Chapter III VI
Chapter III VI
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan post test
Sampel penelitian ini adalah biakan murni S. mutans yang berasal dari
(t-1) (r-1) ≥ 15
(t-1) x (r-1) ≥ 15
(7-1) x (r-1) ≥ 15
6 x (r-1) ≥ 15
6r-6 ≥ 15
6r ≥ 21
r ≥ 3,5 ≈ 4
Keterangan :
6 kali pengulangan.
Variabel bebas yang termasuk pada penelitian ini adalah ekstrak buah
mahkota dewa pelarut etanol dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%,
• Suhu inkubasi
• Waktu inkubasi
• Waktu pengamatan
• Keterampilan operator
Polonia, Medan.
• Ekstrak buah mahkota dewa pelarut etanol adalah ekstrak yang diperoleh dengan
melakukan ekstraksi buah mahkota dewa yang telah dimaserasi dengan pelarut
• S.mutans adalah bakteri yang diambil dari plak gigi dan diperoleh dari
• KHM (Kadar Hambat Minimum) adalah konsentrasi minimal bahan coba yang
tumbuh koloni bakteri yang diketahui dengan cara mengamati kekeruhan pada
• KBM (Kadar Bunuh Minimum) adalah konsentrasi minimal bahan coba yang
larutan NaCl 0,9 % sampai diperoleh kekeruhan sesuai standar 0,5 Mc Farland
• Spritus
• Alkohol 70%
• Wipol
• Kapas Steril
• Cotton Bud
• Formalin 1%
• NaCl 0,85 %
• Aquades
• Rotavapor
• Oven (Gallenkomp)
• Kaliper geser
• Blender
• Vortex
• Pisau
• Erlenmeyer (Pyrex)
• Kertas saring
• Gelas ukur
• Sprayer
• Hot Plate
• Cawan petri
• Batang pengaduk
• Kaca pembesar
• Bunsen
• Ose
Buah mahkota dewa yang dipakai adalah buah yang segar atau baru dipetik
dari pohon mahkota dewa yang ditanam di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Medan
Polonia, Medan, tidak cacat dan berwarna merah pada sore hari.
Gambar 5: Tanaman mahkota dewa dan buah mahkota dewa yang berasal dari
Kelurahan Karang Sari, Kecamatan Polonia.
kotoran, dicuci bersih, ditimbang kemudian dibelah agar bagian cangkang dan bijinya
mudah dipisahkan. Buah mahkota dewa diiris halus untuk mempercepat proses
selama 14 hari.
Gambar 6 : Buah mahkota dewa dicuci, ditimbang 2 kg, kemudian diiris halus.
Gambar 7 : Sampel buah mahkota dewa dimasukkan ke dalam lemari pengering sehingga diperoleh
sampel kering.
simplisia sebanyak 190 gram kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan dimaserasi
selama 3 jam dengan pelarut etanol 96%. Selama proses maserasi, sel buah mahkota
senyawa aktif yang kemudian diikat oleh pelarut etanol tersebut. Pelarut etanol akan
mengikat berbagai senyawa aktif seperti, polifenol, flavonoid, terpenoid, sterol dan
alkaloid. Maserat diaduk sesekali dengan keadaan etanol cukup merendam sampel.
ditutup aluminium foil dan dibiarkan selama 24 jam. Pada bagian ujung perkulator
disumbat dengan kapas basah dan dilapisi kertas saring. Setelah 24 jam, bagian ujung
perkulator yang juga disambungkan pada tabung untuk menampung cairan dapat
sampai maserat yang dihasilkan berwarna jernih, dan didapat maserat cair sebanyak ±
4 liter.
≤ 60
Vaccum Rotary Evaporator pada tekanan, 1 ATM dengan temperatur 0
C.
Sebelum spesimen dibiakkan, dibuat media nutrient agar (NA) dengan cara
dimasak, sebanyak 2 gram nutrient agar dilarutkan ke dalam 100 ml akuades, lalu
media dipanaskan di atas tungku pemanas magnetik sampai mendidih sehingga media
Media MHB (Mueller Hinton Broth) dan MHA (Mueller Hinton Agar) dibuat
untuk menguji aktivitas antibakteri. Media MHB yang digunakan untuk melihat
KHM, dibuat dengan cara melarutkan 4,2 gram bubuk media MHB dalam aquades
sampai 200 ml. Larutan dipanaskan sampai bubuk benar-benar larut, selanjutnya
autoklaf selama 15 menit pada tekanan 2 atm, 115 0C. Media MHA yang digunakan
sebagai media untuk melihat KBM, sebanyak 7,6 gram Mueller Hinton Agar
magnetik sampai mendidih. Kemudian media yang telah masak disterilkan di dalam
autoklaf selama 15 menit dengan tekanan udara 2 atm, suhu 121 0C. Setelah
disterilkan, media disimpan ke dalam lemari pendingin. Jika akan digunakan kembali,
pembiakan pada media nutrient agar yang telah disediakan sebelumnya pada cawan
petri. Biakan bakteri diinkubasi dalam suasana aerob pada suhu 370C selama 24 jam,
lalu diamati apakah bakteri S.mutans telah tumbuh subur dan murni didapat. Apabila
pertumbuhan bakteri tidak subur dan terjadi kontaminasi bakteri lain atau jamur,
prosedur pembiakan bakteri dan pengamatan diulang kembali sampai biakan yang
didapat benar-benar murni. Kemudian sebanyak 1-2 ose dari biakan murni bakteri uji
tersebut disuspensikan dalam larutan NaCl 0,9 % pada tabung reaksi steril. Kemudian
Bahan coba ekstrak buah mahkota dewa yang dipakai terdiri dari konsentrasi
100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25% dan 3,125% dan 1,56%. Dari masing-masing
kemudian diberi label sesuai konsentrasi. Suspensi bakteri yang telah dipersiapkan
dalam masing-masing tabung bahan coba yang telah diberi label kemudian divorteks
hingga homogen. Selanjutnya tabung tersebut diinkubasi pada suhu 370C selama 24
larutan sampel yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (ditandai dengan mulai
adanya kejernihan secara visual oleh tiga pengamat secara independen) ditentukan
Penentuan KBM dilakukan pada pada konsentrasi 100%, 50%, 25% , 12,5%,
perhitungan jumlah koloni metode Drop Plate Mills Mesra. Bahan coba dengan
konsentrasi diatas diambil 50µl untuk tiap konsentrasi kemudian diteteskan pada
mengering dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 370C selama 24 jam. Dilakukan
perhitungan jumlah koloni bakteri dengan prinsip satu sel bakteri hidup bila
dibiakkan pada media padat akan tumbuh menjadi 1 koloni bakteri. Perhitungannya
adalah bila bentuk koloni melebar dianggap 1 koloni, bila bentuknya 2 koloni
dibuat rata-ratanya dan dikalikan dengan faktor pengenceran dan faktor pengali. Pada
konsentrasi awal (sebelum dilakukan dilusi) maka faktor pengenceran x1, selain itu
karena pada penetesan suspensi bahan coba dan bakteri pada media padat sebanyak
50µl, maka perhitungan harus dikali dengan faktor pengali 20 untuk mendapatkan
Data hasil penelitian diperoleh dengan cara mengamati KHM dan KBM bahan
coba pada berbagai konsentrasi. Konsentrasi bahan coba yang mulai jernih pada
konsentrasi terkecil sebagai KHM sedangkan konsentrasi bahan coba yang sudah
HASIL PENELITIAN
Setelah diperoleh ekstrak kental pelarut etanol buah mahkota dewa, dilakukan
uji aktivitas antibakteri pada media MHA yang telah diinokulasi suspensi S.mutans.
tiap konsentrasi bahan coba (100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% dan 1,56%).
