Anda di halaman 1dari 48

BAB I

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

Ilmu ekonomi memiliki ruang lingkup mikro dan makro sehingga mudah untuk dipelajari.
Keduanya memberikan batasan dan asumsi yang jelas.

 Ekomi Mikro
Ekonomi Mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari bagian-bagian kecil
(aspek individual) dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam teori ekonomi mikro
antara lain meliputi perilaku pembeli (konsumen) dan produsen secara individua dalam pasar.
Sikap dan perilaku konsumen tercermin dalam menggunakan pendapatan yang diperolehnya,
sedangkan sikap dan perilaku produsen tercermin dalam menawarkan barangnya. Jadi inti dalam
ekonomi mikro adalah masalah penentuan harga, sehingga ekonomi mikro sering dinamakan
dengan teori harga (price theory).
Tujuan dan sasaran analisis ekonomi mikro lebih dititikberatkan kepada bagaimana membuat
pilihan untuk;
1) mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber, dan
2) mencapai kepuasan yang maksimum.

 Ekonomi Makro
Ekonomi Makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari mekanisme
bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan (agregate) berkaitan dengan penggunaan
faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat
dimaksimumkan. Apabila yang dibicarakan masalah produsen, maka yang dianalisis produsen
secara keseluruhan, demikian halnya jika konsumen maka yang diananlisis adalah seluruh
konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang/jasa yang dihasilkan
oleh perekonomian. Demikian juga dengan variabel permintaan, penawaran, perusahaan, harga
dan sebaginya. Intinya ekonomi makro menganalisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi yang
diukur dari pendapatan, sehingga ekonomi makro sering dinamakan sebagai teori pendapatan
(income theory).
Tujuan dan sasaran analisis ekonomi makro antara lain membahas masalah
1) sisi permintaan agregate dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi, dan
2) pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan
ekonomi yang diinginkan.

Peralatan Analisis
Ilmu ekonomi memerlukan alat analisis untuk menerangkan teori-teorinya dan untuk menguji
kebenaran teori-teori tersebut. Grafik dan kurva adalah alat analisis yang utama, pada tingkat
yang lebih mendalam matematika memegang peranan yang sangat penting. Selain itu, statistika
juga diperlukan untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.

Corak Analisis Ilmu Ekonomi


Ekonomi Deskriptif (descriptive economics) menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud
dalam perekonomian. Tugas utamanya mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang
relevan dengan masalah ekonomi. Diskripsi masalah ekonomi menjadi rumit, berkaitan dengan
fakta bahwa aspek manusia dipengaruhi oleh banyak faktor dalam prilakunya. Hal ini terjadi oleh
karena dalam masyarakat, perubahan-perubahan yang terjadi bersifat kompleks, dan tentunya
tidak hanya dipengaurhi oleh variabel-variabel ekonomi saja.

Corak analisis ilmu ekonomi


Teori Ekonomi (economics theory) memberikan pandangan-pandangan yang menggambarkan
sifat hubungan yang wujud dalam kegiatan ekonomi, dan ramalan tentang peristiwa yang terjadi
apabila suatu keadaan yang mempengaruhinya mengalami perubahan. Tugas teori ekonomi
adalah memberikan abstraksi dari kenyataan yang terjadi dalam perekonomian.
ekonomi bersifat kompleks, untuk itu perlu penyederhanaan dan abstrasksi yang dituangkan
dalam teori.

Corak analisis ilmu ekonomi


Ekonomi Terapan (applied economics) disebut juga ekonomi kebijakan, dengan mengambil
konsep dalam teori ekonomi dicoba untuk menerapkannya dalam kebijakan ekonomi dengan
tetap memperhatikan pada data dan fakta yang dikumpulkan oleh ekonomi deskriptive.
Tujuan – tujuan kebijakan ekonomi antara lain;
1) Mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat,
2) Menciptakan kestabilan harga,
3) Mengatasi masalah pengangguran, dan
4) Mewujudkan distribusi pendapatan yang merata.

Metode ilmu ekonomi


pIlmu ekonomi secara sederhana merupakan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya
yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemenuhan kebutuhan yang berupa barang dan jasa yang
bersifat langka dan terbatas serta memiliki kegunaan yang alternatif. Untuk itu, cara pemenuhan
kebutuhannya berkaitan dengan metode – metode dalam ilmu ekonomi tersebut.
Adapun metode yang digunakan dalam ilmu ekonomi menurut chaurmain dan prihatin (1994:14-
16) meliputi sebagai berikut :
1. Metode induktif
Metode dimana suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua data informasi yang
ada dalam realitas kehidupan. Realita tersebut mencakup setiap unsur kehidupan yang dialami
kehidupan, keluarga, masyarakat likal, dan sebagainya yang mencoba mencari jalan pemecahan
sehingga upaya pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dikaji secermat mungkin. Sebagai contoh,
upaya menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi. upaya tersebut dilakukan
sedemikian rupa sampai diperoleh barang dan jasa yang dapat tersedia pada jumlah, harga dan
waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk mencapai tujuan kebutuhan
tersebut, diperlukan perencanaan yang ada dalam ilmu ekonomi berfungsi sebagai cara atau
metode untuk menyusun daftar kebutuhan terhdap sejumlah barang dan jasa yang diperlukan
masyarakat.

2. Metode deduktif
Metode imu ekonomiyang bekerja atas dasar hukum, ketentuan, atau prinsip umum yang sudah
di uji kebenarannya. Dengan metode ini, ilmu ekonomi mencoba menetapkan cara pemecahan
masalah sesuai dengan acuan, prinsip hukum, dan ketentuan yang ada dalam ilmu ekonomi.
Misalnya, dalam ilmu ekonomi terdapat hukum yang mengemukakan bahwa jika persediaan
barang dan jasa berkurang dalam masyarakat, sementara permintaannya tetap maka barang dan
jasa akan naik harganya. Bertolak dari hukum ekonomi tersebut, para ahli ekonomi secara
deduktif sudah sudah dapat menentukan bahwa harus dijaga agar persediaan barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat tersebut selalu dapat mencukupi dalam kuantitas dan kualitasnya.
Buliding (1955:12) menyebutnya sebagai metode eksperimen intelektual (the method of
intellectual experiment)
3. Metode Matematika
Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah – masalah ekonomi dengan cara
pemecahan soal – soal secara matematis. Maksudnya bahwa dalam matematika terdapat
kebiasaan yang dimulai dengan pembahasan dalil – dalil. Melalui pembahasan dalil – dalil
tersebut dapat dipastikan bahwa kajiannya dapat diterima secara umum.
4. Metode statistika
Suatu metode pemecahan masalah ekonomi dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis,
penafsiran dan penyajian data dalam bentuk angka – angka secara statistik. Dari angka – angka
yang disajikan kemudian dapat diketahui permasalahan yang sesungguhnya. Sebagai contoh,
pembahasan mengenai pengangguran. Dalam hal ini, dapat terlebih dahulu diidentifikasi unsur –
unsur yang berkaitan dengan pengangguran,  mislanya data perusahaan, data tenaga kerja yang
terdidik atau  kurang terdidik, jenis dan jumlah lapangan kerja yang tersedia, jumlah dan tingkat
upah yang ditawarkan perusahaan, tempat perusahaan beroprasi, rata – rata tempat tinggal para
calon pekerja. dari data yang terkumpul tersebut seorang ahli ekonomi dapat menyusun analisis
dan penafsiran data secara statistik yang berhubungan dengan pemecahan masalah pengangguran
tersebut. Selanjutnya, dari angka tersebut dapat ditentukan cara yang tepat untuk membantu
mengatasi masalah pengangguran secara akurat berdasarkan tafsiran peneliti terhadap angka –
angka yang disajikan statistik.
BAB II
TEORI PERMINATAAN

Teori Permintaan - Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli
oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu.

Pada setiap kegiatan transaksi dalam perekonomian pastinya akan terdapat dua aspek yang saling
berhubungan, yaitu permintaan (Demand) dan penawaran (Supply). Harga barang dan kuantitas
barang atau jasa yang saling mempengaruhi . Permintaan dan penawaran akan saling bertemu
dan akan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).

