Anda di halaman 1dari 27

Makalah Riset Operasi

METODE TRANSPORTASI DAN PENUGASAN

Disusun oleh :

ETRE DOMEL (0204 1511 118)

Universitas Khairun Ternate


Fakultas Ekonomi
Th. 2017-2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahNya saya dapat menyelesaikan makalah mengenai metode transportasi
dan penugasan .
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak,
dosen, dan teman-teman sekalian. Oleh karena itu, saya selaku penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini ataupun kata
– kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf. Untuk perbaikan dan
peningkatan tulisan ini, saya sangat mengharapakan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Selanjutnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan khususnya pembaca.

Ternate, 25 Oktober 2017


Penulis
DAFTAR ISI

COVER ...............................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................
A. Model trasnportasi ...............................................................................
B. Masalah Penugasan ...............................................................................
BAB III PENUTUP ...............................................................................
3.1 Kesimpulan ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ketempat
– tempat yang membutuhkan secara optimal. Alokasi roduk ini harus
sedemikian rupa, karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari suatu
sumber ke tempat – tempat tujuan berbeda – beda, dan dari beberapa sumber
ke suatu tempat tujuan juga berbeda – beda. Disamping itu, metode
transportasi juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah – masalah
dunia usaha (bisnis) lainnya, modal (capital finanching) dan alokasi dana
untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan lini perakitan dan perencanaan
serta scheduling produksi. Ada beberapa macam merode transportasi, yang
semuanya terarah pada penyelesaian optimal dari masalah – masalah
transportasi yang terjadi .F.L Hitchcock (1941), T.C. Koopmans (1949), dan
G.B Dantziq (1951) adalah orang – orang pertama sebagai kontributor yang
mengembangkan teknik-teknik transportasi.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian metode transportasi?
b. Pembahasan apa yang terdapat dalam metode transportasi?
c. Bahasan apa tentang metode penugasan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. MODEL TRANSPORTASI

Model transportasi merupakan perluasan dari persoalan LP, dalam model


transportasi dibahas mengenai penentuan rencana biaya minimum (minimum cost)
untuk transportasi (pengangkutan) single commodity dari sejumlah lokasi sumber
(sources) seperti pabrik, lokasi penambangan, pelabuhan, dsb ke sejumlah lokasi
tujuan (destinations) seperti gudang, pusat distribusi, wilayah pemasaran, dsb.
Model transportasi dapat juga digunakan untuk persoalan inventory controll,
employment schedulling, personal assignment, dsb.
Pada dasarnya masalah transportasi merupakan masalah LP yang dapat
diselesaikan dengan metode simpleks. Karena metode simpleks menimbulkan
penyelesaian yang lebih sulit, maka penyelesaian masalah transportasi akan lebih
mudah dengan menggunakan metode Stepping Stone, Vogel’s Approximation
Methods (VAM), dan metode MODI (Modified Distribution).
Agar suatu masalah transportasi dapat dibuat model transportasi dan tabel
transportasinya, maka masalah transportasi tersebut harus memiliki data mengenai
tingkat supply atau kapasitas setiap lokasi sumber, tingkat demand setiap lokasi
tujuan, dan biaya transportasi per unit komoditas dari setiap lokasi sumber ke
lokasi tujuan.
Karena hanya terdiri dari satu komoditi (single commodity), maka suatu lokasi
tujuan dapat memenuhi permintaannya dari satu lokasi sumber. Tujuan dari
model transportasi adalah menentukan jumlah yang dapat dikirim dari setiap
lokasi sumber ke setiap lokasi tujuan yang memberikan total biaya transportasi
minimum.
MG Auto memiliki 3 pabrik mobil di Los Angeles, Detroit dan New Orleans dan
2 distributor utama di Denver dan Miami. Jumlah produksi mobil tiap tiap pabrik
dalam satu tahun adalah 100 unit, 150 unit dan 50 unit. Permintaan kedua
distributor setiap tahunnya masing masing sejumlah 175 unit dan 125 unit.
Biaya pengiriman tiap unit mobil dari tiap pabrik ke tiap distributor ditunjukkan
pada matriks berikut :

