Oleh
Drh. Farida Nur Yuliati, M.Si.
Prof.Dr.Drh. Ratmawati Malaka, M.Sc.
Drh. Kusumandari Indah Prahesti, M.Si
Gambaran Umum
Paraf Asisten :
Paraf Asisten :
METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum Helminthologi yaitu beaker glass 600
ml, beaker glass 50 ml, corong, tabung reaksi, rak tabung, timbangan analitik, mortar
besar, mortar kecil, pipet tetes 2 ml, saringan, sendok tanduk, objek glass, cover
glass, sentrifuge dan mikroskop.
Bahan yang digunakan pada praktikum Helminthology yaitu aquades, feses
sapi, methylen blue, NaOH 10%, dan garam.
Paraf Asisten :
Metode Endapan
Paraf Asisten :
Ascaris Lumbricoides
Paraf Asisten :
Taksonomi
Paraf Asisten :
Daur Hidup
Habitat cacing ini ada di usus halus. Dalam siklus hidupnya, cacing Ascaris
lumbricoides membutuhkan hospes manusia untuk berkembang menjadi dewasa.
Manusia adalah hospes definitif satu-satunya dari cacing ini. Cacing ini tidak
memerlukan hospes reservoir, hospes perantara, dan vektor. Stadium infektif cacing
ini adalah telur. Proses siklus hidupnya adalah: telur cacing termakan dan tertelan
oleh manusia telur di dalam usus halus, telur pecah dan keluar larva nematoda
digestif, menembus mukosa usus, masuk aliran darah sampai di paru-paru di alveolus
paru-paru, larva cacing akan molting 3 kali menjadi larva stadium 4 dalam waktu 6-
10 hari berpindah ke bronkus, trakea tertelan kembali masuk ke kerongkongan masuk
usus halus berkembang menjadi cacing dewasa jantan dan betina kemudian kopulasi,
cacing betina bertelur 240.000 butir per hari, telur keluar bersama feses, jatuh di
tanah liat dalam waktu 10-18 hari berkembang menjadi telur infektif yang
mengandung larva. Total waktu yang diperlukan dari termakan, telur, hingga cacing
dewasa bertelur sekitar tiga bulan (Adrianto, 2020).
Paraf Asisten :
Aspek Klinis
Gejala klinis yang timbul akibat infeksi Ascaris lumbricoides ini adalah
kehilangan berat badan, kurang nafsu makan, menurunnya daya penyerapan makanan
di usus, anemia karena kehilangan darah, penurunan berat badan yang diakibatkan
diare, karena parasit ikut menyerap bahan makanan dalam saluran pencernaan,
menghisap darah dan cairan induk semang serta memakan jaringan induk semang.
Dalam hal lain nematoda saluran pencernaan (Ascaris lumbricoides ) juga dapat
menyebabkan infeksi sekunder akibat bakteri patogen atau virus patogen yang masuk
ke dalam jaringan. Infeksi jangka panjang biasanya juga dipengaruhi oleh karena
kombinasi hal-hal yang buruk terutama pemberian pakan atau rumput, penanganan
kesehatan yang kurang baik dan beberapa hal lainnya sehingga sangat mendukung
terhadap perkembangbiakannya (Rahayu, 2015).
Paraf Asisten :
Pencegahan
Paraf Asisten :
Fasciola Hepatica
Fasciola hepatica adalah jenis cacing yang termasuk dalam kelas trematoda
atau cacing isap. Jenis ini sering disebut cacing hati. Cacing hati hidup sebagai parasit
di dalam hati hewan ternak, seperti domba, kambing, sapi, atau kerbau. Panjang tubuh
cacing ini sekitar 2-5 cm. Pada kepala terdapat dua buah sucker, yaitu sucker di ujung
anterior mengelilingi mulut dan sucker posterior yang terdapat di bawah sucher
anterior. Fungsi sucker ini adalah untuk melekatkan tubuh pada hospesnya. Alat
reproduksi betina berupa ovarium yang bercabang-cabang pada sebelah sisi kanan
tubuh. Pembuahan terjadi di dalam tubuh hospes. Telur yang telah dibuahi ini
disalurkan melalui empedu ke usus dan keluar bersama feses hewan hospes. Bila
jatuh di tempat yang sesuai, telur akan menetas menjadi larva mirasidium bersilia. Di
tempat yang dingin larva ini dapat bertahan hidup selama beberapa tahun. Mirasidium
mampu berenang selama 8-20 jam. Bila pada masa itu mirasidium tidak bertemu
siput maka mirasidium akan mati. Sebaliknya, bila mirasidium termakan oleh siput
maka mirasidium akan hidup di dalamnya. Di dalam tubuh siput terjadi proses
paedogenesis. Paedogenesis adalah reproduksi yang terjadi ketika suatu organisme
belum mencapai usia kedewasaan secara fisik, misalnya terjadi pada fase larva
(Ardyansyah dan Vallenti, 2019).
