Disusun Oleh :
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
Mencari koefisien gesekan statis dan kinetis, percepatan dan kecepatan benda yang
bergerak meluncur pada bidang miring.
Sebuah yang terletak pada bidang datar tidak ada gaya yang kita berikan pada
benda tersebut maka terjadi kesetimbangan antar gaya berat benda (W) tersebut dengan
gaya yang dilakukan oleh permukaan yang arahnya berlawanan dengan gaya berat benda,
gaya ini dikenal sebagai gaya normal (N). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 1.
Apabila bidang datar tersebut sedikit demi sedikit kita miringkan maka pada
benda bekerja gaya yang disebabkan oleh komponen gaya berat yang arahnya kebawah
(W sin ɑ). Sebagai reaksinya persentuhan antara benda dengan benda miring, timbul gaya
reaksi berupa gaya gesek statis ( ). Ketika sudut kemiringan masih kecil sehingga
besarnya gaya gesek masih besar dari gaya ke bawah benda tetap diam. Besarnya gaya
gesek statis dirumuskan :
Jika sudut kemiringan diperbesar, maka nilai W sin ɑ akan bertambah besar sampai
akan semakin besar jika permukaan benda makin kasar sebaliknya semakin
kecil jika permukaan semakin halus (licin). Apabila sudut kemiringan diperbesar lagi
maka benda akan meluncur kebawah, permukaan benda dengan permukaan bidang akan
menimbulkan gaya gesek kinetis dan besar gaya ini adalah :
Pada kondisi ini balok akan bergerak meluncur ke bawah dengan percepatan ɑ . Pada
kondisi balok diam telah bergerak, masuk dalam hukum kedua Newton dan
1. Papan luncur
2. Balok kayu
BAB III
METODE PERCOBAAN
2 43.5 26.5 50.936 1.29 0.520 0.854 0.608 0.465 1.550 1.201 31.332
x 45.05 25.75 51.909 1.295 0.496 0.867 0.571 0.431 1.554 1.192 29.748
BALOK B
2 38.5 26.5 46.741 1.23 0.566 0.832 0.687 0.523 1.626 1.321 34.471
x 38.75 26.25 46.806 1.24 0.56 0.827 0.676 0.515 1.613 1.30 34.056
IV.2 Data perhitungan
Balok A
Diketahui :
Massa : 127.4 gram
S= 100 cm
g= 980 cm/S2
Percobaan 1
46.6+ 43.5
rata-rata x = = 45.05 cm
2
25+26.5
rata-rata y = = 25.75 cm
2
r = √ 46.6 2+25 2
r = √ 2.171,56+625
r = √ 2.796,56
r = 52.882 cm
t = 1.3 cm
2. s 2× 100 200
ɑ= = = = 118.343 cm/s 2 = 1.183 m/s2
t2 1.32 1.69
V= ɑ.t = 118.343 × 1.3= 153.845 cm/s = 1.538 m/s
y 25
Sin = = = 0,472
r 52,882
x 46.6
Cos = =
r 52.882
= 0.881
26.5
Sin = = 0,520
50.936
x 43,5
Cos = = = 0.854
r 50.936
ɑ = Sin-1 (sin ɑ) = sin (0.520) = 31.332
sin ɑ 0.520
= =
cos ɑ 0.854
= 0,608
46.6+ 43.5
rata-rata x = = 45.05cm
2
25+26.5
rata-rata y = = 25.75 cm
2
52.882+50.936
Rata- rata r =
2
= 51,905
1.3+1.29
rata-rata t = t = 1.295
2
0.472+ 0.520
Rata- rata Sin =
2
= 0.496
0.881+ 0.854
Rata- rata cos =
2
= 0.867
28.164+31.332
Rata- rata ɑ =
2
= 29.748
118.343+120.192
Rata- rata ɑ =
2
= 119,267 cm/s2 = 1.192m/s2
153.845+ 155.047
Rata- rata V =
2
= 154.446 cm/s2 = 1.544 m/s2
0.535+0.608
Rata- rata = 2 = 0.571
0.398+0.465
Rata- rata = 2 = 0.431