Metode yang digunakan adalah metode pengenceran ganda (dilusi) untuk mengetahui
KHM dan KBM bahan coba. Perubahan yang terjadi ditandai dengan hasil biakan
mulai tampak jernih bila dibandingkan dengan kontrol (Mc Farland yang diinkubasi
bakteri dengan metode Drop Plate Mills Mesra yang bertujuan untuk membuktikan
adanya kemampuan untuk membunuh bakteri pada konsentrasi terkecil sebesar 99% -
Setelah peletakan bahan coba pada suasana aerob dengan inkubasi 37° C
selama 24 jam terlihat bahwa pada konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%
yaitu konsentrasi 3,125% dan konsentrasi 1,56% guna mengetahui nilai KHM dan
A B C
Gambar 14 : Pertumbuhan koloni yang terbentuk pada media MHA pada konsentrasi ekstrak buah
mahkota dewa 3,125 % dengan pelarut etanol pada (A) replikasi 1, (B) replikasi 2, (C)
replikasi 3, (D) replikasi 4, (E) replikasi 5, (F) replikasi 6
A B
Gambar 15: Pada konsentrasi 6,25% sudah tidak terjadi pertumbuhan bakteri (A);
pada konsentrasi 1,56% terjadi pertumbuhan koloni yang tidak dapat
dihitung.
pada replikasi 1 sehingga konsentrasi 6,25% ditetapkan sebagai KHM dan KBM.
a. Konsentrasi 100%
b. Konsentrasi 50%
c. Konsentrasi 25%
d. Konsentrasi 12,5%
f. Konsentrasi 3,125%
g. Konsentrasi 1.56%
- Ulangan 1 TBUD
- Ulangan 2 TBUD
- Ulangan 3 TBUD
- Ulangan 4 TBUD
- Ulangan 5 TBUD
- Ulangan 6 TBUD
Keterangan : Hasil uji hanya berlaku untuk contoh yang diuji. Faktor pengenceran 20 kali. TBUD :
Tidak Bisa Untuk Dihitung (atau > 300 koloni)
PEMBAHASAN
Penelitian tentang pengaruh ekstrak buah mahkota dewa dan bakteri S.mutans
KHM dan KBM bahan coba terhadap pertumbuhan bakteri, yang bertujuan untuk
perlakuan ekstrak buah mahkota dewa dari berbagai konsentrasi (100%, 50%, 25%,
12,5%, 6,25%, 3,125% dan 1,56%). Metode dilusi oleh Fereira et al., 2002, dilakukan
untuk mengamati aktivitas antibakteri karena bahan coba langsung berkontak dengan
suspensi setelah diinkubasi 37°C selama 24 jam dan KBM diketahui dengan
Ada dua metode untuk menentukan daya antibakteri, yaitu agar diffusion test
dan dillution test. Pada metode agar diffusion test diukur zona hambat / inhibisi
bakteri yang tergantung pada kelarutan dan difusi bahan coba sehingga kurang efektif
bahan uji langsung berkontak dengan mikroorganisme sehingga hasil penelitian akan
lebih representatif. Atas dasar inilah peneliti memilih metode dilusi untuk menguji
komponen atau senyawa tumbuhan dimulai dari proses maserasi. Selama proses
maserasi, sel buah mahkota dewa mengalami kondisi jenuh sehingga sel-selnya akan
tersebut seperti flavonoid, alkaloid, saponin dan tanin. Pelarut yang digunakan adalah
pelarut etanol. Alasan penggunaan pelarut etanol karena sifatnya yang dapat
melarutkan seluruh bahan aktif yang terkandung dalam suatu bahan alami, baik bahan
aktif yang bersifat polar, semipolar maupun non polar. Selain itu, pelarut etanol
diketahui lebih aman (tidak bersifat toksik) jika dibandingkan dengan pelarut
metanol. Selanjutnya dilakukan perkolasi hingga diperoleh maserat cair, yang akan
cara menurunkan tekanan udara dari tekanan udara luar menjadi <1 ATM sehingga
tekanan uap pelarut serta titik didih pelarut menurun. Penurunan tekanan akan
Dalam hal ini, senyawa aktif mahkota dewa yang berkhasiat sebagai
antibakteri adalah flavonoid, alkaloid, saponin, fenol dan tanin. Flavonoid akan
merusak membran sel bakteri karena sifatnya lipofilik. Alkaloid berperan sebagai
antimikroba karena sifatnya mampu berikatan dengan DNA. Efek antibakteri dari
bagian hidrofilik dan hidrofobik) yang dapat melarutkan protein membran. Ujung
menggeser sebagian besar unsur lipid yang terikat. Ujung hidrofilik saponin
merupakan ujung yang bebas akan membawa protein ke dalam larutan sebagai
kompleks deterjen-protein sehingga sel bakteri menjadi lisis. Fenol bersifat toksik
Setelah dilakukan pengujian nilai KHM dan KBM dalam berbagai konsentrasi,
tidak dijumpai adanya pertumbuhan bakteri (steril atau 0 CFU/ml) pada konsentrasi
100% hingga 6,25% yang artinya pada konsentrasi tersebut memberikan daya
dilakukan akhirnya mampu mengurangi daya hambat bahan uji terhadap pertumbuhan
bakteri sehingga terlihat adanya pembentukan koloni bakteri 122x20 CFU/ml pada
Efek antibakteri bahan coba dilihat dari besar nilai KHM dan KBM bahan
coba terhadap pertumbuhan bakteri dengan jumlah bakteri harus sama untuk setiap
perlakuan sesuai dengan standar 0,5 Mc Farland . Suspensi standar 0,5 Mc Farland
dengan 108 CFU/ml maka suspensi bakteri dibuat terlebih dahulu kemudian
diinokulasi pada media cair dengan jumlah yang sama untuk berbagai konsentrasi.25
6,125% yaitu 0 CFU/ml maka ditentukan sebagai nilai KHM dan KBM. Jika
etanol buah mahkota dewa terhadap Enterococcus faecalis terdapat perbedaan KHM
dan KBM dengan KHM dan KBM berada pada konsentrasi yang lebih besar, yaitu
12,5%. Penelitian lain oleh Yunanto, K menyatakan bahwa infusum daun mahkota
memiliki daya hambat terbesar pada konsentrasi 50 %. 12 Hal ini menunjukkan bahwa
dibandingkan infusum daun mahkota dewa sedangkan pada pada penelitian lain
Stapylococcus aureus dengan KHM 3,125 gram% dan KBM 6,25% sedangkan
bakteri E.coli juga terdapat efek antibakteri namun tidak lebih besar dari 25 gram%.13
Hal ini menunjukkan nilai KHM dan KBM infusum daun mahkota dewa terhadap
setengah dari konsentrasi awal, yaitu konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5% 6,25%,
3,125% dan 1,56% maka memungkinkan adanya konsentrasi lain >3,125% - 6,25%
dengan metode pengenceran lain. Selain itu, ekstrak etanol mahkota dewa yang
memiliki saponin dengan kandungan yang rendah berarti memiliki makna toksisitas
6.1 Kesimpulan
mampu menghambat pertumbuhan S.mutans. Efek antibakteri dinilai dari nilai KHM
dan KBM yang terdapat pada ekstrak etanol buah mahkota dewa pada konsentrasi
6.2 Saran
1. Perlu ada pengujian antibakteri lebih lanjut pada konsentrasi >3,125% - 6,25%
2. Perlu dilakukan uji toksisitas pada ekstrak etanol buah mahkota dewa untuk
3. Penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut untuk penelitian
in vivo dalam penentuan konsentrasi KHM dan KBM ekstrak etanol buah
mahkota dewa yang aman jika dipakai sebagai bahan alternatif pencegahan
karies baik bentuk obat kumur, topikal aplikasi atau pasta gigi.