Anda di halaman 1dari 35

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Menggunakan

Mobile Banking Di Kabupaten Nagekeo, NTT

PROPOSAL

Oleh:

Aleksius Meo Ngengo

NPM: 15410036

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA


SURABAYA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi informasi (TI) yang sangat pesat dewasa ini

sangat banyak memberikan kemudahan di berbagai aspek kegiatan bisnis.

Penerapan TI bagi perusahaan mempunyai peranan penting dan dapat menjadi

pusat strategi bisnis untuk memperoleh keunggulan dalam bersaing. Di samping

itu, TI juga sudah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap perusahaan terutama dalam

menjalankan segala aspek aktifitas bisnis, memberikan informasi dengan cepat,

tepat waktu, relevan, dan akurat (Rianto, 2007).

Salah satu sektor bisnis yang paling berpengaruh oleh perkembangan TI

adalah sektor perbankan. Sekarang ini banyak bank berlomba-lomba menawarkan

suatu produk jasa yang fungsinya mendukung berbagai kegiatan perbankan

dengan nasabah. Hal ini disebabkan bahwa semakin berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi sehingga perilaku nasabah mulai banyak berubah.

Untuk melakukan suatu transaksi, nasabah sekarang ini sangat mengedepankan

aspek kemudahan, fleksibilitas, efisiensi dan kesederhanaan. Kenyataan ini

tentunya merupakan tantangan bagi industri perbankan dan muncul kompetisi

yang sangat ketat yang berakibat nasabah mempunyai semakin banyak pilihan

(Titis, 2008). Oleh karena itu, untuk menarik dan mempertahankan para nasabah

khususnya nasabah yang sering bergerak (mobile), bank berusaha untuk

memenuhi kebutuhan mereka dengan memberikan berbagai pelayanan yang


berbasis teknologi diantaranya meliputi; Automated Teller Machine, Banking

Application System, Real Time Gross Settlement System, dan Internet Banking

(Maryanto, 2011).

Teknologi informasi menunjang keberhasilan operasional keuangan atau

perbankan seperti bank. Dalam hal ini sudah pasti diperlukan sistem informasi

yang handal yang dapat dapat diakses demgan mudah oleh nasabahnya. Mobile

phone merupakan contoh dari perkembangan teknologi yang saat ini

dimanfaatkan industri perbankan dan diwujudkan dalam bentuk layanan mobile

banking. Selain menggunakan SMS, kegiatan perbankan yang menggunakan

jaringan internet melalui ponsel disebut juga dengan mobile tinggi. Selain

berbasis SMS, aktivitas perbankan menggunakan internet melalui mobole phone

juga disebut mobile banking.

Perkembangan teknologi informasi memberikan kemudahan pada berbagai

aspek karena teknologi berperan terhadap pembuatan keputusan perseorangan.

Penggunaan mobile banking bagi masyarakat sangat meluas karena memberikan

manfaat yang sangat besar bagi kelancaran proses-proses transaksi. Layanan

mobile banking sendiri merupakan salah satu bagian dari layanan electronic

banking (e-banking) yang ditawarkan oleh perusahaan perbankan menggunakan

perangkat telekomuniksi untuk menyampaikan nilai lebih dari produk simpanan

tabungan nasabah. Electronic banking pada dasarnya memiliki sejumlah layanan

lain yaitu ATM, kartu kredit, kartu debit, internet banking, sms banking, call

banking, dan phone banking. Untuk menggunakan layanan e-banking, khusunya


mobile banking dan juga rekening tabungan bank yang bersangkutan untuk

menyimpan uang yang akan ditransaksikan.

Sektor keuangan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

ekonomi dan mememang peranan penting dalam memicu pertumbuhan ekonomi

suatu daerah. Setiap sistem keuangan dapat mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi memalui dua jalur yaitu akumulasi modal dan jalur inovasi teknologi.

Fenomena pertumbuhan ekonomi di NTT selama 2019, menurut Robert, aset

perbankan di NTT mencapai Rp43,2 triliun, yang berasal dari 22 aset bank umum

yang ada di NTT, dan jika dihitung secara presentase maka aset perbankan di

NTT naik sebesar 16,3 persen atau mengalami pertumbuhan dua kali lipat dari

tingkat nasional yang hanya mencapai 6,13 persen dan aset-aset tersebut berasal

dari satu Bank Pembangunan Daerah (BPD), 12 BPR, serta 50 industri keuangan

non-bank yang ada di NTT.

Selain aset perbankan di NTT mengalami kenaikan, Dana Pihak Ketiga

(DPK) di provinsi ini mencapai Rp30,1 triliun dimana angka pertumbuhannya

mencapai 17.2 persen lebih tinggi dari angka nasional yang jumlah mencapai 6,5

persen sementara kredit sejak Januari-Desember 2019 mencapai Rp32,8 triliun.

Kalau di tingkat nasional pertumbuhannya hanya mencapai 6,08 persen

sedangkan di NTT yang naik hingga 12 persen.

Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi yang cukup berkembang di

kabupaten Nagekeo adalah koperasi. Kontribusi kategori ini terhadap kabupaten

Nagekeo pada 2016 sebesar 1,43 persen, kemudian meningkat menjadi 1,47

persen pada dua tahun terakhir. Sebaliknya laju pertumbuhan kategori ini
menurun sebesar 6,13 persen pada 2017 menjadi 3,82 persen pada 2018 (BPS