Paraf Asisten :
Taksonomi
Menurut Anggriana (2014) cacing fasciola hepatica diklasifikasikan sebagai
berikut:
Filum: Platyhelmintes
Kelas: Trematoda
Ordo: Digenea
Family : Fasciolidae
Genus: Fasciola
Spesies : Fasciola hepatica
Paraf Asisten :
Daur Hidup
Siklus hidup Fasciola hepatica dimulai dengan keluarnya telur bersama feses
kambing. Telur yang jatuh di tempat lembab atau berair menetas menjadi mirasidium.
Mirasidum mempunyai silia sehingga da pat berenang bebas (8-20 jam) hingga
termakan oleh siput air (Lymnea sp). Di dalam tubuh siput mirasidium berubah
menjadi sporokista. Sporokista tumbuh dan berkembang manjadi redia setiap
sporokista menghasilkan (3-8 redia). Redia mengalami paedogenesis larva meng
hasilkan individu baru tanpa perkawinan aseksual dan metamorfosis dengan
menghasilkan sekara. Serkaria sudah mempunyai suckerakan keluar dari tubuh siput,
selanjutnya dapat berenang bebas karena mempunyai flagela. Apabila serkaria sudah
menemukan rerumputan untuk menempel maka sekaria akan melepaskan flagelanya
dan berubah menjadi metaserkaria. Metaserkaria (kista) yang menempel di rumput
dapat termakan oleh kambing, Metaserkara yang termakan oleh kambing akan
berkembang menjadi cacing dewasa di dalam hati kambing Cacing Fasciola dewasa
di dalam hati kambing. Selanjutnya, bertelur dan telurnya dikelurkan bersama feses
(Susilowarno, dkk., 2007).
Paraf Asisten :
Aspek Klinis
Paraf Asisten :
a. Limbah kandang hanya digunakan sebagai pupuk pada tanaman padi apabila
sudah dikomposkan terlebih dahulu sehingga telur fasciola hepatica sudah
mati.
b. Pengambilan jerami dari sawah sebagai pakan ternak dilakukan dengan
pemotongan sedikit di atas tinggi galengan atau 1-1.5 jengkal dari tanah.
c. Jerami dijemur selama 2-3 hari berturut-turut dibawah sinar matahari dan
dibolak-balik selama penjernuran sebelum diberikan untuk pakan.
d. Penyisiran jerami agar daun padi yang kering terlepas untuk mengurangi
pencemaran metaserkaria.
e. Tidak melakukan penggembalaan ternak di daerah berair atau yang tercemar
oleh metaserkaria cacing hati, misalnya di sawah sekitar kandang ternak atau
dekat pemukiman.
f. Mengandangkan sapi dan itik secara bersebelahan sehingga kotorannya
tercampur saat kandang dibersihkan (pengendalian secara biologis).
g. Gabungan dari cara-cara tersebut di atas.
Paraf Asisten :
Pengobatan
Paraf Asisten :
Taenia Saginata
Paraf Asisten :
Taksonomi
Paraf Asisten :
Daur Hidup
Pada siklus hidup Taenia saginata di atas, telur yang berembrio termakan
oleh sapi. Kemudian akan menetas di dalam saluran pencernaan sapi menjadi
heksakan. Heksakan selanjutnya menembus masuk ke dalam jaringan otot sapi
dan berkembang menjadi onkosfer. Onkosfer akan membentuk larva sistiserkus.
