bentuk modal sendiri yang paling mahal biaya
utama dalam hak suara, tuntutan atas pendapatan dan aset, jatuh tempo dan perlakuan
pajak atas biaya modal. Harus dipahami posisi pemegang modal sendiri adalah
risiko yang lebih besar sehingga kompensasi bagi pemegang modal sendiri harus lebih
Menurut Bambang Riyanto (2008) Struktur modal suatu perusahaan yang terdiri atas
Ekuitas adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam dalam
perusahaan untuk waktu yang lama. Ekuitas dapat berasal dari saham, baik saham biasa
Menurut Riyanto (2008) modal sendiri dalam suatu perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), Terdiri dari modal saham, cadangan dan keuntungan.
a. Modal saham,
yaitu tanda bukti penyertaan modal serta tanda bukti pengambilan bagian dalam
suatu perusahaan. Saham terdiri atas saham biasa dan saham preferen. Saham
pembagian laba, serta sebagai alat untuk menguasai perusahaan. Sementara saham
b. Cadangan.
perusahaan selama beberapa waktu yang lalu atau dari tahun berjalan. Selajutnya,
adalah bagian dari laba yang tidak dibagikan sebagai dividen. Kebanyakan
perusahaan menyatukan cadangan dan laba ditahan dalam pos laba ditahan pada
neraca. Adanya keuntungan akan memperbesar pos laba ditahan yang artinya
Hutang atau sering disebut modal asing “adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang
sifatnya sementara bekerja didalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal
tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali (Riyanto, 2008). Hutang
a. Hutang Jangka Pendek, adalah modal asing yang jangka waktunya paling
lama satu tahun. Adapun jenis-jenis modal asing jangka pendek yang
utama adalah kredit rekening Koran, kredit dari penjualan, kredit dari
b. Hutang jangka menengah, adalah hutang yang jangka waktu umurnya lebih
dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Kebutuhan membelanjai
usaha dengan kredit ini adalah dengan karena adanya kebutuhan yang tidak
dapat dipenuhi dengan kredit jangka pendek disatu pihak dan juga sulit
untuk dipenuhi dengan kredit jangka panjang dilain pihak. Bentuk utama
lebih dari 10 tahun. Hutang jangka panjang ini umumnya digunakan untuk
perusahaan. Bentuk – bentuk utama dari hutang jangka panjang antara lain
Setiap ada perubahan struktur modal akan mempengaruhi biaya modal secara
keseluruhan, hal ini disebabkan masing-masing jenis modal mempunyai biaya modal
sendiri-sendiri. Selain itu teori struktur modal dianggap penting karena besarnya biaya
modal keseluruhan ini, nantinya akan digunakan sebagai cute of rate pada
Menurut Brigham dan Houston (2014:179) Teori Struktur Modal terdiri atas :
Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958 ketika Profesor Franc
yaitu :
perusahaan.
atau bunga (untuk pemegang utang). Menurut model tersebut, tujuan yang
Trade off theory menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat pajak dari
kebangkrutan.
4. Teori Sinyal
1. Stabilitas Penjualan
utang dalam junlah yang lebih besar dan mengeluarkan beban tetap yang
stabil.
2 . Struktur Aktiva
3. Leverage Operasi
4. Ukuran Perusahaan
5. Tingkat Pertumbuhan
6. Profitabilitas
7. Pajak Bunga
bernilai bagi perusahaan dengan tariff pajak yang tinggi. Jadi, makin
tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka makin besar keunggulan dari
utang.
8. Kendali
mengarah pada penggunaan baik itu utang maupun ekuitas karena jenis
9. Sikap Manajemen
struktur modalnya.
Ada beberapa cara untuk mengukur struktur modal suatu perusahaan, dalam
penelitian ini, struktur modal diukur dengan menggunakan tiga rasio, antara
lain:
hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah
modal sendiri yang diberikan oleh pemilik modal perusahaan. Harahap (2008:303)
mengemukakan rasio utang atas modal atau debt to equity ratio menggambarkan sejauh
mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar (kreditor). Kasmir
(2009:157) mendefinisikan: Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan membandingkan antara seluruh
utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal
antara utang yang dimiliki terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan . Debt
to Equity Ratio (DER) merupakan rasio atau perbandingan antara modal sendiri dan
modal yang diperoleh dari luar perusahaan atau kreditur. Utang ini muncul karena tidak
semua kebutuhan modal mampu dipenuhi oleh modal sendiri atau dengan perolehan
dari penjualan saham sehingga perusahaan biasanya akan mencari tambahan modal
melalui utang. Utang yang diperhitungkan di sini terdiri dari utang jangka pendek dan
jangka panjang. Rasio ini memberikan gambaran mengenai struktur modal yang
dimiliki perusahaan, sehingga dapat diamati tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.
Debt to equity ratio (DER) yang semakin besar menunjukkan bahwa struktur
modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang
ada. Dari perspektif kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak
menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan
yang mungkin terjadi di perusahaan, sebaliknya semakin kecil rasio ini semakin baik.
Untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah
utang adalah kecil atau minimal sama, namun bagi pemegang saham atau manajemen
rasio ini sebaiknya besar. Menurut Hery (2015) Debt to equity ratio (DER) ini dihitung
Total Hutang
Debt to Equity Ratio = ×100%
Total Ekuitas
Debt to Asset Ratio merupakan salah satu rasio pengaruh yang menunjukkan
seberapa besar pembiayaan perusahaan dibiayai oleh utang. Debt to Asset Ratio (DAR)
memperlihatkan proporsi antara utang yang dimiliki dengan seluruh kekayaan (aktiva)
yang dimiliki (Siregar, 2012). Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar
jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva
kepada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko pada
Dari hasil pengukuran, apabila nilai rasio tinggi, artinya utang yang digunakan
Menurut Hery (2015) Debt to Asset Ratio (DAR) ini dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Total Hutang
Debt to Asset Ratio = ×100%
Total Aset
proporsi dana dari aktiva yang sumber pendanaannya berasal dari ekuitas atau
pemegang saham.
Eugene dan Joel F. Houston (2001:5) bahwa struktur modal adalah bauran dari utang,
saham preferen, dan saham biasa. Ukuran dari variabel EAR adalah jumlah ekuitas
dibagi dengan jumlah aktiva. Menurut Hery (2015) Equity to Asset Ratio (EAR) ini
Total Ekuitas
Equity to Asset Ratio = ×100%
Total Aset
4. Long term Debt to Asset Ratio (LDAR)
Rasio utang jangka panjang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur besarnya proporsi utang jangka panjang terhadap aset perusahaan.
Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total utang jangka panjang dengan total
aktiva. Menurut Wisnala dan Purbawangsa (2014) Long Debt To Asset Ratio (LDAR)
yang pendirinya atau anggota keluarganya seorang pegawai, direktur, atau pemilik
minimal 5% dari ekuitas perusahaan, baik secara individu atau kelompok. Menurut Ali
et al (2007), perusahaan keluarga adalah sebuah perusahaan yang dimana pendiri atau
direksi, atau pemegang saham terbesar. Sedangkan menurut Saito (2008), perusahaan
pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut. Selain itu pada umumnya jabatan
Menurut survei yang dilakukan oleh PwC Indonesia pada tahun 2019 tentang bisnis
keluarga menunjukkan bahwa sekitar 70% sudah sangat terlibat di dalam perusahaan
keluarga 48% sudah memiliki operasi internal yang penting untuk dijalankan.
Menurut Martinez, Stohr, dan Quiroga (2007), terdapat beberapa kriteria sebuah
manajemen puncak.
dalam kelompok bisnis tertentu dan kelompok ini terkait secara jelas
dibangun, dimiliki, serta dikelola oleh pendiri maupun keluarga pendiri. Namun
persepsi tersebut berubah sejak perusahaan keluarga mulai masuk dan terdaftar pada
pasar saham suatu negara. Di Indonesia, perusahaan keluarga yang pertama terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah perusahaan milik keluarga Budiman yaitu Century
Textile Industry Tbk (CNTX) pada tanggal 22 Mei 1979. Kemudian beberapa
perusahaan keluarga yang bergerak di berbagai sektor industri ikut masuk dan terdaftar
pada BEI. Hingga tahun 2016, jumlah perusahaan keluarga yang terdaftar di BEI
industri .