Kabupaten Nagekeo, 2018). Pertumbuhan keuangan di NTT juga sangat positif

meningat NTT merupakan provinsi yang terus berkembang dalam segala aspek

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Satu hal yang menarik dari perkembangan teknologi di indonesia

adalah penggunaan ponsel pintar atau smartphone, bahkan sampai kepelosok

timur indonesia. Jumlah pengguna telepon pintar (smartphone) di NTT

memasuki kuartal II/2017 baru mencapai 700 ribu orang. Data ini diambil dari

jumlah pelanggan salah satu provider layanan telekomunikasi di NTT yang

mencapai 3,1 juta orang. Namun, dari jumlah pelanggan itu baru sekitar 1,7

juta atau sekitar 52 persen adalah pelanggan layanan data dan sisanya sekitar

1,4 juta orang masih memakai ponsel suara komunikasi. Kendati demikian

belum semua daerah di NTT terjaring telekomunikasi dikarenakan adanya

topografi wilayah NTT khusunya didaerah perbatasan yang mempersulit

pembangunan. Penggunaan smartphone ini dirasakan oleh semua kalangan

sampai kepelosok desa dikarenakan perkembangan sistem layanan data

telekomunikasi yang tersebar diseluruh wilayah di NTT, baik dari kalangan

pelajar sampai para pekerja dewasa sebagian besar menggunkaan android dengan

berbagai merk. Smartphone bukan hanya digunakan sebagai media komunikasi

saja tetapi sudah menjadi alat multi fungsi. dengan makin populernya transaksi

finansial/perbankan via ponsel (M-banking), nasabah lebih membutuhkan layanan

transaksi m-banking selain praktis tidak perlu datang ke ATM/BANK, transaksi

lebih cepat, cek saldo dan mutasi rekening dengan mudah dan mempermudah
untuk tujuan bisnis jual beli barang, apalgi dengan ketersediaan pos pelayanan

transaksi bank yang minim dan jarak yang cukup jauh.

Layanan mobile banking merupakan jenis layanan fleksibel, karena bisa

digunakan untuk membantu nasabah melakukan trasaksi dimana saja dan kapan

saja. Masih besarnya peluang untuk memasuki pasar untuk jenis layanan mobile

banking tersebut merupakan tantangan bagi industri perbankan untuk menelusuri

faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah yang juga merupakan kalangan

masyarakat untuk menerima penggunaan mobile banking.

Penelitian ini akan mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi minat

masyarakat di kabupaten Nagekeo NTT terhadap layanan mobile banking.

Technologi Acceptance Model (TAM) adalah salah satu model perilaku

pemanfaatan teknologi informasi. TAM dikemukakan oleh Davis (1989) yang

mengembangkan kerangka pemikiran tentang minat pemanfaatan teknologi

informasi. TAM berfokus pada sikap terhadap pemakaian teknologi informasi

oleh pemakai dengan mengembangkannya berdasarkan persepsi manfaat dan

kemudahan dalam pemakaian teknologi informasi. Teori model penelitian TAM

ditambahkan dalam penelitian ini untuk mengetahui hal-hal yang menjadi

pertimbangan masyarakat Nagekeo,NTT dalam menggunakan falisitas mobile

banking suatu perbankaan.

Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan

kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar,

dengan masa pengendapan yang memadai (Muhammad, 2004:49). Hal tersebut

menjelaskan bahwa dana pihak ketiga atau dana yang dihimpun dari masyarakat
merupakan elemen penting yang harus diperhatikan bank dalam rangka

meningkatkan pertumbuhan bank. Seperti pada industri perbankan pada

umumnya, bank juga dituntut untuk mempunyai kebijakan terkait pengembangan

perbankan yang mengarah pada peningkatan efisiensi tersebut dapat berupa

pemanfaatan teknologi tepat guna maupun peningkatan pelayanan serta perluasan

jangkauan pelayanan, dimana hasil yang diharapkan adalah kepercayaan

masyarakat terhadap perbankan yang meningkat.

Perkembangan teknologi belakangan ini cukup berdampak terhadap pola

ekonomi yang berkemabang di masyarakat. Persoalan yang berhubungan dengan

interaksi dan mempermudah akses dalam masyarakat. Semakin mudah dan

cepatnya mendapatkan informasi dengan menggunakan teknologi berdaampak

pada peningkatan interkasi antar individu untuk mendapat informasi yang

dibutuhkan. Hal ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi, baik dalam kegiatan ekonomi maupun sosial

masyarkat termasuk kegiatan transaksi keuangan baik secara langsung maupun

tidak langsung. Salah satu yang mengikuti perkembangan teknologi informasi ini

adalah perbankan. Hal ini diwujudkan dalam pengembangan sistem pelayanan

terhadap nasabah dalam bentuk mobile banking. Dengan adanya layanan ini

diharapakan dapat memberikan kemudahan dan manfaat bagi para nasabah dalam

melakukan akses ke bank tanpa harus datang langsung ke bank. Penawaran

layanan perbankan melalui mobile banking sebennarnya sudah banyak dilakukan

baik di media-media maupun dengan menawarkan langsung kepada nasabah pada

saat pembuatan rekening tabungan. Namun belum banyak nasabah yang


menggunakan mobile banking dalam melakukan transaksi keuangannya.

Berkembangnya mobile banking secara cepat dikarenakan layanan mobile

banking mampu memberikan keleluasaan dan kepraktisan /kemudahan transaksi

keuangan dalam hal cek saldo, pembayaran tagihan, pemindahan uang, maupun

layanan keuangan lainnya dalam satu “sentuhan jari”. Cukup dengan

menggunakan aplikasi mobile banking melalui ponsel, maka transaksi bisa

dijalankan dari mana saja sejauh jaringan terhubung.. Selain itu keunggulan dari

mobile banking adalah keamanan user-id yang tidak setiap orang bisa

mengetahuinya kecuali pemiliknya. Berdsarkan keunggulan yang dimiliki oleh

mobile banking disuatu bank, maka bank perlu mengetahui berbagai faktor yang

mempengaruhi nasabah terutama di masyarakat kabupaten Nagekeo, NTT untuk

menggunakan mobile banking.

Pihak perbankan khususnya BRI harus mampu membangun hubungan

jangka panjang dengan nasabah agar penggunan mobile banking itu tidak

bepindah ke jasa layanan lainnya. Salah satu caranya dengan meningkatkan

kualitas layanan, seperti kemudahan dalam menggunakan, keamanan dalam

penggunaan, serta kepercayaan, biasanya masalah yang terjadi secara umum pada

nasabah adalah masalah kepercayaan atas layanan yang diberikan. Minat disini

menjadi suatu kecenderungan untuk melakuakan sebuah tindakan terhadap objek.

