Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS DEBIT TOTAL AIR TAMBANG DAN

SUMP PADA PT. INDONESIA MERDEKA COAL

Waluyo Hardianto
Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional

waluyo.h18@gmail.com

Abstrak
Pada industri pertambangan, curah hujan yang tinggi dapat menghambat kegiatan operasional
penambangan, baik dari segi peningkatan produksi maupun dari segi peralatan yang digunakan.
Curah hujan yang tinggi menyebabkan tidak tercapainya target produksi yang diinginkan. PT.
Indonesia Merdeka menggunakan sistem tambang terbuka. Sistem tambang terbuka akan
membentuk cekungan, sehingga air akan mudah masuk kedalam pit penambangan. Berdasarkan
hasil penilitian diperoleh luas DTH bukaan tambang 0.9802141123 km2, Q limpasan sebesar 12,17
m3/s, Q air hujan 0,029 m3/s, Q air tanah 1,28 m3/s, dan evaprotranspirasi 12,9 m3/s. Sehingga
diperoleh debit total air tambang sebesar 0,58 m3/s. Dengan debit total 0,58 m3/s dan volume sump
10440 m3 dengan asumsi hujan selama 5 jam. Selanjutnya air akan dipompa keluar menuju kolam
pengendapan.

Kata Kunci: air, curah hujan, tambang terbuka

1. PENDAHULUAN peningkatan produksi maupun

Indonesia merupakan dari segi peralatan yang

daerah yang beriklim tropis, digunakan. Curah hujan yang

dipengaruhi oleh musim tinggi menyebabkan tidak

kemarau dan musim hujan tercapainya target produksi yang

dimana curah hujan cukup diinginkan dan menyebabkan

tinggi. Pada industri peralatan cepat rusak karena

pertambangan, curah hujan yang berkarat.

tinggi dapat menghambat Air adalah salah satu faktor


kegiatan operasional yang mempengaruhi kegiatan
penambangan, baik dari segi penambangan. Air yang
menggenangi lokasi mempunyai umur yang lama.
penambangan merupakan
Pengamatan dilapangan
masalah yang penting untuk
terlihat adanya daerah
ditangani bagi perusahaan
tangkapan hujan yang luas.
penambangan. Hal ini
Diperlukan suatu bentuk upaya
dikarenakan air yang masuk ke
yang optimal untuk penanganan
lokasi penambangan dapat
air yang masuk ke pit. Melalui
mengganggu aktivitas
upaya penanganan air yang
penambangan dan
masuk ke pit, maka diharapkan
mengakibatkan terhambatnya
permasalahan yang timbul
produksi, Akibatnya terjadi
akibat tidak terkontrolnya air
penurunan produktivitas bahan
yang masuk ke pit dapat
galian yang dihasilkan.
dihindari dan diminimalisir,
Sistem penyaliran tambang sehingga aktifitas penambangan
adalah suatu usaha yang tetap dapat dilakukan walaupun
diterapkan pada daerah dlam cuaca yang ekstrim.
penambangan untuk mencegah,
mengeringkan, atau
2. METODE
mengeluarkan air yang masuk
2.1 Pengumpulan Data
ke daerah penambangan. Upaya
Tahap pengumpulan data diperoleh dari
ini dimaksudkan untuk
pengamatan langsung di lapangan (data
mencegah terganggunya
primer) dan literatur-literatur yang
aktivitas penambangan akibat
berhubungan dengan permasalahan yang
adanya air dalam jumlah yang
ada (data sekunder). Pengambilan data
berlebihan, terutama pada
tergantung dari jenis data yang
musim hujan. Selain itu, sistem
dibutuhkan yaitu:
penyaliran tambang ini juga
a. Data Primer
dimaksudkan untuk
- Luas Catchment Area
memperlambat kerusakan alat
Pembagian daerah tangkapan hujan dan
serta mempertahankan kondisi
luasannya ditentukan dengan
kerja yang aman, sehingga alat-
menggunakan software. Menentukan
alat mekanis yang digunakan
batas wilayah tangkapannya dari titik-
pada daerah tersebut
titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya c. Menentukan luas catchment
membentuk suatu poligon tertutup. area untuk perhitungan debit air
- Dimensi Sump limpasan yang masuk ke area
Data ini berguna untuk mengetahui penambanagan.
kapasitas daya tampung sump yang d. Perhitungan pada dimensi sump
akan diteliti dan akan dilakukan untuk mengetahui kapasitas dan
evaluasi. daya tampung sump.
b. Data Sekunder 3. Hasil dan Pembahasan
- Gambaran umum daerah penelitian
3.1 Luas Daerah Tangkapan