2.1.3 Kinerja Keuangan
melakukan evaluasi kinerja di setiap akhir periode akuntansi. Kinerja keuangan yang
terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan, antara lain: rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio aktivitas dan rasio profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
keputusan baik bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan. Laporan keuangan
merupakan alat yang dijadikan acuan penilaian untuk meramalkan kondisi keuangan,
Menurut Mahmud dan Halim, (2003:75) ukuran kinerja meliputi rasio-rasio berikut:
laba (profitabilitas).
pasar.
perusahaan dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk memprediksi laba bersih
dan dividen pada masa yang akan datang. Cara yang digunakan untuk mendukung
komponen keuangan yang lain. Pada umumnya, hubungan tersebut dilihat dari rasio
antara komponen- komponen keuangan yang satu dengan yang lain. Dalam konteks
manajemen keuangan, analisis tersebut dikenal dengan analisis rasio keuangan. Analisis
rasio ini berguna untuk membandingkan kinerja perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain atau membandingkan kinerja satu perusahaan pada tahun ini
1. Rasio Likuiditas
melihat aktiva lancar perusahan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam
adalah current ratio, cash ratio, dan net working capital to total asset ratio.
adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya.
Rasio Leverage yang bisanya digunakan seperti debt to total asset ratio, total
debt to total capital asset ratio, total debt to equity ratio, long term debt to
equity ratio, dan lain-lain.
3. Rasio Aktivitas
dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Beberapa rasio yang
digunakan misalnya: total asset turn over ratio, receivable turn over ratio,
modal saham tertentu pada periode tertentu. Beberapa rasio yang sering
digunakan adalah gross profit margin, net profit margin, return on total equity
Menurut Harmanto dan Raharjo (2005) melalui laporan keuangan dapat diperoleh
perusahaan.
c. Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar
Return on equity (ROE) atau sering disebut juga dengan return on common
equity, yang dalam bahasa Indonesia istilah ini sering juga disebut sebagai rentabilitas
modal sendiri. Menurut Sartono (2008) bahwa Return on Equity (ROE) merupakan
pengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi para
pemegang saham perusahaan. Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan
ukuran profitabilitas ini, atau bagian dari total profitabilitas yang dapat dialokasikan
pertama akan dipakai untuk membayar utang bunga, kemudian saham preferen, dan
kemudian (jika masih terdapat sisa) diberikan kepada pemegang saham biasa.
return on equity (ROE) berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang
return saham yang diperoleh investor perusahaan akan semakin besar pula begitu juga
pengelolaan investasi pemegang saham, jika rasio ini meningkat manajemen cenderung
tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya tingkat
pengembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.
Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang
makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Menurut Hery (2015) rasio Return
variabel tersebut masih menunjukkan hasil yang beragam dalam hasil penelitian, objek
30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Colombo, Sri Lanka. Dalam penelitiannya,
struktur modal diuji dengan rasio gross profit, net profit, ROI, ROE dan ROA. Secara
dari indeks KSE 100 Pakistan. Dalam penelitian tersebut, Mumtaz dkk (2013) menguji
pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan dengan variabel earning per
share, earning ratio, operating profit margin, return on asset dan return on equity.
Mumtaz dkk menggunakan uji data statistik dan menyimpulkan bahwa kinerja
keuangan secara signifikan dipengaruhi oleh struktur modal. Struktur modal ini dinilai
secara negatif berkaitan dengan nilai pasar dan juga memunculkan risiko terkait
Efek Tehran untuk menilai pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
menggunakan return on asset dan return on equity sebagai alat uji. Hasil penelitian
mereka menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara rasio utang
dan kinerja keuangan perusahaan dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara
asset turnover, firm size, asset tangibility ratio, dan growth opportunities terhadap
pengukuran kinerja keuangan. Selain itu, penelitian ini membuktikan bahwa dengan
perusahaan.
Yogantara & Wijaya (2010) mencoba menganalisis pengaruh struktur modal
terhadap kinerja keuangan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji hubungan antara struktur modal dan kinerja keuangan badan usaha yang
termasuk dalam industri perbankan dari 2004 sampai dengan 2008 di BEI. Control
variable berupa kepemilikan institusional, ukuran, risiko, kekuatan pasar, dan struktur
keuangan. Control variable berupa harga rata-rata pasar input, harga rata-rata pasar
output, ukuran, risiko, dan kekuatan pasar disertakan untuk menguji pengaruh kinerja
keuangan terhadap struktur modal. Hasil penelitian menunjukkan struktur modal dan
badan usaha yang termasuk dalam industri perbankan dari 2004 sampai dengan 2008 di
BEI. Hasil penelitian juga menunjukan struktur modal dan bentuk kuadratnya, harga
rata-rata pasar input, harga rata-rata pasar output, ukuran, risiko, dan kekuatan pasar
secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan badan usaha
yang termasuk dalam industri perbankan dari 2004 sampai dengan 2008 di BEI.
Salah satu kinerja keuangan yaitu Return on Equity (ROE). Hasilnya menunjukkan
bahwa struktur modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on Equity
(ROE).
Profitabilitas juga diukur dengan ROE, namun struktur modal ditelaah dengan variabel
DAR, DER, dan LDAR. Hasilnya menunjukkan bahwa DAR, DER, dan LDAR
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE dan variabel LDAR secara parsial
Stein (2012), dalam penelitiannya yang menguji pengaruh struktur modal yang
diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap profitabilitas yang diukur dengan
Return on Equity (ROE). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa DER berpengaruh
signifikan negatif terhadap ROE pada perusahaan industri tekstil dan garmen yang
Dalam penelitian Binangkit (2014) variabel struktur modal DER dan DAR
variabel struktur modal EAR, memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan.
Pada penelitian Budiarti (2009), terjadi kenaikan rata-rata semua variabel bebas
Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR), Equity to Asset Ratio (EAR),
Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) sebelum dan sesudah merger. Terdapat
pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity (ROE) sebelum
merger. Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Equity
(ROE) sesudah merger. Terdapat pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Return
On Equity (ROE) sebelum merger. Tidak terdapat pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR)
terhadap Return On Equity (ROE) sesudah merger. Tidak terdapat pengaruh Equity to
Asset Ratio (EAR) terhadap Return On Equity (ROE) sebelum merger. Tidak terdapat
pengaruh Equity to Asset Ratio (EAR) terhadap Return On Equity (ROE) sesudah
merger. Tidak terdapat pengaruh Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap
Return On Equity (ROE) sebelum merger. Terdapat pengaruh Longterm Debt to Equity
Ratio (LDER) terhadap Return On Equity (ROE) sesudah merger. Terdapat pengaruh
secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat sebelum dan sesudah merger.
dan Struktur Modal yang fluktuatif. Secara parsial Time Interest Earned Ratio (TIER)
berpengaruh secara signifikan terhadap ROE, sedangkan Debt To Equity Ratio (DER),
Long Term Debt To Equity Ratio (LDER) dan Equity To Asset Ratio (EAR) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ROE. Kemudian dari penelitian ini didapatkan
hasil secara simultan Debt To Equity Ratio (DER), Time Interest Earned Ratio (TIER),
Long Term Debt To Equity Ratio (LDER) dan Equity To Asset Ratio (EAR)
3 Edith Theresa Pengaruh Struktur Analisis regresi Variabel struktur modal (DER)
Stein (2012) linier sederhana berpengaruh negatif dan
Modal (Debt to
signifikan terhadap ROE.
Equity Ratio)
Terhadap
Profitabilitas
(Return on Equity)
4 Pouraghajan dkk The Relationship Analisis Korelasi Ada hubungan negatif yang
(2012) between Capital Pearson dan signifikan antara rasio utang
Structure and Firm estimasi model dan kinerja keuangan
Performance regresi berganda perusahaan dan terdapat
Evaluation hubungan positif yang
Measures:Evidence signifikan antara asset
from the Tehran turnover,
Stock firm size, asset tangibility ratio,
Exchange dan growth opportunities
terhadap pengukuran kinerja
keuangan.
