Anda di halaman 1dari 6

Gambar 4.

18

Misalkan F1, F2, F3, F4, F5, F6 dan F7 adalah beban geser sekunder keling 1, 2, 3, 4,
5, 6, dan 7 ditempatkan pada jarak l1, l2, l3, l4, l5, l6 dan l7 dari pusat gravitasi sistem keling
seperti pada Gambar 4.18.
Dari geometri gambar, kita dapat menentukan bahwa:

l1 = l3 = (100) 2 + (200 − 114,3) 2 = 131,7mm


l 2 = 200 − 114,3 = 85,7mm
l 4 = l 7 = (100) 2 + (114,3 − 100) 2 = 101mm
l5 = l 6 = (100) 2 + (114,3) 2 = 152mm

Persamaan momen puntir akibat eksentrisitas beban adalah:

P.e =
F1
l1
[
(l1 ) 2 + (l 2 ) 2 + (l3 ) 2 + (l 4 ) 2 + (l 5 ) 2 + (l 6 ) 2 + (l 7 ) 2 ]
=
F1
l1
[
2(l1 ) 2 + (l 2 ) 2 + 2(l 4 ) 2 + 2(l5 ) 2 ] ......(l1 = l 3 ; l 4 = l 7 ; l5 = l 6 )

50.10 3.400 =
F1
131,7
[
2(131,7) 2 + (85,7) 2 + 2(101) 2 + 2(152) 2 ]
20.10 6.131,7 = 108645 F1
F1 = 24244 N
Ketika beban geser sekunder seimbang dengan jarak radial dari pusat gravitasi, oleh
karena itu:

39
l2 85,7
F2 = F1 = 24244 = 15766 N
l1 131,7

l3
F3 = F1 = F1 = 24244 N
l1

l4 101
F4 = F1 = 24244 = 18593N
l1 131,7

l5 152
F5 = F1 = 24244 = 27981N
l1 131,7

l6
F6 = F1 = F5 = 27981N ......(l 6 = l5 )
l1

l7
F7 = F1 = F4 = 18593N .......(l 7 = l 4 )
l1
Dengan menggambar beban geser utama dan beban geser sekunder setiap keling, kita
melihat bahwa keling 3, 4, dan 5 mendapat beban yang terbesar. Sekarang kita menentukan
sudut antara beban geser utama dan beban geser sekunder untuk 3 keling ini. Dari geometri
Gambar 14.18, kita peroleh:

Resultan beban geser pada keling 3:

Resultan beban geser pada keling 4:

Resultan beban geser pada keling 5:

40
Resultan beban geser dapat ditentukan secara grafik seperti ditunjukan pada Gambar 4.18.
Dari atas kita melihat bahwa resultan beban geser maksimum adalah pada keling ke
5. Jika d adalah diameter lubang keling, maka resultan beban geser maksimum (R5)

Dari tabel 4.1, kita melihat diameter standar lubang keling (d) adalah 25,5 mm dan
dihubungkan diameter keling adalah 24 mm.
Mari sekarang kita cek sambungan untuk tegangan crushing. Kita mengetahui bahwa:
Beban maksimum R 33121 N
Tegangan crushing = = 5 = = 51,95 = 51,95MPa
Panampang crushing d .t 25,5.25 mm 2
Ketika tegangan ini di bawah tegangan crushing sebesar 120 Mpa, maka desain adalah
aman.

Contoh macam-macam konstruksi dan diagram benda bebasnya.


1.

Gambar 4.19

41
2

.
Gambar 4.20

3.

Gambar 2.21

42
4.

Gambar 4.22
Latihan:
1. Dua plat tebalnya 16 mm disambung dengan double riveted lap joint. Pitch setiap baris
keling 90 mm. Diameter keling 25 mm. Tegangan yang diijinkan adalah:

Tentukan efisiensi sambungan?


2. Single riveted double cover butt joint dibuat pada plat dengan tebal 10 mm dan
diameter keling 20 mm, pitch 60 mm. Hitung efisiensi sambungan?

3. Double riveted double cover butt joint dibuat pada plat dengan tebal 12 mm dan
diameter keling 18 mm, pitch 80 mm. Hitung efisiensi sambungan?

4. Double riveted lap joint (chain riveting) untuk menyambung 2 plat dengan tebal 10
mm. Tegangan yang diijinkan adalah σt = 60 MPa; τ = 50 MPa; dan σc = 80 MPa.
Tentukan diameter keling, pitch keling dan jarak antara baris keling. Juga tentukan
efisiensi keling.
5. sebuah bracket didukung oleh 4 keling yang sama ukurannya, seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.23. Tentukan diameter keling jika tegangan geser maksimum adalah 140
Mpa.
6. Sebuah bracket dikeling ke sebuah kolom dengan 6 keling yang sama ukurannya
seperti pada Gambar 4.24. Bracket membawa beban 100 kN pada jarak 250 mm kolom.
Jika tegangan geser maksimum dalam keling dibatasi 63 Mpa, tentukan diameter
keling.

43
Gambar 4.23 Gambar 4.24

44

Anda mungkin juga menyukai