Jadi dalam penelitian ini dilandasi oleh berbagai faktor antara lain faktor presepsi

kemudahan, persepsi keamanan, dan presepsi kepercayaan.

Oleh karena itu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian

tentang penggunaan internet mobile banking. Di dalam penelitian ini peneliti akan
memfokuskan pada nasabah yang ada di Nagekeo sebagai populasi dalam

penelitian ini dan yang belum menggunakan layanan internet mobile banking yang

dikeluarkan oleh bank BRI.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah persepsi Kemudahan berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile

banking pada nasabah BRI di Kabupaten Nagekeo, NTT.

2. Apakah persepsi Keamanan berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile

banking pada nasabah BRI di Kabupaten Nagekeo, NTT.

3. Apakah persepsi Manfaat berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile

banking pada nasbaah BRI di Kabupaten Nagekeo, NTT.

4. Apakah persepsi Kemudahan, Keamanan dan Kepercayaan berpengaruh terhadap

minat menggunakan mobile banking pada nasbaah BRI di Kabupaten Nagekeo,

NTT.

1.2 Tujuan Penelitian pada Nasabah BRI

Berdasarkan rumusan masalah yang dinahas dalam penelitian memiliki

tujuan yaitu :

1. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh persepsi Kemudahan terhadap minat

dalam menggunakan mobile banking di Kabupaten Nagekeo, NTT.

2. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh persepsi Keamanan terhadap minat

dalam menggunakan mobile banking di Kabupaten Nagekeo, NTT.


3. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh persepsi Manfaat terhadap minat dalam

menggunakan mobile banking di Kabupaten Nagekeo, NTT.

4. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh persepsi Kemudahan, Keamanan, dan

Manfaat terhadap minat dalam menggunakan mobile banking di Kabupaten

Nagekeo, NTT.

1.3 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yaitu :

1. Bagi akademisi

Memperbanyak referensi dan pengetahuan mengenai ilmu ekonomi khusunya

dalam perbankan dalam hal minat menggunakan mobile banking pada nasabah.

2. Bagi peneliti

Digunakan sebagai wahana belajar dalam menerapkan dan mengaplikasikan ilmu

dan teori yang didapatkan selama perkuliahan dan dipakai sebagai acuan untuk

dikembangkan pada penulisan skripsi selanjutnya.

3. Bagi Bank

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan informasi terhadap bank

dengan memberikan suatu fasilitas dan pelayanan yang lebih efektif untuk

kenyamanan nasabah.

1.4 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari Penelitian yang dilaksanakan ini memiliki keterbatasan.

Keterbatasan ini perlu diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan datang maupun

pembaca. Keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut :
1. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan kuisioner dalam

pengambilan jawaban dari responden, sehingga penulis tidak mengawasi secara

langsung atas pengisian jawaban tersebut. Kemungkinan jawaban dari responden

tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya dikarenakan kondisi-kondisi

tertentu seperti permasalahan pandemi covid19 yang di alami saat ini.

2. Faktor pengaruh Minat Menggunakan Mobile Banking terbatas pada Kegunaan,

Kemudahan, Risiko, dan Kepercayaan sehingga cakupannya kurang luas untuk

dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen sumberdaya

manusia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Nasabah

Nasabah adalah pelanggan (costumer) yaitu individu atau perusahaan yang

mendapatkan manfaat atau produk dan jasa dari sebuah perusahaan perbankan,

meliputi kegiatan pembelian, penyewaan serta layanan jasa. Sedangkan nasabah

menurut pasal 1 ayat (17) UU No.10 tahun 1998 adalah “Pihak yang

menggunakan jasa bank.” Nasabah mempunyai peran penting dalam industri

perbankan, dimana dana yang disimpan nasabah di bank merupakan dana yang

terpenting dalam operasional bank untuk menjalankan usahanya.

2.1.2 Bank

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Menurut kegiatan

atau fungsinya, ada tiga macam bank, yaitu Bank Sentral, Bank Umum dan BPR

(Bank Perkreditan Rakyat). Bank Sentral adalah bank yang bertagung jawab

menjaga kestabilan nilai rupiah dan mengatur serta mengawasi kegiatan lembaga-
lembaga keuangan. Sesuai dengan namanya maka hanya ada satu bank sentral di

suatu negara. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan yang

menghimpun dana dari masyrakat, memberikan pinjaman kepada masyarakat, dan

memberikan jasa pelayanan di bidang keuagan. Dikatakan umum karena

memberikan jasa kepada masyarakat umum, dan dapat beroperasi di seluruh

wilayah. Bank Perkredita Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan

menerima simpanan dari masyarkat hanya dalam bentuk deposito berjangka,

tabungan atau dalam bentuk lainnya serta memberikan pinjaman kepada

masyarakat. Dari pengertian bank menurt Undang-Undang Negara Republik

indonesia Nomor 10 Tahun 1998 dapat di simpulkan tugas pokok bank, yaitu

menghimpun dana, menyalur dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegitan

menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan

memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun

dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,

tabungan, dan deposito.

2.1.3 Demand dan Supply

Demand adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga

dan waktu tertentu . Sedangkan Supply sejumlah barang yang dijual atau

ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Mobile banking berkaitan erat

dengan Demand dan Supply. Berkaitan dengan demand karena saat masyarakat

membutuhkan sesuatu, permintaan tersebut bisa dimanfaatkan oleh penyedia

barang atau jasa seperti halnya bank untuk menawarkan barang atau jasa yang

diperlukan oleh masyarakat contohnya yaitu mobile banking. Permintaan mobile


banking dari masyarakat terhadap bank di sebabkan karena mobile banking dapat

memper mudah proses transaksi dengan mengandalkan teknologi yang semakin

maju. Demikian juga dengan Supply, saat permintaan masyarakt akan adanya

mobile banking semakin tinggi maka bank akan senantiasa selalu menawarkan

produk dan jasanya dengan selalu memperbaiki fitur-fitur yang ada dalam mobile

banking sehingga semakin menarik masayarakt untuk menggunakan jasa mobile

banking dalam mempermudah transaksi serta masyarakat dapat mengetahui

produk-produk baru yang ditawarkan oleh pihak bank.

2.1.4 Market

Market atau pasar adalah suatu tempat strategis yang digunakan oleh

penjual (produsen) dan pembeli (konsumen) untuk melakukan transaksi atau

kegiatan ekonomi (Sukirno, 2008). Pasar biasanya digunakan untuk media

promosi karena pasarr merupakan tempat yang paling cocok bagi produsen dalam

hal ini adalah bank dalam memperkenalkan atau mempromosikan barang atau

jasanya kepada konsumen atau nasabah. Terdapat pasar persaingan sempurna

yaitu pasar dimana terdapat banyak pembeli dan penjual serta merta sudah

mengetahui keadaan pasar. Dalam pasar persaingan sempurna biasanya barang

yang diperjual belikan sifatnya homogen atau sejenis, harga di tentukan oleh

pasar, dan tidak ada campur tangan pemerintah. Terdapat pula pasar persaingan

monopolistik yaitu pasar yang didalamnya terdapat banyak produsen atau

perusahaan yang menjual produk atau jasa yang sama tetapi dengan berbagai

variasi (differentiated product). Ciri dari pasar monopolistik adalah terdapat

banyak penjual, terdapat difernsiasi produk, dan perusahaan bebas keluar masuk
pasar. Dalam hal ini bank termasuk dalam pasar persaingan monopolistik,

misalnya dalam memberikan produk dan jasa berupa mobile banking.

Banyaknya bank mengakibatkan banyaknya produk dan jasa dari mobile

banking yang ditawarkan. Oleh karena itu bank harus menawarkan mobile

banking dengan fitur-fitur yang baik agar nasabah yang menggunakan mobile

banking. Kebebasan keluar masuk pasar akan membuat persaingan sehat antar

bank terjadi sehingga bank-bank akan terodorong untuk berinovasi dalam

menawarkan fitur mobile banking. Diferensiasi produk mengakibatkan konsumen

dan nasabah lebih selektif untuk menggunakan mobile banking, maka pihak bank

harus lebih sering melakukan promosi agar produk mobile banking lebih banyak

lagi diminati oleh nasabah.

2.1.5 Mobile Banking

Menurut buku ikatan bankir indonesia (2014 : 235), mendefenisikan

Mobile Banking pada umumnya disebut m-banking yang merupakan sebuah

sistem layanan dari sebuah lembag keuangan seperti bank untuk melakukan

sebuah transaksi keuangan yang dapat diakses langsung oleh nasabah melalui

melalui perangakat mobile seperti telepon seluler. Fasilitas Mobile Banking adalah

sebuah fasilitas dari bank dalam era moderen ini yang mengikuti perkembangan

teknologi dan komunikasi. Fasilitas Mobile Banking ini merupakan fasilitas dalam

komunikasi yang bergerak dan dikses melalui telepon seluler berbasis GSM.

Mobile Banking digunakan dengan menu yang sudah tersedia di sim card saat ini

menggunakan media Short Massage Service. Dalam telepon


seluler,kemampuannya mampu bergerak (hal ini yang disebut mobile) tanpa batas

ruang dan waktu,juga memungkinkan manusia untuk berjalan dengan aktivitas

yang sedang dijalankan. Dalam sistem perbankan yang memiliki akses mobile

banking,dimana setiap orang dapat dengan mudah memakai fasilitas seperti

transfer dana,informasi saldo,mutasi rekening,informasi nilai tukar

uang,pembayaran kartu kredit,telepon,listrik dan asuransi,juga dapat digunakan

untuk pembelian isi ulang pulsa. Dalam keunggulan dari mobile banking

tersebut,dikeluarkan aturan oleh Bank Indonesia mengenai pengelolaan dan

manajemen risiko penyelenggaraan kegiatan internet banking (termasuk pada

mobile banking) berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 tentang

penerapan manajemen resiko pada akivitas pelayanan jasa bank melalui sistem

internet. Perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini pada mobile banking

telah menciptakan jenis-jenis dan peluang bisnis yang baru di mana transaksi-

transaksi bisnis semakin banyak dilakukan secara elektronik. Dlam sistem mobile

banking pada smartphone berjalan dengan baik dan lancar saat digunakan oleh

para nasabah.

Dengan adanya aturan penggunaan telepon seluler yang terdapat pada

nasabah dan bank untuk saling menjaga privacy dan mempergunakannya dengan

baik dan benar,pada fasilitas mobile banking terdapat sistem kontrol agar para

pengguna dapat mengakses fasilitas tersebut maka Bank diharuskan untuk

melakukan suatu hal yang memadai untuk menguji keaslian identitas dan otoritas

dari bank kepada nasabahnya yang melakukan transaksi dari mobile banking.

Dalam mobile banking,pengujian sebuah transaksi juga harus terbukti asli dan
mendapat jaminan bahwa transaksi yang dilakukan oleh nasabah tidak dapat

disangkal,juga tetap memiliki tanggung jawab setiap melakukan transaksi mobile

banking. Bank yang memberikan fasilitas mobile banking perlu memastikan

bahwa setiap transaksi selalu melakukan akses PIN (Personal Identification

Number) agar terhindar dari kejahatan sosial.