PABRIK DISTRIBUTOR
Denver Miami
Los Angeles $ 40 $ 50
Detroit $100 $ 70
New Orleans $ 60 $ 80

Tentukan pendistribusian yang optimal ( jumlah pengiriman mobil dari tiap pabrik
ke tiap distributor, dengan total biaya minimal )

Model PL dari masalah diatas dirumuskan sebagai berikut :


X1 = Jumlah mobil yang dikirim dari Los Angeles ke Denver
X2 = Jumlah mobil yang dikirim dari Los Angeles ke Miami
X3 = Jumlah mobil yang dikirim dari Detroit ke Denver
X4 = Jumlah mobil yang dikirim dari Detroit ke Miami
X5 = Jumlah mobil yang dikirim dari New Orleans ke Denver
X6 = Jumlah mobil yang dikirim dari New Orleans ke Miami
Min Z = 40X1 + 50X2 + 100X3 + 70X4 + 60X5 + 80X6
Kendala :
X1 + X2 = 100
X3 + X4 = 150
X5 + X6 = 50
X1 + X3 + X5 = 175
X2 + X4 + X6 = 125
X1, X2,.............., X6 ≥ 0
Tahap penyelesaian kasus transportasi :
1. Buat tabel transportasi
2. Tentukan penyelesaian awal
3. Lakukan cek optimalitas
4. Lakukan perbaikan tabel
5. kembali ke langkah 3

TABEL TRANSPORTASI

Sumber Tujuan
T1 T2 T3 ..... Tn ai
a11 a12 a13 a1n
S1 X11 X12 X13 X1n a1

a21 a22 a23 a2n


S2 X21 X22 X23 X2n a2

a32 a32
S3 X31 a3

. .

. .

am1 amn
Sm Xm1 Xmn am

bj b1 b2 b3 ....... bn

Keterangan :
Si = Tempat ke – i asal barang
Tj = Tempat ke – j tujuan barang
Xij = Jumlah barang yang akan didistribusikan dari Si ke Tj
aij = Biaya distribusi 1 unit barang dari Si ke Tj
ai = Jumlah seluruh barang dari Si
bj = Kapasitas penerimaan barang di Tj

Penyelesaian Awal

Syarat : =

Penyelesaian awal (pengisian tabel tahap pertama) dapat dilakukan dg 3 cara :


 Metode North West Corner
 Metode Least Cost
 Metode Vogel

Distributor
Pabrik Denver Miami ai
40 50
Los 100
Angeles

100 70
Detroit 150

60 80
New 50
Orleans

bj 175 125

Metode North West Corner


Pengisian sel dimulai dari sudut kiri atas tabel (variable X11) , sebanyak
banyaknya. Dilanjutkan ke sel berikutnya (X12 atau X21) yang memungkinkan
Contoh :
Distributor
Pabrik Denver Miami ai
40 50 Biaya : 100(40) + 75(100) +
Los 100 100 75(70) + 50(80) = 4000 +
Angeles 7500 + 5250 + 4000
= 20750

100 70
Detroit 75 150

75

60 80
New 50 50
Orleans

bj 175 125
Metode Least Cost
Pengisian sel dimulai dari sel yang mempunyai biaya terkecil, sebanyak
banyaknya

Distributor
Pabrik Denver Miami ai
40 50 Biaya : 100(40) + 25(100)
Los 100 + 125(70) + 50(60) = 4000
Angeles 100 + 2500 + 8750 + 3000=
18250

100 70
Detroit 25 125 150

60 80
New 50 50
Orleans

bj 175 125
Metode Vogel
Tahap tahap penyelesaian metode vogel adalah sebagai berikut :
1. Tentukan selisih ongkos terkecil dan kedua terkecil dari tiap tiap baris dan
tiap tiap kolom
2. Pilih baris atau kolom yang memiliki selisih ongkos terbesar
3. Isikan pada sel yang memiliki ongkos terkecil di baris atau kolom yang
terpilih pada langkah 2
4. lanjutkan sampai selesai

Distributor
Pabrik Denver New York Conecticut Miami ai
30 70 100 50 20 20 20
Los 100
Angeles 75 25

80 100 40 70 30 10 30
Detroit 0 75 75 150

60 70 90 80 10 10 10
New 50 50
Orleans

bj 75 75 75 75

30 0 50 20

30 0 20
0 20
Cek Optimalitas
Syarat :
Jumlah sel yang terisi : (m + n) – 1
m = jumlah baris tabel transportasi
n = jumlah kolom tabel transportasi

Cek optimalitas dapat dilakukan dengan 2 cara,


Metode Stepping Stone atau
Metode MODI (modified distribution)

Metode Stepping Stone

Distributor
Pabrik Denver Miami ai
40 50
Los 100 100
Angeles

100 70

Detroit 75 150

75

 
+
-
60 80
New 50 50
Orleans + -

bj 175 125
Biaya : 100(40) + 75(100) + 75(70) + 50(80) = 4000 + 7500 + 5250 + 4000
= 20750

Periksa sel kosong :


c12 = 50 – 70 + 100 – 40 = 40
c31 = 60 – 100 + 70 – 80 = -50

karena cek pada c31 menghasikan nilai negatif (-), maka perlu dilakukan
perubahan tabel, sbb :

Distributor
Pabrik Denver Miami ai
40 50
Los 100 100
Angeles

100 70

Detroit 25 125 150

60 80
New 50 50
Orleans

bj 175 125

Biaya : 100(40) + 25(100) + 125(70) + 50(60) = 4000 + 2500 + 8750 + 3000=


18250
Cek sel kosong :
c12 = 50 – 70 + 100 – 40 = 40
c32 = 80 – 60 + 100 – 70 = 50
Karena harga cij sudah tidak ada yang negatif, maka distrusi tersebut sudah
optimal

METODE MODI

Distributor
Pabrik Denver Miami ai
40 50
Los 100 100
Angeles

100 70

Detroit 75 150

75

 
+
-
60 80
New 50 50
Orleans + -

bj 175 125

Sel terisi : diperoleh persamann


c11 = u1 + v1 = 40
c21 = u2 + v1 = 100
c22 = u2 + v2 = 70
c32 = u3 + v2 = 80

harga setiap ui dan vj dengan memisalkan u1 = 0 , diperoleh :


v1 = 40, u2 = 60, v2 = 10 , u3 = 70
Sel kosong :
c12 = 50 – u1 – v2 = 50 – 0 – 10 = 40
c31= 60 – u3 – v1 = 60 – 70 – 40 = -50

karena cek pada c31 menghasikan nilai negatif (-), maka perlu dilakukan
perubahan tabel, sbb :

Distributor
Pabrik Denver Miami ai
40 50
Los 100 100
Angeles

100 70

Detroit 25 125 150

60 80
New 50 50
Orleans

bj 175 125

Sel terisi : diperoleh persamaan


c11 = u1 + v1 = 40
c21 = u2 + v1 = 100
c22 = u2 + v2 = 70
c31 = u3 + v1 = 60

harga setiap ui dan vj dengan memisalkan u1 = 0 , diperoleh :


v1 = 40, u2 = 60, v2 = 10 , u3 = 20

Sel kosong :
c12 = 50 – u1 – v2 = 50 – 0 – 10 = 40
c32= 80 – u3 – v2 = 60 – 20 – 10 = 50
Karena harga cij sudah tidak ada yang negatif, maka distrusi tersebut sudah
optimal

TRANSPORTASI TAK SEIMBANG


Bila : 
Maka tabel perlu diseimbangkan dengan aturan :
Bila :
 maka tambahkan baris dummy

Bila :
Syarat :  maka tambahkan kolom dummy
seluruh sel dummy dikenakan biaya = 0
Contoh :

Asal Tujuan
A B C
ai
P 4 9 7
100

Q 13 6 2
100

R 9 5 6
100

bj 90 125 125

= 300
= 340

Maka dilakukan perubahn tabel sbb:

Asal Tujuan
A B C
ai
4 9 7
P 100

13 6 2
Q 100

9 5 6
R 100

0 0 0
Dummy 40

Bj 90 125 125

Contoh soal :Diketahui sebuah tabel transportasi sebagai berikut; tentukan


distribusi barang yang optimal (penyelesaian awal dengan metode North
west Corner, cek dengan Stepping Stone)

