Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEDARURATAN DI TEMPAT KERJA


Disusun untuk memenuhi mata kuliah “ KESIAPAN KEDARURATAN K 3’’

Dosen Pengampu : Muchti Yuda Pratama, S.Psi, M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

PEMINATAN K 3 (B)

SEMESTER VI

BELLA HASANAH PURBA : (0801182288)

KHADIJAH FITRI SIREGAR : (0801183394)

RIZKY APRIANA : (0801183483)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

T. A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, April 2021

Pemakalah Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan serta perkembangan industri sekarang ini telah membawa
sistem kerja kearah globalisasi yang menuntut persaingan antar perusahaan
atau lingkungan kerja sehingga dibutuhkan strategi khusus dari masing-
masing perusahaan agar dapat terus bertahan ditengah kompetisi yang
semakin kuat. Strategi utama yang menjadi andalan setiap perusahaan
adalah mengguanakan teknologi pengolahan sistem kerja yang semakin
canggih dan mampu menjadi kekuatan tersendiri bagi kelangsungan produksi
perusahaan.
Namun dalam pelaksanaannya seringkali perlu adanya sistem
keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerja agar kegiatan kerja
berjalan optimal tanpa adanya resiko yang timbul bagi pekerja itu sendiri. Hal
ini disebabkan oleh adanya bahaya yang dapat datang dari mana saja. Mulai
dari bahaya yang ditimbulkan oleh pekerja itu sendiri maupun bahaya yang
timbul dari faktor luar seperti lingkungan alam. Bahaya dan resiko merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga perlua adanya penanganan
untuk mencegah serta menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja akhibat hal
tersebut.
Salah satu penanganan yang dapat dapat dijadikan acuan dalam situasi
darurat yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja adalah pelaksanaan sistem
tanggap darurat ( emergency response and preparedness program).
Pelaksanaan sistem ini merupakan langkah awal dalam penanganan keadaaan
darurat yang terjadi pada kegiatan kerja demi mencapai tujuan keselamatan
dan kesehatan kerja bagi para pekerja.

B. Tujuan
Menyelamatkan sebagian atau seluruh harta-benda (investasi vital)
Perusahaan, penyelamatan tenaga kerja yang berkerja di plant, kantor, dan
tempat-tempat kerja, dll., akibat dari tumpahan dan kebocoran bahan kimia,
kebakaran dari bahan kimia, dan mencegah pencemaran lingkungan.
Oleh karenanya harus diatasi dalam waktu sesingkat-singkatnya dengan cara
terpadu dan hanya diberlakukan pada saat terjadi keadaan darurat.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Keadaan Darurat di Tempat Kerja


a. Pengertian keadaan darurat
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (hukum
keselamatan kerja) meletakkan prinsip dasar pelaksanaan keselamatan kerja.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah kecelakaan dan ledakan;
mengurangi kemungkinan kebakaran dan cara penanggulangan kebakaran dan
langkah-langkah lainnya yang diatur sehubungan dengan tempat kerja. Hukum juga
memiliki aturan tentang pintu darurat; pertolongan pertama pada kecelakaan,
perlindungan dari polusi seperti gas, suara dan lain-lain; perlindungan dari penyakit
karena pekerjaan; dan aturan mengenai perlengkapan keselamatan bagi pekerja/buruh.
Keadaan/situasi darurat artinya suatu keadaan sukar atau sulit yang tidak
tersangka-sangka (misalnya dalam keadaan bahaya) yang memerlukan
penangguiangan segera agar tidak sampa terjadi kecelakaan. Kecelakaan tidak terjadi
begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yanc salah atau kondisi yang tidak
aman, biasanya faktor penyebab yang paling utama adalah kelalaian.
Sumber bahaya merupakan faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang
dapat ditentukan serta dapat dikendalikan apabila telah ada langkah identifikasi dan
pengendalian yang terpadu (Levy dan Wegman,1988). Sumber bahaya dapat
mengakibatkan timbulnya keadaan darurat, seperti terjadinya kecelakaan, pencemaran
lingkungan, kerusakan ( property damage). Banyak faktor yang dapat menjadi
sumber bahaya dala proses kerja, antara lain bangunan, bahan kimia, proses produksi,
Persiapan keadaan darurat merupakan tanggung jawab seluruh pekerja.
Perencanaan dan persiapan keadaan darurat tidak dapat terlepas dari peran manajemen
puncak dalam perencanaan dan penetapan kebijakan serta komitmen tinggi dalam
mencegah dan menanggulangi keadaan darurat (Kelly,1998). Dengan perencanaan
dan penerapan sistem tanggap darurat industri (emergency response and
preparednes ), maka secara tidak langsung perusahaan telah terlibat aktif dan peduli
pada terciptanya keamanan dan keselamatan kerja.
b. Sikap Tenaga Kerja Ketika Situasi Darurat
a) Cepat dan tanggap dalam situasi darurat

Jika ada hal-hal yang berbeda lain dari biasanya ada yang janggal atau
aneh, maka seorang tenaga kerja harus cepat menanggapi situasi tersebut.

b) Apresiasi terhadap pencegahan terjadinya situasi darurat atau bahaya.

