Anda di halaman 1dari 7

TERMS OF REFERENCE (ToR)

KELOMPOK DISKUSI ANALISIS ILMIAH

“Financial Technology: Benefits, Challenges, and Its Influences on Economic


Development”

1. Deskripsi

Lembaga Kajian Keilmuan Fakultas Hukum Universitas Indonesia atau selanjutnya


disingkat LK2 FH UI merupakan salah satu badan otonom yang berada di lingkungan Fakultas
Hukum Universitas Indonesia. LK2 FH UI merupakan organisasi yang bergerak di bidang riset
dan kajian permasalahan hukum yang mempunyai arti penting dalam upaya penegakan
supremasi hukum di Indonesia. Hal ini tecermin dari berbagai kegiatan yang dilakukan LK2 FH
UI yang selalu berusaha memberikan paradigma baru dalam menyikapi permasalahan hukum di
Indonesia bagi setiap anggota-anggotanya pada khususnya dan mahasiswa FH UI pada
umumnya. LK2 FH UI memiliki berbagai macam program kerja yang bersifat ilmiah dan
mengembangkan kapabilitas berpikir mahasiswa.

Salah satu dari kegiatan LK2 FH UI adalah Kelompok Diskusi Analisis Ilmiah (KEDAI).
Program kerja KEDAI berada di bawah naungan Bidang Kajian Ilmiah. Program ini memiliki
konsep kegiatan diskusi yang membahas mengenai isu-isu di bidang hukum yang juga berkaitan
dengan bidang lainnya seperti ekonomi, sosial, dan budaya. Melalui KEDAI, peserta diharapkan
dapat mendapat suatu kesimpulan yang mendalam atas isu atau permasalahan yang dikaji.

Dalam KEDAI yang akan diselenggarakan pada tanggal (TBA) 2020, KEDAI akan
mengangkat tema financial technology sebagai tema besarnya. Dengan spesifikasi tema kegiatan
“Financial Technology: Benefits, Challenges, and Its Influences on Economic Development”,
tujuan dari diangkatnya tema ini tak lain adalah memberikan informasi-informasi mengenai
sistem finansial berbasis teknologi secara menyeluruh. Secara rinci, topik-topik yang akan
diangkat antara lain;

 The Benefits of Financial Technology Application in Industrial Era


 Financial Technology Challenges and How Should We Overcome Them
 The Impact of Financial Technology Towards Nation’s Economic Growth

Secara garis besar, konten yang dibawa dalam diskusi ini adalah pengenalan Financial
Technology kepada masyarakat sebagai sebuah inovasi di bidang jasa keuangan untuk
mendukung aktivitas transaksi secara lebih efektif dan efisien dikarenakan peran dunia digital 1.
Tujuan selanjutnya diharapkan masyarakat dapat menentukan keberpihakannya terhadap isu
yang dibawakan, yakni Financial Technology.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat terutama di era industri
ini memunculkan adanya inovasi-inovasi baru yang bergerak di sektor keuangan, salah satunya
yang paling prominen adalah inovasi transaksi berbasis teknologi. Dengan sebutan
internasionalnya Financial Technology atau yang selanjutnya disebut FinTech, merupakan
teknologi yang memfasilitasi proses transaksi keuangan secara lebih praktis. 2 Setidaknya,
menurut Bank Indonesia, Financial Technology diklasifikasikan menjadi empat kategori;
crowdfunding dan peer-to-peer lending, market aggregator, manajemen risiko dan investasi, dan
yang terakhir adalah payment, clearing and settlement.3

Di satu sisi, kehadiran FinTech di Indonesia memang membawa dampak baik bagi
seluruh lapisan masyarakat. Dari sisi konsumen, keberadaan FinTech membuat para konsumen

1
Ellen Chandra, “Definisi Fintech Adalah”, https://www.finansialku.com/definisi-fintech-adalah/, diakses 26
September 2019.
2
Imanuel Adhitya, “Analisis SWOT Implementasi Teknologi Finansial Terhadap Kualitas Layanan Perbankan di
Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis vol. 20 no. 1 (April 2017), hlm. 134.
3
Helda, “Fintech di Indonesia, Ini Contoh Kategori Financial Technology!”, https://www.moneysmart.id/fintech-di-
indonesia-ini-contoh-kategori-financial-technology/, diakses 26 September 2019.
mendapat pelayanan yang lebih baik ditambah dengan pilihan barang yang lebih variatif dan
harga yang lebih miring. Sementara dari sisi produsen atau distributor, FinTech memberi
manfaat berupa penyederhanaan rantai transaksi, menekan biaya operasional dan biaya modal,
serta membekukan alur informasi4. Intensitas aktivitas ekonomi masyarakat pun meningkat
sehingga pertumbuhan ekonomi dalam negara pun turut melonjak. Banyak variabel yang turut
diuntungkan dengan kehadiran FinTech. Misalnya dalam market aggregator, FinTech
menyediakan platform belanja online yang menyokong aktivitas ekonomi UMKM di seluruh
Indonesia yang tentu saja menekan biaya operasional dan biaya modal. Jangkauannya pun ke
seluruh Indonesia sehingga para UMKM yang memulai usahanya secara online dapat
menjangkau pembeli dalam jumlah banyak. Pembeli pun juga diuntungkan karena aktivitas
belanja menjadi lebih praktis, tanpa harus mengantre ataupun berebutan, barang yang dijual juga
variatif dan harganya cenderung lebih murah dibandingkan belanja offline karena minimalisasi
biaya operasional.

Selain market aggregator, masih banyak contoh manfaat FinTech lainnya yang
menguntungkan pelaku ekonomi di Indonesia terutama UMKM dan startups. Adanya fitur peer
to peer lending juga memungkinkan orang untuk melakukan peminjaman modal yang nantinya
mampu membuka lapangan usaha baru dan menyerap tenaga kerja. FinTech lending terbukti
meningkatkan penyaluran kredit khususnya ke sektor UMKM.5 Tercatat, kontribusi FinTech
pada pembangunan ekonomi di Indonesia menambah GDP sebesar Rp25,97 triliun dan menyerap
tenaga kerja sebesar 215,433 orang pada dua tahun pertama munculnya FinTech di Indonesia 6.
Mulai dari metode peminjaman dana, manajemen aset, transfer dana, sampai e-commerce,
FinTech sudah menjadi keseharian dalam aktivitas ekonomi masyarakat yang mengubah gaya

4
Bank Indonesia, “Edukasi: Financial Technology”, https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-
konsumen/edukasi/produk-dan-jasa-sp/fintech/Pages/default.aspx, diakses 30 September 2019.
5
Kusnul Isti Qomah, “Tekfin Alternatif Sumber Pembiayaan UMKM”,
https://ekbis.harianjogja.com/read/2019/04/10/502/984071/tekfin-alternatif-sumber-pembiayaan-umkm, diakses 30
September 2019.
6
Ibid
hidup masyarakat dan berkontribusi banyak terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia sejak
awal kemunculannya.

Di sisi lain, pengaplikasian FinTech dalam kehidupan sehari-hari juga membawa resiko
bagi penggunanya. Ada empat resiko yang membayangi pelaku teknologi finansial, antara lain
resiko diserang peretas, resiko gagal bayar bagi FinTech yang bisnisnya menjadi perantara
pembiayaan atau kredit, resiko penipuan, dan resiko rentan penyalahgunaan data klien.7 Resiko
yang terakhir merupakan resiko yang paling banyak dihadapi oleh pengguna layanan FinTech.
Banyak penyedia layanan jasa FinTech yang illegal yang menyalahgunakan datanya sehingga
terjadi kebocoran data.8 Banyaknya data yang bocor tentu sangat mengganggu privasi pengguna.
Padahal mengenai data pribadi sudah diatur dalam Undang-undang No. 24 Tahun 2013 tentang
Administrasi Kependudukan dan Undang-undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Namun meskipun regulasi mengenai
penggunaan data pribadi sudah diatur, tidak diatur secara detail bagaimana cara menyimpan,
mengelola, dan mendistribusikan data pribadi dengan baik, serta apa sanksi yang didapat jika
menyalahgunakan data pribadi seseorang9.