- Curah hujan
Hujan
Berdasarkan peta tambang
- Peta Topografi
diketahui luas daerah tangkapan hujan
bukaan tambang, luas sump, dan luas
2.2 Pengolahan Data
jalan tambang dengan bantuan software
Tahap pengolahan data ini yaitu
AutoCad.
pengolahan data setelah pengumpulan
data. Data yang diperoleh kemudian Adapun luasan masing-masing
dikelompokkan sesuai dengan daerah sebagai berikut :
kegunaannya untuk lebih memudahkan
Tabel 3.1 Luas Daerah
dalam penganalisaan yang selanjutnya
Tangkapan Hujan
disajikan dalam bentuk tabel, grafik atau
perhitungan penyelesaian. Data yang DTH Luas (km2)
diperoleh kemudia diolah sebagai Bukaan tambang 0.9802
Sump 0.003480
berikut: Jalan tambang 1 0.05128
a. Menentukan curah hujan Jalan tambang 2 0.02356
Jalan tambang 3 0.04076
rencana dari data curah hujan. Jalan tambang 4 0.020072
b. Menghitung intensitas curah
hujan berdasarkan parameter
curah hujan rencana dan waktu
konsentrasi yang ditentukan 3.2 Data Curah Hujan
berdasarkan jarak
Data curah hujan
dari titik terjauh menuju titik
didapatkan dari stasiun terdekat.
terkumpulnya air.
Yaitu stasiun Beji selama 20
tahun terakhir. Data curah hujan
Stasiun Siluk mulai tahun 1994- 6.4 1. 1.503
20 86 22 3212
2013. Berdasarkan data curah
03 7 61 1
hujan tersebut, di dapatkan
0.
data : 20 5.6 35 0.128
04 46 8 164
Tabel 3.2 data curah hujan
selama 20 tahun -
0.
Ta 20 5.1 09 0.009
x- (X- 05 63 7 409
hu X
x x)^2
n
0.
0. 20 5.5 27 0.077
19 5.2 00 0.000 06 39 9 841
94 68 8 064
1.
- 4. 20 6.9 71 2.934
2. 37 07 73 3 369
19 3.1 09 64
95 68 2 64 -
20 5.1 0. 0.004
- 08 89 07 9
0.
19 4.4 83 0.693 -
96 28 3 889 1.
20 3.3 87 3.500
- 09 9 1 641
1.
19 3.4 80 3.243 0.
97 59 1 601 20 5.8 62 0.389
10 85 4 376
-
0. 3. 9.668
19 4.8 45 0.203 20 8.3 10 9902
98 09 1 401 11 7 95 5

- -
1. 0.
19 3.7 51 2.283 20 5.1 14 0.020
99 5 1 121 12 17 4 736

- 0.
20 3.5 1. 2.788 20 5.2 00 0.000
00 95 67 9 13 67 6 036

20 7.3 2. 4.368 T 10
01 51 09 1 ot 5.2 37.38
al 11   34
1.
20 6.3 09 1.201
02 57 6 216
3.2.1 Perhitungan Curah Hujan 1.514
tn
Rata-Rata
J = ( )
5
=
1.514
Berdasarkan data curah hujan 25.14
yang di dapat, dapat di hitung besarnya
( 5 ) = 10.75

rata-rata curah hujan di suatu daerah a = (1.6 x 10-2) j + 0.5


menggunakan berbagai metode, yaitu a = (1.6 x 10-2) 11.53 + 0.5 =
,metode aljabar, thiessen, dan metode 0.672

isohyet. Maka nilai Evapotranspirasi :


a. Metode aljabar 10 t a

Dari perhitungan dengan


ET = 1.6 ( ) j
menggunakan metode aljabar,
0.68
didapat rata-rata curah hujan 10.25,14
sebesar : 11.36 mm
ET = 1.6
3
11.53 ( )
= 12.9 m /s
b. Metode Thiessen
Dari perhitungan dengan 3.3 Perhitungan Debit
menggunakan metode Thiessen 3.3.1 Perhitungan Debit Air
didapat rata-rata besarnya curah Limpasan Reel
hujan di daerah stasiun pengamatan Q limpasan reel = Q runoff – Q infiltrasi
sebesar 11.24 mm.
c. Metode isohyet R 24 24
Dari perhitungan dengan
I =
24 T ( ) 2/3

menggunakan metode Thiessen R24 = 170 mm/jam


didapat rata-rata besarnya curah
170 24
hujan di daerah stasiun pengamatan I=
24 1 ( ) 2/3
= 59.56 mm/jam

sebesar 11.5 mm.


Q runoff = 0.278 x C x
IxA
3.2.2 Evapotranspirasi
A = 0.9802141123 km2 ( luas DTH
Perhitungan evapotranspirasi bukaan tambang)
menggunakan rumus Thornwhite
(lampiran tugas 4). Berdasarkan rumus C = 0.75 (Tabel 2.2 Koefisien
tersebut, didapat nilai evapotranspirasi Limpasan)
sebesar 13m3/s. Perhitungan secara Maka, nilai Q runoff :
sistematis sebagai berikut :
Q runoff = 0.278 x 0.75 x 59.56
Jika diketahui t = 240, maka : mm/jam x 0.9802141123 km2
= 12.17 m3/s
Infiltrasi (G) = Perhitungan reduced standarad
debit minimumrata−rata deviation (Sn) = 1.87
luas DAS
Sehingga, nilai k didapat sebesar =
Debit minimum = 0.5 mm/th
0.5 Y −Yn 2.2502−0.5236
G= = 0.00051 m3/s = = 1.625
0.9802141123 Sn 1.87
Sehingga nilai Q limpasan reel = (12.17 Nilai s (standard deviation) didapat dari
– 0.00051) m3/s = 12.17 m3s
perhitungan data curah hujan selama 20
3.3.2 Curah Hujan Rencana dan tahun.
Periode Ulang Hujan
Sehingga, curah hujan rencana dapat
a. Curah Hujan Rencana
dihitung dengan rumus :
Curah hujan rencana dapat dihitung
dengan rumus : Q CH rencana = x +(k.s) A = 5.26 +

X (1.625 x 1.87 ) 3.48 x 10-3 = 0.02888


Xt = + (K x s) A
m3/s.
Dengan batuan software
AutoCad , maka luas sump
diketahui 0.003480 km2. b. Periode Ulang Hujan
Periode ulang hujan yang
Dalam perhitungan curah hujan
telanh dihitung, jika diketahui
rencana, hal pertama yang harus
umur tambang 5 tahun adalah :
dihitung adalah nilai k (reduced
variante factor) dengan rumus : Pr = 1-(1-1/Tr)n x 100%
Y −Yn Pr = 1-(1-1/25)5 x 100% = 18.463%
k= .
Sn
Jadi, kemungkinan terjadi periode ulang
Perhitungan nilai Y (reduced variante) = hujan pada tahun ke-5 sebesar 18.463% .
n−1
[ { }]
-ln −ln
n
3.3.3 Perhitungan
Tanah
Debit Air