5 Puwanenthiren Capital Structure and Analisis korelasi, Struktur modal berpengaruh
Pratheepkanth Financial Analisis secara negatif terhadap kinerja
(2011) Performance: regresi keuangan.
Evidence From
Selected Business
Companies
In Colombo Stock
Exchange Sri
Lanka.
6 Galuh Yudha Adhi Pengaruh Financial Variabel TIER berpengaruh
Tama (2010) Leverage, dan signifikan terhadap ROE.
Struktur Modal Sedangkan variabel DER, EAR
terhadap Return on dan LDER tidak berpengaruh
Equity pada signifikan terhadap ROE.
Perusahaan Food and
Beverages yang Go
Public di BEI (periode
Pengamatan
Tahun 2006-2009)
7 Yogantara & Hubungan Struktur Uji Struktur modal dan bentuk
Wijaya (2010) Modal dan Kinerja Multikolinearitas kuadratnya, kepemilikan
Keuangan institusional, ukuran, risiko,
kekuatan pasar, dan struktur
organisasi secara serempak
berpengaruh signifikan
terhadap
kinerja keuangan.
8 Desi Eko Budiarti Pengaruh Struktur Terdapat pengaruh dari variabel
(2009) Modal (DER, DAR, struktur modal DER dan DAR
EAR, LDER) terhadap ROE perusahaan pada
Terhadap saat sebelum dan sesudah
Profitabilitas merger. Variabel EAR tidak
Sebelum dan Sesudah berpengaruh terhadap ROE
Merger Pada perusahaan sebelum dan
Perusahaan yang sesudah merger. Variabel LDER
Listing di Bursa Efek tidak berpengaruh pada ROE
Indonesia Periode perusahaan sebelum merger
2001-2006 tetapi memiliku pengaruh pada
saat sesudah merger.
9 Dian Anggraeni Pengaruh Struktur Struktur modal memiliki
(2006) Modal Terhadap pengaruh yang signifikan
Return on Equity terhadap Return on Equity
(ROE) pada (ROE).
Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta pada Tahun
2004
10 Imam Purhadi Pengaruh Struktur Analisis model DAR, DER, dan LDAR
(2006) Modal Terhadap Regresi memiliki pengaruh yang
Profitabilitas Berganda signifikan terhadap ROE dan
Perusahaan Barang variabel LDAR secara parsial
Konsumsi Terbuka di paling dominan mempengaruhi
Bursa variabel ROE.
Efek Jakarta
Sumber: Peneliti terdahulu, olahan penulis 2020
2.3 Pengembangan Hipotesis
masalah diatas, maka dapat dibuat suatu hipotesis atau dugaan sementara yang
2.3.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Equity (ROE)
antara utang yang dimiliki terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan .Debt
to Equity Ratio (DER) merupakan rasio atau perbandingan antara modal sendiri dan
modal yang diperoleh dari luar perusahaan atau kreditur. Debt to equity ratio (DER)
yang semakin besar menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang
semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Stein (2012), dalam
penelitiannya yang menguji pengaruh struktur modal yang diukur dengan Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Equity
(ROE). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa DER berpengaruh signifikan negatif
terhadap ROE pada perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI
periode 2006-2010.