Apresiatif maksudnya mempunyai kesadaran untuk mengamati suatu


keadaan sehingga dapal mencegah terjadinya situasi darurat. Apabila
situasi darurat dapat dicegah maka tidak terjadí kecelakaan sehingga
kejadian buruk pun dapat dihindari.

c) Bersikap tenang dalam menghadapi situasi darurat.

Dengan bersikap tenang, kita dapat mengendalikan situasi. Sebaliknya


jika kita panik saal menghadapi situasi darurat maka kita tidak dapat
berpikir positif dan bertindak cepat dalam menangani situasi darurat

2. Macam-macam situasi darurat, penyebab, dan upaya antisipasi penanggulangannya.

Jenis-jenis bahaya di tempat kerja dalam setiap hal kiranya mengandung dua
potensi yaitu bahaya dan manfaat. Bila kita dapat menekan sekecil mungkin
bahanyanya maka kita akan lebih besar memperoleh manfaat. Sebaliknya bila kita
tidak terlalu memperhatikan manfaatnya maka bahayanya akan semakin besar pula,

Agar kita memperoleh manfaat sebesar-besarnya ditempat kerja, baik untuk


karyawan maupun perusahaannya, maka kita harus dapat meminimalisir bahaya
ditempat kerja tersebut.

Adapun kondisi bahaya ditempat kerja di antaranya bahaya yang bersifat


khusus dan bahayanya yang bersifat umum. Bahaya yang bersifat khusus adalah
bahaya yang bersifat meteria, bahaya tersebut ditimbulkan dari sarana dan prasarana
tempat kerja. Misalnya :

1) keadaan lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe condition),


2) gedung yang tinggi denga pondasi yang tidak seimbang
3) Struktur yang tidak sesuai dengan standar IMB ( Izin Mendirikan Bangunan)
instalasi listrik yang tidak teratur
4) Tidak adanya peralatan keamanan dan perlindungan saat bekerja
Bahaya yang bersifat umum adalah bahaya yang bersifat immaterial yang
ditimbulkan dari proses kerja. Misalnya
1) Bekerja dengan tidak memenuhi keselamatan kerja (Unsafe Worker)
2) Tidak beristirahat
3) Memaksakan kerja selagi kondisi badan unfit
4) Terjadinya miskomunikasi yang tidak membuat kondusif diempat kerja
5) Lalai, tidak mengikuti prosedur kerja
Sikap dan tindakan yang perlu dilakukan oleh seorang karyawan professional
terhadap keadaan bahaya diantaranya sebagai berikut :
1) Mengamati (observasi) terhadap hal-hal yang akan membahayakan
2) Menganalisis secara teoristik baik dan buruknya untuk jangka panjang
3) Menyimpulkan dan membuat solusi secara tertulis hasil pengamatan tersebut
4) Diajukan kepada bagian yang menangani permasalahan tersebut diperusahaan
itu untuk ditindak lanjuti kepada atasannya.

3. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)


Melaksanakan pertolongan pertama pada kecelakaan Kondisi darurat
merupakan keadaan berbahaya, biasanya bersifat semen tara (relatif singkat).
Misalnya kecelakaan, kebakaran, dan sebagai nya. Dalam kondisi berbahaya dan
berlangsung dalam tempo tidak ter lalu lama, maka sangat diperlukan prosedur untuk
mengatasinya
Namun, sebelum petugas medis datang ke lokasi kecelakaan, upaya
pertolongan perlu dilakukan untuk meringankan kondisi atau mencegah keparahan
berlanjut hingga bisa mengancam nyawa korban. Dengan begitu, ketika petugas medis
datang untuk memberikan penanganan intensif, peluang korban kecelakaan untuk
sembuh dan selamat bisa cukup tinggi.
Langkah-langkah pertolongan pertama pada kecelakaan ini didasarkan pada
prosedur pertolongan pertama yang direkomendasikan oleh American Heart
Association dan American Red Cross, yaitu:
a) Pertolongan Pertama untuk Perdarahan
Pertama, tutuplah luka dengan kain kasa atau kain bersih apapun yang
ada di sekitar kamu, berikan sedikit tekanan pada sumber luka untuk
menghentikan aliran darah. Jangan lepaskan balutan kain sampai petugas
medis tiba. Bila perlu, perlu tambahkan lapisannya, sehingga bisa
membantu pembentukan gumpalan untuk menghentikan aliran.

b) Pertolongan Pertama untuk Luka Bakar

Langkah pertolongan awal yang dapat dilakukan untuk merawat luka


bakar adalah menghentikan proses pembakaran pada kulit. Pertama,
bersihkanlah terlebih dulu bahan kimia yang ada dan jauhkan sumber
listrik. Dinginkan bagian tubuh yang terkena luka bakar dan terasa panas
dengan air mengalir. Jika korban terjemur, tutupi atau bawalah ke dalam
ruangan. 

c) Pertolongan Pertama untuk Kulit Melepuh

Jika kamu atau korban kecelakaan mengalami lecet kecil, tidak pecah,
dan tidak terlalu sakit, mungkin masih bisa dibiarkan saja dan pulih
dengan sendirinya. Namun, kamu tetap perlu menutup luka untuk
mencegah gesekan dan tekananyang dapat menyebabkan pembengkakan
dan luka pecah dengan sendirinya. 

Jika kulit lepuhan cukup besar dan menyakitkan, kamu perlu


mengeringkan dan menutupinya supaya tidak lecet. Gunakan jarum yang
telah disterilkan dan buat tusukan kecil pada bagian tepi lepuhan untuk
mengeluarkan cairan. Kemudian, oleskan salep antibiotik dan tutupi bekas
luka untuk melindunginya dari gosokan dan tekanan. 

d) Pertolongan Pertama untuk Patah Tulang

Jangan mencoba untuk meluruskan area tulang yang patah.

Stabilkan ekstremitas dengan menggunakan bantalan supaya tidak


bergerak.

Letakan kompres dingin pada area luka, tetapi jangan menempatkan es


secara langsung pada kulit.

Berikan obat antiinflamasi seperti ibuprofen atau naproxen untuk


meredakan nyeri.
e) Pertolongan Pertama untuk Keseleo

Pertolongan pertama yang dilakukan untuk kasus keseleo hampir sama


dengan tulang yang putih. Jika ragu, pertolongan pertama untuk keseleo
haruslah sama dengan patah tulang. Imobilisasi anggota tubuh, berikan
kompres dingin, dan gunakan obat antiinflamasi

4. Elemen penting kedaruratan di tempat kerja

 Kesiapan tanggap darurat (emergency plan) harus berdasarkan analisa risiko


yang berdampak pada kelangsungan usaha.

 Peralatan, fasilitas, tenaga terampil harus terindentitas, teruji dan tersedia


secara memadai.

 Semua orang (karyawan, tamu, tetangga) mengerti tentang kesiapan tanggap


darurat perusahaan.

 Periodik latihan dilaksanakan dan selalu membuat perubahan perbaikan


(continual improvement)
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Salah satu penanganan yang dapat dapat dijadikan acuan dalam situasi
darurat yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja adalah pelaksanaan sistem
tanggap darurat ( emergency response and preparedness program).
Pelaksanaan sistem ini merupakan langkah awal dalam penanganan keadaaan
darurat yang terjadi pada kegiatan kerja demi mencapai tujuan keselamatan
dan kesehatan kerja bagi para pekerja.
b. Saran
Persiapan keadaan darurat merupakan tanggung jawab seluruh pekerja.
Perencanaan dan persiapan keadaan darurat tidak dapat terlepas dari peran manajemen
puncak dalam perencanaan dan penetapan kebijakan serta komitmen tinggi dalam
mencegah dan menanggulangi keadaan darurat (Kelly,1998). Dengan perencanaan
dan penerapan sistem tanggap darurat industri (emergency response and
preparednes ), maka secara tidak langsung perusahaan telah terlibat aktif dan peduli
pada terciptanya keamanan dan keselamatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/71334/3/2%20BAB%20I%20revisi%203%20fix%20turnitin
%202.pdf
https://www.halodoc.com/artikel/seberapa-penting-pertolongan-pertama-pada-
kecelakaan
https://gunanusamanajemen.com/penanganan-situasi-darurat-di-tempat-kerja/
http://e-journal.uajy.ac.id/3046/6/5TS11152.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/297/6/5TS12969.pdf
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Tanggap_darurat_Pertemuan_ke-5.ppt

Anda mungkin juga menyukai