Adapun untuk masalah tindakan illegal dan kecurangan lainnya sudah diatur dalam
beberapa peraturan yang menjadi pedoman dalam penggunaan teknologi finansial, seperti
Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial
dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam
Meminjam Berbasis Teknologi Informasi. Dengan lebih disosialisasikannya regulasi mengenai
FinTech ini diharapkan masyarakat bisa menjadi pengguna yang lebih awas. FinTech sudah
menjadi bagian besar dari kehidupan ekonomi Indonesia dan membawa banyak manfaat, namun
7
Hani Nur Fajrina, “OJK Waspadai Empat Risiko Bisnis FinTech”,
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160419134722-78-125007/ojk-waspadai-empat-risiko-bisnis-fintech,
diakses 30 September 2019.
8
Tanayastri Dina, “Nasabah FinTech Perlu Perlindungan Data Pribadi Digital”,
https://www.wartaekonomi.co.id/read236783/nasabah-fintech-perlu-perlindungan-data-pribadi-digital.html, diakses
30 September 2019.
9
Ibid.
bukan berarti FinTech tidak memiliki kelemahan. Sekarang yang harus dilakukan hanyalah
bagaimana masyarakat sebagai pengguna dapat menyikapinya dengan baik dan bagaimana
pemerintah memberikan edukasi dan antisipasi terhadap resiko FinTech yang mungkin terjadi.

2. Tujuan Umum

Kelompok Diskusi Analisis Ilmiah yang membawa tema “Financial Technology:


Benefits, Challenges, and Its Influences on Economic Development” berguna sebagai salah satu
rangkaian kegatan pra-acara dalam program kerja unggulan LK2 FH UI, SCIENCESATIONAL
2020, yang bertujuan untuk memasifkan tema besar SCIENCESATIONAL 2020 itu sendiri,
yakni “Cyber Defense”. Tema yang diangkat dalam KEDAI berkaitan dengan tema besar
SCIENCESATIONAL yaitu mengenai teknologi berbasis finansial yang menjadi salah satu
wadah paling rentan terkena cybercrime. Dengan diadakannya KEDAI diharapkan audiens lebih
memahami mengenai isu yang dibawakan SCIENCESATIONAL sekaligus meningkatkan
kewaspadaan akan kejahatan dunia maya yang selalu mengintai, bahkan dari aktivitas sehari-hari
yang yang tidak disadari letak bahayanya.

3. Tujuan Khusus

a. Peserta dapat memahami dan menyadari mengenai isu Cyber Defense pada
umumnya dan Financial Technology pada khususnya;

b. Peserta dapat mengetahui tentang keberadaan Financial Technology di Indonesia


serta manfaat-manfaat yang diperoleh dari pengaplikasian FinTech;

c. Peserta dapat meningkatkan kewaspadaan dalam menggunakan layanan finansial


berbasis teknologi; dan

d. Peserta dapat menggunakan jasa layanan finansial berbasis teknologi dengan lebih
hati-hati dan bijaksana.
4. MC

TOLONG ANIS DIISI

5. Peserta

a. Umum

6. Jadwal Kegiatan

a. Hari/ Tanggal : Selasa, 26 Maret 2019

b. Pukul : 15.30 – 18.00 WIB

c. Tempat : Ruangan C305, Fakultas Hukum Universitas Indonesia

7. Profil Pembicara
1. Pembicara I : Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph.D*
Komisaris Independen Blue Bird Group
2. Pembicara II : Wilson Santoso*
CMO Partnership Director for Uber Jakarta
3. Pembicara III : Rudiantara*
Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia
4. Pembicara IV : Andri Ansyah*
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Pemerintah Daerah DKI Jakarta

*masih dalam konfirmasi

8. Acara
Talkshow interaktif yakni kegiatan diskusi yang bertujuan untuk tukar menukar pendapat
mengenai topik Financial Technology (layanan keuangan berbasis teknologi), melalui
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan oleh presenter untuk kelima pembicara.

9. Susunan Acara
13.00 - 13.25 WIB: Registrasi awal
13.25 - 13.30 WIB: Pembukaan
13.30 - 13.35 WIB: Sambutan Ketua Pelaksana
13.35 - 13.40 WIB: Sambutan Direktur Eksekutif LK2 FHUI Periode 2019
13.40 - 13.45 WIB: Sambutan Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan FH UI
13.45 - 15.45 WIB: Talkshow Interaktif Antarpembicara
15.45 - 16.15 WIB: Tanya Jawab
16.15 - 16.30 WIB: Closing Statement masing – masing pembicara dan presenter
16.30 - 16.40 WIB: Penyerahan Plakat
16.40- 17.00 WIB: Penutupan

Anda mungkin juga menyukai