Menurut buku Ikatan Bankir Indonesia (2014) Bank perlu memastikan

tersedianya prosedur untuk melindungi sistem keamanan pada data,aplikasi dan

setiap transaksi yang dilakukan pada saat pemakaian mobile banking. Keunggulan

dari menggunakan mobile banking adalah dapat diakses oleh semua pengguna

telepon seluler dengan tipe jaringan GSM. Beberapa keuntungan lainnya seperti

mobile banking lebih praktis dibandingkan internet banking karena dalam mobile

banking dapat diakses asalkan nasabah memiliki konekvitas mobile pada saat

kapanpun sedangkan internet banking diharuskan untuk memiliki akses internet

sehingga apabila kita tidak memiliki akses internet maka kita tidak dapat

mengaksesnya. Sedangkan dengan mobile banking dapat lebih menghemat waktu

karena kita tidak memperhatikan sistem pembayaran dan transfer setiap nasabah

untu antri langsung seperti yang biasa dilakukan di bank. Bank harus memiliki

sistem privacy dan keamanan guna mengetahui apakah ada rekening yang salah

untuk ditransfer. Bank harus memastikan adanya pengendalian terhadap otorisasi

dan hak akses yang tepat terhadap sistem mobile banking,database dan aplikasi

lainnya.

Bank harus memiliki prosedur keadaan darurat dan berkesinambungan

dalan usaha yang efektif untuk memastikan tersedianya sistem dan jasa mobile
banking. Kemudian bank juga harus memperhatikan dan tidak membocorkan data

base setiap nasabah yang menyimpan dana dan melakaukan transaksi dalam bank

tersebut. Perlu diketahui bahwa sistem tampil pada Mobile Banking mudah di

mengerti bagi setiap nasabah. Berbagai layanan yang ada dalam Mobile Banking

seperti pembayaran, transfer, history, dan lain sebagainya menjadikan setiap

nasabah lebih mudah dan praktis. Selain keuntungan pada nasabah,dengan

adanya mobile banking menjadikan bank lebih praktis dan menguntungkan karena

menjadikan hal-hal yang biasa semua nasabah bank melakukan akses apapun

langsung ke bank tetapi dapat lebih praktis karena dilakukan sendiri.

2.1.5 Perilaku Konsumen

Seiring berkembangnya teknologi, berkembang pula strategi yang harus

dijalankan oleh suatu perusahaan termasuk bank. Dalam menentukan jenis produk

atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang

dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen. Oleh karena itu sebelum

suatu jasa diciptakan, maka perusahaan (bank) perlu untuk mengetahui apa dan

bagaimana yang menjadi keinginan konsumen terhadap suatu jasa tersebut. Bank

perlu sekali untuk dapat mempelajari perilaku dari konsumen atau nasabah,

sehingga perusahaan (bank) akan dapat menentukan jenis produk jasa apa yang

harus diproduksi atau diciptakan.

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu

yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang


dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Perilaku konsumen akan menentukan

proses pengambilan keputusan dalam pembelian. Proses tersebut merupakan

pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu

barang atau informasi.

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberpa hal, baik yg bersifat

eksternal maupun internal konsumen itu sendiri. Ada empat faktorbyang

mempengaruhi perilaku konsumen menurut Setiadi (2003),yaitu:

1. Faktor kebudayaan,yang terdiri dari budaya dan kelas sosial.

2. Faktor sosial,yang terdiri dari kelompok keluarga,peran dan status sosial.

3. Faktor pribadi,yang terdiri dari usia/umur,jabatan,dan keadaan ekonomi.

4. Faktor psikiologis,yang terdiri dari persepsi,kepercayaan dan sikap.

Sesuai dengan teori perilaku konsumen setiap nasabah bank berminat

menggunakan mobile banking dipengaruhi oleh faktor- faktor yang ada dalam

perilaku konsumen seperti pengaruh dari lingkungan sekitar atau persepsi bahwa

mobile banking tersebut memiliki kemudahan dalam penggunaan,keamanan yang

terjamin,dan manfaat yang baik. Hal ini digunakan nasabah bank yang termasuk

didalamnya adalah mahasiswa untuk mengambil keputusan menggunakan mobile

banking.

2.1.6 Teknology Acceptance Model (TAM)


Beberapa literatur sistem informasi telah banyak menggunakan

model dan teori kerilakuan untuk menjelaskan bagaimana seorang individu

maupun organisasi mengadopsi suatu teknologi. Secara teoritis, terdapat beberapa

model keperilakuan dalam penggunaan teknologi informasi yang telah banyak

dikembangkan oleh beberapa peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

model kombinasi TAM (Teknology Acceptance Model). Model penerimaan

Teknologi atau TAM (Teknology Acceptance Model) diperkenalkan oleh Davis

tahun 1989. TAM memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan secara parsimoni

atas faktor penentu adopsi dari perikau pengguna teknologi informasi terhadap

penerimaan penggunaan teknologi informasi itu sendiri (Davis 1989). TAM

berasal dari teori psikologis untuk menjelaskan perilaku pengguna teknologi

informasi dengan kepercayaan (belief), sikap (attitude), minat (intention),dan

hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship) sebagai faktor

penjelasnya. Menurut model ini, minat perilaku individu untu mengadopsi bagian

tertentu dari suatu teknologi ditentukan oleh sikap seseorang terhadap penggunaan

teknologi tersebut.

Teknology Acceptance Model (TAM) menambahkan dua konstruk, yaitu

persepsi kegunaan (perceived uselfulnes) dan persepsi kemudahan (perceived

ease of use). Penerimaan teknologi informasi ditentukan oleh dua konstruk ini

karena keduanya memiliki determinan yang tinggi dan validitas yang telah teruji

secara empiris (Davis 1989). Kedua konstruk ini secara bersamaan menentukan

sikap seseorang dalam penggunaan teknologi. Pada dasarnya persepsi kegunaan

akan berpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan. Dengan


menggunakan kedua konstruk tersebut,TAM diharapkan dapat memberikan

penjelasan atas penerimaan penggunaan sistem informasi terhadap sistem

informasi itu sendiri. Teknology Acceptance Model menunjukan bahwa sikap

terhadap perilaku dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu persepsi kegunaan (perceived

uselfulnes) dan persepsi kemudahan (perceived ease of use). Secara langsung,

persepsi kegunaan juga dapat mempengaruhi minat perilaku dan perilaku

seseorang dalam menggunakan teknologinya. Selain itu, persepsi kemudahan

penggunaan dapat mempengaruhi persepsi kegunaan. Untuk itu, dapat dikatakan

bahwa minat perilaku seseorang dipengaruhi oleh persepsi kegunaan, persepsi

kemudahan, serta sikap terhadap perilaku.