A. Pengertian Permintaan

Menurut Gilarso (2007), dalam ilmu ekonomi istilah permintaan (demand) mempunyai arti


tertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang yang
akan dibeli orang dan harga barang tersebut. Permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang
mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan
anggapan hal-hal lain tetap sama (=ceteris paribus).

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang
ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas.

Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada
berbagai tingkat harga.

B. Jenis-jenis Permintaan

1. Berdasarkan daya beli


 Permintaan efektif, yaitu permintaan terhadap barang atau jasa yang disertai daya beli
dan melakukan transaksi.
 Permintaan potensial, yaitu permintaan terhadap barang atua jasa yang disertai daya beli
tetapi konsumen masih mempertimbangkan transaksinya (belum dilakukan transaksi).

 Permintaan absolute, yaitu permintaan terhadap barang/jasa yang tidak disertai daya beli.

2. Berdasarkan jumlah yang melakukan permintaan


 Permintaan individu adalah permintaan seseorang terhadap barang/jasa untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.

 Permintaan kelompok adalah permintaan dari sekelompok orang atau masyarakat pada
saat yang bersamaan (penjumlahan permintaan individu).

C. Hukum Permintaan

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat
negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah
barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat.
Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan
sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut
berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Hukum Permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa : 


“ Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan
berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik, maka jumlah barang yang diminta
akan menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka jumlah barang yang diminta
akan meningkat”.

Hukum permintaan menyatakan bahwa harga sebuah barang meningkat, kuantitas (jumlah) uang
diminta akan turun, sebaliknya jumlah (kuantitas) barang yang diminta naik. Jika harga sebuah
barang mengalami penurunan. Dalam hal ini kuantitas yang diminta berhubungan negative
dengan harga barang. Hukum yang berlaku dalam ilmu ekonomi tidaklah berlaku mutlak tetapi
bersifat ceteris paribus.

D. Fungsi Permintaan

Menurut Virgantari (2011), secara umum, fungsi permintaan menyatakan hubungan jumlah


yang diminta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada tempat dan waktu tertentu. Fungsi
permintaan dapat diturunkan melalui dua cara, yang pertama adalah memaksimumkan kepuasan
dengan kendala jumlah anggaran dan harga barang. Fungsi permintaan yang diturunkan dari
prinsip ini disebut dengan fungsi permintaan Marshallian. Fungsi ini pertama kali diperkenalkan
oleh ekonom Inggris Alfred Marshal pada tahun 1980 dan menganggap bahwa pendapatan
konsumen konstan. Fungsi permintaan lain dapat diturunkan dengan menerapkan teori dualitas,
yaitu meminimumkan biaya dan memaksimumkan output pada tingkat pengeluaran tetap.

Permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang


memengaruhinya disebut fungsi permintaan. Fungsi permintaan menghubungkan antara variabel
bebas dengan variabel tidak bebas. Persamaan fungsi permintaan dapat disusun sebagai berikut.

Dx = f (Px, Py, Y, T, N) dimana :

Dx = permintaan akan barang x


Px = harga barang x
Py = harga barang y
Y = pendapatan per kapita
T = selera
N = jumlah penduduk

Dx adalah variabel tidak bebas, karena besarnya nilai ditentukan oleh variabel lain. Px, Py, Y, T
dan N adalah variabel bebas karena besar nilainya tidak tergantung besarnya variabel lain. Tanda
positif dan negatif menunjukkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap permintaan
akan barang. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa makin rendah harga suatu
barang, makin banyak permintaan atas barang tersebut; sebaliknya semakin tinggi harga suatu
barang semakin sedikit permintaan atas barang tersebut (Firdaus, 2008).

E. Faktor yang Memperngaruhi Permintaan (Demand)

Menurut Danniel (2004), permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang antara lain adalah
harga barang yang bersangkutan, harga barang substitusi atau komplemennya, selera, jumlah
penduduk, dan tingkat pendapatan.

Hal-hal yang mempengaruhi tingkat permintaan (Demand) individu terhadap barang danj asa
antara lain sebagai berikut :

1. Harga barang itu sendiri

Hubungan harga dengan permintaan adalah hubungan yang negatif. Harga barang akan
memengaruhi jumlah barang yang diminta. Artinya bila yang satu naik maka yang lainnya akan
turun dan begitu juga sebaliknya jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan
meningkat.. Semua ini berlaku dengan catatan faktor lain yang mempengaruhi jumlah
permintaan dianggap tetap.

2. Harga barang lain atau substitusi (pengganti)

Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang
diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang
substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap
menggunakan barang yang semula.

Terjadinya perubahan harga pada suatu barang akan berpengaruh pada permintaan barang lain.
Harga barang lain dapat meliputi harga barang substitusi, komplemen, dan independen. Salah
satu contoh barang substitusi, bila harga kopi naik, biasanya permintaan teh akan naik. Barang
komplementer contohnya roti dengan keju. Apabila keduanya dipakai secara bersamaan sehingga
dengan demikian bila salah satu dari harga barang tersebut naik, pada ummumnya akan
mempengaruhi banyaknya konsumsi barang komplemennya. Barang independen adalah barang
yang tidak dipengaruhi oleh harga barang yang lain.

3. Harga barang komplementer (pelengkap)

Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor,
barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang untuk
membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.

4. Jumlah Pendapatan

Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi dan makin naik
permintaan. Penambahan jumlah penduduk mengartikan adanya perubahan struktur umur.
Dengan demikian, bertambahnya jumlah penduduk adalah tidak proporsional dengan
pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.

Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi. Secara
teoretis, peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Bertambahnya pendapatan,
maka barang yang dikonsumsi tidak hanya bertambah kuantitasnya, tetapi kualitasnya juga
meningkat.

Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan
akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang
dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk
membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Misalnya
pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu pertama Rp200.000,00 hanya dapat untuk membeli
kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil dagang minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia dapat membeli kopi
sebanyak 40 kg.

5. Selera konsumen
Selera merupakan variabel yang mempengaruhi besar kecilnya permintaan. Selera dan pilihan
konsumen terhadap suatu barang bukan saja dipengaruhi oleh struktur umum konsumen, tetapi
juga karena faktor adat dan kebiasaan setempat, tingkat pendidikan, atau lainnya.

Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika
selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut
akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari hand phone yang
dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka
permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.

6. Intensitas kebutuhan konsumen

Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan
terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat
terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa
sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi
meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah hujan maka intensitas kebutuhan akan jas
hujan semakin meningkat. Konsumen akan bersedia membeli jas hujan hingga Rp25.000,00
walaupun kenyataannya harga jas hujan Rp15.000,00.

7. Perkiraan harga pada masa depan

Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung
menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal.
Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen
cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan harga bahan
bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar yang lebih banyak.

8. Jumlah penduduk

Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk
dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.
Semakin banyaknya jumlah penduduk makin besar pula barang yang dikonsumsi dan makin naik
permintaan. Penambahan jumlah penduduk mengartikan adanya perubahan struktur umur.
Dengan demikian, bertambahnya jumlah penduduk adalah tidak proporsional dengan
pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.

F. Kurva Permintaan

Kurva permintaan merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara harga dengan
jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen. Kurva ini digunakan untuk
memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan seringkali digabung dengan kurva
penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium (saat jumlah penawaran dan permintaan
sama).

Menurut Haryati (2007), kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan antara harga
barang (ceteris paribus) dengan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan menggambarkan
tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, ceteri paribus (keadaan lain tetap sama).
Kurva permintaan menggambarkan harga maksimum yang konsumen bersedia bayarkan untuk
barang bermacam-macam jumlahnya per unit waktu. Konsumen tidak besedia membayar pada
harga yang lebih tinggu untuk sejumlah tertentu, tetapi pada jumlah yang sama konsumen
bersedia membayar dengan harga yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan kesediaan
maksimum konsumen mau bayar atau willingness to pay.
Kenaikan harga produk (ceteris paribus) akan menyebabkan penurunan jumlah barang yang
diminta yang berarti terjadi perpindahan di sepanjang kurva permintaan. Perubahan variabel non
harga akan menyebabkan pergeseran kurva permintaan, atau menyebabkan perubahan jumlah
barang yang diminta pada tingkat harga tertentu. Faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran
permintaan diantaranya adalah perubahan pendapatan, selera, harga barang lain dan jumlah
populasi.

G. Pergeseran Kurva Permintaan

Perubahan harga barang lain berpengaruh pada pergeseran kurva permintaan. Kenaikan
harga barang substitusi (yang bersifat saling menggantikan) menggeser kurva permintaan
komoditi ke kanan, lebih banyak yang dibeli pada setiap tingkat harga. Kenaikan harga barang
komplementernya (komoditi yang digunakan secara bersama-sama) akan menggeser kurva
permintaan ke kiri. Pertumbuhan jumlah populasi atau penduduk menciptakan permintaan baru.
Penduduk yang bertambah ini harus memiliki daya beli sebelum permintaan berubah.
Peningkatan orang berusia kerja, tentunya akan menciptakan pendapatan baru. Jika ini terjadi,
permintaak untuk semua komoditi yang dibeli oleh penghasil pendapatan baru akan meningkat.
Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan untuk komoditi ke arah kanan,
yang menunjukkan bahwa akan lebih banyak komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga.
Pergeseran kurva permintaan disebabkan oleh berbagai faktor selain harga produk tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan pendapatan dapat mengubah
jumlah permintaan akan barang serta dapat menggeser kurva permintaan.
Teori Penawaran (Supply Theory)

 General Knowledge (Pengetahuan Umum)     1:34 PM     Ekonomi, Pendidikan, Pendidikan


Ekonomi      1 comment

loading...

Teori Penawaran ~ Teori Penawaran dalam ilmu ekonomi, adalah gambaran atas hubungan-


hubungan antara aspek-aspek yang ada dalam pasar. hubungan-hubungan tersebut terdiri dari
para calon pembeli dan penjual akan suatu barang. modal penawaran digunakan untuk
menentukan harga dan kualitas barang yangakan di jual di pasara. Nah Model ini sangat penting
untuk melakukan kegiatan analisis dalam tingkat ekenomi mikro akan perilaku dan interaksi para
pembeli dan penjual.

Variabel jumlah barang dan tingkat harga dalam konsep penawaran ini menunjukkan adanya
saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Variabel harga merupakan variabel yang
mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang ditawarkan, biasa disebut sebagai variabel bebas,
atau independent variable.

Sedangkan variabel jumlah barang dan jasa merupakan variabel yang dipengaruhi oleh tingkat
harga, biasa disebut variabel terikat atau dependent variable.
Teori Penawaran (Supply Theory)

A. Pengertian Penawaran (Supplay)

Menurut Hanafie (2010), dalam ilmu ekonomi istilah penawaran (supply) mempunyai arti


jumlah dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam
jangka waktu tertentu, ceteris paribus. Penawaran menunjukkan jumlah (maksimum) yang mau
dijual pada berbagai tingkat harga atau berapa harga (minimum) yang masih mendorong penjual
untuk menawarkan berbagai jumlah dari suatu barang. Hubungan antara harga per satuan dan
jumlah yang mau dijual dirumuskan dalam hukum penawaran: ceteris paribus, produsen atau
penjual cenderung menghasilkan dan menawarkan lebih banyak pada harga yang tinggi daripada
pada harga yang rendah.

Transaksi di pasar tidak terwujud bila hanya ada permintaan dari pihak pembeli saja. Permintaan
dapat terwujud apabila ada barang-barang dan jasa yang disediakan penjual (penawaran).
Dengan demikian, bila ada permintaan dan penawaran terjadilah transaksi di pasar.

Dalam kegiatan ekonomi, produsen memproduksi barang/jasa namun tidak digunakan untuk
keperluan sendiri melainkan untuk dijual kepada konsumen dengan tujuan memperoleh laba atau
atau keuntungan. Inilah yang dinamakan dengan penawaran. Penawaran menunjukkan jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan produsen kepada konsumen pada berbagai tingkat harga dan
waktu tertentu.

Penawaran adalah "sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual (produsen) pada
berbagai tingkat harga dan dalam waktu tertentu (per hari, per minggu, per tahun)".

Seperti dalam permintaan menurut ekonomi mikro dijelaskan bahwa penawaran juga dapat
digolongkan menjadi penawaran perorangan dan penawaran pasar.

Penawaran perorangan ialah penawaran yang dilakukan oleh seorang penjual dalam menawarkan
berbagai jumlah barang pada berbagai tingkat harga.

Penawaran pasar ialah keseluruhan penawaran yang didapat dari penjumlahan penawaran
perorangan suatu barang atau jasa pada berbagai tingkat harga.
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada
berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran
:

1. Harga barang itu sendiri;


2. Harga sumber produksi;
3. Tingkat produksi; dan
4. Ekspektasi/perkiraan.

B.  Hukum Penawaran (Legal Of Supplay)

Dalam teori ekonomi, Penawaran dapar diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu periode.

Hukum penawaran menjelaskan bahwa jumlah barang yang ditawarkan berbanding sejajar


dengan tingkat harga. Artinya, jika harga barang naik, maka jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan akan naik juga. Sebaliknya, jika harga turun, maka jumlah penawaran barang dan
jasa akan turun juga.

Dari hukum penawaran sangat jelas bahwa harga dan jumlah penawaran berkorelasi positif. Jadi
barang dan jasa yang ditawarkan pada suatu waktu tertentu akan sangat tergantung pada tingkat
harganya. Pada kondisi dimana faktor-faktor lain tidak berubah. Jika barang dan jasa naik, maka
penjual cenderung menjual barang dan jasa dalam jumlah yang lebih banyak. Dan sebaliknya,
jika barang dan jasa harganya turun, maka penjual cenderung menurunkan jumlah barang dan
jasa yang ditawarkannya.
Seperti hukum Permintaan ukum Penawaran pada hakikatnya juga merupakan hipotesis yang
menyatakan bahwa :

"Hubungan antara barang yang ditawarkan dengan harga barang tersebut dimana hubungan
berbanding terbalik yaitu: ketika harga meningkat atau naik, maka jumlah barang yang
tawarkan akan Meningkat dan sebaliknya apabila harga barang turun maka jumlah barang
yang ditawarkan akan menurun".

“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan
oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah
barang tersebut yang ditawarkan”.

Hukum penawaran menyatakan bahwa hubungan antara harga barang/jasa dan jumlah yang
ditawarkan positif. Artinya, jika harga naik, jumlah yang ditawarkan juga naik. Demikian pula
sebaliknya jika harga turun, jumlah yang ditawarkan juga mengalami penurunan dengan syarat
ceteris paribus, yaitu faktor-faktor lain dianggap konstan.

Secara eksplisit, hukum penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat harga suatu
barang, semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pengusaha (ceteris paribus).

Untuk memahami hukum penawaran tersebut di atas, lihat contoh berikut ini tentang table data
penawaran terhadap harga gitar.

Penawaran Harga Gitar (P) Jumlah yang Ditawarkan (Q)

       A    Rp 6.000.000,- 1000

       B    Rp 5.000.000,- 800

       C    Rp 4.000.000,- 700

       D    Rp 3.000.000,- 600


       E    Rp 2.000.000,- 500

       F    Rp 1.000.000,- 400

C. Fungsi Penawaran [Supply Function]

Daftar penawaran yang gambaran yang menunjukan jumlah penawaran pada berbagai tingkat
harga.

Kurva penawaran adalah kurva/grafik yang menggambarkan pola hubungan antara jumlah
barang/jasa yang diproduksi atau dijual produsen dengan tingkat harga.

Fungsi Penawaran adalah suatu fungsi yang menyatakan hubungan antraharga dengan jumlah
barang/jasa yang diproduksi atau dijual produsen, jika variabel lain konstan [ceteris paribus].

Formula: Qs = f (P, Pi, T, A, Pe, …)

Keterangan :

Qs  = Jumlah penawaran suatu barang.

P    = Harga barang yang bersangkutan.

Pi    = Harga barang input/faktor produksi.

T  = Teknologi.

A  = Kondisi alam.

Pe = Harapan terhadap harga yang akan datang.


Asumsi : hanya variabel harga barang tersebut [P] yang diperhatikan sedangkan variabel lain
dianggap konstan [ceteris paribus], sehingga formula di atas menjadi: Qs = f (P) atau P = f (Qs).

 Penulisan Fungsi Penawaran


Fungsi Penawaran dapat dituliskan dalam beberapa bentuk fungsi, yaitu sebagai:

Fungsi Eksplisit: p = f (q), misalnya p = 2q – 4;

Fungsi Invers: q = g (p), misalnya q = ½p – 2;

Fungsi Implisit: h (p, q) = 0, misalnya 2q-p+4 = 0.

 Ciri-ciri Umum Fungsi dan Kurva Penawaran


1. Nilai-nilai q dan p yang berlaku adalah positif (q dan p > 0), terletak di kuadran I, pada
interval tertentu dan kontinu. [Kurva di kuadran selain kuadran I digambarkan berupa garis
putus-putus].
2. Antara variabel q dan varabel p berlaku hubungan 1-1, dalam arti pada harga tertentu
hanya ada satu jumlah barang/jasa yang diproduksi/dijual oleh produsen.
3. Kurva Penawaran merupakan suatu garis dari kiri bawah ke kanan atas (naik) secara
monoton sehingga Kurva Penawaran mempunyai slope positif.
 Beberapa Bentuk Fungsi Penawaran dan Contohnya
1. Bentuk Fungsi Linier

 Sebagai Fungsi Eksplisit. Contoh: p = 2q + 4 => Titik kritis: (0, 4) dan (-2,0).

 Sebagai Fungsi Invers. Contoh: q = ½p – 2 => Titik kritis: (-2, 0) dan (0,4).

2. Bentuk Fungsi Kuadrat


 Sebagai Fungsi Eksplisit. Contoh: p = q² + 1 => Titik potong dengan sumbu p: (0, 1) dan
titik potong dengan sumbu q: tidak ada. Jelaskan! [Jawab: kurva tidak pernah menyentuh sumbu
x] Titik puncak: (0, 1). Nilai q dan p yang berlaku q > 0 dan p > 1.
 Sebagai Fungsi Invers. Contoh: q = p² – 3p + 2 => Titik potong dengan sumbu q: (2, 0)
dan titik potong dengan sumbu p: (0, 1) dan (0, 2), titik puncak (- ¼, 1½, ). Nilai q dan p yang
berlaku q > 0 dan p > 2.
3. Bentuk Fungsi Pecah

Contoh: p = (15)/(10-q) => Titik potong dengan sumbu p: (0, 1½) dan titik potong dengan sumbu
q: (~, 0), asimtot datar: q = ~ dan p = 0, dan asimtot tegak: p = ~ dan q = 10. Nilai q dan p yang
berlaku q > 0 dan p > 1½.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran (Supplay)

Menurut Daniel (2004), perubahan pada penawaran bisa terjadi karena adanya pengaruh dari
beberapa faktor, diantaranya adalah teknologi, harga input, harga produksi komoditas lain,
jumlah produksi, dan harapan produsen.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi penawaran produk pada suatu pasar di antaranya
sebagai berikut :

1. Harga Barang Itu Sendiri

Dalam hukum penawaran dikatakan, jumlah barang yang ditawarkan dipengaruhi oleh perubahan
harga barang itu sendiri. Hubungan ini bersifat positif, yaitu jika harga barang naik, jumlah
barang yang ditawarkan oleh produsen bertambah. Tujuannya adalah untuk meraih keuntungan
yang lebih besar.

2. Kemajuan Teknologi

Apabila terjadi perubahan atau peningkatan pada teknologi dalam proses produksi maka akan
terjadi perubahan pada produksi yang cenderung meningkat pula. Penggunaan teknologi baru
tersebut menuntut perubahan pada biaya produksi yang biasanya relatif lebih tinggi. Apabila
produksi meningkat karena perubahan teknologi berarti penawaran pun akan meningkat.

Kemajuan teknologi dapat meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini akan memengaruhi
besarnya jumlah barang yang ditawarkan di pasar. Seorang pengrajin sepatu sebelum adanya
mesin dapat menghasilkan sepatu 250 pasang seminggu, tetapi ketika menemukan mesin yang
dapat memproduksi sepatu 1.000 pasang dalam seminggu, jumlah penawaran pun bertambah.

3. Biaya Input (Faktor Biaya Produksi)

Besar kecilnya harga input juga akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah input yang dipakai.
Apabila harga faktor produksi meningkat, kecenderungan pengurangan penggunaannya
berdampak pada hasil yang juga akan turun. Turunnya hasil secara otomatis menyebabkan
turunnya penawaran.

Biaya yang digunaka untuk produksi artinya biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang atau
jasa.

Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh faktor-faktor produksi


memengaruhi besarnya biaya produksi. Biaya produksi akan naik jika harga faktor-faktor
produksi naik. Biaya produksi yang melebihi hasil penjualan akan menyebabkan kerugian. Hal
ini dapat menimbulkan jumlah barang yang ditawarkan berkurang.

4. Harga Produksi Komoditas Lain

Petani biasanya mengusahakan sebuah komoditas, contohnya kedelai. Akan tetapi, tenyata harga
kedelai tidak beranjak naik malah cenderung menurun. Sebaliknya, harga komoditas lain di
pasaran cenderung naik, sehingga petani mengubah pola usaha taninya. Perubahan pola usaha
tani akan mempengaruhi pada penawaran kedua komoditas tersebut.
Apabila harga suatu komoditas di pasaran cenderung naik, maka banyak petani yang
mengusahakan komoditas tersebut. Jumlah produsen bertambah, maka produksi yang ditawarkan
akan meningkat.

5. Ekspektasi Atau Ramalan (Harapan Masa Depan)

Ketika suatu barang langka di pasaran, produsen mencoba menahan barang tersebut untuk tidak
ditawarkan dulu ke pasar dengan harapan harga naik terus dan produsen akan mendapatkan laba
yang besar dari perbuatannya.

Petani sering berspekulasi mengenai perkembangan harga produksi di pasaran. Hal ini dapat
dapa dilakukan berdasarkan pada pengalaman, terpengaruh petani lain, atau karena pemberitaan.
Ramalan petani dan pilihan yang diambilnya akan mempengaruhi luas tanam yang ujungnya
adalah berpengaruh pada produksi dan penawaran komoditas yang diusahakan.

6. Adanya Tingkat Persaingan

Semakin tinggi persaingan suatu barang karena semakin banyaknya produsen maka jumlah
penawaran pun semakin banyak. Banyaknya produsen yang memproduksi dan menawarkan
barang.

7. Harga Barang Subtitusi dan Komplementer

Apabila harga barang substitusi meningkat, maka penawaran harga barang yang diamati akan
turun. Hal ini karena harga barang yang diamati menjadi relatif lebih murah dibandingkan harga
barang substitusinya. Demikian sebaliknya. Sedangkan jika harga suatu barang komplementer
meningkat, maka penawaran terhadap barang yang diamati meningkat. Adanya laba yang ingin
diperoleh produsen atau penjual.
Menurut Firdaus (2008), penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor
– faktor yang memengaruhinya disebut fungsi penawaran. Persamaan matematis yang
menjelaskan hubungan antara tingkat penawaran dengan faktor – faktor yang memengaruhi
penawaran adalah sebagai berikut.

Sx = f (Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)

dimana :

 Sx = penawaran atas barang x

 Px = harga barang x

 Py = harga barang y (barang substitusi atau komplementer)

 Pi = harga input atau faktor produksi

 C = biaya produksi

 tek = teknologi produksi

 ped = jumlah pedagang atau penjual

 tuj = tujuan perusahaan

 kebij = kebijakan pemerintah

E. Skedul/Daftar Penawaran Dan Kurva Penawaran

Skedul penawaran dapat diartikan sebagai suatu daftar biasanya dalam bentuk tabel yang
menunjukkan tentang jumlah barang dan jasa yang ditawarkan pada tingkatan harganya.

Harga dalam Rupiah Penawaran, dalam Unit

100.000 1000
80.000 800

60.000 400

40.000 400

20.000 200

Sedangkan Kurva penawaran atau supply curve adalah kurva yang menggambarkan hubungan
antara harga dengan jumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada masing-masing tingkat
harga. Sudah menjadi sifat produsen atau penjual bahwa bila harga naik, mereka akan menambah
jumlah barang yang dijual dan sebaliknya. 

Sehingga bentuk kurva penawaran adalah miring membentuk lereng dari kiri bawah ke kanan
atas atau dari kanan atas ke kiri bawah, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.

F. Kurva Penawaran Dan Pergeseran Kurva Penawaran

Dalam kurva penawaran perlu dibedakan antara dua pengertian yaitu penawaran dan jumlah
barang yang ditawarkan. Penawaran berarti keseluruhan kurva penawaran. Adapun jumlah
barang yang ditawarkan berarti jumlah barang yang ditawarkan pada suatu tingkat harga tertentu.

1. Kurva Penawaran

Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai :


“Yaitu suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang tertentu dengan
jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.

 Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply
bergeser ke kiri atas.

 Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas.

 Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar.

Kurva Penawaran (Supplay)

Menurut Haryati (2007), kurva penawaran adalah kurva yang menghubungkan titik – titik


kombinasi antara harga dengan jumlah barang yang diproduksi atau ditawarkan. Kurva
penawaran merupakan garis pembatas jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga
tertentu. Pada tingkat harga yang ditentukan, penjual bersedia menawarkan lebih sedikit tetapi
penjual tidak mau menawarkan lebih banyak. Penjual bersedia menerima harga yang lebih tinggi
bagi suatu jumlah tertentu, tetapi penjual tidak bersedia menawarkan jumlah itu dengan harga
yang lebih rendah. Konsep ini sering disebut dengan kesediaan minimum penjual menerima
harga (willingness to accept).

Ciri-ciri kurva penawaran, yaitu :

1. Digambarkan dari kiri atas ke kanan bawah;


2. Berlereng negatif di akibatkan hubungan yang terbalik (negatif) antara P dan QdJika P
naik maka Qd turunJika P turun maka Qd naikPerbedaan antara tabel dan kurva- Untuk;
menggambarkan kurva permintaan haruslah dulu diketahui tabel / daftar Ciri-ciri Kurva
Penawaran;
3. Bergerak ke atas dari kiri ke kanan; dan
4. Hubungan positif antara harga dan jumlah yang ditawarkan dalam hal ini apabila harga.
meningkat, jumlah penawaran meningkat dan apabila harga turun, jumlah penawaran turun.

2. Pergeseran Kurva Penawaran

Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan dapat berlaku sebagai akibat dari pergeseran kurva
penawaran.

Perubahan harga barang, faktor selain harga tidak berubah (ceteris paribus) menyebabkan
perpindahan di sepanjang kurva atau menggambarkan perubahan jumlah yang ditawarkan. Hal
ini disebabkan karena perubahan harga hanya akan mempengaruhi jumlah yang ditawarkan atau
hanya akan merubah titik-titik kombinasi antara harga dengan jumlah yang ditawarkan.

Sedangkan perubahan variabel selain harga akan mengakibatkan pergeseran kurva penawaran,
artinya perubahan faktor tersebut akan menyebabkan penambahan atau pengurangan jumlah
barang yang ditawarkan pada tingkat harga yang sama.
Pergeseran Kurva Penawaran

Kenaikan harga produksi (price of inputs), sedangkan faktor lain (ceteris paribus), maka semakin
kecil keuntungan yang akan diperoleh dari produksi suatu komoditi. Produsen yang rasional akan
mengurangi produksinya apabila keuntungan yang diperoleh semakin kecil.

Oleh karenanya kenaikan harga faktor produksi menggeser kurva penawaran ke kanan.
Pergeseran kurva menunjukkan adanya pergeseran keseluruhan kurva penawaran. Ini
mengendung arti adanya perubahan dalam jumlah yang ditawarkan pada tiap tingkat harga
produk. Perpindahan sepanjang kurva menunjukkan adanya perubahan jumlah yang ditawarkan
sebagai respon atas terjadinya perubahan harga produk.

Bentuk kurva penawaran dapat bergeser ke kanan jika jumlah barang yang diproduksi melimpah
karena kemajuan teknologi atau karena laba yang diinginkan. Sebaliknya kurva penawaran
bergeser ke kiri jika jumlah produksinya menurun, seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Biaya
Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan.
Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah,
sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.
Ilmu yang mempelajari masalah-masalah biaya adalah Akuntansi Biaya. Akuntasnsi
biaya pada perusahaan berhubungan dengan tugas-tugas : mencatat, mengklasifikasikan,
mengintrespestasikan, menyajikan dan mengendalikan biaya dari proses produksi.
Dalam konsep ini ada biaya eksplisit dan biaya implisit.Biaya eksplisit adalah biaya-
biaya yang secara eksplisit terlihat,terutama melalui laporan keuangan.Contoh biaya
eksplisit adalah biaya listrik, telepon, air,pembayaran gaji  buruh, dan gaji karyawan.Biaya
implisit adalah biaya yang tidak terlihat, yaitu biaya penyusutan seperti mesin atau bangunan
yang sudah digunakan cukup lama. .
Setiap perusahaan harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan
harga pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi, terlebih dahulu
harus dipahami pengertiannya.
B. Pegelompokan Biaya
Menerut keterlibatan biaya dalam produk dapat digolongkan:
1. Biaya Bahan Langsung
a. Biaya bahan langsung = biaya yang timbul dari pemakaian semua bahan-bahan
yang menjadi bagian dari produk jadi. Contohnya telor dan terigu dalam pembuatan
kue.
b. Biaya buruh langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ikut terlibat
dalam kegiatan proses produksi.. contoh upah untuk operator mesin.
c. Biaya overhead pabrik = seluruh biaya produksi selain biaya bahan langsung dan
biaya buruh pabrik.
Biaya-biaya diatas merupakan konsep dasar dari unsur dari biaya.
d. Biaya tak langsung pabrik = biaya yang terjadi dipabrik anatara lain:
1) Biaya bahan tak Langsung =  biaya dari semua bahan-bahan yang tidak menjadi
bagian dari suatu produk, tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan menjadi
barang. Contoh : pengelasan dalam pembuatan mobil.
2) Biaya buruh tak langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada
dipabrik atau diluar pabrik, tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan suatu
produk. Contoh : gaji untuk pekerja perawatan mesin.
3) Biaya komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di pabrik. Biaya ini
terdiri dari :
(a) Biaya Penjualan = pengeluaran yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan
penjualan suatu produksi. Seperti biaya promosi dan iklan.
(b) Biaya admintrasi =  pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung
kegiatan-kegiatan pabrik.
(c) Biaya keuangan = biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk
oprasi perusahaan misalnya bungaa
C. Biaya produksi jangka Pendek
Jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya.
Biaya produksi dalam jangka pendek antara lain.
a. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya
 Yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi. .Dalam biaya produksi jangka pendek
ditinjau dari hubungannya dengan produksi di bagi mejadi 2 yaitu
b. Biaya Langsung (direct cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung
pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu.
c. Biaya tidak Langsung (indirect cost)
Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi
secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu.
d. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
(1) Biaya Total (TC)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total merupakan
jumlah anara biaya variabel dan biaya tetap. TC = FC + VC.
(2) Biaya Variabel (VC)
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan
volume output operasi perusahaan. Sebagai contoh adalah bahan baku.
(3) Biaya Tetap (FC)
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.
Sebaga contoh sewa tanah, biaya abondemen, dan biaya pemiliharaan pajak.
D. Biaya Produksi Jangka Panjang
Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang, bahwa
dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak
ada input tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai
biaya variabel (variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan
dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan.
Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan
dapat ditambah apabila memang dibutuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor
pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga kerja.
1. Biaya Total (jangka panjang)
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya
bersifat variabe. LTC = LVC dimana LTC(long run total cost) dab LVC (long run
variabel cost).
2. Biaya Marjinal
Adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit. Perubahan
biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel. LMC=ΔLVC/ΔQ dimana
LMC(long run margin cost) Q(output).
E. Penentuan Biaya Produksi
1. Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua biaya
yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk selesai
2. Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk sebelum
produk tersebut dibuat.
Biaya ini terbagi atas :
1. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan kegiatan pada
masa yang direncanakan.
2. Biaya standar : berdasarkan standar-standar pelaksanaan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Harga pokok standar : harga pokok yang telah ditentukan sebelum proses produksi
dilaksanakan.
Tujuannya adalah :
1. Pengendalian biaya dan jika memungkinkan menguranginya.
2. Pengukuran efesiensi
3. Penyederhanaan prosedur pembiayaan
4. Penilaian persediaan
5. Penentuan harga jul.
Cara penentuan biaya standar :
1. Berdasarkan rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu
2. Berdasarkan biaya terendah yang terjadi pada masa lalu
3. Berdasarkan biaya yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi operasi yang
normal
4. Berdasarkan biaya ideal yang terjadi pada efesiensi maksimum
5. Berdasarkan biaya yang dapat dicapai pada kondisi operasi yang baik. 
F. Menentukan Biaya Produksi
1. Contoh:
Harga jual hasil produksi PT. ”X” sebesar 20.425. dengan data-data biaya yang
dikeluarkan adalah sebagai berikut :
Bahan Baku yang Awal Akhir
Digunakan Tahun Tahun
Departemen A 2.400 1.300
Tarif upah langsung pada 4,10/jam 4,10/jam
Dept. A 600 400
Jam kerja yang terjadi 4,00/jam 4,00
pada Dept. A 300 140
Tarif upah langsung pada 200 120
Dept. B
Jam kerja yang terjadi 2,00 2,00
pada Dept. B 1,80 1,80
Jam mesin pada Dept. B
Overhead pabrik Dept A
(perjam buruh langsung)
Overhead pabrik Dept. B
(perjam mesin)
Biaya pemasaran dan administrasi yang dibebankan oleh perusahaan sebesar 25 % dari
harga pokok produksi.
Tentukan biaya total produksi serta persentasi margin.
2. Jawab :
Bahan Langsung
Tanggal Departemen Biaya Biaya Total
1 Januari A 2.400
31 Desember A 1.300
3.700

Buruh Langsung
Tanggal Depertemen Jam Upah/jam Biaya Biaya Total
1 Januari A 600 4,10 2.460
1 Januari B 300 4,00 1.200
31 Desember A 400 4,10 1.640
31 Desember B 140 4,00 560 5.860

Overhead Pabrik
Dasar Biaya
Tanggal Dept. Jam Biaya/DP Biaya
Pengenaan (DP) Total
1 Januari A /jam buruh 600 2,00 1.200
1 Januari B /jam mesin 200 2,00 360
31 Desember A /jam buruh 400 1,80 800
31 Desember B /jam mesin 120 1,80 216 2.576
Bahan Langsung   3.700
Buruh langsung
Dept. A           4.100
Dept. B            1.760
5.860
            9.560
Overhead Pabrik
Dept. A           2.000
Dept. B            576
                         2.576
Biaya Total Produksi  12. 136
Biaya pemasaran & adm 25 % x 12.136 = 3.034
Maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan : 12.136 + 3.034 = 15.170
Harga jual produksi oleh perusahaan 20.425
Laba yang diperoleh perusahaan : 20.425 – 15.170 = 5.255
Presentasi margin yang diperoleh perusahaan sebesar : (5.255/20.425) x 100 % =
25,73 %

G. Bentuk-Bentuk Badan Usaha


Usaha bisnis dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk. Di Indonesia kita mengenal
3 macam bentuk baan yaitu :
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2. Badan Usaha Milik Swasta
3. Koperasi
Pembagian atas tiga bentuk Badan Usaha tersebut bersumber dari Undang – Undang
1945 khususnya pasal 33. Dalam pasal tersebut terutang adanya Konsep Demokrasi
Ekonomi bagi perekonomian Negara. Di mana dalam Konsep Demokrasi Ekonomi ini
terdapat adanya kebebasan berusaha bagi seluruh warga negaranya dengan batas – batas
tertentu. Hal ini berati bahwa segenap warga negara Republik Indonesia diberikan
kebebasan dalam menjalankan untuk kegiatan bisnisnya. Hanya saja kebebasan itu tidaklah
tak ada batasnya, akan tetapi kebebasan tersebut ada batasanya.
Adapun batas – batas tertentu itu meliputi dua macam jenis usaha, dimana tehadap
kedua jenis usaha ini pihak swasta dibatasi gerak usahanya. Kedua jenis usaha itu adalah :
1. Jenis – jenis usaha yang VITAL yaitu usaha – usaha yang memiliki peranan yang sangat
penting bagi perekonomian negara. Misalnya saja : minyak dan gas bumi, baja, hasil
pertambngan, dan sebgainya.
2. Jenis – jenis usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak. Misalnya saja : usaha
perlistrikan, air minum. Kereta api, pos dan telekomunikasi dan sebagainya.
3. Terhadap kedua jenis usaha tersebut pengusahaannya dibatasi yaitu bahwa usaha – usaha
ini hanya boleh dikelola Negara.
a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BUMN adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak dalam
bidang usaha apapun yang sebagian atau seluruh modalnya merupakan kekayaan
Negara, kecuali jika ditentukan lain berdasarkan Undang-undang.
BUMN adalah bentuk bentuk badan hukum yang tunduk pada segala macam hukum
di Indonesia. Karena perusahaan ini milik negara, maka tujuan utamanya
adalahvmembanguun ekonomi sosial menuju beberapa bentuk perusahaan
pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Ciri-ciri utama BUMN adalah :
1) Tujuan utama usahanya adalah melayani kepentingan umum sekaligus mencari
keuntungan.
2) Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan Undang-undang.
3) Pada umumnya bergerak pada bidang jasa-jasa vital.
4) Mempunyai nama dan kekayaan serta bebas bergerak untuk mengikat suatu
perjanjian, kontrak serta hubungan-hubungan dengan pihak lainnya.
5) Dapat dituntut dan menuntut, sesuai dengan ayat dan pasal dalam hukum
perdata.
6) Seluruh atau sebagian modal milik negara serta dapat memperoleh dana dari
pinjaman dalam dan luar negeri atau dari masyarakat dalam bentuk obligasi.
7) Setiap tahun perusahaan menyusun laporan tahunan yang memuat neraca dan
laporan rugi laba untuk disampaikan kepada yang berkepentingan.
BUMN digolongkan menjadi 3 jenis yaitu :
1) Perusahaan Jawatan (Perjan)
2) Perusahaan ini bertujuan pelayanan kepada masyarakat dan bukan semata-mata
mencari keuntungan.
3) Perusahaan Umum (Perum)
4) Perusahan ini seluruh modalnya diperoleh dari negara. Perum bertujuan untuk
melayani masyarakat dan mencari keuntungan
5) Perusahaan Perseroan (Persero)
6) Perusahaan ini modalnya terdiri atas saham-saham. Sebagian sahamnya dimiliki
oleh negara dan sebagian lagi dimilik oleh pihak swasta dan luar negeri.
b. Badan Usaha Milik Swasta
Bentuk badan usaha ini adalah badan usaha yang pemiliknya sepenuhnya
berada ditangan individu atau swasta. Yang bertujuan untuk mencari keuntungan
sehingga ukuran keberhasilannyajuga dari banyaknyakeuntungan yang diperoleh dari
hasil usahanya. Perusahaan ini sebenarnya tidakalah selalu bermotif mencari
keuntungan semata tetapi ada juga yang tidak bermotif mencari keuntungan. Contoh :
perusahan swasta yang bermotif nir-laba yaitu Rumah Sakit, Sekolahan, Akademik,
dll.
Bentuk badan usaha ini dapat dibagi kedalam beberapa macam :
1) Perseorangan
Bentuk ini merupakan bentuk yang pertama kali muncul di bidang bisnis
yang paling sederhana, dimana dalam hal ini tidak terdapat pembedaan pemilikan
antara hal milik pribadi dengan milik perusahaan. Harta benda yang merupakan
kekayaan pribadi sekaligus juga merupakan kekayaan perusahaan yang setiap saat
harus menanggung utang – utang dari perusahaan itu.
Bentuk badan usaha semacam ini pada umumnya terjadi pada perusahaan
– perusahaan kecil, misalnya bengkel kecil, toko pengecer kecil, kerajinan, serta
jasa dll.
Keuntungan – keuntungan dari bentuk Perseorangan ini adalah :
(a) Penguasaan sepenuhnya terhadap keuntungan yang diperoleh.
(b) Motivasi usaha yang tinggi.
(c) Penanganan aspek hukum yang minimal.
Kekurangan – kekurangan dari bentuk Perseorangan ini adalah :
(a) Mengandung tanggung jawab keuangan tak terbatas
(b) Keterbatasan kemampuan keuangan.
(c) Keterbatasan manajerial.
(d) Kontinuitas kerja karyawan terbatas