Balok B
Diketahui :
Massa : 123.5 gram
S= 100 cm
g= 980 cm/S2
Percobaan 1
39+38.75
rata-rata x = = 38.75cm
2
26+26.5
rata-rata y = = 25.65 cm
2
r = √ 392 +262
r= √ 1.521+ 676
r= √ 2.197
r= 46.872 cm
t = 1.25 cm
2. s 2× 100 200
ɑ= = = = 128cm/s 2 = 1.28 m/s2
t2 1. 252 1.562
V= ɑ.t = 128 × 1.25= 160 cm/s = 1.60 m/ s2
y 26
Sin = = = 0, 554
r 46.872
x 39
Cos = = = 0.832
r 46.872
ɑ =Sin-1 (sin ɑ) = sin (0.554) = 33.641
sin ɑ 0.554
= =
cos ɑ 0.832
= 0.665
x 38,5
Cos = = = 0.823
r 46.741
ɑ =Sin-1 (sin ɑ) = sin (0.566) = 34.471
sin ɑ 0.566
= =
cos ɑ 0.823
= 0,687
39+38.75
rata-rata x = = 38.75cm
2
26+26.5
rata-rata y = = 25.65 cm
2
1.25+1.23
rata-rata t =
2
= = 1.24
46.872+46.741
Rata- rata r =
2
= 46.872
0554+0.566
Rata- rata Sin =
2
= 0.56
0.665+0.687
Rata- rata cos =
2
= 0.676
33.641+ 34.471
Rata- rata ɑ =
2
= 34.056
128+132.196
Rata- rata ɑ =
2
= 130.098 cm/s2 = 1.300 m/s2
160+162.601
Rata- rata V =
2
= 161.300 m/s = 1.613 m/s
0.665+0.687
Rata- rata = 2 = 0.676
0.508+0.523
Rata- rata = 2 = 0.515
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini merupakan gesekan pada miring. Gaya gesek yaitu gaya
yang bekerja didalamnya disebut gaya gesek. Karena benda yang diam cenderung
memiliki gaya gesek statis yang berlawanan dengan arah gaya geraknya. Sehingga benda
yang ada diatas landasan memberikan gaya yang sejajar dan tidak akan bergerak, Maka
dari itu gaya gesek yang bernilai lebih besar dari nol hingga mencapai nilai gaya gesek
statis maksimum yang akan membuat benda begerak, dengan demikian gaya gesek yang
bekerja akan berkurang besarnya sehingga akan mempertahankan gerak yang dibutuhkan
oleh gaya yang lebih kecil yaitu gaya kinetis. Oleh karena itu, perbandingan gaya kinetis
maupun gaya statis maksimum serta gaya normalnya masing-masing dikenal sebagai
koefisien gesek kinetis dan statis. Maka dari itu nilai ini yang bergantung pada banyaknya
variabel yang bersifat material, suhu, lapisan permukaan dan pengotoran. Ada beberapa
variabel yaitu, seperti suhu, sifat material dan lapisan permukaan yang sangat erat
kaitannya dengan permukaan bidang kontak yang mengalami gesekan. Dengan demikian
seharusnya luas permukaan bidang kontak terhadap koefisien gesek.
Koefisien gesek statis didapatkan dari suatu benda yang akan diletakkan pada sebuah
benda bidang dengan kemiringan sebesarθ ° dengan keadaan diam. Pada kondisi tersebut
gaya gesek statis yang bekerja pada benda akan sebanding dengan komponen gaya yang
berat bendanya pada arah x. Jika suatu sudut yang kemiringan benda diperbesar sampai
dengan θ °tertentu dan benda akan tepat bergherak, maka gaya gesek statis diantaranya
permukaan pada benda dan bidang mencapai nilai maksimum. Yaitu perbandingan antara
gaya gesek dengan gaya normalnya adalah gaya koefisien gesek statis. Maka dari itu,
gaya normal yang diberikan oleh permukaan bidang pada benda.
Koefisien gaya kinetis akan diketahui jika benda akan diletakkan pada suatu bidang
dengan sudut kemiringan tertentu dengan keadaan diam dan kemudian akan meluncur
dengan percepatan sebesar ɑ , sehingga gaya gesek antara permukaan benda dan bidang
merupakan gaya gesek kinetis. Oleh karena itu perbandingan gaya gesek kinetis akan
didapatkan dari gaya normal yang mempunyai nilai relatif konstan yang biasa dikenal
sebagai koefisien gesek kinetis.
Gaya gravitasi merupakan gaya tarik menarik antara semua partikel gaya tarik dibumi .
Semakin besar massa yang dimilki oleh suatu gaya benda akan menghasilkan besar gaya
yang akan dihasilkan. Sedangkan untuk gaya normal merupakan gaya yang akan
bersentuhan antara dua benda yang arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh.
Lambang gaya normal merupakan N dan satuan internasionalnya SI kg m/s2 atau newton.
Dilakukan percobaan pada balok A dan balok B dan 2 buah balok yang nilai massa
berbeda. pertama kita akan menghitung pada balok A dilakukan dengan 2 kali percobaan,
massa balok A pertama sebesar 127.4 gram setelah dilakukan 2 kali pengulangan
didapatkan pada koefisien statis sebesar 0.535 dan 0.608 sedangkan untuk koefisien
kinetis sebesar 0.398 dan 0.469 selain itu didapat kecepatan sebesar 1.538 m/s dan 1.550
m/s sedangkan untuk percepatan sebesar 1.183 m/s2 dan 1.201 m/s2. Pada percobaan balok
B mempunyai massa sebesar 123.5 gram setelah 2 kali pengulangan didapatkan koefisien
statis sebesar 0.665 dan 0.687 sedangkan untuk koefisien kinetis sebesar 0.508 dan 0.523
selain itu kecepatan yang didapat sebesar 1.60 m/s dan 1.626 m/s dan percepatan yang
didapat 1.28 m/s2 dan 1.321 m/s2. Sehingga mempunyai rata-rata hasil dari percobaan
balok A dan balok B adalah koefisien statis sebesar 0.571, koefisien kinetis sebesar
0.431, kecepatan sebesar 1.544 m/s dan untuk percepatan sebesar 1.192 m/s 2. Dapat
disimpulkan bahwa pada percobaan balok A lebih berat karena massa yang dimiliki lebih
besar daripada percobaan balok B. Maka dari itu, hasil dari kecepatan dan percepatan
pada balok A dan balok B lebih besar dari besar sehingga pada percepatan yang terjadi
pada balok B karena massa dari balok yang digunakan lebih ringan dibanding massa
balok A. Oleh karena itu, hasil yang sudah didapatkan dari praktikkum kali ini nilainya
berbeda karena massa benda sangat berpengaruh terhadap laju gaya gesek yang terjadi.
BAB VI
KESIMPULAN
Gaya gesek yaitu gaya yang bekerja didalamnya disebut gaya gesek. Karena
bendayang diam cenderung memiliki gaya gesek statis yang berlawanan dengan arah
gaya geraknya. Sehingga benda yang ada diatas landasan memberikan gaya yang sejajar
dan tidak akan bergerak, Maka dari itu gaya gesek yang bernilai lebih besar dari nol
hingga mencapai nilai gaya gesek statis maksimum yang akan membuat benda begerak,
dengan demikian gaya gesek yang bekerja akan berkurang besarnya sehingga akan
mempertahankan gerak yang dibutuhkan oleh gaya yang lebih kecil yaitu gaya kinetis.