20−1
[ { }]= -ln −ln
20
Perhitungan debit air tanah,
dengan mengambil data dari 20 sumur
= 2.2502 yang ada di rumah warga, dan di plotkan

Perhitungan nilai Yn (reduced mean)


menggunakan GPS serta data tersebut
diolah menggunakan software
ΣYn 10.44 GlobalMapper dan Software AutoCad
= = = 0.5236
20 20
sehingga didapat peta kontur , dimana
diketahui skala peta 1:2000
 Dari peta kontur, diketahui Q air tanah = 110282.76 m3/hr / 86400 =
nilai X dan Y dari setiap 1.28 m3/s.
sumur. Sehingga :

x = 0.0666 m
3.3.4 Perhitungan Debit Total
y = 0.0964 m Air Tambang
Q total air tambang = (Q limpasan +
 Perhitungan nilai B rata-rata :
Qair hujan + Q air tanah) – ET =

B = ( x + y )/2 = (( 12.17 + 0.029 + 2.46 x 1.28) – 12.9)

(0.0666 + 0.0964)/2 = 0.0815 m m3/s = 0.58 m3/s.

 Perhitungan nilai I
4. KESIMPULAN
I = Ci / B = 1/0.0815m = 12.27
a. Dari hasil perhitungan maka
m
didapatkan debit total air tambang
 Perhitungan nilai P
sebesar 0.58 m3/s.
P = kontur terpanjang x Skala
b. Didapat luas sump 0.003480 km2
peta
dan volume sump sebesar 10440 m3
Diketahui : kontur terpanjang = 42.8 cm jika diasumsikan hujan selama 5
jam.
Skala peta = 1:2000

Sehingga : P = 42.8 x 2000 = 8.56 m2 UCAPAN TERIMAKASIH


 Mencari nilai A
A = tebal akuifer x P Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak A.A Inung Arie Adnyano,
Diketahui : A = 35 m
S.T.,M.T sebagai dosen pembimbing
P = 8.56 m dan semua pihak yang telah membantu
dalam penelitian dan penganalisisan
Sehingga, nilai A = 35 m x 8.56 = 299.6
laporan ini.
m2

 Perhitungan Q air tanah


Diketahui : K = 30m/hr DAFTAR PUSTAKA

Nilai Q air tanah = K.I.A = 30 m/hr x Januardi. 2017. “Kajian


Teknis Sistem Penyaliran
12.27 m x 299.6 m2 = 110282.76 m3/hr
Tambang Pada Lokasi
Penambangan Batubara Pt. Diakses pada tanggal 14 Juni,
Mifa Bersaudara”. Fakultas pukul 12.34 WIB
Teknik Universitas Syiah
Novandy, Ary. Water
Kuala. Banda Aceh.
Management System
Masha, Dara Lidayul. Tambang Pada Pit Pt Ulima
2016. “Perencanaan Sumuran Nitra Jobsite Pt Menambang
(Sump) Pada Sistem Muara Enim Water
Penyaliran Tambang Terbuka Management System Of
di Pit IV Tambang Batubara Mine On Pit Pt Ulima Nitra
PT. Bara Energi Lestari, Jobsite Pt Menambang Muara
Kabupaten Nagan Raya, Enim.
Aceh”. Fakultas Teknik
Fikri, Ivan Miftakhul.
Universitas Syiah Kuala.
2013. System Penyaliran
Banda Aceh.
Tambang.
Sinaga, Binsar Rezeki. http://ivanmiftahulfikri92.blo
Analisis Sistem Penyaliran gspot.com/2013/10/sistem-
Tambang Pada Pit 2 Timur penyaliran-tambang.html.
Pt (Ta). Diakses pada tanggal 13 Juni
https://id.scribd.com/docume 2018, pukul 07.59 WIB
nt/278341649/Analisis-
Sistem-Penyaliran-Tambang-
Pada-Pit-2-Timur-Pt-Ta.

Anda mungkin juga menyukai