Sistiserkus di dalam otot sapi (daging sapi, jika dikonsumsi manusia dengan
dimasak tidak sempurna akan menginfeksi ke dalam tubuh manusia dan akan
berkembang menjadi cacing Taenia saginata dewasa di saluran pencernaan
manusia. Cacing dewasa akan bertelur lagi dan dikeluarkan melalui feses ke
lingkungan. Untuk siklus hidup Taenia solium urutannya sama dengan siklus
hidup Taenia saginata akan tetapi inang sementaranya berupa babi (Susilowarno,
dkk., 2007).
Paraf Asisten :
Aspek Klinis
Cacing pita tidak hanya menyerang sapi, tetapi bisa menyerang manusia
melalui konsumsi daging sapi yang terinfeksi. Penyebabnya adalah cacing dari
jenis Taenia saginata. Cacing tersebut mempunyai ukuran panjang sekitar 4-12 m.
Gejala yang tampak dengan adanya nafsu makannya berkurang, tubuh terlihat
kurus, tubuh pucat, kondisi melemah, tampak kekurangan darah, dan
pertumbuhannya lambat (Yulianto dan Saparinto, 2014).
Pencegahan
Paraf Asisten :
PENUTUP
Kesimpulan
Paraf Asisten :
Paraf Asisten :
DAFTAR PUSTAKA
Elfred., H. Arwati. dan Suwarno. 2016. Gambaran basofil, TNF-α, dan IL-9 pada
petani terinfeksi STH di kabupaten Kediri. Jurnal Biosains Pascasarjana.
18(3): 230-242.
Paraf Asisten :
Rahmalia, A. D. 2010. Efek Antihelmintik Infusa Biji Kedelai Putih (Glycine Max
(L) Merril) Terhadap Waktu Kematian Cacing Gelang Babi (Ascaris Suum,
Goeze) In Vitro. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Paraf Asisten :
Oleh
Drh. Farida Nur Yuliati, M.Si.
Prof.Dr.Drh. Ratmawati Malaka, M.Sc.
Drh. Kusumandari Indah Prahesti, M.Si
Gambaran Umum
Entomologi termasuk salah satu cabang ilmu dari Ilmu Hewani (Zoology).
Entomologi ilmu yang mempelajari tentang serangga dan hubungannya dengan
manusia, hewan dan tumbuhan. Dewasa ini ilmu entomologi semakin banyak
diminati untuk dipelajari. Kaitan entomologi dengan manusia adalah sangat luas,
misalnya: "entomologi pemukiman" (rural entomology) membahas tentang
peranan serangga dalam pemukiman baik di daerah perkotaan maupun di
pedesaan, yaitu menyangkut serangga dan penyebaran agen kuman penyakit
hingga mengakibatkan penyebaran penyakit di kawasan pemukiman tersebut
secara meluas, dengan memahami dengan baik aspek-aspek 'entomologi
pemukiman' memungkinkan masalah penyebaran penyakit karena serangga dapat
diatasi. Dalam bidang peternakan, entomologi berperan penting, yaitu antara lain
sebagai pakan ternak (Rumokoy, 2018).
Ektoparasit yang banyak dijumpai di Indonesia antara lain adalah berbagai
jenis nyamuk (culicidae), lalat (muscidae), kecoa (Dyctioptera), tungau
(Parasitiformes), caplak (Acariformes), (Phthiraptera), busuk (Hemiptera), dan
pinjal (Siphonaptera). Ektoparasit yang tinggal di bagian permukaan kulit dan
diantara rambut dapat menimbulkan iritasi, kegatalan, peradangan, kudisan,
miasis, atau berbagai bentuk reaksi alergi dan sejenisnya. Keadaan ini
mengakibatkan rasa yang tidak nyaman dan kegelisahan yang dapat menganggu.
Pada hewan keadaan ini sangat merugikan karena dapat membuatnya lupa makan,
sehingga dapat menurunkan status gizi, produksi daging atau telur secara drastis
(Hadi dan Soviana, 2010).
