Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

METODE PELAKSANAAN BANGUNAN


METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG

Oleh :
BENYAMIN EPINDONTA GINTING
NIM 1805022032

Dosen Pengampu :
TETRA OKTAVIANI, S.S.T., M.Tr.T.

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
METODE PELAKSANAAN JEMBATAN

a. PEKERJAAN UMUM
 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Tahap awal pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan
memobilisasi semua keperluan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan dilapangan seperti tenaga kerja lapangan,
personil inti dan alat kerja. Proses mobilisasi alat berat dilakukan
secara betahap sesuai keperluaannya sehingga tidak ada alat
yang menumpuk tidak terpakai sehingga berpotensi menghambat
pelaksanaan dilapangan.
Proses mobilisasi pada kegiatan pembangunan jembatan
Akses Marunda meliputi:
Tenaga Kerja:
 Personil inti lapangan.
 Tenaga kerja
harian Bahan :
 Papan nama proyek
 Direksi Keet
 Pagar sementara
 Tenda pengecoran
 Rambu lalu lintas
 Lampu
pengaman. Peralatan
:
 Excavator
 Vibrator roller
 Tandem roller
 Tire Roller
 Asphalt finisher;
 Asphalt sprayer
 Genset;
 Stamper;
 Concrete Vibrator;
 Air Compressor
 Mobil crane
 Mobil Concrete Pump
 Bar bender
 Bar cutter
 Boogey trailer

b. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian tanah, urugan limestone,
urugan tanah dan pemadatan menggunakan alat berat dan stamper. Volume
pekerjaan galian tanah memiliki variasi tergantung kedalaman
penggaliannya. Adapun kedalaman galian yang disyaratkan beserta volume
penggaliannya antara lain:
 Galian tanah biasa, dalam s/d 1 m 262.50 m3
 Galian tanah biasa, dalam 1 m s/d 2 m 262.50 m3
 Galian tanah biasa, dalam 2 m s/d 3 m 262.50 m3
 Galian tanah biasa, dalam 3 m s/d 4 m 262.50 m3
 Galian tanah biasa, dalam 4 m s/d 5 m 262.50 m3
 Galian tanah biasa, dalam 5 m s/d 6 m 131.25 m3

Pekerjaan Galian dilaksanakan menggunakan excavator dan


dilaksanakan selama 2 Minggu. Tanah hasil galian galian excavator dituang
kedalam dump truck dan dibuang ke areal pembuangan. Selama
pembuangan dengan dump truck, tanah hasil galian ditutup dengan terpal
sehingga tidak berceceran dijalan yang dilaluinya. Setelah tiba dilokasi
pembuangan tanah di turunkan dan dump truck kembali kelokasi
penggalian. Jumlah dump truck disesuaikan dengan

kapasitas produksi excavator sehingga tidak terjadi spot delay untuk


masing-masing alat yang dipakai.

Simulasi Proses Penggalian Tanah


Pengurugan limestone dilaksanakan setelah penggalian selesai
dikerjakan. Pengurugan dengan ketebalan 45 cm padat Volume pekerjaan
sebesar 324 m3 dan dikerjakan dalam waktu 3 minggu . Alat yang
digunakan untuk pekerjaan ini Dump Truck untuk mengangkut Limestone
dan Vibrator Roller untuk memadatkan. produksi tiap minggunya sebesar
114 m3.
Urugan tanah merah dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian
tanah selesai dilaksanakan, proses pengurugan dimulai dengan memasukan
tanah merah ke lokasi kerja dan diletakan pada tempat yang telah
ditentukan sebelumnya. Urugan di lakukan secara berlapis dengan
ketebalan maksimum tiap lapisan 30 cm sesuai dengan spesifikasi
pemadatan tanah. Setelah tanah dihamparkan pada lokasi kerja dilanjutkan
dengan meratakan hamparan tanah menggunakan bulldozer sehingga
tercapai ketebalan yang diinginkan. Tahap terakhir adalah memadatkan
menggunakan vibrator roller 8-10 ton, pemadatan melalui vibrator roller
dilakukan beberapa kali lintasan. Untuk menjamin kualitas pemadatan
maka dilakukan pengujian untuk mengetahui kepadatan lapangan yang
didapat dari hasil penggilasan dengan mesin gilas.