2.2 Pengaruh Antar Variabel

2.2.1 Pengaruh Persepsi Kemudahan Terhadap Minat Menggunakan Mobile

Banking

Persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy of usefulness) adalah

dimana seseorang percaya dengan menggunakan teknologi akan terbebas dari

usaha yang berlebihan atau mudah untuk digunakan. Anggraini (2012)

menyebutkan bahwa semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan

menggunakan sistem, maka akan semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan

teknologi informasi. Persepsi kemudahaan akan memberikan indikasi suatu bahwa

suatu sistem dimana bukan untuk menyulitkan penggunaannya, melainkan untuk

mempermudah penggunaannya dalam menyelsaikan pekerjaannya. Sehingga

dengan menggunakan sistem seseorang akan lebih mudah dalam melakukan


pekerjaannya dibandingan dengan seseorang yang mengerjakan pekerjaannya

secara manual. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap minat

penggunaa mobile banking dapat dilihat dari segi :

1. Layanan mobile banking mudah dipelajari.

2. Layanan mobile banking mudah digunakan.

3. Membantu melakukan transaksi.

4. Dapat meningkatkan keterampilan penggunaan teknologi dalam

bertransaksi.

Menurut Maharsi (2007) terdapat hubungan antara persepsi kemudahan dalam

penggunaan teknologi, maka peneliti mencoba untuk meneliti :

H1 : Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat

penggunaan mobile banking.

2.2.2 Pengaruh Persepsi Keamanan Terhadap Minat Menggunakan Mobile

Banking

Menurut Raharjo (2005) keamanan adalah persepsi nasbah terhadap

lemampuan bank untuk melindungi informasi personal yang didapat dari transaksi

elektronik terhadap pengguna yang tidak berwenang. Keamanan transaksi

elektronik membuat nasabah menjadi yakin bahwa kerahasiaan data pribadinya

terjamin dan terjaga disaat bertransaksi melalui Mobile Banking. Keamanan data

merupakan hal yang paling penting diperhatiakan dalam menggunakan Mobile


Banking. Dalam melakukan transaksi online resiko hilanganya kerahasiaan

merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi kepercayaan dan penggunaan.

Sudah banyak survey yang menemukan adanya kekhawatiran yang tinggi dari

nasabah tentang kerahasiaan data pribadi mereka saat melakukan transaksi secara

online (Maharsi dan Fenny, 2006). Kekhawatiran yang paling utama bagi

pengguna Mobile Banking adalah kurangnya pengendalian terhadap kerahasiaan

informasi yang mengakibatkan penyalagunaan data pribadi.

Pihak penyedia layanan Mobile Banking harus dapat menjamin kemaanan

data nasabah. Bank harus menyediakan teknologi keamanan data yang sesuai

standar, sehingga data pelanggan tidak dapat dicuri dan disalahgunakan oleh

orang yang tidak bertanggungjawab. Sistem maupun jaringan Mobile Banking

telah menggunakan pengamanan yang paling optimal. Kondisi pengamanan

Mobile Banking juga selalu dipantau dan ditingktakan, dan sejalan dengan

perkembangan teknologi ancaman-anacaman yang ada. Adanya jaminan

keamanan dari pihak bank sendiri akan menimbulkan rasa percaya dan menarik

minat nasabah untuk menggunakan Mobile Banking. Pengaruh persepsi keamanan

terhadap minat penggunaan Mobile Banking dapat dilihat dari segi :

1.Terjaminnya dana dan data nasabah

2.Mengurangi risiko kehilangan atau pencurian saat melakukan transaksi dari

Mobile Banking.

Keamanan berpengaruh positif terhadap pengguna Mobile Banking.

Implikasinya adalah jika konsumen percaya bahwa saluran pembayaran Mobile


Banking tidak aman, hal ini yang mengurangi kepercayaan konsumen. Akibatnya

nasabah malas melakukan transaksi online banking (Maharsi dan Fenny, 2006).

Bank akan dipercaya oleh nasabahnya, jika mampu meyakinkan bahwa

nasabahnya bahwa keamanan dan kerahasiaan data-data nasabah terjamin. Jika

nasabah sudah percaya bahwa saluran pembayaran diinternet aman, serta percaya

bahwa pihak pihak bank tidak membocorkan informasi rahasia personal mereka

atau menjualnya pada pihak lain tanpa mengkonultasikannya terlebih dahulu,

maka kondisi ini merupakan daya tarik minat calon nasabah untuk menggunakan

Mobile Banking.

H2 : Persepsi keamanan berpengaruh terhadap minat pengguna Mobile Banking

2.2.3 Pengaruh Persepsi Manfaat Terhadap Minat Menggunakan Mobile

Banking

Menurut Jogiyanto (2007) layanan mobile banking akan bermanfaat jika

layanan tersebut mudah dimengerti serta mampu menjalin interaksi dengan

penggunanya. Bank menyediakan layanan seperi cek saldo, transfer antar

rekening, info kurs dan sebagainya dalam mobile banking, dengan tujuan memberi

kemudahan bagi nasabahnya untuk berinteraksi. Penggunaan mobile banking bagi

nasabah dapat menghemat waktu dan biaya (biaya transportasi), karena nasabah

tidak harus mendatangi bank secara langsung hanya sekedar untuk melakukan

transaksi, karena mobile banking memberi pelayanan selama 24 jam. Nasabah

dapat melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun bahkan ketika kantor bank

sudah tutup.
Seseorang menggunakan mobile banking apabila orang tersebut percaya

bahwa mobile banking dapat memberikan manfaat terhadap pekerjaannya dan

pencapaian dan prestasi kerjanya. Para nasabah berharap memperoleh manfaat,

pada saat nasabah melaksanakan tugas dan pekerjaan rutinnya setelah ia

menggunakan mobile banking. Pengukuran kemanfaatan tersebut dilihat

berdasarkan frekuensi penggunaan aplikasi yang dijalankan. Oleh karena itu

tingkat kemanfaatan mobile banking akan mempengaruhi sikap nasabah terhadap

sistem tersebut. Kemanfaatan bagi nasabah meliputi membuat pekerjaan lebih

mudah, menambah produktivitas, mempertinggi efektifitas, dan mengembangkan

kinerjaa pekerjaan. Pengaruh persepsi manfaat terhadap minat pengguna mobile

banking dapat dilihat dari segi:

1. Meningatkan kinerja dalam berinteraksi

2. Meningatkan informasi dan melakukan transaksi lebih praktis

3. Transaksi lebih mudah, cepat, dan praktis

4. Hemat waktu dan biaya saat berinteraksi

Menurut Almuntaha (2008) kemanfaatan yang meningkatkan kinerja akan

berdampak terhadap penggunaan teknologi. Seseorang mempercayai dan

merasakan bahwa dengan menggunakan komputer dan hendpone sangat

membantu dan mempertinggi prestasi kerja yang akan dicapainya, atau dengan

kata lain orng tersebut mempercayai penggunaan teknologi informasi telah

memberikan manfaat terhadap pekerjaan dan pencapaian prestasi kerjanya.


H3: Persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat penggunaan mobile banking

2.3 Penelitian Terdahulu

1. Peneliti sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

dengan judul “Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Perspsi

Keamanan dan ketersediaan Fitur terhadap Minat Ulang Nasbah Bank

dalam Menggunakan Internet Banking (Studi Program Layanan Internet

Banking BRI)” yang dilakukan oleh Pambudi tahun 2014.

Analisis penelitian ini menggunakan software SPSS 16.00. hasil

analisis penelitian ini menunjukan bahwa persepsi kemudahan

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap minat ulang nasabah

bank dalam menggunakan internet banking. Hal ini dilihat dari nilai

signifikasi pada statistik uji I dan persepsi kemudahan adalah sebesar

0,217 > 0.05, hal tersebut menunjukan bahwa persepsi kemudahan

berpengaruh tidak signifikan. Persamaan penelitian ini dengan yang

dilakukan pambudi (2014) adalah salah satu variable yang sama yaitu

kemudahan. Perbedaan antara penelitian yang sekarang dengan terdahulu

adalah terletak pada variabel Y. Penelitian terdahulu menggunakan minat

ulang nasabah bank dalam menggunakan internet banking sedangkan

penelitian yang sekarang menggunakan minat, menggunakan mobile

banking.

2. Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Keamanan,

Kpercayaan dan Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadao Penggunaan


Online Banking pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negri

Yogyakarta” yang dilakukan oleh Yoso Tahun 2014

Analisis penelitian ini menggunakan Software SPSS 16.00. hasil

analisa penelitian ini menunjukan bahwa persepsi keamanan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap penggunaan online banking. Hal ini dilihat

dari t tabel (3,230 > 1,6559) dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 (0,002

< 0,05). Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan Yoso (2014)

adalah salah satu variable yang sama yaitu keamanan. Perbedaan antara

penelitian yang sekarang dengan terdahulu adalah terletak pada variabel Y.

Penelitian terdahulu menggunakan variabel penggunaan online banking

pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan

Penggunaan, Persepsi Resiko dan Persepsi Kesesuaian Terhadap Minat

Menggunakan Mobile Banking (Studi pada nasbaah Bank Rakyat

Indonesia (BRI) Kantor Cabang Rembang, Jawa Tengah) yang dilakukan

Astuti tahun 2015.

Analisis penelitian ini menggunakan software SPSS 16.00. hasil

analisa penelitian ini menunjukan bahwa persepsi manfaat berpengaruh

positif dan signifikan terhadap minat mengunakan mobile banking. hal ini

dilihat pada tabel t (2.215 > 0,376) dengan nilai signifikansi sebesar 0.029

(0.029 < 0.05). persamaan penelitian ini dengan yang dilakuakn Astuti

(2015) adalah salah satu variabel yang sama yaitu persepsi manfaat dan
minat menggunakan mobile banking . perbedaan anatar penelitian yang

sekarang dengan terdahulu adalah terletak pada subjek penelitian. Subjek

penelitian terdahulu adalah nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) kantor

cabang Rembang, Jawa Tengah.

2.4 Kerangka Pemikiran

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menggunakan mobile banking


(studi kasus Nasabah Bank BRI Masyarakat Nagekeo, NTT)

Faktor-faktor pengaruh persepsi kemudahan, keamanan, dan manfaat,


Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking Nasabah bank BRI
Masyarakat Nagekeo, NTT

KONSEP

Bank Mobile Banking

Perilaku konsumen
Demand dan supply

Technology acceptance model


Market (TAM)

TEORI

Persepsi kemudahan

Minat menggunakan Mobile


Persepsi keamanan
Banking
Persepsi Manfaat

2.5 Hipotesis Konklusi, Implikasi dan


rekomendasi
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian

yang dicapai, dan dasar teori yang ada, maka dapat diajukan hipotesa kerja

untuk penelitian ini yaitu :

H1 : Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat

mengungkapkan mobile banking


H2 : Persepsi kemauan berpengaruh positif terhadap minat

menggunakan mobile banking,


H3 : Persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat menggunakan

mobile banking.
H4 : Persepsi kemudahan, keamanan, dan manfaat secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat

menggunakan mobile banking.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis deskriptif kuantitatif karena dalam

pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interetasi tentang arti dan data yang

diperoleh. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiono

2008). Penelitian ini menggunakan metode survey yang data dan informasinya

didapat dari pengumpulan populasi. Survey dapat memberikan manfaat untuk

berbagai tujuan deskriptif (Husein Umar, 2011).

Metode survey digunakan untuk mendapatkan data yang menggambarkan

suatu variabel dan kejadian yang sebenarnya serta apa adanya dengan

memberikan atau menyebarkan kuesioner online kepada masyarakat pengguna

mobile banking di kabupaten Nagekeo, NTT. Penelitian ini menggunakan unit

analisis yang diteliti yaitu masyarakat pengguna mobile banking di kabupaten

Nagekeo, NTT. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah presepsi

kemudahan (X1), persepsi keamanan (X2), persepsi manfaat (X3), berpengaruh

terhadap minat menggunakan mobile banking (Y).

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas subjek/objek

yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008). Dalam

penelitian ini populasi sasaran yang dimaksud adalah masyarakat kabupaten

Nagekeo, NTT yang pernah menggunakakn fasilitas layanan mobile banking.

Dipilihnya populasi sasaran yaitu masyarakat kabupaten Nagekeo, NTT

dikarenakan masyarakat kabupaten Nagekeo, NTT menggunakan aplikasi mobile

banking untuk melakukan transaksi pembayaran, baik transfer, cek saldo, dan

kegiatan transaksi lainnya. Populasi dalam penelitian ini tidak dapat diketahui

berapa besar karena tidak ada data yang menunjukan seberapa banyak masyarakat

kabupaten Nagekeo, NTT menggunakan mobile banking.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Apabila jumlah populasi yang akan diteliti tergolong besar dan peneliti

merasa memiliki keterbatasan untuk mempelajari seluruh populasi yang ada, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Namun

dengan catatan, sampel yang diambil harus benar-benar representatif atau

mewakili populasi yang dimaksud (Sugiyono, 2008). Penelitian ini menggunakan

kuesioner yang disebut secara online kepada masyarakat kabupaten

Nagekeo,NTT.

Kriteria responden yang diminta untuk mengisi kuesioner harus memenuhi

dua kriteria, yaitu:

1. Responden berstatus sebagai masyarakat kabupaten Nagekeo, NTT yang

mempunyai KTP (Kartu Tanda Penduduk).


2. Responden pernah, dapat, mampu, familiar dalam menggunakan mobile

banking.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel yang digunakan adalah

sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008). Penelitian ini juga menggunakan teknik

convenience sampling atau accidental sampling, yaitu mengambil sebagai sampel

berdasarkan yaitu siapa saja yang secara kebetulan cocok sebagai sumbar data

dengan kriteria utamanya adalah masyarakat kabupaten Nagekeo, NTT yang

merupakan konsumen atau user mobile banking. Pelaksanaan penelitian ini

dengan membagikan kuesioner online kepada responden yaitu masyarakat

kabupaten Nagekeo, NTT.

3.3 Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer adalah data

yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung (Mamang dan Sopiah, 2010).

Data primer tersebut diperoleh dari objek yang diteliti, yaitu responden pengguna

layanan mobile banking masyarakat kabupaten Nagekeo, NTT.

3.4 Defenisi Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat dua variable, yaitu variable independen dan

variable dependen. Berikut penjelasan kedua variable tersebut:

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut juga sebagai

variable bebas. Variable bebas merupakan variable yang mempengaruhi atau


yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependen (terikat)

(Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini variable yang dipakai sebagai variable

independen adalah persepsi kemudahan (X1), keamanan (X2), dan manfaat

(X3).

2. Variable Dependen

Variable dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable

terkait. Variable terkait merupakan variable yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2008). Dalam

penelitian ini variable yang dipakai sebagai variable dependen adalah minat

menggunakan mobile banking (variable Y).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan oleh

penulis yaitu dengan menggunakan kuesioner yang disebar secara online.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakaukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab (Sugiyono, 2008). Kuesioner yang disebarkan berupa daftar pertanyaan

dan pernyataan kepada responden tentang permasalahan yang berkaitan dengan

objek yang diteliti. Kuesioner dilengkapi dengan petunjuk pengisian kuesioner

yang dibuat sederhana dan sejelas mungkin untuk memudahkan responden dalam

mengisi jawaban. Menurut Sutrisno (2010) alasan digunakannya kuesioner adalah

anggapan bahwa subjek adalah orang yang paling tau tentang dirinya, apa yang

dinyatakan subjek dalam penelitian adalah dapat dipercaya, interpretasi subjek

tentang pertanyaan adalah sama dengan presepsi yang dimaksud peneliti.


DAFTAR PUSTAKA

Almuntaha, Eska. 2008. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengadopsian


Teknologi Oleh Nasabah di Indonesia”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Davis, F.D. 1989. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology”. Jurnal Ekonomi, Vol. 13 No.
3.
Ikatan Bankir Indonesia. 2013. Memahami Bisnis Bank. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum.
Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi.
Maharsi, Sri dan Fenny. 2006. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepercayaan dan Pengaruh Kepercayaan Terhadap Loyalitas”. Jurnal
Ekonomi, Vol. 4 No. 4.
Rahardi, Dedi Rianto. 2007. “Peranan TI Dalam Peningkatan Pelayanan Di
Sektor Publik”. Yogyakarta: Naskah dipresentasikan pada Seminar
Nasional Teknologi.
Raharjo, Budi. 2005. Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet. Jakarta: PT.
Insan Infonesia.
Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi
dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Sukirno. 2008. Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Supriyono, Maryanto. 2011. “Buku Pintas Perbankan.” Penerbit Andi:
Yogyakarta.
Sutrisno, Hadi. 2010. Analisis Regresi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Titis Widyastuti. 2008. “Pengaruh Persepsi Kemudahan Pengunaan, Persepsi
Manfaat dan kepercayaan Konsumen Terhadap Pengaplikasikan
Layanan Mobile Banking Studi Kasus di Kota Yogyakarta”. Skripsi,
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.
Wardhana, Aditya. 2015. “Kualitas Layanan Mobile Banking (M-Banking)
Terhadap Kepuasan Nasabah Di Indonesia”. Jurnal Ekonomi, Vol. 10
No. 2.
https://singlesmilesoup.blogspot.com/2010/03/artikel-supply-and-demand.html

Anda mungkin juga menyukai