Paraf Asisten :
Paraf Asisten :
Caplak
Paraf Asisten :
Taksonomi
Paraf Asisten :
Daur Hidup
Paraf Asisten :
Aspek Klinis
Paraf Asisten :
Paraf Asisten :
Pencegahan
Paraf Asisten :
Kontrol dengan bahan kimia Kontrol dengan bahan kimia dapat dilakukan
pada fase bebas maupu fase parasitik. Adapun aplikasi penggunaan bahan kimia
atau akarisida bisa sebagai berikut:
- Perendaman (plunge dipping), ternak dilewatkan pada suatu kolam larutan
insektisida/akarisida. Ternak dilewatkan pada kolam tersebut dan diusahakan
seluruh tubuhnya terendam/kontak dengan larutan insektisida seperti azuntol
- Perendaman dapat dilakukan sebanyak dua kali dalam satu siklus hidup caplak.
- Penyemprotan (showering or spraying), penyemprotan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat semprot secara merata pada seluruh tubuh hewan maupun
dengan menggunakan mesin.
- Penyemprotan dan pembersihan dengan menggunakan tangan (hand spraying
and hand washing), bila kedua alat tersebut di atas tidak ada, maka digunakan
cara penyemprotan dengan alat sederhana dengan tangan dan melap.
Paraf Asisten :
Kutu
Paraf Asisten :
Tabel 5. Kutu
Mikroskop
Taksonomi
Paraf Asisten :
Daur Hidup
Paraf Asisten :
Aspek Klinis
Paraf Asisten :
Pencegahan
Bulu domba atau kambing yang telah panjang dicukur dan dibersihkan
dengan memandikan secara teratur minimal 1- 2 minggu sekali. Periksalah secara
teliti hewan yang akan dibeli , apakah terdapat kutu pada tubuhnya atau tidak.
Hindarkan kontak langsung dengan ternak yang terserang kutu (Cahyono, 2012).
Pengobatan
Paraf Asisten :
Pinjal
Paraf Asisten :
Taksonomi
Paraf Asisten :
Paraf Asisten :
Aspek Klinis
Paraf Asisten :
Lalat
Paraf Asisten :
Taksonomi
Paraf Asisten :
Paraf Asisten :
Aspek Klinis
Paraf Asisten :
Pencegahan
Paraf Asisten :
Pengobatan
Paraf Asisten :
Nyamuk
Nyamuk adalah hewan serangga yang termasuk dalam ordo Diptera, dan
tergolong dalam famili Culicidae. Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang
dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Aedes aegypti
mempunyai warna dasar yang hitam dan bintik-bintik putih pada bagian
badannya, terutama pada kakinya dan dikenal dari bentuk morfologinya yang khas
sebagai nyamuk, dan mempunyai gambaran lira yang putih pada punggungnya
membentuk bangunan menyerupai gambaran kain kasa (Dzahar, 2018).
Tabel 8. Nyamuk
Mikroskop
Paraf Asisten :
Taksonomi
Paraf Asisten :
Paraf Asisten :
Aspek Klinis
Paraf Asisten :
Pengobatan
PENUTUP
Kesimpulan
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanda, W., U. K. Hadi., S. Soviana. 2019. Ragam jenis dan aktivitas mengisap
darah lalat stomoxys spp di peternakan sapi perah di Kabupaten Bogor. Acta
Veterinaria Indonesiana. 7(1): 37-45.
Paraf Asisten :
Rosa, Y. 2017. Hubungan Sanitasi, Jarak Rumah, Dan Kepadatan Lalat Dengan
Kejadian Diare (Studi Di Desa Kedungdalem Kecamatan Dringu Kabupaten
Probolinggo). Skripsi. Universitas Jember: Jawa Timur.
Saputri, C. D., A. Iswara. dan B. Santosa. 2017. Telur Soil Transmitted Helminths
Pada Lalat Di Pasar Mranggen Kabupaten Demak. Tesis. Universitas
Muhammadiyah, Semarang.
Paraf Asisten :
Waluyo, S. dan M. Efendi. 2016. Beternak Kambing dan Domba, Cepat Gemuk,
Tahan Penyakit, Bebas Bau.AgroMedia Pustaka: Jakarta Selatan.
Paraf Asisten :
Oleh
Drh. Farida Nur Yuliati, M.Si.
Prof.Dr.Drh. Ratmawati Malaka, M.Sc.