Tujuan
Sumber P Q R S ai
8 4 10 6
A 100
2 12 9 7
B 100

5 9 10 6
C 100

12 10 3 8
D 100

bj 80 110 120 90

Tujuan
Sumber P Q R S ai
8 4 10 6
A 100

2 12 9 7
B 100

5 9 10 6
C 100

12 10 3 8
D 100

bj 80 110 120 90

Jawablah seluruh soal berikut dengan langkah 2 yang lengkap dan jelas.
1.    Metode Simplex
Dengan menggunakan Metode Simplex, tentukan nilai X1, X2, X3 dan Z dalam
model Linier Programming berikut :

Max Z = 28X1 + 10X2 + 30X3


Kendala :
i. X1 + X2 60

ii. X2 + 2 X3 80

iii. X1 + X2 + X3 50

X1, X2, X3 0

2. Metode Transportasi

Diketahui tabel transportasi dari sebuah kasus pendistribusian barang dari 4 pabrik
ke 3 Gudang penyimpanan sebagai berikut :

Gudang Jumlah barang


Pabrik yg akan
Surabaya Jogya Jakarta Barat
didistribusikan
200 100 70
Bandung 50

90 150 80
Bogor 50

60 10 09
Sukabumi 50

50 20 60
Bekasi 50
Kapasitas 60 60 80
Gudang

B. Masalah Penugasan

Masalah penugasan berkaitan dengan keinginan perusahaan dalam mendapatkan


pembagian atau alokasi tugas (penugasan) yang optimal, dala arti apabila
penugasan tersebut berkaitan dengan keuntungan maka bagaimana alokasi tugas
atau penugasan tersebut dapat memberikan keuntugan yang maksimal, begitu pula
sebaliknya bila menyangkut biaya. Penyelesaian masalah penugasan biasanya
dilakukan dengan menggunakan metode Hungarian yang pada tahun 1916
dikembangkan oleh seorang ahli matematika berkebangsaan Hungaria yang
bernama D KÖnig. Secara umum lagkah-langkah penyelesaian masalah
penugasan yang normal adalah :
1. Identifikasi dan penyederhanaan masalah dalam bentuk tabel penugasan
2. Untuk kasus minimalisasi, mencari biaya terkecil untuk setiap baris, dan
kemudian menggunakan biaya terkecil tersebut untuk mengurangi semua
biaya yang ada pada baris yang sama. Sedangkan untuk kasus maksimalisasi,
mencari nilai tertinggi untuk setiap baris yang kemudian nilai tertinggi
tersebut dikurangi dengan semua nilai yang ada dalam baris tersebut.
3. Memastikan semua baris dan kolom sudah memiliki nilai nol. Apabila masih
ada kolom yang belum memiliki nilai nol, maka dicari nilai terkecil pada
kolom tersebut untuk selanjutnya digunakan untuk mengunrangi semua nilai
yang ada pada kolom tersebut
4. Setelah semua baris dan kolom memiliki nilai nol, maka langkah selanjutnya
adalah memastikan atau mengecek apakah dalam tabel penugasan tersebut,
telah berhasil ditemukan nilai nol, sebanyak sumber daya (bisa karyawan,
mesin, alat transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga tercermin
dengan jumlah barisnya. Misalnya bila yang akan ditugaskan adalah 4
karyawan, maka harus ditemukan nilai nol sebanyak 4 buah yang terletak di
baris dan kolom yang berbeda. Sebaiknya dimulai dari baris yang hanya
memiliki 1 nilai nol. Langkah ini menganduk arti bahwa setiap karyawan
hanya dapan ditugaskan pada satu pekerjaan saja.
5. Apabila belum, maka langkah selanjutnya adalah menarik garis yang
menghubungkan minimal dua buah nilai nol dalam tabel penugasan tersebut.
6. Selanjutnya, perhatikan nilai-nilai yang belum terkena garis. Pilih nilai yang
paling kecil, kemudian pergunakan untuk mengurangi nilai-nilai lain yang
belum terkena garis, dan gunakan untuk menambah nilai-nilai yang terkena
garis dua kali.
7. Dari hasil lagkah ke-6 tersebut, apakah sekarang telah berhasil ditemukan nilai
nol sejumlah atau sebanyak sumber daya (bisa karyawan, mesin, alat
transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga tercermin dengan jumlah
barisnya.
8. Jika sudah, maka masalah penugasan telah optimal, dan apabila belum maka
perlu diulangi langkah penyelesaian ke-5 di atas.
Sebagai catatan, kasus penugasan dianggap normal apabila jum;lah sumber
daya yang akan ditugaskan dan jumlah pekerjaan atau tujuan adalah sama.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh kasus berikut ini.

