56 458 2 PB
56 458 2 PB
Shohib
Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Bandung
Jl. Soekarno HattaNo. 716 Bandung
Email: shohib999@yahoo.co.id
Abstract
Da'wah is an attempt to change the situation to a better and perfect situation according to
Islamic teachings both to the person and society. With other phrases da'wah is an attempt of
the faithful to realize Islam in terms of life both to individuals, families, society. Da'wah is the
actualization of faith and duties and sacred duties of every Muslim according to their
capacity and capability respectively as the embodiment of Islam rahmatan lil alamin.Melalui
search related literature on da'wah, this paper discusses the nature and purpose of Islamic
da'wah.
Abstrak
Dakwah merupakan usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna
menurut ajaran Islam baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dengan kalimat lain dakwah
merupakan usaha orang beriman untuk mewujudkan Islam dalam segi kehidupan baik
terhadap individu, keluarga, masyarakat. Dakwah merupakan aktualisasi iman dan kewajiban
serta tugas suci setiap muslim sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas masing-masing
sebagai perwujudan Islam rahmatan lil alamin.Melalui penelusuran literatur yang berkaitan
tentang dakwah, tulisan ini membahas hakikat dan tujuan dakwah Islam.
83
Volume XII Nomor 32 Tatar Pasundan
Januari –April 2018 Jurnal Diklat Keagamaan
La ikroha fiddin (Q.S. 2: 256) dan Lakum pilihan yang berbeda. Pada hakikatnya
dinukum waliyadin.( Q.S. 109: 6) tidak ada seorangpun bahkan lembaga
Dewasa ini ada sekelompok umat yang berhak dan memiliki otoritas imanai
Islam yang mengklaim diri sebagi yang atas manusia, sehingga tafsiranya mutlak
paling benar berdakwah tidak hanya untuk diikuti laiknya wahyu Tuhan. Tokoh
mengajak kepada kebaikan tetapi sekaligus agama dan lembaga keagamaan tidak
melenyapkan kemunkaran dengan cara- berhak mengambil wewenang Tuhan untuk
cara yang tidak santun bahkan cenderung menilai sesat dan lurusnya iman seseorang
memaksakan kehendak. Dakwah demikian (Q.S. 4: 88; 4:143)
membuat orang was-was dan tidak tenang Keimanan seseorang tertanam di
dalam menjalankan keyakinan dan pilihan dalam dada. Hanya Allah SWT yang
hidupnya. Jika melihat kasus akhir-akhir memiliki otoritas mutlak untuk mengukur
ini ada sekelompok umat Islam yang dan menilainya. Manusia dapat
menampilkan dakwah yang menakutkan. menyingkap keimanan seseorang dari
Perbuatan teror diklaim sebagai jalan perbuatan baik atau buruk. Namun hal itu
dakwah (jihad). Pengertian jihad dalam bukanlah ukuran pasti dan mutlak untuk
agama Islam mempunyai arti berjuang mengukur hakikat keimanan seseorang.
dengan sungguh-sungguh dalam Keimanan hakiki hanya dapat dinilai dan
menegakan agama Allah. Oleh sebab itu diukur oleh yang maha mutlak. Perbedaan
kegiatan sosial, politik, ekonomi, dalam memahami dan mengamalkan
pendidikan, kebudayaan dan dakwah keagamaan adalah sunatullah. Faktanya di
adalah manifestasi jihad (Q.S. 61 : 11-12). dalam sejarah peradaban Islam dari masa
Keliru memilih sistem, keliru pula jalan klasik hingga sekarang terdapat berbagai
yang ditempuh dan melesetlah tujuan yang macam firqoh dalam teologi, madzhab
harus dicapai. Cara teror, paksaan dalam tafsir dan fiqh serta tarekat dala
merupakan pilihan yang keliru karena tak tassawuf dan itu sah-sah saja.
lebih dari premanisme dan tidak patut Kesepakatan dalam satu iman
dilakukan oleh setiap muslim yang dituntut dalam sekelompok orang boleh jadi benar
menjunjung nilai-nilai humanisme sesuai untuk orang tersebut namun belum tentu
dengan prinsip ajaran Islam. bagi orang lain. Tuhan satu dalam tauhid
Upaya pengharaman Aliran non namun berbeda dalam hal syariat. Allah
maistream dan pemikiran sekulerisme, sendiri menerangkan banyak jalan menuju
pluralisme dan liberalisme dalam agama di kepada-Nya (Q.S.29:69). Al-Qur’an
Indonesia memicu pengrusakan, teror dan sendirimengajarkan berdakwah adalah
intimidasi oleh sekelompok umat Islam mengajak dan menuntun orang lain bukan
terhadap penganut Ahmadiyah dan dengan memusuhi bahkan memaksa
penganjur ide-ide sekulerisme, pluralisme apalagi dengan cara-cara kekerasan
dan liberalisme. Pengharaman terhadap terhadap seseorang yang memiliki pilihan
penyimpangan dari mainstream baik dalam berbeda. Berdakwah justru menghidupkan
pemahaman dan pengamalan agama boleh pilihan pilihan yang berbeda dengan cara
jadi benar dalam takaran imani namun mengajak manusia ke jalan Tuhan dengan
cara-cara kekerasan dianggap kurang bijaksana (hikmah), memberi pelajaran
strategis dalam takaran metodologi dakwah yang baik (mauidzah ) serta berdiskusi
serta jauh dari yang diajarkan Nabi SAW. (mujadalah) dengan cara yang baik pula
Berdakwah dengan cara pemaksaan yang dijiwai nilai-nilai humanisme dalam
kehendak dan kekerasan tidak mengajak rangka memanusiakan manusia.
seseorang atau kelompok untuk Alan Lightman (1999)
memanfaatkan kemerdekaan pilihanya mempertanyakan otoritas baik perorangan
(Q.S.18 : 29), bahkan mereka sekuat maupun lembaga yang gemar melakukan
tenaga untuk menistakan dan melenyapkan tirani makna atas perbedaan dan tafsiran.
84
Tatar Pasundan Volume XII Nomor 32
Jurnal Diklat Keagamaan Januari- April 2018
Karena peniadaan atas perbedaan dan hidup yang setiap saat dapat timbul baik
tafsiran adalah penghianatan atas firman pada masa lalu, masa kini maupun masa
Allah Q.S 5 : 48. yang akan datang. Sebagai sistem hidup
Menganjurkan kebaikan dan jahiliyah mengejawantah dalam pemikiran,
mencegah kemunkaran untuk mencapai konsep-konsep, sikap, prilaku dan
tujuan dakwah dengan cara-cara kekerasan kenyataan hidup.
dan pemaksaan jauh dari nialai-nilai Sebagai individu manusia
kemanusiaan dengan dalih apapun membutuhkan keteduhan, ketenangan dan
bukanlah dakwah yang dicontohkan Nabi kedamaian. Disamping butuh akan
SAW. kebebasan berfikir dan aktualisasi diri.
Dari uraian diatas dapat Sebagai keluarga manusia butuh
dirumuskan permasalahan, ”Bagaimana perlindugan, pengayoman, dan ikatan
hakikat dan tujuan dakwah dalam Islam ? keluarga yang kuat. Sebagai masyarakat
Selain itu, dalam penulisan ini manusia membutuhkan saling mengenal,
menggunakan studi pustaka yang berkaitan tolong menolong dan perdamaian seperti
dengan hakikat dan tujuan dakwah dalam yang disinyalir Aristoteles yang
Islam. menyatakan manusia sebagai zoon
politikon. Peradaban modern terbukti tidak
KEBUTUHAN MANUSIA sanggup memenuhi kebutuhan kebutuhan
dasar manusia tersebut.
TERHADAP DAKWAH
Bertolak dari kondisi jahiliyah
Kehidupan bangsa Arab pra Islam
modern tersebut maka dakwah dan seruan
dikenal dengan sebutan Jahiliyah
kepada Islam sebagai suatu keharusan
Kehidupan jahiliyah ditandai dengan
yang mutlak dan mendesak. Dengan
prilaku manusia yang tanpa aturan serta
demikian dakwah bukan hanya menjadi
jauh dari nilai nilai kemanusiaan, baik
kebutuhan umat Islam tetapi merupakan
berkenaan dengan aqidah maupun akhlak.
kebutuhan kemanusiaan.
Dari segi tauhid penyimpangan ditandai
dengan berkembangnya paganisme atau
penyembahan terhadap berhala batu dan KEWAJIBAN BERDAKWAH
lainnya yang menghancurkan sendi-sendi Dakwah merupakan sesuatu
aqidah. Sementara dalam bidang ahlak kewajiban dalam ajaran Islam yang
penyimpangan dalam bentuk kezaliman dibebankan Agama kepada umatnya baik
dan kekerasan yang biasa dilakukan yang sudah menganutnya maupun belum.
terhadap orang lemah, yatim dan kaum Dalam masalah ini semua ulama sepakat.
perempuan.(Rahman,2003:54) Sejauh ini perbedaan yang ada hanya
Abad sekarang yang serba berkisar pada apakah kewajiban ini bersifat
kompetitif serta manusia telah individual, berlaku bagi setiap muslim
mendewakan ilmu pengetahuan dan (wajib ain) ataukah kewajiban bersifat
teknologi sehingga menjadi semacam kolektif, berlaku untuk kelompok tertentu
agama baru (psuedo agama) bagi sebagian sebagai representasi kelompok lain
manusia. Di samping mendewakan iptek sehingga ketika tugas dakwah telah
manusia modern telah menentukan tuhan- dilaksanakan suatu kelompok gugur
tuhan baru bernama produksi, harta benda kewajiban kelompok lain dalam komunitas
dan kenikmatan hidup (materialisme dan yang sama (wajib kifayah). Sebagian
hedonisme). Keadaan sekarang dapat pula ulama berpendapat bahwa dakwah
disebut dengan jahiliyah modern. Fakta- merupakan kewajiban individu. Sekalipun
fakta diatas merupakan bukti jahiliyah demikian dakwah tetap memerlukan
bukanlah fase tertentu dalam sejarah kelompok khusus yang ahli dan memiliki
kehidupan manusia, melainkan sistem kemampuan manajerial dalam
melaksanakan tugas dakwah. Sebagian lain
85
Volume XII Nomor 32 Tatar Pasundan
Januari –April 2018 Jurnal Diklat Keagamaan
86
Tatar Pasundan Volume XII Nomor 32
Jurnal Diklat Keagamaan Januari- April 2018
Makrifat Allah dan Tauhid Allah dan hal pokok yang akan mengantarkan
Islam. manusia memperoleh kehidupan yang
Makrifat Allah bermakna sempurna.
memperkenalkan kepada manusia Tuhan Pertama, aqidah tauhid yang akan
mereka yang sebenarnya ,yaitu Allah SWT membebaskan manusia dari penyembahan
dan membimbing manusia agar selain Allah SWT (prinsip tauhid). Kedua,
menyembah hanya kepada Nya. Dengan seruan kepada hukum-hukum Allah SWT
demikian tujuan dakwah yang terpenting dalam arti ajakan untuk membangun dan
adalah Makrifat Allah dan Tauhid Allah. mengatur kehidupan dengan undang-
Dakwah bertujuan pula agar undang Allah (prinsip syari’ah). Ajakan ini
manusia menjadi muslim, yaitu agar akan menempatkan manusia sejajar di
tunduk dan berserah diri kepada Allah muka hukum, terlepas dari kepentingan
dengan melepaskan diri dari penuhanan dan dominasi perorangan atau kelompok
terhadap sesama mahluk dan hanya tertentu yang berpengaruh dalam
menuhankan Allah semata. Islam menjadi masyarakat. Ketiga, seruan kepada konsep
misi semua nabi dan utusan Allah dan hidup atau sistem kehidupan yang sesuai
menjadi ajaran inti dari setiap agama yang dengan fitrah manusia, yang tidak lain
benar dari nabi Ibrahim sampai nabi adalah sisitem Islam itu sendiri. Keempat,
Muhammad saw membawa misi yang ajakan kepada kemajuan dan kemuliaan
sama, yaitu Islam. hidup dengan aqidah dan sistem Islam
Islam menjadi inti dari semua untuk kemudian membebaskan manusia
agama yang benar, menghendaki agar dari perbudakan dan penyembahan
manusia melepaskan diri dari pengaruh terhadap sesama manusia. Kelima, seruan
hukum dan nilai-nilai manusia dan hanya kepada jihad Islam untuk dapat
tunduk dan patuh kepada hukum dan mewujudkan dan mengokohkan sistem
undang-undang Allah. Untuk itu Islam di Islam di muka bumi.