Drh. Kusumandari Indah Prahesti, M.Si
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biosekuriti berasal dari dua kata yaitu bio (hidup) dan security (pengamanan
atau perlindungan). Atau secara harfiah dapat bermakna pengendalian atau
pengamanan terhadap makhluk hidup. Dalam budidaya ternak, biosekuriti merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah penyakit masuk ke dalam
peternakan ataupun menyebar keluar peternakan. Semua kegiatan dilakukan dengan
tujuan memisahkan inang (ternak) dari bibit penyakit dan sebaliknya. Jika kegiatan
biosekuriti dilaksanakan secara baik dan benar maka produktivitas ternak, efisiensi
ekonomi dan produksi akan tercapai (Swacita, 2017).
Biosekuriti mencakup tiga hal utama yang harus diperhatikan oleh peternak
yaitu isolasi, pengendalian lalu lintas dan sanitasi. Isolasi berarti menjauhkan ternak
dari orang, kendaraan dan benda yang dapat membawa patogen. Menciptakan
lingkungan tempat ternak terlindung dari pembawa bakteri patogen (orang, hewan
lain, udara dan air). Pengendalian lalu lintas diupayakan untuk menscreening orang,
alat, barang. Tingkat penerapan biosekuriti pada peternakan, agar kegiatan lalu lintas
yang dilakukannya tidak menyebabkan masuknya patogen ke dalam farm. Sanitasi
merupakan tindakan pembersihan (cleaning) dan desinfeksi untuk membunuh kuman.
Sanitasi juga berarti upaya pengendalian hama yang bertujuan untuk mencegah hama
(burung liar, hewan pengerat dan serangga) membawa patogen (Mappanganro, dkk.,
2018).
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
METODE PRAKTIKUM
Mempersiapkan alat dan bahan, menggunakan alat diri seperti Sepatu boot,
cattle pack, masker, goggle, sarung tangan, mencamupur 30 ml istam kedalam ember
yang berisi 5 liter air, mengaduk istam agar tercampur dengan air, memasukkan
kedalam sprayer, menutup sprayer, mencelupkan kaki kedalam bak yang telah berisi
desinfektan sebelum memasuki kandang, membersihkan lantai kandang, kemudian
melakukan penyemprot kandang yang dimulai dari atap, dinding, dan lantai.
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Ternak yang sakit adalah ternak yang organ tubuhnya mengalami kelainan
yang mengakibatkan gangguan faal dari tubuhnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
(BSE, 2013) yang menyatakan bahwa ternak dikatakan sakit jika organ tubuh atau
fungsi organ tubuh tersebut mengalami kelainan, dan tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Kelainan tersebut dapat diketahui melalui pemeriksaan
dengan indera secara langsung mapun menggunakan alat bantu. Ternak yang sakit
biasanya menunjukkan tanda–tanda tertentu. Tanda-tanda tertentu yang dimaksud
adalah apabila keadaan atau status dari tubuh dan alat-alat tubuh ternak mengalami
perubahan dan kelainan, maka akan mengakibatkan gangguan fungsi faal dari tubuh
atau alat tubuh tersebut yang akan berakibat adanya suatu kelainan atau
penyimpangan.
Ternak sehat adalah ternak yang tidak sakit yang mampu berproduksi secara
optimum. Hal ini sesuai dengan pendapat (Zulfikar, 2012) yang menyatakan bahwa
kesehatan ternak merupakan kunci penentu keberhasilan suatu usaha peternakan.
Seperti munculnya suatu slogan dimana pencegahan lebih baik daripada pengobatan,
dari hal tersebut munculnya keinginan untuk memperbaikinya dengan tindakan-
tindakan seperti sanitasi, vaksinasi dan pelaksanaan. Hewan sehat adalah hewan yang
tidak sakit dengan ciri-ciri bebas dari penyakit yang bersifat menular atau tidak
menular, tidak mengandung bahan-bahan yang merugikan manusia sebagai
konsumen, dan mampu berproduksi secara optimum.
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Ciri ciri hewan yang sehat yaitu badan berisi, bulu tidak kusam, nafsu makan
baik dan aktif bergerak. Hal ini sesuai dengan pendapat (BSE, 2013) yang
menyatakan bahwa keadaan badannya cukup berisi (tidak kurus), bulu mengkilat
(tidak kusam) dan lemas atau tidak kaku, lincah, aktif, berjalan dengan langkah yang
mudah dan teratur, mata bersinar, terbuka dan bersih, Selaput lendir mata tidak pucat
dan tidak merah atau kuning, kulit halus dan mengkilap, nafsu makan baik,
memamah biak dengan tenang (untuk ternak ruminansia), panas tubuh normal,
pernapasan normal, denyut nadai /frekuensi pulsus normal, tidak ada tanda-tanda
penyakit khusus seperti batuk, keluarnya ingus, bengkak, berak encer, perut
kembung, kencing keruh, nampak menderita nyeri dan sebagainya.
Ciri-Ciri Hewan Sakit
Ciri ciri hewan yang tidak sehat yaitu badan kurus, bulu kusam, nafsu makan
menurun , mata memerah atau terdapat luka didaerah mata dan tidak aktif bergerak.
Hal ini sesuai dengan pendapat (BSE, 2013) yang menyatakan bahwa tidak ada atau
kurangnya nafsu makan, depresi, lesu, mata tidak bersinar, kulit pucat, bulu
kusut/kusam atau tidak mengkilat, perubahan suhu tubuh, kadang-kadang disertai
dengan peradangan.
Paraf Asisten :
Pengenalan Obat-Obatan
Paraf Asisten :
Jenis-Jenis Obat
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
d. Obat keras
Obat keras adalah obat yang berbahaya sehingga pemakaiannya harus di
bawah pengawasan dokter dan obat hanya dapat diperoleh dari apotek, puskesmas
dan fasilitas pelayanan kesehatan lain seperti balai pengobatan dan klinik dengan
menggunakan resep dokter. Obat ini memiliki efek yang keras sehingga jika
digunakan sembarangan dapat memperparah penyakit hingga menyebabkan
kematian. Obat keras dulunya disebut sebagai obat daftar G. Obat keras ditandai
dengan lingkaran merah tepi hitam yang ditengahnya terdapat huruf “K” berwarna
hitam.
e. Psikotropika dan narkotika
Psikotropika merupakan zat atau obat yang secara alamiah ataupun buatan
yang berkhasiat untuk memberikan pengaruh secara selektif pada sistem syaraf pusat
dan menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Obat golongan
psikotropika masih digolongkan obat keras sehingga disimbolkan dengan lingkaran
merah bertuliskan huruf “K” ditengahnya. Sedangkan narkotika merupakan obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang
dapat menyebabkan perubahan kesadaran dari mulai penurunan sampai hilangnya
kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Narkotika disimbolkan dengan lingkaran merah yang ditengahnya
terdapat simbol palang (+).
Paraf Asisten :
Vaksin
Gambar 9. Vaksin
Sumber: http://yanditodanuaji.blogspot.com/2017/04/macam-macam-vaksin-
untuk unggas.html
Vaksin adalah bibit penyakit yang telah dilemahkan (diinaktifkan) atau bibit
penyakit yang masih aktif yang berasal dari strain virus yang paling lemah, sehingga
tidak mampu lagi menimbulkan wabah suatu peyakit. Vaksinasi adalah cara
pencegahan suatu penyakit dengan menggunakan vaksin tertentu agar ayam terhindar
dari suatu penyakit. Syarat Hewan dapat divaksinasi adalah, harus dalam keadaan
sehat, hindari vaksin terkena sinar matahari, gunakan vaksin yang tidak kadaluwarsa,
pelarut vaksin harus bebas dari antiseptik, harus habis dipakai dalam waktu < 4 jam
(Meles, dkk., 2010).
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Antibiotik
Paraf Asisten :
Antihelmintik
Anthelmintik atau obat cacing ialah obat yang digunakan untuk memberantas
atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh. Kebanyakan obat
cacing efektif terhadap 1 macam cacing, sehingga diperlukan diagnosis tepat sebelum
menggunakan obat tertentu. Diagnosis ditegakkan dengan menemukan cacing, telur
cacing dan larva dalam tinja, urin, sputum, darah, atau jaringan lain penderita.
Kebanyakan obat cacing diberikan secara oral, pada saat makan, atau sesudah makan
(Arselyani, 2002).
Paraf Asisten :
Antifungi
Antifungi adalah obat anti jamur, infeksi jamur disebabkan oleh dua tipe
mikroorganisme : patogen primer dan patogen oportunistik. Patogen primer secara
alami dapat menyebabkan infeksi pada populasi sehat. Sebaliknya, patogen
oportunistik meliputi organisme komensal pada populasi sehat yang dapat
membentuk kolonisasi infeksius pada tubuh dalam kondisi tertentu misalnya
imunosupresi. Obat-obat antijamur berdasarkan target kerja dapat dibagi menjadi 3
kelompok besar, yaitu antijamur yang bekerja pada membran sel jamur, asam nukleat
jamur dan dinding sel jamur serta ada satu antijamur yang tidak termasuk dalam
ketiga kelompok besar di atas yaitu griseofulvin yang bekerja pada mikrotubulus
jamur (Apsari dan Adiguna, 2013).
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Analgesik
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Vitamin
Vitamin adalah substansi aktif dan sangat dibutuhkan oleh manusia maupun
hewan. Kandungan vitamin sangat dibutuhkan untuk mencapai kesehatan yang
optimal, sama halnya dengan fungsi fisiologis normal seperti tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup dan bereproduksi. Vitamin terkandung pada bahan penyusun
pakan dalam jumlah yang sedikit. Apabila terjadi kekurangan vitamin pada pakan,
akibat tidak sempurnanya proses penyerapan, maka dapat mengakibatkan kesehatan
serta produksi menjadi tidak optimal (Setiawan, dkk., 2013).
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Anti bloat
Anti bloat adalah obat antikembung, kambing yang menderita perut kembung
dapat diobati menggunakan obat anti-bloat berbahan aktif Dimethicone yang banyak
tersedia di pasaran. Dosisnya 25 ml diencerkan dengan 250 ml air, kemudian
diminumkan. Jika anti-bloat tidak tersedia, berikan minyak nabati, bisa minyak
kelapa, minyak kedelai atau minyak sawit sebanyak 100-200 ml (setengah sampai
satu gelas) dengan cara dicekoki. Selain itu, bisa juga kambing dicekoki 200 ml
minuman ringan bersoda, lalu perut bagian kiri diolesi bawang merah halus yang
sudah dicampurkan dengan minyak angin. Minuman bersoda atau minyak nabati
memiliki fungsi memecah buih dalam rumen sehingga memudahkan pengeluaran gas
yang terjebak di dalamnya (Andoko dan Warsito, 2013).
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Antivirus
Antivirus adalah jenis obat yang digunakan sebagai obat antivirus, sampai saat ini
terdapat dua golongan, yaitu inhibitor neuraminidase yang bekerja menginhibisi atau
menghambat enzim neuraminidase dan mengakibatkan pelepasan materi genetik virus
terhadap tubuh terhambat. Contoh obat dari golongan ini adalah peraivir, oseltamivir,
dan zanamivir. Golongan lainnya obat antivirus adalah golongan adamantane yang
bekerja menghambat virus untuk bereplikasi melalui ion M2. Tanaman herbal
bawang merah yang digunakan sebagai antivirus secara efektif mampu mengurangi
risiko resistensi dan relatif aman (Ulfah dan Mutakin, 2016).
Paraf Asisten :
Pemberian obat yang paling lazim adalah melalui mulut. Obat-obatan oral
tersedia dalam berbagai jenis yaitu pil, tablet, bubuk, syrup dan kapsul. Memberikan
obat dengan benar dan tepat akan memberikan khasiat dan khasiat obat akan lebih
baik dan lebih optimal untuk diabsorpsi tubuh sehingga akan memberikan therapi
penyembuhan yang efektif. Untuk itu, diperlukan tindakan yang tepat misalnya
penghitungan dosis yang tepat dan cara pemberian obat yang benar juga. Karena
salah dalam memberikan dosis obat akan bisa berdampak yang buruk terhadap
kesehatan tubuh (Lestari, 2016).
Paraf Asisten :
Oral
Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui
rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. Beberapa jenis obat dapat
mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah (misalnya garam besi dan
salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang
diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada
suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul
tidak boleh dibuka, obat tidak boleh dikunyah dan akan diberitahu untuk tidak minum
antasida atau susu sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat (Lestari, 2016).
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Injeksi
Paraf Asisten :
Topikal
Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya
salep, losion, krim, spray, tetes mata. Pemberian obat secara topikal adalah pemberian
obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran
area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. Obat yang biasa digunakan
untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, lotion, atau
salep. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau
menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi. Pemberian obat topikal pada kulit
terbatas hanya pada obat-obat tertentu karena tidak banyak obat yang dapat
menembus kulit yang utuh. Keberhasilan pengobatan topical pada kulit tergantung
pada: umur, pemilihan agen topikal yang tepat, lokasi dan luas tubuh yang terkena
atau yang sakit, stadium penyakit, konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum, metode
aplikasi, penentuan lama pemakaian obat, penetrasi obat topical pada kulit. (Lestari,
2016).
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Suppossitoria
Banyak obat tersedia dalam bentuk supositoria dan dapat menimbulkan efek
lokal dan sistemik. Amiinofilin supositoria bekerja secara sistemik untuk mendilatasi
bronkiale respiratori. Dulkolak supositoria bekerja secara lokal untuk meningkatkan
defekasi. Pemberian supositoria harus memperhatikan terutama pada penempatan
supositoria dengan benar pada dinding mukosa rektal melewati spingter ani interna
sehingga supositoria tidak akan dikeluarkan. Tujuan pemberian supositoria yaitu
untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik, untuk melunakkan feses
sehingga mudah untuk dikeluarkan (Lestari, 2016).
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Paraf Asisten :
PENUTUP
Kesimpulan
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Penggolongan obat ini terdiri atas: obat bebas, yaitu obat yang dijual bebas di
pasaran, Obat bebas terbatas, adalah segolongan obat yang dalam jumlah tertentu
aman dikonsumsi namun jika terlalu banyak akan menimbulkan efek yang berbahaya,
Obat wajib apotek, adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker pengelola
apotek tanpa resep dokter, Obat keras, adalah obat yang berbahaya sehingga
pemakaiannya harus di bawah pengawasan dokter dan obat hanya dapat diperoleh
dari apotek. Jenis- jenis obat yaitu vaksin, antibiotik, antihelmintik, antifungi,
analgesik, vitamin, anti bloat, dan antivirus. Cara pemberian obat yaitu secara oral,
injeksi, topikal, dan suppossitoria
Saran
Paraf Asisten :
DAFTAR PUSTAKA
Arselyani, E. M. 2002. Daya Anthelmintik Infusa Daun Sirsak (Annona Muricata L.)
Terhadap Ascaridia Galli Secara In Vitro. Skripsi. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Bse, T. 2013. Dasar Dasar Kesehatan Ternak. Buku Sekolah Elektronik (BSE):
Jakarta.
Mappanganro, R., J. Syam. dan C. Ali. 2018. Tingkat penerapan biosekuriti pada
peternakan ayam petelur di Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidrap. Jurnal
Ilmu dan Industri Peternakan. 4(1): 60-73.
Paraf Asisten :
Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak
Meutia, N., T. Rizalsyah., S. Ridha. dan M. K. Sari. 2016. Residu antibiotika dalam
air susu segar yang berasal dari peternakan di Wilayah Aceh Besar. Jurnal Ilmu
Ternak. 16(1): 1-5.
Setiawan, E., K. Praseno. dan S. M. Mardiati. 2013. Pengaruh pemberian vitamin a,
b12, c dan kombinasi ketiganya melalui drinking water terhadap panjang dan
bobot tulang femur, tibia dan tarsometatarsus puyuh (coturnix coturnix japonica
l.). Buletin Anatomi dan Fisiologi. 21(1): 36-44.
Zulfikar. 2012. Gambaran penyakit infeksius pada ternak sapi dan cara pencegahan.
Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi. 2(1): 1-8.
Zulkarnain, 2015. Penerapan Biosekuriti Peternak Ayam Broiler Di Desa Jene Taesa,
Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros. Skripsi. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Paraf Asisten :
LEMBAR NILAI
PRAKTIKUM ILMU KESEHATAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Disetujui Diperiksa
Koordinator Asisten Asisten Pembimbing
( ) ( )
Mengetahui,
koordinator mata kuliah