Anda di halaman 1dari 2

Dampak Kehadiran Gojek terhadap

Perekonomian Indonesia
15 Juli 2019   22:03

JAKARTA-  Aplikasi layanan transportasi online Gojek Indonesia diklaim telah


berkontribusi mencapai Rp9,9 triliun per tahun terhadap roda perekonomian Indonesia.

 dampak GO-JEK terhadap perekonomian Indonesia. Pada akhir tahun 2017, LD FEB UI
menjalankan riset megenai dampak sosial dan ekonomi baik secara langsung maupun tidak
langsung yang dihasilkan oleh GO-JEK pada perekonomian Indonesia. 

Hasil riset membuktikan bahwa GO-JEK menyumbangkan 9,9 triliun rupiah terhadap
perekonomian nasional.  Penelitian yang melibatkan lebih dari 7.500 resonden tersebut
mewakili populasi mitra pengemudi, UMKM (mitra usaha mikro, kecil, dan menengah), dan
konsumen yang berada di 9 wilayah yaitu Bandung, Bali, Balikpapan, Jabotabek, DIY
Yogyakarta, Makasar, Medan, Palembang, Surabaya. Responden tersebut merupakan mitra
dan konsumen yang aktif dalam 1 bulan terakhir.

GO-JEK memiliki dampak sosial ekonomi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Berdasarkan hasil peneliian, 89% konsumen mengatakan bahwa GO-JEK telah memberikan
dampak yang agak baik sampai dengan sangat baik bagi masyarakat secara umum.

 Disamping itu sebanyak 78% konsumen berpendapat bahwa jika GO-JEK berhenti
beroperasi, maka pemberhentian tersebut membawa dampak agak buruk sampai dengan
sangat buruk bagi masyarakat. Hasil pendapat oleh para konsumen tersebut membuktikan
bahwa dengan hadirnya aplikasi GO-JEK sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. 

Dan konsumen akan merasakan kesulitann untuk memenuhi salah satu kebutuhannya jika
muncul kebijakan terkait larangan bagi GO-JEK beroperasi. Disamping itu, hadirnya GO-
JEK mampu mengurangi tekanan pengangguran yang selama ini melanda Indonesia dengan
cara memperluas kesempatan kerja. 77% pengemudi adalah masyarakat berusia produktif
yaitu 2039 tahun, 75% adalah lulusan SMA dan 15% adalah lulusan perguruan tinggi.

Melalui profesi yang ditawarkan oleh perusahaan digital ini yaitu pengemudi GO-JEK,
banyak masyarakat yang merasa puas terhadap penghasilan yang didapatkan. Hal tersebut
dibuktikan melalui persentase kepuasan pengemudi. 

Ternyata bukan hanya peningkatan terhadap pendapatan para pengemudi, kualitas hidup
pengemudi 80% lebih baik setelah bergabung menjadi mitra pengemudi GO-JEK. Tak hanya
bagi pengemudi, hal yang sama pun dirasakan oleh mitra UMKM yang terkena imbas dari
keberadaan aplikasi GO-JEK.
Faktanya adalah setelah menjadi mitra UMKM dengan GO-JEK, 56% mitra UMKM
mengalamin peningkatan volumen transaksi sebesar lebih dari 10%. Dampak yang dapat
dikatakan baik untuk para mitra menjadi salah satu peluang bagi mereka untuk meningkatkan
omzetnya. Mitra UKKM dapat beroperasi dengan lebih efisien dan mendapatkan pangsa
pasar yang lebih besar. Terkait hal tersebut, maka layanan GO-JEK yang telah membuka
akses pasar, mendorong penggunaan teknologi dan meningkatkan aset usaha.

Hasil penelitian juga membuktikan bahwa 94% mitra UMKM merasa bahwa GO-JEK
memberlakukan mereka secara setara sampai diuntungkan. Mereka juga merasa dihargai dan
diberlakukan dengan adil oleh GO-JEK. Perlakuan yang menguntungkan ini membawa
dampak sosial yang baik bagi para mitra UMKM dalam menekuni usaha masing-masing.
Meningkatnya volume transaksi mitra UMKM yang menggunakan jasa GO-JEK maka
meningkat pula konsumen GO-JEK.

Penelitian tentang perubahan sosial yang diakibatkan perkembangan teknologi dinilai penting
agar pengambilan kebijakan dan pendekatan program-program pemberdayaan masyarakat
tepat sasaran. Bahkan, aplikasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim ini dianggap
meningkatkan kesejahetraan keluarga mitra pengemudi, baik dari sisi penghasilan maupun
pengeluaran.

"Rata-rata pendapatan mitra pengemudi meningkat 44 persen sejak bergabung dengan Gojek.
Rata-rata pengeluaran mitra pengemudi meningkat 31 persen sejak bergabung dengan
Gojek," ungkapnya.

Pendapatan rata-rata mitra pengemudi penuh waktu tercatat Rp3,48 juta per bulan atau 1,25
kali lebih besar daripada rata-rata upah minimum kota di sembilan wilayah survei yang
sekitar Rp2,8 juta per bulan.

Pendapatan rata-rata seluruh mitra pengemudi yang senilai Rp3,31 juta tercatat lebih tinggi
dibandingkan pendapatan pekerja sejenis. Di antaranya, pegawai sektor transportasi yang
sekitar Rp3,1 juta, pegawai sektor industri Rp2,34 juta, dan pegawai negeri Rp2,66 juta.

Sebanyak 80 persen dari jumlah responden mitra pengemudi merasa kualitas hidupnya lebih
baik, dan 10 persen merasa jauh lebih baik setelah bergabung dengan Gojek.

Riset ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan publik dan media tentang potensi
manfaat sosial ekonomi Gojek Indonesia.

Responden merupakan mitra dan konsumen yang aktif dalam satu bulan terakhir. Sampel
mewakili populasi mitra pengemudi, mitra UMKM, dan konsumen di sembilan wilayah, yaitu
Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai