Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PESAWAT ATWOOD

Disusun Oleh :

Nama : Putri Agustiani Endah Puspaningrum


NPM : 062120018
Prodi : Kimia (B1)
Tanggal Praktikum : 01 November 2020
Dosen Praktikum : Farid Huzain
Asisten Praktikum : M. Nasrudin

LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

2020
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Tujuan percobaan


1. Mempelajari penggunaan hukum-hukum Newton
2. Mempelajari gerak beraturan dan berubah beraturan
3. Menentukan momen inersi roda/katrol

II.2 Dasar Teori


Hukum Newton merupakan pondasi untuk seluruh permasalahan tentang gerak.
Dalam mekanika gerak, gerak dapat dibagi menjadi 3 yaitu gerak lurus (translasi), gerak
melingkar, dan gerak berputar (rotasi) . Beberapa parameter gerak translasi memilki
kesamaan dengan gerak rotasi sebagaimana pada tabel berikut :

No. Besaran pada gerak translasi Besaran pada gerak rotasi


1 Gaya (F) Torsi (τ)
2 Massa (m) Momen inersia (I)
3 Kecepatan (v) Kecepatan sudut (ω)
4 Percepatan (ɑ) Percepatan sudut (α)
5 Jarak (s) Perpindahan sudut (θ)
6 Momentum (p) Momentum sudut (L)

Hukum newton kedua untuk gerak translasi menyatakan bahwa, jika resultan gaya
yang berkerja pada suatu benda tidak sama dengan nol, maka benda bergerak dengan
perubahan kecepatan
F = mɑ

Hukum newton kedua untuk gerak rotasi menyatakan bahwa, jika resultan gaya
yang bekerja pada suatu benda tidak sama de dengan nol, maka benda bergerak dengan
perubahan kecepatan
τ = Iα
Hukum newton untuk gerak translasi dan rotasi dapat muncul bersamaan pada suatu
sistem seperti pada kasus katrol. Pada sistem katrol seperti pesawat Atwood , gerak
translasi (GLB dan GLBB) serta gerak rotasi biasa dianalisis hingga menghasilkan
percepatan sistem katrol.
Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk mengamati
hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Alat ini mulai dikembangkan sekitar
abad ke delapan belas untuk mengukur percepatan gravitasi g. Dalam kehidupan sehari-
hari kita bisa menemui penerapan pesawat Atwood pada cara kerja lift. Sederhananya
alat ini tersusun atas seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada
ujung tali dikaitkan massa beban M1 dan M2. Jika massa benda M1 dan M2 sama (M1 =
M2), maka keduanya akan diam. Akan tetapi jika massa benda M 2 lebih besar dari pada
massa benda M1 (M2 > M1), maka massa M1 akan tertarik oleh massa benda M2.

Pada sistem katrol diatas benda bergerak lurus ke arah sumbu y dan berlaku hukum
newton kedua.
Untuk katrol pertama:

Karena massa benda pertama adalah M1 + m, maka:


T1 = (M1 + m) (g - ɑ)
T1 = mg - mɑ + M1g – M1ɑ
Untuk katrol kedua:
Karena massa benda kedua adalah M2, maka:

Pada sistem katrol diatas katrol berputar dan berlaku hukum Newton kedua untuk
gerak rotasi:

Jika M2 = M1 maka persamaan menjadi:

Dengan ɑ merupakan percepatan tangensial tepi katrol, percepatan ini sama dengan
percepaan tali penggantung yang dililitkan pada katrol tanpa slip. M dan m dapat diketahui
harganya dengan menimbang, ɑ dapat dihitung melalui percobaan, R dapat diukur. Dengan
demikian jika g diketahui, maka momen inersia katrol dapat dihitung.
Untuk menghitung I dapat dilakukan transformasi balik pada persamaan ɑ diatas
sehingga dapat ditulis:
Untuk menentukan keceatan pada gerak beban kasus gerak lurus beraturan
menggunakan persamaan berikut:
s = vt
Sedangkan untuk menentukan kecepatan gerak beban kasus gerak lurus berubah
beraturan menggunakan persamaan berikut:
BAB II
ALAT DAN BAHAN

II.1 Alat yang digunakan pada percobaan

1. Pesawat Atwood lengkap (tiang berskala, dua beban dengan tali, beban
tambahan (dua buah), katrol, penjepit beban, dan penyangkut beban.
2. Jangka sorong
3. Stopwatch
BAB III
METODE PERCOBAAN

II.1 Penjelasan Pemakaian Alat

Percobaan gerak lurus beraturan


1. Timbanglah beban M1, M2, dan m (usahakan M1 = M2)
2. Letakkan beban M1 pada penjepit
3. Beban M2 dan m terletak pada kedudukan A
4. Catat kedudukan penyangkut beban B dan meja C (secara tabel)
5. Bila penjepit P dilepas, M2 dan m akan dipercepat antara AB dan selanjutnya
bergerak beraturan antara BC setelah tambahan beban
tersangkut di B. catat waktu yang diperlukan untuk
gerak antara BC
6. Ulangilah percobaan di atas dengan mengubah
kedudukan meja C (ingat tinggi beban M2)
7. Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan beban
m yang lain