C. Masalah Minimalisasi (untuk kasus normal)


Sebuah perusahaan memiliki 4 orang karyawan yang harus menyelesaikan
4 pekerjaan yang berbeda. Karena sifat pekerjaan dan juga ketrampilan,
karakteristik dari masing-masing karyawan, maka biaya yang timbul dari
berbagai alternatif penugasan dari ke-4 karyawan tersebut juga berbeda,
seperti terlihat dari tabel / matrik penugasan berikut ini :
Pekerjaan Karyawan I II III IV A B C D 15 14 25 17 20 16 20 18 18 21 23
18 22 17 20 16

Catatan : Nilai-nilai dalam tabel tersebut dalam rupiah.


Dari kasus penugasan tersebut di atas, penyelesaiannya adalah :

Langkah 1
Mencari biaya terkecil untuk setiap baris, dan kemudian menggunakan
biaya terkecil tersebut untuk mengurangi semua biaya yang ada pada baris
yang sama. Dengan langkah ini hasil yang diperoleh adalah :
0 5 3 7
0 2 7 3
5 0 3 0
1 2 2 0

Langkah 2
Memastikan semua baris dan kolom sudah memiliki nilai nol. Dan
ternyata masih ada kolom yang belum memiliki nilai nol, yakni kolom 3.
Dengan demikian perlu dicari nilai terkecil pada kolom tersebut untuk
selanjutnya digunakan untuk mengunrangi semua nilai yang ada pada
kolom tersebut, sehingga akan menjadi :

0 5 1 7
0 2 5 3
5 0 1 0
1 2 0 0

Nah, sekarang setiap baris dan kolom sudah memiliki nilai nol, maka
langkah selanjutnya adalah :

Langkah 3
Langkah selanjutnya adalah memastikan atau mengecek apakah dalam
tabel penugasan tersebut, telah berhasil ditemukan nilai nol, sebanyak
sumber daya (bisa karyawan, mesin, alat transportasi, atau sumber daya
lainnya) yang juga tercermin dengan jumlah barisnya. Misalnya bila yang
akan ditugaskan adalah 4 karyawan, maka harus ditemukan nilai nol
sebanyak 4 buah yang terletak di baris dan kolom yang berbeda.
Sebaiknya dimulai dari baris yang hanya memiliki 1 nilai nol. Langkah ini
menganduk arti bahwa setiap karyawan hanya dapan ditugaskan pada satu
pekerjaan saja.

Perhatikan ! Dari matrik di atas ternyata nilai nol yang ditemukan dalam
baris 1 dan 2, meskipun berbeda baris namun masih berada dalam kolom
yang sama, sehingga dapat dipastikan masalah belum optimal dan perlu
dilanjutkan ke langkah berikutnya.

Langkah 4
Karena belum optimal maka langkah selanjutnya adalah menarik garis
yang menghubungkan minimal dua buah nilai nol dalam tabel penugasan
tersebut, seperti terlihat pada tabel atau matrik berikut ini :
0 5 1 7
0 2 5 3
5 0 1 0
1 2 0 0

Dari langkah di atas terlihat bahwa garis yang berhasil dibuat adalah tiga,
dengan menyisakan beberapa nilai yang tidak terkena garis.