H1: Variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan
2.3.2 Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Return on Equity (ROE)
Debt to Asset Ratio merupakan salah satu rasio pengaruh yang menunjukkan
seberapa besar pembiayaan perusahaan dibiayai oleh utang. Debt to Asset Ratio (DAR)
memperlihatkan proporsi antara utang yang dimiliki dengan seluruh kekayaan (aktiva)
yang dimiliki (Siregar, 2012). Debt to Asset Ratio (DAR) yaitu rasio yang mengukur
perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari
kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar
jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Dalam penelitian Binangkit
(2014) variabel struktur modal DER dan DAR berpengaruh positif dan signifikan
H2: Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh positif dan signifikan
2.3.3 Pengaruh Equity to Asset Ratio (EAR) terhadap Return on Equity (ROE)
proporsi dana dari aktiva yang sumber pendanaannya berasal dari ekuitas atau
pemegang saham. Dalam penelitian Galuh Yudha Adhi Tama (2010) variabel DER,
EAR dan LDER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE pada Perusahaan Food
H3: Variabel Equity to Asset Ratio (EAR) berpengaruh positif dan signifikan
2.3.4 Pengaruh Equity to Asset Ratio (EAR) terhadap Return on Equity (ROE)
Long term Debt to Asset Ratio (LDAR) ratio ini membandingkan hutang jangka
panjang perusahaan (long term debt) dengan total aktiva (total asset). Ratio yang
perusahaan Joni dan Lina (2010). Rasio utang jangka panjang terhadap aset
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang jangka
panjang terhadap aset perusahaan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total
utang jangka panjang dengan total aktiva. Imam (2006) meneliti tentang pengaruh
struktur modal terhadap profitabilitas. Profitabilitas juga diukur dengan ROE, namun
struktur modal ditelaah dengan variabel DAR, DER, dan LDAR. Hasilnya
menunjukkan bahwa DAR, DER, dan LDAR memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ROE dan variabel LDAR secara parsial paling dominan mempengaruhi
(ROE).
penelitian, dan landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka kerangka
STRUKTUR MODAL
DER
( X1) KINERJA KEUANGAN
DAR
(X2)
ROE
(Y)
EAR
(X3)
LDAR
( X4)
BAB III
METODE PENELITIAN
(Efferin dkk 2008:48). Menurut Sekaran dan Bowgie menyatakan bahwa rancangan
penelitian terdiri dari tujuan penelitian, jenis investigasi, intervensi peneliti, study
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang ada untuk mengetahui
hubungan antara struktur modal dengan kinerja keuangan perusahaan. Peneliti ingin
lebih lanjut melihat pengaruh dari struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan
keluarga yang terdaftar di BEI. Intervensi peneliti dalam penelitian ini rendah. Sumber
data yang digunakan seluruhnya merupakan sumber data sekunder, dengan jenis data
adalah data berupa laporan keuangan perusahaan- perusahaan yang diteliti. Dalam
menganalisis data.
deskriptif diguakan untuk menjelaskan variabel – variabel yang diteliti, serta perilaku
variabel – variabel yang diteliti berdasarkan data stastistik yang ada. Pendekatan
deskriptif menurut Prasetyo dan Jannah, dikembangakan dengan cara berpikir deduktif
yang menunjukkan bahwa pemikiran dalam penelitian ini didasarkan pada pola yang
umum atau universal kemudian mengarah kepada pola yang lebih spesifik. Sedangkan
analisis verifikatif, digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji
statistik. Penelitian ini didasarkan pada teori struktur modal dan kinerja keuangan.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
sectional (penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu) dan time series
mengenai perubahan gejala dari data dalam waktu yang berbeda). Penelitian ini
menggunakan data laporan keuangan perusahaan keluarga yang terdaftar di BEI tahun
2014-2019
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder, data diperoleh melalui data
laporan keuangan perusahaan – perusahaan yang diteliti. Jenis data yang digunakan
yaitu data dokumenter. Data dokumenter dapat berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip perusahaan yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan.
satuan yang ingin diteliti sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang
ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keluarga yang telah go
public dan juga terdaftar di BEI dan mengacu pada periode waktu yang digunakan
oleh peneliti.
tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan,
sehingga mempermudah peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang sedang
adalah tuntasnya pemerolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan
maksimum.
yang digunakan dalam memilih sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini.
1. Perusahaan keluarga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-
dan/atau dikelola oleh sejumlah orang yang masih memiliki hubungan keluarga
3. Menyediakan data secara kontinyu pada tahun 2014- 2019 yang sesuai dengan
kebutuhan analisis.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter berupa
informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Data tersebut
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder, yaitu sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2008).
Sumber data penelitian ini diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia di
1. Mengunduh data dari website Bursa Efek Indonesia dan website perusahaan
buku, artikel – artikel atau buletin, internet serta sumber data tertulis lainnya
Indonesia.