Percobaan gerak lurus berubah beraturan

1. Aturlah kembali seperti percobaan gerak luru


beraturan
2. Catatlah kedudukan A dan B (secara tabel)
3. Bila beban M1 dilepas, Maka M2 dan m akan melakukan gerak lurus berubah
beraturan antara A dan B, catatlah waktu yang diperlukan untuk gerak ini
4. Ulangilah percobaan di atas dengan mengubah-ubah kedudukan B. catatlah
selalu jarak AB dan waktu yang diperllukan
BAB IV
DATA PENGAMATAN

A. Percobaan gerak lurus beraturan


2 massa bandul: 191.9 gram
12.36
Jari-jari ( r ) : 12.36 cm= = 6.18 cm
2

No Massa Keping ( g ) s(cm) t(s) v(m / s)

20 1.50 0.133
1 2
25 1.87 0.133
20 1.55 0.129
2 4
25 1.88 0.132

20 1.58 0.126
3 6
25 1.89 0.132

x 1.711 0.131

B. Percobaan gerak lurus berubah beraturan


2 massa bandul: 191.9gram
12.36
Jari-jari ( r ) = 12.36 cm = = 6.18 cm
2

Massa Keping
No s ( cm ) t (s) a(cm / s2) v(m /s) I (g / cm2)
(g)

20 2.77 5.213 0.144 6954.186


1 2
25 3.10 5.203 0.161 6981.790

20 1.96 10.412 0.204 6897.089


2 4 25 2.19 10.425 0.228 6879.177

20 1.61 15.432 0.248 6994.021


3 6
25 1.80 15.432 0.277 6994.021

x 22.5 2.238 10.353 0.210 6965.047


BAB V
DATA PERHITUNGAN

A. Percobaan gerak lurus beraturan :


Keping no. 1
S 20
V1 =
t
= 1.50
= 13.333 cm/s = 0.133 m/s
S 25
V2 =
t
= 1.87
= 13.368 cm/s = 0.133 m/s
Keping no. 2
S 20
V1 = = = 12.903 cm/s = 0.129 m/s
t 1.55
S 25
V2 = = = 13.297 cm/s = 0.132 m/s
t 1.88
Keping no. 3
S 20
V1 = = = 12.658 cm/s = 0.126 m/s
t 1.58
S 25
V2 = = = 13.277 cm/s = 0.132 m/s
t 1.89
Rata-rata data pengamatan percobaan A

X V = 78.786 = 13.131 cm/s = 0.131 m/s


6

X s = 135 = 22.5 cm
6

X t = 10.27 = 1.711 s
6
B. Percobaan gerak lurus berubah beraturan
Keping dengan massa 2 gram
S 2× 20
a1 = = = 5.213 cm/s2
t 2 2.77 2
S 2× 25 2
a2 = 2 = 2 = 5.203 cm/s
t 3.10
v1 = a1 × t1 = 5.213 × 2.77 = 14.44001 cm/s = 0.144 m/s
v2 = a2 × t2 = 5.203 × 3.10 = 16.1293 cm/s = 0.161 m/s
m×g 2 ×980
I1=[ a
−(2 M +m) R2 =] [
5.213 ]
−(191.9+2) 6.182 = 182.083 ×38.1924 =

6954.186 g/cm3
m×g 2 ×980
I2 = [ a ] [
−(2 M +m) R2 =
5.203 ]
−(191.9+2) 6.182 = 182.806 ×38.1924 =

6981.790 g/cm3
Keping dengan massa 4 gram
S 2× 20
a1 = = = 10.412 cm/s2
t 2 1.962
S 2× 25
a2 = = = 10.425 cm/s2
t 2 2.192
v1 = a1 × t1 = 10.412 × 1.96 = 20.40752 cm/s = 0.204 m/s
v2 = a2 × t2 = 10.425 × 2.19 = 22.83075 cm/s = 0.228 m/s
m×g 4 × 980
I1 = [ a ] [
−(2 M +m) R2 =
10.412 ]
−(191.9+ 4) 6.182 = 180.588 × 38.1924 =

6897.089 g/cm3
m×g 4 × 980
I2 = [ a ] [
−(2 M +m) R2 =
10.425 ]
−(191.9+ 4) 6.182 = 180.119×38.1924 =

6879.177 g/cm3
Keping dengan massa 6 gram
S 2× 20
a1 = = = 15.432 cm/s2
t 2 1.612
S 2× 25
a2 = = = 15.432 cm/s2
t 2 1.802
v1 = a1 × t1 = 15.432 × 1.61 = 24.84552 cm/s = 0.248 m/s
v2 = a2 × t2 = 15.432 × 1.80 = 27.7776 cm/s = 0.277 m/s
m×g 6 × 980
I1 = [ a ] [
−(2 M +m) R2 =
15.432 ]
−(191.9+ 6) 6.182 = 183.126 × 38.1924 = 6994.021

g/cm3
m×g 6 × 980
I2 = [ a ] [
−(2 M +m) R2 =
15.432 ]
−(191.9+ 6) 6.182 = 183.126 × 38.1924 = 6994.021

g/cm3
Rata-rata data pengamatan percobaan B
X s = 136 = 22.5 cm
6

X t = 13.43 = 2.238 cm
6

X a = 62.117 = 10,353 cm/s2


6

X v = 1.262 = 0.210 m/s


6

X I = 41790.284 = 6965.047 g/cm3


6

Anda mungkin juga menyukai