Langkah 5
Selanjutnya, perhatikan nilai-nilai yang belum terkena garis. Pilih nilai
yang paling kecil (dari tabel di atas adalah nilai 1), kemudian nilai 1
tersebut dipergunakan untuk mengurangi nilai-nilai lain yang belum
terkena garis, dan gunakan untuk menambah nilai-nilai yang terkena garis
dua kali. Dengan langkah ini hasilnya adalah :
0 4 0 6
0 1 4 2
6 0 1 0
2 2 0 0
Perhatikan ! semua nilai yang tidak terkena garis nilainya akan berkurang
sebesar nilai terkecil dari nilai yang belum terkena garis sebelumnya.
Sementara itu nilai 5 dan 1 pada kolom 1 akan bertambah 1, karena kedua
nilai tersebut terkena garis dua kali.

Langkah 6
Dari hasil lagkah di atas tersebut, apakah sekarang telah berhasil
ditemukan nilai nol sejumlah atau sebanyak sumber daya (bisa karyawan,
mesin, alat transportasi, atau sumber daya lainnya) yang juga tercermin
dengan jumlah barisnya (mulai dari baris yang hanya memiliki 1 nilai
nol)? Dari tabel atau matrik di atas ternyata telah berhasil ditemukan 4
nilai nol ( sejumlah karyawan yang akan ditugaskan), yang berada di baris
dan kolom yang berbeda.
0 4 0 6
0 1 4 2
6 0 1 0
2 2 0 0
Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa kasus penugasan tersebut telah
optimal, dengan alokasi penugasan sebagai berikut :
Karyawan A ditugaskan mengerjakan pekerjaan III dengan biaya Rp 18,-
Karyawan B ditugaskan mengerjakan pekerjaan I dengan biaya Rp 14,-
Karyawan C ditugaskan mengerjakan pekerjaan II dengan biaya Rp 20,-
Karyawan D ditugaskan mengerjakan pekerjaan IV dengan biaya Rp 16,-
-------
-- +
Total biaya Rp 68,-
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan metode Hungarian, kasus
penugasan dalam perusahaan di atas dapat diselesaikan dengan biaya optimal
sebesar Rp 68,-

Catatan :
Dalam praktek sehari-hari, tidak semua masalah penugasan memiliki matrix biaya
atau keuntungan seperti dalam dua contoh kasus di atas. Ada kalanya seorang
karyawan misalnya, tidak dapat dialokasikan atau ditugaskan untuk sebuah
pekerjaan tertentu (karena alasan, usia, jenis kelamin, ketrampilan yang tidak
memadai, kondisi fisik, atau karena sebab lainnya). Dengan demikian karyawan
dengan keterbatasan seperti itu tidak dapat dipaksakan mengerjakan sebuah
pekerjaan yang memang tidak mungkin baginya. Untuk mengatasi hal semacam
ini, maka dalam proses penyelesaiannya, perlu ditambahkan sebuah bilangan yang
sangat besar, dan disebut dengan bilangan M (untuk masalah minimalisasi) dan –
M (untuk masalah maximalisasi). Proses penyelesaian selanjutnya dapat dilakukan
dengan cara yang sama seperti pada kasus penugasan yang normal, hanya saja
pada keptusan optimalnya akan dihindari menugaskan karyawan pada tugas yang
memiliki bilangan M atau – M tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada dasarnya masalah transportasi merupakan masalah LP yang dapat


diselesaikan dengan metode simpleks. Karena metode simpleks menimbulkan
penyelesaian yang lebih sulit, maka penyelesaian masalah transportasi akan lebih
mudah dengan menggunakan metode Stepping Stone, Vogel’s Approximation
Methods (VAM), dan metode MODI (Modified Distribution).
Masalah penugasan berkaitan dengan keinginan perusahaan dalam mendapatkan
pembagian atau alokasi tugas (penugasan) yang optimal, dala arti apabila
penugasan tersebut berkaitan dengan keuntungan maka bagaimana alokasi tugas
atau penugasan tersebut dapat memberikan keuntugan yang maksimal, begitu pula
sebaliknya bila menyangkut biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Andi. 2011. Pengantar Riset Operasi (Edisi 3). Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media
Subagyo, Pangestu. 2016. Dasar-Dasar Operations Research (Edisi 2).
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
http://mohammadnur.blogspot.co.id/2013/01/program-linier-model-
transportasi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai