NIM : 6701174023
Kelas : D3SI-41-03
Rangkuman Etika Profesi
A Lisensi Software
.
a) Pengertian Lisensi
Lisensi software adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada
pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan
pengalihan hak) untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau
sebagian jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat
tertentu.
b Jenis-jenis Lisensi
)
1) Lisensi Komersial
adalah Jenis lisensi yang biasa ditemui pada perangkat lunak yang dibuat untuk
kepentingan komersial sehingga pemakai yang ingin menggunakannya harus
membeli atau mendapatkan izin penggunaan dari pemegang hak cipta.
Contoh : Microsoft dengan Windows dan Office, Lotus, Oracle, Coreldraw,
Autocad dan sebagainya.
2) Lisensi Trial Software
Lisensi untuk keperluan demo dari sebuah perangkat lunak sebelum diluncurkan
ke masyarakat. Lisensi ini mengizinkan pengguna untuk menggunakan,
menyalin, atau menggandakan perangkat lunak tersebut secara bebas, tidak
memiliki fungsi dan fasilitas selengkap versi komersialnya dan biasanya dibatasi
oleh masa aktif tertentu.
Contoh: Program Adobe Photoshop CS Trial Version 30 for days.
3) Lisensi Non Commercial Use
Diperuntukkan untuk kalangan pendidikan atau yayasan tertentu di bidang social
dan untuk penggunaan pribadi. Sifatnya yang tidak komersial, biasanya gratis
tetapi dengan batasan penggunaan tertentu.
Contoh: Perangkat lunak yang memiliki lisensi ini adalah program star office
yang dapat berjalan di bawah system operasi Linux dan Windows sekaligus.
4) Lisensi Shareware
Mengizinkan pemakainya untuk menggunakan, menyalin, atau menggandakan
tanpa harus meminta izin pemegang hak cipta. Berbeda dengan trial software,
Lisensi ini tidak dibatasi oleh batas waktu dan memiliki feature yang lengkap.
Lisensi ini biasanya ditemui pada perangkat lunak perusahaan kecil.
Beberapa contoh lisensi ini: Winzip, Paint Shop Pro, ACD See.
5) Lisensi Freeware
Biasanya ditemui pada perangkat lunak yang bersifat mendukung atau
memberikan fasilitas tambahan (tools) dengan kemampuan yang terbatas
dibandingkan dengan versi yang untuk penggunaan komersial (bisnis).
Contohnya: Plug in Power point, Adobe PhotoShop.
6) Lisensi Royalty-Free Binaries
Serupa dengan freeware, hanya saja produk yang ditawarkan adalah library
berfungsi melengkapi perangkat lunak yang sudah ada dan bukan merupakan
suatu perangkat lunak yang berdiri sendiri.
7) Lisensi Open Source
Lisensi yang diberikan kepada software-software yang bersifat Open Source atau
menggunakan hak cipta publik yang dikenal sebagai GNU Public License
(GPL). Adapun prinsip dasar GPL berbeda dengan hak cipta, GPL pada dasarnya
berusaha memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi pencipta software untuk
mengembangkan kreasi perangkatnya dan menyebarkannya secara bebas
kemasyarakat umum (publik).
Contohnya : GNU/GPL, The FreeBSD, The MPL. Jenis-jenis software yang
memakai lisensi ini misalnya Linux, sendmail, apache dan FreeBSD.
B. Software Piracy
a) Pengertian Open Source
1) Source adalah perintah – perintah yang digunakan untuk membuat aplikasi.
2) Open source adalah Perangkat lunak yang dikembangkan secara gotong-royong
tanpa koordinasi resmi, menggunakan kode program (source code) yang tersedia
secara bebas, serta didistribusikan melalui internet. “(Esther Dyson ,1998).
3) Open Source adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu
individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan
memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas di
internet.
b Latar Belakang
)
Open Source tidak sama dengan ‘gratis’. Tapi janganlah heran, jika ternyata
sebagian besar produk Open Source bisa diperoleh secara ‘bebas’, Karena kata ‘Free’
yang ada, sebenarnya berasal dari kata ‘Freedom’,yaitu ‘Merdeka’.
Pola pengembangan open source mengambil model ala bazaar, sehingga pola Open
Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber
dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah
program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan
termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan
balik kepada orang banyak.
Pola Open Source lahir karena kebebasan berkarya, tanpa intervensi berpikir dan
mengungkapkan apa yang diinginkan dengan menggunakan pengetahuan dan produk
yang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika dilepas ke publik.
