Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH EKSISTENSI TAMAN KOTA TERHADAP TINGKAT

KENYAMANAN MASYARAKAT KOTA BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH


Disusun untuk Memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah
Tahun Ajaran 2019/2020

Oleh :
SHOLEHA MIFTAH
10070319037
PWK B

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap kota di Indonesia, bahkan di dunia memiliki struktur tata ruang
kota yang berbeda – beda. Struktur tata ruang kota ini sangat penting bagi masa
depan kota tersebut, karena akan berpengaruh terhadap segala sektor, seperti sektor
ekonomi, pendidikan, budaya, dan teknologi. Setiap perencanaan pembangunan
penataan ruang kota, baik itu pembangunan gedung, sekolah, pabrik, ruang publik
dan lain – lain, tidak terlepas dari lokasi suatu wilayah.
“Penentuan lokasi pemukiman, pusat kegiatan, proyek, pelayanan dan
lain – lain, merupakan persoalan pokok bagi kelangsungan pusat – pusat
kegiatan pembangunan tadi dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat serta
kehidupan pusat kegiatan yang bersangkutan.”
Sumaatmaja, 2019
Salah satu pembangunan yang tidak kalah penting untuk diperhatikan
adalah pembangunan ruang publik. Ruang publik memiliki peranan yang sangat
penting bagi kualitas kehidupan perkotaan. Peranan ruang publik ini berfungsi
sebagai ruang aktivitas masyarakat seperti olah raga, bersantai dan rekreasi.
“Ruang Publik berperan sebagai pusat interaksi dan komunikasi
masyarakat baik formal maupun informal, individu atau kelompok.”
Darmawan, 2019
“Namun, pada kenyataannya ruang publik di perkotaan semakin
berkurang karena alasan kepentingan bisnis. Salah satu penyebab terus
berkurangnya ruang publik taman kota yaitu pembangunan gedung komersial
seperti pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, dan gedung lainnya.”
Sari, 2019
Gejala ini dapat diamati dari aktivitas sosial seperti berkurangnya ruang
publik yang berupa taman bermain dan lapangan olahraga, terlihat dari gejala
banyaknya anak – anak yang bermain sepak bola, bersepeda maupun layang –
layang di median jalan, di bawah fly over atau di bantaran sungai. Disamping itu,
kondisi ruang publik juga menghadapi masalah kualitas.
Pentingnya ruang publik ini sangat diperlukan untuk meningkatkan
kualitas kehidupan perkotaan, baik itu dari segi masyarakat, lingkungan, maupun
perkotaan. Melalui fungsi pemanfaatan ruang yang ada di dalamnya, memberikan
banyak manfaat seperti olahraga, rekreasi dan ruang terbuka hijau. Oleh karena itu,
mengingat pentingnya ruang publik, pemerintah menetapkan UU No. 26 Tahun
2007 Tentang Penataan Ruang.
“Sedangkan dalam Pasal 28 ditegaskan perlunya Ruang Terbuka
Hijau (RTH) dan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) di dalam suatu kota. Terkait
dengan ruang publik maka RTH Publik dan RTNH Publik yang disediakan untuk
publik dapat dikategorikan sebagai ruang publik. Bentuk RTH yang akan
dikembangkan di kota sebagai ruang publik, salah satunya adalah taman kota.”
Siahaan, 2019
Tema yang penulis ambil adalah Lingkungan Hidup dan
Keanekaragaman Hayati. Penulis mengambil tema ini karena dalam perencanaan
suatu wilayah seringkali terdapat masalah yang berkaitan dengan pemanfaatan
lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati. Pada dasarnya, ketika hendak
merencanakan suatu wilayah haruslah memperhatikan berbagai aspek. Terutama
aspek lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati.
Atas dasar itulah penulis melakukan penelitian terhadap hal ini. Dengan
judul “Pengaruh Eksistensi Taman Kota Terhadap Tingkat Kenyamanan
Masyarakat Kota Bandung” penulis berharap dapat melihat adanya keterkaitan
antara keberadaan salah satu bentuk RTH dengan tingkat serta anggapan
masyarakat sekitar.
Ruang Terbuka Hijau dalam bentuk taman kota di suatu wilayah
memang lebih banyak memberikan manfaat, akan tetapi keberadaan Ruang
Terbuka Hijau ini kadang kala menimbulkan kontra di kalangan masyarakat.
Banyak anggapan bahwa pembangunan taman kota hanya membuang – buang
anggaran saja, anggapan lainnya adalah bahwa adanya taman kota berarti telah
menghilangkan habitat asli beberapa makhluk hidup yang berarti telah mengancam
keberadaan keanekaragaman hayati.
Kota Bandung adalah salah satu kota yang sedang banyak melakukan
pembangunan. Salah satu pembangunan yang sedang banyak dilakukan adalah
pembangunan dalam bidang ruang publik yaitu taman kota. Agar lebih menarik
untuk dikunjungi masyarakat maka pemerintah kota menerapkan tema – tema
tertentu pada setiap taman kota itu sehingga taman kota dikenal dengan taman
tematik.
Taman tematik merupakan taman kota yang memiliki tema tersendiri
atau khusus. Taman tematik ini masih jarang diadakan di Asia, khususnya di
Indonesia.
“Given the fact the theme park is still relatively young in Asia,….”.
Wong dan Cheung, 2019
Alasan Pemerintah Kota Bandung membangun banyak taman tematik
ini adalah untuk meningkatkan indeks kebahagiaan seperti yang dijelaskan saat
penutupan Speech Conference & Expo Indonesia Knowledge Forum III 2014 di
Jakarta, Jumat (10/10/2014). Menurut Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota
Bandung akan bangun sekitar 18 taman tematik dalam lima tahun ini (2013 – 2018),
namun saat ini baru 15 taman tematik yang sudah terealisasi dan diresmikan.
Pembangunan taman tematik ini dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang lengkap seperti wifi gratis, namun belum adanya fasilitas untuk
kaum difabel (memiliki kekurangan fisik atau mental). Terjadi perubahan tampilan
dan fasilitas sesuai tema di tiap – tiap taman yang di revitalisasi. Namun tidak
ditemui satu pun fasilitas yang mendukung aksesibilitas bagi warga penyandang
disabilitas. (Pikiranrakyatonline.com)
Tingkat kenyamanan masyarakat seringkali dijadikan sebagai tolak ukur
pemerintah ketika hendak melakukan suatu pembangunan. Dapat dikatakan bahwa
tingkat kenyamanan masyarakat merupakan suatu aspek yang tidak boleh terlewat
ketika hendak melakukan suatu tindakan.
Tingkat kenyamanan masyarakat dapat diukur dalam beberapa kategori.
Diantara kategori yang biasa digunakan adalah :
a. Tidak nyaman
b. Kurang nyaman
c. Nyaman
d. Cukup Nyaman
e. Sangat nyaman

1.2 Rumusan Masalah


a. Timbulnya pengaruh akibat keberadaan taman kota terhadap lingkungan di
Kota Bandung.
b. Tujuan dari keberadaan taman kota di Kota Bandung.
c. Kaitan antara dibangunnya taman kota dengan tingkat kenyamanan
masyarakat di Kota Bandung.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Objektif
Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk mengetahui mengenai pengaruh yang
timbul akibat adanya taman kota terhadap tingkat kenyamanan masyarakat di Kota
Bandung.
1.3.2 Tujuan Subjektif
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Karya Tulis Ilmiah tahun
ajaran 2019/2020.

1.4 Ruang Lingkup Kajian


Untuk mempermudah proses pengerjaan karya tulis ini, dan agar lebih
terarah serta berjalan dengan baik, maka perlu dibuatnya batasan – batasan masalah,
diantaranya adalah pembangunan taman kota di Kota Bandung, tingkat
kenyamanan masyarakat Kota Bandung, serta beberapa lokasi taman kota yang ada
di Kota Bandung (Taman Foto, Taman Film, Taman Radio, Alun – Alun Kota
Bandung, Taman Tegalega, Taman Lansia, Taman Maluku, Taman Vanda).

1.5 Postulat dan Hipotesis


Postulat dan hipotesis penulis sebagai berikut :
1.5.1 Postulat
Selain memanfaatkan sumber daya yang tersedia, manusia juga harus
menjaga kelestarian alamnya. Manusia tidak boleh merusak alam, seharusnya
manusia menata ruang wilayahnya agar kelestarian alamnya tetap terjaga serta
lingkungan menjadi teratur. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al –
Furqan : 48 – 49) “Dialah (Allah) yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar
gembira sebelum kedatagan rahmat – Nya (hujan); dan kami turunkan dari lalngit
air yang amat bersih, agar kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang
mati, agar kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk kami,
binatang – binatang ternak dan manusia yang banyak”.
1.5.2 Hipotesis
Berdasarkan ayat al – qur’an diatas, bahwa manusia haruslah selalu
mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Tentunya nikmat
tersebut senantiasa kita jaga kita rawat dan kita lestarikan agar kelak nanti anak
cucu kita masih dapat menikmati atas apa yang telah diberikan – Nya. Serta
merencanakan pembangunan tata ruang yang tidak merugikan masyarakat.
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat dugaan (Conjectural)
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih (Kerlinger, 2008:32). Hipotesis
merupakan peryataaan tentatif sebagai dugaan mengenai apa saja objek yang
sedang diamati dalam usaha untuk memahami serta mencari kebenaran.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Hipotesis nol (Ho) : keberadaan taman tematik terhadap tingkat kenyamanan
masyarakat Kota Bandung tidak membawa pengaruh yang berarti dan tidak ada
dampak yang di timbulkan karenanya.
b. Hipotesis kerja atau alternatif (Ha) : keberadaan taman tematik terhadap tingkat
kenyamanan masyarakat Kota Bandung sangat membawa pengaruh yang berarti
dan banyak dampak yang di timbulkan karenanya.

1.6 Cara Memperoleh Data


Metode pengumpulan data yang penulis pakai adalah sebagai berikut :
a. Wawancara
Suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang
digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
kecil/sedikit. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada sebanyak
30 responden.
b. Observasi
Pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam
penelitian. Secara langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan seluruh
pancaindera. Sedangkan tidak langsung dengan dibantu mediavisual/audiovisual.
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang
lain. Teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar. Dalam penelitian ini penulis mengamati secara langsung lokasi
penelitian.
c. Kuisioner
Pengumpulan data secara kuisioner atau angket, merupakan seangkaian
berisikan daftar pertanyaan secara tertulis ditunjukan kepada reponden mengenai
masalah-masalah tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari
responden Kuesioner yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah angket
yang bersifat tertutup, karena jawaban yang harus dipilih sudah tersedia. Dalam hal
ini penulis membagikan kuesioner terhadap 30 responden.
d. Kajian Pustaka
Kajian pustaka yang dilakukan penulis adalah kajian pustaka melalui
sumber – sumber berita serta data dari internet.

1.7 Sistematika Penulisan


Bab pendahuluan merupakan bagian awal makalah. Bagian
pendahuluan berisi tentang pemaparan mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, postulat dan hipotesis,
cara memperoleh data, serta sistematika penulisan. Latar belakang masalah
memaparkan ketidaksesuaian harapan dengan kenyataan. Identifikasi masalah
memaparkan kenyataan yang terjadi sehingga dilakukan penelitian. Tujuan
penelitian memaparkan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis setelah penelitian
dilaksanakan. Ruang lingkup kajian memaparkan batasan masalah yang penulis
bahas. Postulat dan hipotesis memaparkan ayat al – qur’an yang berhubungan
dengan masalah serta pendugaan hasil analisis terhadap masalah. Cara memperoleh
data memaparkan bagaimana penulis memperoleh data. Sistematika makalah berisi
perincian dari setiap bab dan subbab.
Bab landasan teori. Bagian ini berisi mengenai pengertian tentang kata
per kata yang terkait pada judul. Keterampilan dalam pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi, media pembelajaran, hasil penelitian terdahulu yang
relevan, kerangka pemikiran, serta asumsi dan hipotesis.
Bab pembahasan. Bagian ini berisi tentang pemaparan mengenai
fenomena, analisis, kajian islam, serta hasil penelitian. Fenomena memaparkan
mengenai keadaan – keadaan yang penulis temukan di lapangan. Analisis
memaparkan keterkaitan antara landasan teori dengan fenomena yang terjadi.
Kajian islam memaparkan mengenai pandangan islam dalam ayat al – qur’an dan
hadits terhadap permasalahan – permasalahan yang terjadi. Hasil penelitian
memaparkan mengenai keterkaitan antara kajian islam dengan fenomena yang
terjadi.
Bab kesimpulan dan saran. Bab ini berisi kesimpulan hasil dari
penelitian. Kesimpulan memaparkan mengenai penafsiran dan pemaknaan penulis
terhadap analisis hasil temuan. Saran memaparkan mengenai pemecahan masalah
dari sudut pandang penulis berdasarkan data yang ada.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pengaruh


“Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang
maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan
berpengaruh terhadap orang lain.”
Poerwardaminta, 2019
“Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang
dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa
yang ada di sekelilingnya.”
Surakhmad, 2019
“Pengaruh yakni daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau
benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang.”
KBBI, 2019

2.2 Definisi Eksistensi


“Eksistensi di artikan sebagai keberadaan. Dimana keberadaan yang
dimaksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya kita. Eksistensi ini
perlu “diberikan” orang lain kepaada kita, karena dengan adanya respon dari
orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan atau kita diakui.”
Sjafirah dan Prasanti, 2019
“Eksistensi adalah makna dari keberadaan manusia yang
mengedepankan masalah being-in-theworld, yaitu diri manusia tidak akan ada
tanpa dunia dan dunia tidak akan ada tanpa makhluk yang mempersepsikannya.
Dunia manusia bukan dunia fisik saja, melainkan dunia makna, yakni pemaknaan
individu terhadap dunia.”
Heidegger, 2019
Menurut Nadia Juli Indrani, eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu
kata yaitu keberadaan. Dimana keberadaan yang dimaksud adalah adanya pengaruh
atas ada atau tidaknya kita. (Indrani, 2019)
2.3 Definisi Taman
“Taman adalah sebuah ‘kebun’ yang ditanami dengan bunga –
bunga sebagainya (tempat bersenang – senang). Tempat yang
menyenangkan dan sebagainya.”
Poerwadaminta, 2019
“Taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu
di dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang
dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya. Umumnya
dipergunakan untuk olah raga, bersantai, bermain dan sebagainya.”
Djamal, 2019
“Taman adalah wajah dan karakter lahan atau tapak dari bagian
muka bumi dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya, baik
yang bersifat alami maupun buatan manusia yang merupakan bagian atau total
lingkungan hidup manusia beserta mahluk hidup lainnya, sejauh mata
memandang sejauh segenap indra kita dapat menangkap dan sejauh imajinasi
kita dapat membayangkan.”
Laurie, 2019

2.4 Definisi Kota


“Kota merupakan pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang
mempunyai batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan
perundangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri
kehidupan perkotaan”.
Permendagri, 2019
“Sebuah kota tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi
merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan
perwujudan pribadinya masing – masing.”
Tonybee, 2019
“Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan
kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai
dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat
pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami
dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar
dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan
dengan daerah dibelakangnya.”
Bintarto, 2019

2.5 Definisi Taman Kota


“Taman kota merupakan bagian bentangan alam suatu kota yang
dapat memberikan berbagai fungsi seperti rekreasi pasif dan aktif, keuntungan
lingkungan dan habitat satwa liar.”
Hakim, 2019
“Taman kota yang merupakan suatu taman umum ini adalah bagian
dari fasilitas umum yang dibangun untuk mendukung kepentingan masyarakat
disekitarnya. Taman umum memiliki fungsi sosial yang mengakomodir kebutuhan
masyarakat pada tiap aras (level), mulai dari skala kota, lingkungan, sampai
ketetanggaan.”
Al, 2019
“Taman kota adalah ruang terbuka hijau yang mempunyai fungsi
utama untuk keindahan dan interaksi sosial. Taman kota sebagai salah satu
ruang terbuka hijau juga memiliki fungsi.”
Irwan, 2019

2.6 Definisi Kenyamanan


“Nyaman memiliki arti 1) segar; sehat, 2) sedap; sejuk; enak.
Sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan.”
KBBI, 2019
”Kenyamanan ditentukan oleh beberapa unsur pembentuk dalam
perancangan yakni sirkulasi, daya alam/iklim, kebisingan, aroma/bau-bauan,
bentuk, keamanan, kebersihan, keindahan dan penerangan.”
Hakim, 2019
“Kenyamanan adalah rasa yang timbul jika seseorang merasa
diterima apa adanya, serta senang dengan situasi dan kondisi yang ada sehingga
seseorang akan merasakan kenyamanan.”
Sastrowinoto, 2019

2.7 Definisi Masyarakat


“Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja
sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam
kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial”.
Linton, 2019
“may subsist among different men, as among different merchants,
from a sense of its utility without any mutual love or affection, if only they refrain
from doing injury to each other.”
Smith, 2019
“Masyarakat adalah sekumpuan manusia yang relatif mandiri dengan
bersama dalam jangka waktu cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu
dengan memiliki kebudayaan yang sama dan sebagian besar kegiatan dalam
kelompok itu.”
Horton, 2019

2.9 Definisi Kota Bandung


Kota Bandung berasal dari kata bendung atau bendungan karena
terbendungnya Sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Parahu yang lalu
membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang – orang tua di Bandung
mengatakan bahwa nama Bandung diambil dari sebuah kedaraan air yang terdiri
dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang
digunakan oleh Bupati R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Sungai Citarum.
Berdasarkan filosofi Sunda, kata Bandung juga berasal dari kalimat Nga
– Bandung – an Banda Indung, yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena
mengandung nilai ajaran Sunda. Nga – Bandung – an artinya menyaksikan atau
bersaksi. Banda adalah segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan
atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati. Sinonim dari banda adalah
harta. Indung berarti ibu atau bumi, disebut juga sebagai Ibu Pertiwi tempat banda
berada.
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa
Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km
sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa
bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan
Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia
setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila. (Wikipedia.com, 2019)

Anda mungkin juga menyukai