Proses Pemadatan Tanah

c. PEKERJAAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN


Pekerjaan meliputi pembuatan perkerasan jalan beton K-400 lebar
3.5 m, (t=25cm; FS 45 Kg/cm2) termasuk bekisting, membran plastik,
curing, joint sealant, tulangan dowel dan tiebars. Volume beton untuk
perkerasan sebesar 180 m3 dan semua proses diatas dilaksanakan selama 3
Minggu.

Peralatan yang digunakan antara lain:


 Concrete Vibrator
 Concrete Pump
 Concrete Cutter

Pekerjaan dimulai dengan membuat lantai kerja beton B0 dan dilapisi


dengan membran plastik untuk mencegah beton struktur K-400 mengalami
kontaminasi dengan sekitarnya dan juga tidak menempel pada permukaan
bekisting. Setelah membrane plastic selesai digelar dilanjutkan dengan
pemasangan bekisting dari kayu. Bersamaan dengan dipasangnya
bekisting maka tiebar dan dowel juga dipasang.

Setelah semua persiapan selesai dan telah mendapat persetujuan dari


konsultan pengawas maka pekerjaan pengecoran dapat dimulai. Pengecoran
dilakukan dari titik terjauh jalan sehingga tidak terganggu proses
pengecoran yang lain. Beton disemprotkan pada tempatnya menggunakan
concrete pump kemudian diratakan dan digetarkan menggunakan vibrator.
Penggetaran dilakukan tidak terlalu lama agar tidak terjadi segregasi antara
agregat kasar dan agregat halus.

Setelah pengecoran selesai dilakukan dengan proses curing


menggunakan karung basah sampai mencapai umurnya. Pada usia lebih
dari 10 hari setelah pengecoran atau ditentukan lain oleh konsultan
pengawas, maka beton sudah siap untuk dilaksanakan proses cutting dan
joint sealant.
Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, Beton yang
berumur lebih dari 10 hari di cutting menggunakan concrete cutter.
Kemudian rongga yang dipotong tadi diisikan dengan sealent dari aspal.

d. PERKERASAN ASPAL
Setelah perkerasan jalan beton selesai dikerjakan dan memiliki umur
yang memenuhi syarat untuk pelapisan laston maka Pekerjaan perkerasan
aspal dapat dimulai. Pekerjaan ini dimulai dengan penyemprotan Prime
Coat dengan menggunakan aspal emulsi jenis CSS-1 sebanyak 0.4 l/m2.
volume pekerjaan pelapisan prime coat sebanyak 1.628,70 Ltr dan
dilaksanakan selama 1 Minggu dengan produktifitas penyelesaian per-
minggu sebanyak 814 Ltr. penyemprotan menggunakan asphalt sprayer
dimulai dari sisi terjauh perkerasan beton sehingga Prime Coat yang sudah
selesai dikerjakan tidak terganggu oleh aktifitas penyemprotan prime coat
bagian lain.
Setelah selesai penyemprotan maka hasilnya dijaga dari terkena debu
dan kotoran yang dapat merusak kualitas prime coat. Pekerjaan

dilaksanakan dalam kondisi kering dan cuaca cerah. Bila kondisi cuaca
berpotensi hujan maka pekerjaan dihentikan.
Bersamaan dengan penyemprotan lapis prime coat maka dikerjakan
penghamparan LASTON, Hotmix, density lapangan 97 – 100 % dengan
ketebalan padat 5 cm. besar pekerjaan penghamparan laston ini seluas
4.071,76 m2 dan dilaksanakan selama 4 Minggu sehingga dalam 1 minggu
dapat menyelesaikan 1017.94 m2 lokasi penghamparan LASTON.
Alat yang digunakan untuk pelaksanaan penghamparan laston ini antara
lain:
 Dump truck
 Asphalt Finisher
 Tandem roller
 Tire roller

Proses penghamparan dilakukan dari sisi ujung lapisan jalan beton,


kegiatan dimulai ketika Dump Truck yang mengangkut HOTMIX dari
Aaphalt Mixing Plant mengisi asphalt finisher. kemudian asphalt finisher
menghamparkan hotmix diatas lapisan prime coat dengan ketebalan
sebelum dipadatkan sebesar 6 cm dan lebar 4 m.
Setelah selesai menghamparkan, Dibelakang Asphalt Finisher diikuti
dengan tandem roller untuk memadatkan asphalt sehingga tercapai
ketebalan padat 5 cm sesuai yang disyaratkan. Pemadatan dilakukan
dengan beberapa kali lintasan sehingga pemadatan merata.
Untuk menghaluskan hasil pemadatan maka laston dipadatkan kembali
dengan menggunakan tire roller sampai bekas lintasan tidak terlihat diatas
permukaan laston.

e. PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerjaan beton untuk pembuatan pondasi jembatan dilaksanakan
dengan cor ditempat, proses pengerjaan dimulai dengan pembuatan
bekisting mengunakan bekisting berat. Mutu beton yang dipakai K.300,
volume pekerjaan 978 m3, dan dilaksanakan dalam 8 minggu. Karena

pembuatan struktur dinding penutup dan pondasi jembatan menggunakan


volume beton yang cukup besar maka perlu diperhatikan suhu beton agar
tidak berbeda terlalu jauh waktu pegecoran berlangsung, oleh karena itu
pengecoran dilakukan secara berkelanjutan dan dilakukan perawatan
selama masa curing time dengan menggunakan karung basah. Selain itu
juga akan dilakukan penyemprotan secara berkala untuk menurunkan suhu
beton yang ada pada pondasi jembatan selama masa curing.

>> Launching PCI Girder L=45 m H = 210 cm


PCI Girder didatangkan kelokasi kerja dalam bentuk potongan, hal ini
Karen panjang bentang yang mencapai 45 m, setelah PCI Girder sampai
dilokasi maka dilanjutkan dengan penyatuan dengan cara stressing. Hal
yang harus diperhatikan dalam proses stressing ini adalah elevasi stressing
bed. Lokasi post tensioning harus diusahakan sedatar mungkin agar tidak
menyebabkan girder mengalami perpindahan dalam arah lateral.
Pemotongan kabel strand dilakukan seminimal mungkin agar tidak ada
kabel yang terbuang.
Launching PCI Girder dilaksanakan menggunakan truss crane dimana
pada prosesnya diperlukan 2 (Dua) tahap dalam memasang PCI girder
pada tempatnya.
 Tahap 1; Instal Steel Truss Crane
 Tahap 2; Launching PCI Girder

Sebelum dilaksanakan pemasangan PCI Girder maka dilakukan terlebih


dahulu pemasangan truss crane. Truss crane di pasang membentuk Box
Balance Cantilever dimana tumpuannya berada pada tiga titik kaki
jembatan yang sudah selesai dibangun sebelumnya.

Ilustrasi Steel Truss

Setelah Truss selesai diinstal maka dilanjutkan dengan pemasangan PCI


Girder tapi terlebih dahulu apakah elastomerik terpasang dengan sempurna.
Setelam mendapat persetujuan dari konsultan pengawas maka pelaksanaan
launching girder dapat dilanjutkan. PCI Girder di masukan kelokasi kerja
dan diposisikan pada tempat yang dapat dijangkau oleh hook crane yang
terpasang pada steel truss. Setelah PCI girder terkait dengan kuat pada truss
crane selanjutnya dengan perlahan PCI Girder diluncurkan keposisinya
pada elastomerik di kedua sisi kepala jembatan.

Ilustrasi proses launching girder

Proses launching dilaksanakan secara simultan, untuk menghindari


kesalahan pemasangan maka ditempatkan personil untuk memandu posisi
PCI Girder sehingga tepat pada tempat yang diinginkan.
Begitu pemasangan girder selesai dilaksanakan maka dilanjutkan
memasang diafragma beton dengan cara cor ditempat. DIafragma berfungsi
mengakukan PCI Girder dari pengaruh gaya melintang. Volume beton
untuk pekerjaan ini sebesar 18.38 m3 dan peralatan yang digunakan antara
lain :
 Concrete pump
 Concrete vibrator
 Air Compressor
 Genset untuk penerangan.

Pekerjaan dilaksanakan selama 2 Minggu dengan penyelesaian tiap


minggunya sebesar 9.19 m3 . Proses pembuatan diafragma dimulai dari
pemasangan bekisting diafragma dilanjutkan dengan penulangan dan
dilanjutkan dengan pengecoran menggunakan Beton Radymix K.350.
waktu pengecoran dilaksanakan pada siang dan malam hari secara menerus
untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan berikutnya.

>> Perletakan elastomerik ukuran 600x400x60 mm


Elastomerik merupakan tumpuan dari PCI Girder sehingga harus
terpasang dengan baik dan benar. Elastomerik diselesaikan sebelum
launching girder dilaksanakan, pekerjaan dilaksanakan selama 1 minggu.
pekerjaan dilakukan dengan mengangkur elastomerik pada abudment
jembatan dan dilanjutkan dengan grouting untuk menutup hasil angkur.

f. PERLENGKAPAN JALAN DAN UTILITAS


▪ Bingkai beton lurus uk.18/22 x 25 – 60 cm, K.400
▪ Mulut Air uk.18/22 x 25 – 60 cm, K.400
▪ Trotoar lebar 0.78 m dengan komposisi conblok 4.6 abu
K.300 + batu koral sikat merah hati + batu alam tempel
▪ Moveable concrete barier
Perlengkapan jalan dan utilitas dilakukan setelah pekerjaan struktur
selesai dilaksanakan.

2. MANAGEMEN ALAT DAN BAHAN


Untuk mencegah penumpukan bahan material dan mengurangi resiko
kehilangan dalam masa pelaksanaan pekerjaan maka dilakukan pengaturan jadwal
pemasukan bahan material yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.
Material yang mudah terpengaruh cuaca seperti semen diletakan pada gudang
penyimpanan. Pendatangan semua material paling lambat 1 minggu sebelum
proses pekerjaan dimulai dan selalu diperhatikan ketersediaan barang yang ada
digudang sehingga tidak menghambat pekerjaan.
Alat berat didatangkan menurut keperluannya dan di keluarkan dari lokasi
kerja bila sudah tidak ada pekerjaan yang berkaitan dengan alat berat tersebut.

3. MONITORING DAN PELAPORAN


Sebagai kewajiban kontraktor dalam memberikan hasil nyata sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan maka kontraktor akan melakukan monitoring semua
hasil pekerjaan yang dicapai dan memberikan laporannya secara tertulis kepada
Pengguna Jasa, dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Adapun bentuk laporan yang kami berikan terdiri dari beberapa bagian
meliputi:

 Laporan Harian;
Berisi rangkaian kegiatan yang dilakukan pada hari yang dilaporkan
dalam bentuk Buku Harian Lapangan (BHL). Laporan harian berisi:
a. Kegiatan harian;
b. Jumlah tenaga kerja yang terlibat untuk setiap macam
pekerjaan;
c. Laporan cuaca;
d. Laporan surat-menyurat;
e. Laporan barang yang masuk dan barang yang ditolak berikut
kuantitas dan macamnya;
f. Laporan barang dipakai ;
g. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan;
h. Laporan kunjungan;
i. Laporan masalah yang dihadapi dan tindakan yang diambil.

