Anda di halaman 1dari 4

A.

Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat interaksi antara asupan energi dan
protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh. Status gizi
bayi adalah keadaan gizi pada bayi yang dapat diketahui dengan membandingkan antara berat
badan menurut umur dan panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan.
Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, maka disebut gizi baik.

Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran beberapa parameter antropometri, yang
kemudian hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan rujukan yang telah ditetapkan.
Antropometri gizi sendiri yaitu berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran
tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, lingkar lengan atas dan tebal
lemak bawah kulit. Penilaian status gizi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya status gizi
yang salah. Apabila terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara hasil penilaian dengan
rujukan yang ada, maka hal ini disebut sebagai masalah gizi.

B. Permasalahan Gizi

1. Masalah gizi berat badan bayi lahir rendah

Berat badan lahir rendah (BBLR)adalah salah satu masalah gizi pada bayi. Sesuai
namanya, kondisi berat badan lahir rendah ini terjadi ketika bayi yang baru lahir memiliki
berat badan di bawah rentang normal.Idealnya, bayi baru lahir tergolong memiliki berat
badan normal jika hasil pengukuran ada di rentang 2,5 kilogram (kg) atau 2.500 gram (gr)
sampai dengan 3,5 kg atau 3.500 gr.Jadi, apabila berat badan bayi baru lahir yang berada di
bawah 2.500 gram, menandakan bahwa ia mengalami masalah gizi berupa BBLR. Rentang
berat badan normal tersebut berlaku untuk bayi baru lahir di usia kehamilan 37-42 minggu.

2. Masalah gizi bayi kurang

Gizi kurang termasuk satu dari beberapa masalah gizi pada bayi yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara asupan energi dan kebutuhan gizi harian.Dengan kata lain, asupan
harian bayi dengan gizi kurang cenderung lebih sedikit dan tidak mampu mencukupi
kebutuhan tubuhnya.Berdasarkan Permenkes No. 2 Tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak, bayi termasuk dalam kelompok gizi kurang saat pengukuran berat badan
menurut tinggi badannya berada di bawah normal.

3. Masalah gizi buruk pada bayi


Masalah gizi lainnya pada bayi yakni gizi buruk. Gizi buruk adalah keadaan saat berat
badan berdasarkan tinggi badan bayi berada jauh dari rentang yang seharusnya.Permenkes
No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak menjabarkan bahwa pengukuran bayi
dengan kategori gizi buruk yakni kurang dari -3 SD.Sama halnya seperti gizi kurang yang
mencakup beberapa masalah, gizi buruk pun demikian.Masalah gizi buruk pada bayi dapat
dibagi menjadi kwashiorkor, marasmus, dan marasmus-kwashiorkor.

4. Masalah gizi lebih pada bayi

Masalah gizi lainnya yang juga bisa dialami bayi yaitu kelebihan gizi. Kelebihan gizi
atau gizi lebih adalah kondisi saat berat badan berdasarkan tinggi badan si kecil berada di atas
rentang normalnya.Bayi dengan gizi lebih bisa memiliki salah satu dari dua kondisi, yaitu
antara berat badan lebih (overweight) dan obesitas pada bayi.Bayi dikatakan memiliki berat
badan lebih saat pengukurannya berada di rentang +2 SD sampai +3 SD. Sementara untuk
obesitas berbeda dengan gemuk biasa karena berada di atas pengukuran +3 SD.

5. Masalah gizi stunting pada bayi

Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada tubuh bayi. Kondisi ini membuat
panjang atau tinggi badan bayi tidak sesuai dengan rata-rata anak seusianya.Stunting pada
bayi bukan hal yang bisa dianggap remeh. Jika tidak segera diketahui dan ditangani dengan
tepat, stunting dapat membuat perkembangan fisik maupun kognitif bayi terhambat dan
kurang optimal di kemudian hari.Hal ini dikarenakan kondisi bayi yang mengalami stunting
umumnya sulit kembali normal bila sudah terlanjur terjadi.

C. Cara Mengukur Status Gizi dengan Antropometri

1. BB/U dan TB/U


Pemantauan berat badan pada tahun pertama kehidupan sangatlah penting. Menurut
Merryana Andriani dan Bambang Wirjatmadi, 2012 kenaikan berat badan berdasarkan
triwulan sebagai berikut:
a. 700 – 1000 g/bulan pada triwulan I
b. 500 – 6000 g/ bulan pada triwulan II
c. 350 – 450 g/bulan pada triwulan III
d. 250 – 350 g/bulan pada trwulan IV.
2. Lingkar Kepala
Lingkar kepala mencerminkan volume intracranial. Pertumbuhan lingkar kepala ini
digunakan untuk menaksir pertumbuhan otak dan laju pertumbuhan pesat pada 6 bulan
pertama bayi yaitu dari 35 cm saat lahir menjadi 43 cm pada umum 6 bulan. Pertumbuhan
akan berkurang menjadi 46,5 cm pada usia 1 tahun dan 49 cm pada umur 2 tahun.
Pertumbuhan selanjutnya akan bertambah 1 cm sampai berumur 3 tahun. Oleh karena itu
pengukuran lingkar kepala akan sensitif apabila dilakukan pada umur dibawah 3 tahun
(Merryana A dan Bambang Wirjatmadi, 2012).
3. LILA
Lingkar lengan atas ini dikombinasikan menurut umur dengan mengacu kepada standar
Wolanski. Pada bayi 0 – 30 hari , status Kurang Energi Kronis (KEK) dengan ambang batas
LiLA ≤ 9,5 cm.

Anda mungkin juga menyukai