pada balok A dan balok B dan 2 buah balok yang nilai massa berbeda. pertama kita akan
menghitung pada balok A dilakukan dengan 2 kali percobaan, massa balok A pertama
sebesar 127.4 gram setelah dilakukan 2 kali pengulangan didapatkan pada koefisien statis
sebesar 0.535 dan 0.608 sedangkan untuk koefisien kinetis sebesar 0.398 dan 0.469 selain
itu didapat kecepatan sebesar 1.538 m/s dan 1.550 m/s sedangkan untuk percepatan
sebesar 1.183 m/s2 dan 1.201 m/s2. Pada percobaan balok B mempunyai massa sebesar
123.5 gram setelah 2 kali pengulangan didapatkan koefisien statis sebesar 0.665 dan
0.687 sedangkan untuk koefisien kinetis sebesar 0.508 dan 0.523 selain itu kecepatan
yang didapat sebesar 1.60 m/s dan 1.626 m/s dan percepatan yang didapat 1.28 m/s 2 dan
1.321 m/s2. Sehingga mempunyai rata-rata hasil dari percobaan balok A dan balok B
adalah koefisien statis sebesar 0.571, koefisien kinetis sebesar 0.431, kecepatan sebesar
1.544 m/s dan untuk percepatan sebesar 1.192 m/s2. . Oleh karena itu, hasil yang sudah
didapatkan dari praktikkum kali ini nilainya berbeda karena massa benda sangat
berpengaruh terhadap laju gaya gesek yang terjadi.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
W sin θ>f s , artinya ketika sudut kemiringan diperbesar atau lebih besar maka
nilai W Sin a akan bertambah besar sampai mencapai nilai f s , sehingga pada
percobaan yang sudah dilakukan koefisien dari gaya gesek statis menjadi berkurang
dalam setiap percobaan, oleh karena itu gaya statis tersebut tidak bisa
mempertahankan lagi keadaan diamnya suatu benda karena tidak ada gerakan yang
terjadi.karena setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha
untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara
dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah.akan tetapi pada saat setiap gaya
gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi.setelah gerakan terjadi gaya
gesek statis tidak digunakan lagi untuk menggambarkan kinetika benda,sehingga
digunakanlah gaya gesek kinetik.
4. Apa yang dapat anda simpulkan hubungan antara kekasaran balok (koefisien gesek
statis dan kinetis) dengan sudut kemiringan bidang luncur.
gesekan pada benda semakin besar,atau kekasaran suatu bidang salah satu faktor
yang mempengaruhi terhadap gaya gesek itu sendiri lebih besar sehingga laju balok
akan lebih lambat dibanding dengan permukaan licin atau halus.ketika benda tidak
didorong atau dalam keadaan diam itu merupakan keadaan statis. Oleh karena itu suatu
benda secara terus-menerus didorong akan muncul gaya gesek yang akan semakin
membesar sampai ketika benda bergerak,dan akan menurun sampai mencapai nilai
yang tepat atau disebut dengan gaya kinetis.sehingga gesekan kinetis akan besar ketika
sudut kemiringannya rendah,dan akan kecil ketika sudut kemiringannya tinggi
5. Apakah yang mempengaruhi waktu sampai nya balok di dasar bidang miring
Yang menjadi pengaruh waktu sampainya balok pada permukaan bidang miring
yaitu permukaan bidang yang digunakan. Karena ketika benda akan didorong pada
permukaan yang kasar maka waktu yang diperlukan untuk sampai di dasar bidang
miring akan lebih lama atau lambat dan gaya gesekan yang terjadi akan semakin besar,
oleh karena itu laju benda akan menjadi lambat sehingga berbanding terbalik ketika
permukaan bidang sentuh licin sehingga laju benda akan semakin cepat.
6. Jika dua balok yang beratnya berbeda tetapi kekasarannya sama, apa yang
dapat anda simpulkan mengenai :
7. Sebuah balok bermassa 2kg berada pada bidang miring kasar ( μS =0. 25 dan
μk =0 . 15 ) sehingga meluncur kebawah pada waktu t. Jika sudut bidang miring
o
adalah 60 dan tinggi bidang miring , maka tentukan:
c. Percepatan balok