2) Firma
Bentuk ini merupakan perserikatan atau kongsi ataupun persatuan dari
beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan usaha bersama. Perusahaan ini
dimiliki oleh beberapa orang dan pimpin atau dikelola oleh beberapa orang pula.
Tujuan perserikatan ini adalahuntuk menjadikan usahanya menjadi lebih besar
dan lebih kuat dalam permodalannya.
Bentuk ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dengan bentuk
Perseorangan, akan tetapi karena Firma ini adalah gabungan dari beberapa usaha
perseorangan maka kontinuitas akan lebih lama, kemampuan permodalannya akan
lebih menjadi besar. Akan tetapi tidak jarang dengan bergabungnya dua orang
pengusaha itu justru mengakibatkan perselisihan yang kadang – kadang usahanya
menjadi tak terkontrol dengan baik karena sering terjadi konflik antar keduanya.
3) Perserikatan Komanditer (CV)
Bentuk ini banyak dilakukan untuk mempertahankan kebaikan – kebaikan
dari bentuk perseorangan yang memberikan kebebasan dan penguasaan penuh
bagi pemiliknya atas keuntungan yang diperoleh oleh perusahan. Disamping itu
untuk menghilangkan atau mengurangi kejelekan dalam hal keterbatasan modal
yang dimilikinya maka diadakanlah penyertaan modal dari para anggota yang
tidak ikut aktif mengelola bisnisnya, yang hanya menyertakaan modalnya saja
dalam bisnis itu.
Bentuk ini memiliki dua macam anggota yaitu :
a) Anggota aktif (Komanditer Aktif) adalah anggota yang aktif menjalankan
usaha bisnisnya dan menanggung segala utang-utang perusahaan.
b) Anggota tidak aktif (Komanditer Diam) adalah anggota yang hanya
menyertakan modalnya saja. Maka dari itu kertabatas modal perusahaan dapat
dihindarkan, sehingga perusahaan akan dapat mencari dan mendapatkan
modal yang lebih besar untuk keperluan bisnisnya. Hal ini merupakan salah
satu kebaikan dari bentuk Perserikatan Komanditer, dibandingkan dengan
bentuk – bentuk lain yang sudah dibicarakan diatas.
4) Perseroan Terbartas (PT)
Perseroan Terbatas merupakan bentuk yang banyak dipilih, terutama
untuk bisnis – bisnis yang besar. Bentuk ini memberikan kesempatan kepada
masyarakat luas untuk menyertakan modalnya kedalam bisnis tersebut dengan
cara membeli saham yang dikeluarkan oleh Perusahaan itu. Dengan membeli
saham suatu perusahaan masyarakat akan menjadi ikut serta memiliki perusahaan
itu atau dengan kata lain mereka menjadi Pemilik Perusahaan tersebut. Atas
pemilikan saham itu maka mereka para pemegng saham itu lalu berhak
memperoleh pembagian laba atau Deviden dari perusahaan tersebut. Para
pemegang saham itu mempunyai tanggung jawab yang terbatas pada modal yang
disertakan itu saja dan tidak ikut menanggunng utang – utang yang dilakukan oleh
perusahaan.
Perseroan Terbatas ini akan menjadi suatu Badan Hukum tersendiri yang berhak
melakukan tindakan – tindakan bisnis terlepas dari pemegang saham. Bentuk ini
berbeda dengan bentuk yang terdahulu yang memiliki tanggung jawab tak terbatas
bagi para pemiliknya, yang artinya para pemilik akan menanggung seluruh utang
yang dilakukan oleh perusahaan. Berarti apabila kekayaan perusahaan maka
kekayaan pribadi dari para pemiliknya ikut menanggung utang tersebut. Dengan
semacam itu tanggung jawab renteng. Lain halnya dengan bentuk PT dimana
dalam bentuk ini tanggung jawab pemilik atau pemegang saham adalah terbatas,
yaitu sebatas modal yang disetorkannya. Kekayaan pribadi pemilik tidak ikut
menanggung utang – utang perusahaan. Oleh karena itu bentuk ini disebut
Perseroan Terbatas (Naamlose Venootschaap/NV).
Kelebihan-kelebihan bentuk ini adalah :
a) Memiliki masa hidup yang terbatas.
b) Pemisahan kekayaan dan utang – utang pemilik dengan kekayaan dan utang-
utang perusahaan.
c) Kemampuan memperoleh modal yang sangat luas.
d) Penggunaan manajer yang profesional.
5) Yayasan
Yayasan adalah bentuk organisasi wasta yang didirikan untuk tujuan sosial
kemasyarakatanyang tidak berorientasipada keuntungan. Misalnya Yayasan Panti
Asuhan, Yayasan yang mengelola Sekolahan Swasta, Yayasan Penderita Anak
Cacat dll.
c. Koperasi
Koperasi adalah usaha bersama yang memiliki organisasi berdasarkan atas
azaz kekeluargaan . Koperasi bertujuan untuk menyejahterahkan anggotanya. Dilihat
dari lingkunganyya koperasi dabat dibagi menjadi:
1) Koperasi Sekolah
2) Koperasi Pegawai Republik Indonesia
3) KUD
4) Koperasi Konsumsi
5) Koperasi Simpan Pinjam
6) Koperasi Produksi
Prinsip koperasi :
1) Keanggotaan bersifat suka rela
2) Pengelolaan bersifat demokratis
d. Lembaga Keuangan
Dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa
keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi
keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk
perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris) , Credit Union, pialang
saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun, dan bisnis
serupa lainnya.
Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank (asuransi, pegadaian, perusahaan
sekuritas, lembaga pembiayaan, dll).
Bentuk Kerjasama (Gabungan/Ekspansi)
e. Bentuk Penggabungan Perusahaan
Lingkungan Perusahaan yaitu seluruh faktor-faktor yang ada diluar Perusahaan
yang dapat menimbulkan peluang yang lebih atau ancaman terhadap perusahaan
tersebut
f. Bentuk-bentuk Penggabungan:
1) Trust
2) Kartel
3) Merger
4) Holding company
5) Concern
6) Corner dan ring
7) Syndicat
8) Joint venture
9) Production sharing
10) Waralaba ( franchise )
g. Bentuk Pengkhususan Perusahaan
Ada 4 bentuk yaitu :
1) Spesialisasi
2) Trust/Kartel
3) Holding Company
4) Joint Venture
Pengkonsentrasian Perusahaan
1) Trust
Trust merupakan suatu bentuk penggabungan / kerjasama perusahaan
secara horisontal untuk membatasi persaingan, maupun rasionalisasi dalam bidang
produksi dan penjualan. Perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan trust
menyerahkan saham-sahamnya kepada Trustee (orang kepercayaan) untuk
menerbitkan sertifikat sahamnya.
2) Holding Company
Holding Company / Perusahaan Induk yaitu perusahaan yang berbentuk
Corporation yang menguasai sebagian besar saham dari beberapa perusahaan lain.
Dalam hal ini status perusahaan lain akan menjadi perusahaan anak dan kebijakan
perusahaan anak akan ditentukan oleh Holding (Induk). Holding Company bisa
terbentuk karena terjadinya penggabungan secara vertikal maupun horisontal.
Contoh Astra International, PT. Dharma Inti Utama.
3) Kartel
Kartel adalah bentuk kerjasama perusahaan-perusahaan dengan produksi
barang dan jasa sejenis yang didasarkan perjanjian bersama untuk mengurangi
persaingan.
Kartel dibagi dalam beberapa bentuk :
a) Sindikasi
Sindikasi dalah bentuk perjanjian kerjasama antara beberapa orang
untuk melaksanakan suatu proyek. Sindikasi juga dapat melakukan perjanjian
sindikasi untuk memusatkan penjualan pada satu lokasi tertentu, disebut
sindikasi penjualan. Ada juga sindikasi perbankan (beberapa bank bersindikasi
untuk membiayai suatu proyek yang besar)
b) Concern
Concern adalah suatu bentuk penggabungan yang dilakukan baik secara
horisontal maupun vertikal dari sekumpulan perusahaan Holding. Concern
dapat muncul sebagai akibat dari satu perusahaan yang melakukan perluasan
usaha secara horisontal ataupun vertikal melalui pendirian perusahaan baru.
Dengan concern, penarikan dana untuk anak perusahaan dapat
dilakukan melalui induk perusahaan yang kedudukannya di pasar modal lebih
kuat dibandingkan bila anak perusahaan beroperasi sendiri-sendiri di pasar
modal.
c) Joint Venture
Merupakan perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama antara
beberapa perusahaan yang berdiri sendiri. Tujuan utama pembentukan
perusahaan joint venture ini adalah untuk memenuhi kebutuhan komunikasi
selular bagi segmen yang sering bepergian untuk menikmati layanan yang
friendly (ramah) dan biaya yang efisien, dimana pelanggan akan merasakan
layanan di luar negeri seperti layanan selular di negara sendiri. Aktivitas pokok
Bridge adalah mengembangkan suatu proses koordinasi regional dimana
seluruh pelanggan dapat menikmati layanan selular regional yang ditawarkan
oleh salah satu operator yang masuk dalam grup Bridge.
d) Trade Association
Yaitu persekutuan beberapa perusahaan dari suatu cabang perusahaan
yang sama dengan tujuan memajukan para anggotanya dan bukan mencari
laba.
Contoh: APKI (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia, ASIRI (Asosiasi
Industri Rekaman Indonesia)
e) Gentlement’s Agreement
Persetujuan beberapa produsen dalam daerah penjualan dengan maksud
mengurangi persaingan diantara mereka.