Komunitas yang lain mendapat kebebasan untuk belajar, mengutak-ngatik, merevisi
ulang, membenarkan ataupun bahkan menyalahkan, tetapi kebebasan ini juga datang
bersama dengan tanggung jawab, bukan bebas tanpa tanggung jawab.
c) Jenis Lisensi Open Source
1) OSS (Open Source Software)
Perangkat lunak yang dikembangkan secara gotong-royong tanpa koordinasi
resmi, menggunakan kode program (source code) yang tersedia secara bebas,
serta didistribusikan melalui internet. “(Esther Dyson ,1998).
2) OSI (Open Source Initiative)
Suatu organisasi nirlaba yang mendorong pemasyarakatan dan penyatuan Open
Source yang diinisiasi oleh Erick Raymond dan tim-nya.
3) OSD (Open Source Definition)
Open Source yang terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. The GNU-GPL (General Public License)
b. The LGPL (Library GNU GPL)
c. The BSD (Berkeley Software Distribution) License
d. The X Concortiun License
e. The Artistic
f. The MPL (Mozilla Public License)
g. The QPL (Q Public License)
c) Contoh Open Source Software
• HP
• MySQL
• Linux
• Apache (web server)
• Fetchmail
• KDevelop (sebuah IDE FOSS untuk KDE untuk komputer dengan sistem
operasi Unix (termasuk Linux)) .
• DevC++ (sebuah Integrated Development Environment (IDE) yang
didistribusikan di bawah lisensi GNU GPL, untuk membantu programming dalam
bahasa C/C++).
d Aspek Hukum Lisensi Open Source
)
Dari sudut pandang Hukum, penggunaan software open source terjamin
legalitasnya karena lisensi publik menyatakan bahwa software ini bebas digunakan
dan digandakan.
Pengguna software ini tidak akan dipusingkan oleh masalah lisensi.
Menggunakan software yang tidak berlisensi (bajakan) adalah melanggar hukum
dengan ancaman denda atau penjara.
e) Hukum tentang Lisensi di Indonesia
Undang-Undang Hak Cipta No 28 tahun 2014
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta adalah hak eksklusif
pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu
ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
UU Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta secara umum mengatur tentang:
1. Pelindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para Pencipta dan/atau
Pemilik Hak Terkait, termasuk membatasi pengalihan hak ekonomi dalam
bentuk jual putus (sold flat).
2. Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase atau
pengadilan, serta penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana.
3. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan
dan/atau pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di pusat tempat
perbelanjaan yang dikelolanya.
4. Hak Cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan objek
jaminan fidusia.
5. Pencipta, Pemegang Hak Cipta, pemilik Hak Terkait menjadi anggota
Lembaga Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau Royalti.
6. Pencipta dan/atau pemilik Hak Terkait mendapat imbalan Royalti untuk
Ciptaan atau produk Hak Terkait yang dibuat dalam hubungan dinas dan
digunakan secara komersial.
f) Software Piracy
1) Harddisk Loading
Pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh para penjual komputer yang
tidak memiliki lisensi untuk komputer yang dijualnya, tetapi software-software
tersebut dipasang (install) pada komputer yang dibeli oleh pelangganya
sebagai “bonus”.
2) Under Licensing
Pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
mendaftarkan lisensi untuk sejumlah tertentu, tetapi pada kenyataanya software
tersebut dipasang (install) untuk jumlah yang berbeda dengan lisensi yang
dimilikinya (bisanya dipasang lebih banyak dari jumlah lisensi yang dimiliki
perusahaan tersebut).
3) Counterfeiting
Pembajakan software yang tergolong pada Counterfeiting adalah pembajakan
software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan pembuat software-software
bajakan dengan cara memalsukan kemasan produk (Packaging) yang dibuat
sedemikian rupa mirip sekali dengan produk aslinya. Seperti : CD Installer,
Manual Book, Dus (Packaging), dll.
4) Mischanneling
Pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh suatu institusi yang
menjualnya produknya ke institusi lain dengan harga yang relatif lebih murah,
dengan harapan institusi tersebut mendapatkan keuntungan lebih (revenue) dari
hasil penjualan software tersebut.
5) End User Copying
Pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh sesorang atau institusi yang
memiliki 1 (satu) buah lisensi suatu produk software, tetapi software tersebiut
dipasang (install) pada sejumlah komputer.
6) Internet
Jenis pembajakan software banyak dilakukan dengan menggunakan media
internet untuk menjual atau menyebarluaskan produk yang tidak resmi
(bajakan).
Contoh : software, lagu (musik), film (video), buku, dll dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan (bisnis).