 Laporan Mingguan;
Laporan mingguan berisi rekapitulasi dari laporan harian, laporan
kemajuan prestasi minggu yang dilaporkan dan target rencana
kemajuan pekerjaan minggu yang akan datang serta dilampiri dengan
laporan harian.
 Laporan Bulanan;
Laporan Bulanan berisi rekapitulasi dari laporan harian, dan Laporan
bulanan serta laporan kemajuan prestasi Bulan yang dilaporkan dan
target rencana kemajuan pekerjaan Bulan yang akan datang serta
dilampiri dengan laporan harian dan laporan mingguan.

 Laporan Akhir.
Laporan Akhir berisi rekapitulasi semua pekerjaan yang dilaksanakan
dan dilampiri dengan laporan harian, mingguan dan bulanan. Dalam
Laporan akhir dijabarkan semua kejadian yang terjadi selama
pelaksanaan proyek secara objektif dan lengkap.

4. MANAGEMEN LALU LINTAS


Pekerjaan konstruksi terutama yang berada pada jalur lalu lintas memerlukan
perhatian khusus dalam pengaturan lalu lintas, pada pembuatan jembatan akses
marunda ini tidak lepas dari persoalan lalu lintas, terutama pada pekerjaan yang
dilakukan simultan dan tanpa terputus prosesnya, untuk meminimalisir terjadinya
gangguan baik pada proyek maupun pada pihak sekitar pengguna jalan maka akan
dilakukan koordinasi dengan pihak yang terkait mengenai pengaturan arus lalu
lintas sehingga tidak terjadi kemacetan yang memprihatinkan.
Peta situasi marunda
Selain koordinasi dengan pihak yang terkait, kontraktor juga akan membuat
beberapa rambu lalu lintas dan himbauan untuk mencari jalan alternative sehingga
proses pengguna jalan tidak mengalami hambatan yang berarti.

5. KONTROL MUTU
Dalam menjamin kualitas pekerjaan yang dicapai sesuai dengan spesifikasi
yang disyaratkan, maka kontraktor akan melaksanakan serangkaian uji material
yang digunakan dalam kegiatan ini. Diantaranya adalah;

 Pengujian tanah
Uji tanah dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi tanah sudah
memenuhi syarat dalam spesifikasi teknis seperti uji Sand Cone, DCP,
CBR dan pengujian lain yang dibutuhkan.

 Pengujian Beton
Beton termasuk bahan utama dalam paket kegiatan ini sehingga perlu
dijaga kualitasnya, pengujian yang dilakukan terhadap beton dilakukan
sejak awal pengerjaan.
Pada material yang digunakan untuk membuat beton dilaksanakan
pengujian dari batching plant untuk mengetahui kualitas bahan yang
dipakai selain itu mix design yang dibuat akan diajukan kepada
pengawas untuk disetujui mengenai komposisi campuran beton yang
dibuat. Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu dilakukan slump
test sehingga didapatkan tingkat keenceran dalam beton segar. Selain
itu juga dibuat benda uji kubus untuk diuji di laboratorium kekuatan
tekannya melalui uji tekan kubus. Waktu pengujian beton dilakukan
sesuai dengan spesifikasi teknis dan peraturan PBI ‘71 serta SNI.

 Pengujian aspal
Pengujian aspal dilakukan pada saat design trial mix dan tes marshal
untuk mengetahui kekuatannya dalam menerima beban.

 Pengujian besi
Besi tulangan yang dipakai adalah U-24 untuk besi tulangan polos dan
U-39 untuk besi tulangan ulir.
Sumber :
https://www.academia.edu/9915938/METODE_PELAKSANAAN_Program_Pembangunan_J
alan_dan_Jembatan_Kegiatan_Pembangunan_Jembatan_Akses_Marunda

Anda mungkin juga menyukai