PESAWAT ATWOOD
Disusun Oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum newton kedua untuk gerak translasi menyatakan bahwa, jika resultan gaya
yang berkerja pada suatu benda tidak sama dengan nol, maka benda bergerak dengan
perubahan kecepatan
F = mɑ
Hukum newton kedua untuk gerak rotasi menyatakan bahwa, jika resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda tidak sama de dengan nol, maka benda bergerak dengan
perubahan kecepatan
τ = Iα
Hukum newton untuk gerak translasi dan rotasi dapat muncul bersamaan pada suatu
sistem seperti pada kasus katrol. Pada sistem katrol seperti pesawat Atwood , gerak
translasi (GLB dan GLBB) serta gerak rotasi biasa dianalisis hingga menghasilkan
percepatan sistem katrol.
Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk mengamati
hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai dikembangkan sekitar
abad ke delapan belas untuk mengukur percepatan gravitasi g. Dalam kehidupan sehari-
hari kita bisa menemui penerapan pesawat Atwood pada cara kerja lift. Sederhananya
alat ini tersusun atas seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada
ujung tali dikaitkan massa beban M1 dan M2. Jika massa benda M1 dan M2 sama (M1 =
M2), maka keduanya akan diam. Akan tetapi jika massa benda M 2 lebih besar dari pada
massa benda M1 (M2 > M1), maka massa M1 akan tertarik oleh massa benda M2.
Pada sistem katrol diatas benda bergerak lurus ke arah sumbu y dan berlaku hukum
newton kedua.
Untuk katrol pertama:
Pada sistem katrol diatas katrol berputar dan berlaku hukum Newton kedua untuk
gerak rotasi:
Dengan ɑ merupakan percepatan tangensial tepi katrol, percepatan ini sama dengan
percepaan tali penggantung yang dililitkan pada katrol tanpa slip. M dan m dapat diketahui
harganya dengan menimbang, ɑ dapat dihitung melalui percobaan, R dapat diukur. Dengan
demikian jika g diketahui, maka momen inersia katrol dapat dihitung.
Untuk menghitung I dapat dilakukan transformasi balik pada persamaan ɑ diatas
sehingga dapat ditulis:
Untuk menentukan keceatan pada gerak beban kasus gerak lurus beraturan
menggunakan persamaan berikut:
s = vt
Sedangkan untuk menentukan kecepatan gerak beban kasus gerak lurus berubah
beraturan menggunakan persamaan berikut:
BAB II
ALAT DAN BAHAN
1. Pesawat Atwood lengkap (tiang berskala, dua beban dengan tali, beban
tambahan (dua buah), katrol, penjepit beban, dan penyangkut beban.
2. Jangka sorong
3. Stopwatch
BAB III
METODE PERCOBAAN
20 1.50 0.133
1 2
25 1.87 0.133
20 1.55 0.129
2 4
25 1.88 0.132
20 1.58 0.126
3 6
25 1.89 0.132
x 1.711 0.131
Massa Keping
No s ( cm ) t (s) a(cm / s2) v(m /s) I (g / cm2)
(g)
X s = 135 = 22.5 cm
6
X t = 10.27 = 1.711 s
6
B. Percobaan gerak lurus berubah beraturan
Keping dengan massa 2 gram
S 2× 20
a1 = = = 5.213 cm/s2
t 2 2.77 2
S 2× 25 2
a2 = 2 = 2 = 5.203 cm/s
t 3.10
v1 = a1 × t1 = 5.213 × 2.77 = 14.44001 cm/s = 0.144 m/s
v2 = a2 × t2 = 5.203 × 3.10 = 16.1293 cm/s = 0.161 m/s
m×g 2 ×980
I1=[ a
−(2 M +m) R2 =] [
5.213 ]
−(191.9+2) 6.182 = 182.083 ×38.1924 =
6954.186 g/cm3
m×g 2 ×980
I2 = [ a ] [
−(2 M +m) R2 =
5.203 ]
−(191.9+2) 6.182 = 182.806 ×38.1924 =
6981.790 g/cm3
Keping dengan massa 4 gram
S 2× 20
a1 = = = 10.412 cm/s2
t 2 1.962
S 2× 25
a2 = = = 10.425 cm/s2
t 2 2.192
v1 = a1 × t1 = 10.412 × 1.96 = 20.40752 cm/s = 0.204 m/s
v2 = a2 × t2 = 10.425 × 2.19 = 22.83075 cm/s = 0.228 m/s
m×g 4 × 980
I1 = [ a ] [
−(2 M +m) R2 =
10.412 ]
−(191.9+ 4) 6.182 = 180.588 × 38.1924 =
6897.089 g/cm3
m×g 4 × 980
I2 = [ a ] [
−(2 M +m) R2 =
10.425 ]
−(191.9+ 4) 6.182 = 180.119×38.1924 =
6879.177 g/cm3
Keping dengan massa 6 gram
S 2× 20
a1 = = = 15.432 cm/s2
t 2 1.612
S 2× 25
a2 = = = 15.432 cm/s2
t 2 1.802
v1 = a1 × t1 = 15.432 × 1.61 = 24.84552 cm/s = 0.248 m/s
v2 = a2 × t2 = 15.432 × 1.80 = 27.7776 cm/s = 0.277 m/s
m×g 6 × 980
I1 = [ a ] [
−(2 M +m) R2 =
15.432 ]
−(191.9+ 6) 6.182 = 183.126 × 38.1924 = 6994.021
g/cm3
m×g 6 × 980
I2 = [ a ] [
−(2 M +m) R2 =
15.432 ]
−(191.9+ 6) 6.182 = 183.126 × 38.1924 = 6994.021
g/cm3
Rata-rata data pengamatan percobaan B
X s = 136 = 22.5 cm
6
X t = 13.43 = 2.238 cm
6