Cara-Cara Penggabungan / Penyatuan Usaha


a. Consolidation / Konsolidasi
Adalah penggabungan beberapa perusahaan, yang semula berdiri Sendiri-Sendiri
Menjadi satu perusahaan baru dan perusahaan lama ditutup
b. Merger
Dengan melakukan merger, suatu perusahaan mengambil alih satu atau beberapa
PT lainnya. PT yang diambil alih tersebut dibubarkan dan modalnya menjadi
modal PT yang mengambil alih. Para pemegang saham PT yang dibubarkan
menjadi pemegang saham PT yang mengambil alih.
c. Aliansi Strategi
Aliansi stategi adalah kerja sama antara dua atau lebih perusahaan dalam rangka
menyatukan keunggulan yang mereka miliki untuk menghadapi tantangan pasar
dengan catatan kedua perusahaan tetap berdiri sendiri-sendiri.
Contoh ; PT. A yang bergerak dalam bidang properti melakukan aliansi strategi
dengan PT. B yang mempunyai keunggulan dalam peralatan untuk membangun
konstruksi.Telkomsel melakukan aliansi strategis dengan enam operator selular
di Asia Pasifik telah menandatangi kesepakatan pembentukan perusahaan joint
venture yang dinamakan Bridge Mobile Alliance (Bridge).
d. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambilalihan sebagian saham perusahaan oleh perusahaan
lain dan perusahaan yang mengambil alih menjadi holding sedangkan
perusahaan yang diambil alih menjadi anak perusahaan dan tetap beroperasi
seperti sendiri tanpa penggantian nama dan kegiatan.
Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau
jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone,
Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
Referensi :

Firdausriza (2010). Makalah Teori biaya produksi [Online]. Tersedia:


http://lanicitraagustini.blogspot.com/2012/03/teori-biaya-produksi.html

Ani Pinayani, Modul Kewirausahaan SMK: Memilih Bentuk Usaha dan Perijinan,
DirektoratPendidikan Menengah Kejuruan, 2004

Hesti Maheswari, Studi Kelayakan Bisnis, Pusat Pengembangan Bahan Ajar


UniversitasMercubuana, Jakarta, 2011

Kartika Sari, Elsi., Simangunsong, Advendi, Hukum Dalam Ekonomi, PT. Gramedia
WidiasaranaIndonesia, Jakarta, 2007

M.Fuad, dkk, Pengantar Bisnis, Edisi ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006

Solihin, Ismail, Pengantar Bisnis: Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, Edisi Pertama, Kencana
Prenada Media Grup, Jakarta, 2006

Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta, 2010.

http://id.wikipedia.org
http://chandraardiansyah45.blogspot.co.id/2013/04/makalah-teori-produksi-dan-biaya.html

1. Danniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.


2. Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
3. Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi
Ketiga, Cetatakan Ke 26, Jakarta.
4. http://artonang.blogspot.co.id/2016/05/ilmu-ekonomi.html
5. http://artonang.blogspot.co.id/2018/05/pengertian-penawaran-supplay.html
6. http://artonang.blogspot.co.id/2018/05/hukum-penawaran-legal-of-supplay.html
7. Ahman, H., E., Rohmana, Y., 2007,”Ilmu Ekonomi Dalam PIPS”, Edisi Kedua, Cetakan
Pertama, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta.
8. Soediyono R., Pengantar Ekonomi Mikro; Perilaku Harga dan Konsumen, seri diktat
kuliah, Penerbit Gunadarma, 1993,
9. http://artonang.blogspot.co.id/2018/05/kurva-penawaran-dan-pergeseran-kurva.html
10. http://artonang.blogspot.co.id/2018/05/faktor-yang-mempengaruhi-penawaran.html
11. Suparmoko, Pengantar Ekonomika Mikro, BPFE Yogyakarta, 2000.
12. Farid Wijaya, Teori ekonomi makro, BPFE. UGM, Yogyakarta 1999.
Referensi :

1. Sadono sukirno, Pengantar teori ekonomi makro, Edisi ke 3, PT. RajaGrafindo


Persada, Jakarta, 2002
2. http://artonang.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-ilmu-ekonomi.html
3. Danniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
4. Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.
5. Farid Wijaya, Pengantar ekonomi makro, BPFE. UGM, Yogyakarta 2000 
6. Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro. Jember: CSS.
7. Virgantari, dkk. 2011. Analisis Permintaan Ikan di Indonesia: Pendekatan Model
Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS). Jurnal Sosek KP. Vol. 6(2): 191 – 203.
PENGANTAR ILMU
EKONOMI

NAMA : IRWANSYAH
PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN
SEMESTER 1 ( GANJIL )

FAKULTAS EKONOMI & MANAJEMEN


PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS SAMAWA
DAFTAR ISI :

1. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi.


2. Teori Permintaan
3. Teori Penawaran
4. Elastisitas
5. Prosuksi dan Biaya Produksi
6. Prosuk dan Pendapatan Nasional
7. Kebijakan Fisikal dan Moneter
8. Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
9. Ekonomi International

Anda mungkin juga menyukai