bawa Nabi Muhammad saw dan nabi
sebelumnya. Kehadiran mereka membawa MEWUJUDKAN KEHIDUPAN
misi dan tujuan yang sama, yaitu YANG DAMAI DAN
membawa manusia kepada hukum Allah.
HARMONIS
Dengan kata lain manusia harus kembali
Sebagai sistem hidup yang
kepada al-Islam, dengan menjadikan
sempurna, Islam tidak hanya dalam tataran
syari’at sebagai hukum dan undang-
pemikiran (teoritis) semata, tetapi dalam
undang yang mengatur kehidupan mereka
tataran praktis, mengatur semua aspek
dalam segala aspek kehidupan.
kehidupan manusia secara realistis dan
Tujuan dakwah tersebut merupakan
obyektif. Hal ini bermakna Islam harus di
tujuan secara umum yang terfokus pada
aplikasikan dalam kehidupan nyata dengan
aqidah dengan segala implikasinya.
membangun komunitas dan masyarakat
Aqidah memang menjadi titik tolak segala
Islam. Kegiatan dakwah pada hakikatnya
kebaikan dan kesejahteraan umat manusia.
adalah usaha membangun dan
Tujuan dakwah juga mengajak
mewujudkan masyarakat Islam( Sayyid
manusia kepada suatu bentuk kehidupan
Qutub,1982 :619 ).
yang sempurna, kehidupan dalam semua
Seorang muslim harus
bentuk dan seluruh maknanya yang
mengarahkan dakwahnya terhadap
sempurna. Firman Allah SWT (Q.S. al-
keluarga terlebih dahulu.tanpa
Anfal : 24). Ayat tersebut menunjukan
memperhatikan aspek pembinaan keluarga,
dengan jelas tujuan dakwah Islam yaitu
maka cita-cita untuk membentuk
menuju kepada kehidupan yang sempurna,
komunitas dan masyarakat Islam, akan
kehidupan dalam segala bentuk dan
aspeknya. Menurut Sayyid Qutub ada lima
87
Volume XII Nomor 32 Tatar Pasundan
Januari –April 2018 Jurnal Diklat Keagamaan
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Karim dan Terjemahnya, Kemenag RI, 2015
Ahmad Amin (1975) Fajr Islam. Syirkat at-taba’at al-fanniyah al-Islamiyyah.
Ahmad Subandi (2000) Ilmu Dakwah Bandung: Syahida.
A.Ilyas Ismail (2016) Paradigma Dakwah Sayyid Quttub. Jakarta : Penamadani
B.J. Boland (1971) The Strunggle of Islam in Modern Indonesia. The Hague Martinus Nijhof.
Fazlur Rahman (2003) Tema Pokok al-Qur’an,terj. Anas Mahyudin. Bandung; Pustaka
Salman.
H.M. Hafi Anshari (2003) Pemahaman dan Pengalaman Dakwah. Surabaya : al-Ikhlas.
Sayyid Quttub (1982) Fi Zhillal al-Qur’an. Beirut : Dar al-Syuruq.
88