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
bahwa:
dalam literatur yang dirujuk atau bila tidak tersirat secara jelas definisinya, maka
peneliti dapat menjelaskan dengan pemahaman sendiri akan tetapi merujuk pada teori
bebas.
bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal yang
diukur dengan debt to equity ratio (DER), debt to asset ratio (DAR),
equity to asset ratio (EAR) dan Long term Debt to Asset Ratio (LDAR).
modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menunjukkan berapa laba bersih
modal dalam penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio (DER), debt to asset
ratio (DAR), equity to asset ratio (EAR) dan Long term Debt to Asset Ratio (LDAR).
3.6.2.1.1 Debt to Equity Ratio (DER)
antara utang yang dimiliki terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
Menurut Hery (2015) Debt to Equity Ratio (DER) ini dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Total Hutang
Debt to Equity Ratio = ×100%
Total Ekuitas
Debt to Asset Ratio merupakan salah satu rasio pengaruh yang menunjukkan
seberapa besar pembiayaan perusahaan dibiayai oleh utang. Debt to Asset Ratio
(DAR) memperlihatkan proporsi antara utang yang dimiliki dengan seluruh kekayaan
(aktiva) yang dimiliki (Siregar, 2012). Menurut Hery (2015) Debt to Asset Ratio
Total Hutang
Debt to Asset Ratio = ×100%
Total Aset
sebagai proporsi dana dari aktiva yang sumber pendanaannya berasal dari
Brigham, Eugene dan Joel F. Houston (2001:5) bahwa struktur modal adalah
bauran dari utang, saham preferen, dan saham biasa. Ukuran dari variabel
Total Ekuitas
Equity to Asset Ratio = ×100%
Total Aset
aset perusahaan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total utang jangka
panjang dengan total aktiva. Menurut Wisnala dan Purbawangsa (2014) Long
Debt To Asset Ratio (LDAR) ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :
penelitian ini berasal dari perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan modal sendiri yang dimiliki emiten dalam satu tahun tertentu. Return
selanjutnya yang dilakukan yaitu menganalisis data. Dalam penelitian ini penulis
penelitian kuantitatif ini menggunakan statistik (Dewi Teresia dan Hermi, 2016).
data panel. Secara umum, ada 3 model data panel yang sering digunakan,
yaitu model regresi pooling, model fixed effect dan model random effect.
individu tetapi memiliki slope regresi yang sama atau tetap dari
waktu ke waktu.
regresi yang baik dan benar-benar memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak
bias dan konsisten. Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian
heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas
kurang dari 0,05 maka Ho ditolak, dan itu merupakan variabel tidak
3) Uji Autokorelasi
kesimpulan
autokorelasi
kesimpulan
heteroskedastisitas.
Pada dasarnya ketiga model estimasi data panel dapat dipilih sesuai
dengan keadaan penelitian, namun ada beberapa cara yang dapat digunakan
ada tiga uji untuk memilih teknik estimasi data panel. Pertama, uji statistik
metode Fixed Effect. Kedua, uji Hausman yang digunakan untuk memilih
1) Uji Chow
Uji ini digunakan untuk memilih model pada regresi data panel,
yaitu antara model efek tetap ( Fixed Effect Model ) dengan model
koefisien tetap (Common Effect). Hipotesis awal dari uji adalah Fixed
Ho : Common Effect
yang berarti model yang lebih baik adalah Fixed Effect Model.
2) Uji Hausman
Uji ini digunakan salah satu untuk memilih model pada regresi
data panel, yaitu antara model Random Effect dengan model Fixed
sedangkan jika Ho ditolak maka Fixed Effect lebih sesuai daripada Fixed
sebagai berikut:
Ha : Fixed Effect
Ho : Random Effect
independen. Jika nilai statistik Hausman lebih besar daripada nilai kritis
Uji ini digunakan untuk memilih model pada regresi data panel,
yaitu antara model Random Effect dengan model Common Effect. Jika
independen. Jika nilai statistik Hausman lebih besar daripada nilai kritis
d. Pengujian Hipotesis
H0 = β ≤ 0 tidak ada
berikut:
Ho = β1 = β2 = β3 =
β4 = β5 = 0 Ha = β1
= β2 = β3 = β4 = β5
≠0