Waluyo Hardianto
Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
waluyo.h18@gmail.com
Abstrak
Pada industri pertambangan, curah hujan yang tinggi dapat menghambat kegiatan operasional
penambangan, baik dari segi peningkatan produksi maupun dari segi peralatan yang digunakan.
Curah hujan yang tinggi menyebabkan tidak tercapainya target produksi yang diinginkan. PT.
Indonesia Merdeka menggunakan sistem tambang terbuka. Sistem tambang terbuka akan
membentuk cekungan, sehingga air akan mudah masuk kedalam pit penambangan. Berdasarkan
hasil penilitian diperoleh luas DTH bukaan tambang 0.9802141123 km2, Q limpasan sebesar 12,17
m3/s, Q air hujan 0,029 m3/s, Q air tanah 1,28 m3/s, dan evaprotranspirasi 12,9 m3/s. Sehingga
diperoleh debit total air tambang sebesar 0,58 m3/s. Dengan debit total 0,58 m3/s dan volume sump
10440 m3 dengan asumsi hujan selama 5 jam. Selanjutnya air akan dipompa keluar menuju kolam
pengendapan.
- Curah hujan
Hujan
Berdasarkan peta tambang
- Peta Topografi
diketahui luas daerah tangkapan hujan
bukaan tambang, luas sump, dan luas
2.2 Pengolahan Data
jalan tambang dengan bantuan software
Tahap pengolahan data ini yaitu
AutoCad.
pengolahan data setelah pengumpulan
data. Data yang diperoleh kemudian Adapun luasan masing-masing
dikelompokkan sesuai dengan daerah sebagai berikut :
kegunaannya untuk lebih memudahkan
Tabel 3.1 Luas Daerah
dalam penganalisaan yang selanjutnya
Tangkapan Hujan
disajikan dalam bentuk tabel, grafik atau
perhitungan penyelesaian. Data yang DTH Luas (km2)
diperoleh kemudia diolah sebagai Bukaan tambang 0.9802
Sump 0.003480
berikut: Jalan tambang 1 0.05128
a. Menentukan curah hujan Jalan tambang 2 0.02356
Jalan tambang 3 0.04076
rencana dari data curah hujan. Jalan tambang 4 0.020072
b. Menghitung intensitas curah
hujan berdasarkan parameter
curah hujan rencana dan waktu
konsentrasi yang ditentukan 3.2 Data Curah Hujan
berdasarkan jarak
Data curah hujan
dari titik terjauh menuju titik
didapatkan dari stasiun terdekat.
terkumpulnya air.
Yaitu stasiun Beji selama 20
tahun terakhir. Data curah hujan
Stasiun Siluk mulai tahun 1994- 6.4 1. 1.503
20 86 22 3212
2013. Berdasarkan data curah
03 7 61 1
hujan tersebut, di dapatkan
0.
data : 20 5.6 35 0.128
04 46 8 164
Tabel 3.2 data curah hujan
selama 20 tahun -
0.
Ta 20 5.1 09 0.009
x- (X- 05 63 7 409
hu X
x x)^2
n
0.
0. 20 5.5 27 0.077
19 5.2 00 0.000 06 39 9 841
94 68 8 064
1.
- 4. 20 6.9 71 2.934
2. 37 07 73 3 369
19 3.1 09 64
95 68 2 64 -
20 5.1 0. 0.004
- 08 89 07 9
0.
19 4.4 83 0.693 -
96 28 3 889 1.
20 3.3 87 3.500
- 09 9 1 641
1.
19 3.4 80 3.243 0.
97 59 1 601 20 5.8 62 0.389
10 85 4 376
-
0. 3. 9.668
19 4.8 45 0.203 20 8.3 10 9902
98 09 1 401 11 7 95 5
- -
1. 0.
19 3.7 51 2.283 20 5.1 14 0.020
99 5 1 121 12 17 4 736
- 0.
20 3.5 1. 2.788 20 5.2 00 0.000
00 95 67 9 13 67 6 036
20 7.3 2. 4.368 T 10
01 51 09 1 ot 5.2 37.38
al 11 34
1.
20 6.3 09 1.201
02 57 6 216
3.2.1 Perhitungan Curah Hujan 1.514
tn
Rata-Rata
J = ( )
5
=
1.514
Berdasarkan data curah hujan 25.14
yang di dapat, dapat di hitung besarnya
( 5 ) = 10.75
20−1
[ { }]= -ln −ln
20
Perhitungan debit air tanah,
dengan mengambil data dari 20 sumur
= 2.2502 yang ada di rumah warga, dan di plotkan
x = 0.0666 m
3.3.4 Perhitungan Debit Total
y = 0.0964 m Air Tambang
Q total air tambang = (Q limpasan +
Perhitungan nilai B rata-rata :
Qair hujan + Q air tanah) – ET =
Perhitungan nilai I
4. KESIMPULAN
I = Ci / B = 1/0.0815m = 12.27
a. Dari hasil perhitungan maka
m
didapatkan debit total air tambang
Perhitungan nilai P
sebesar 0.58 m3/s.
P = kontur terpanjang x Skala
b. Didapat luas sump 0.003480 km2
peta
dan volume sump sebesar 10440 m3
Diketahui : kontur terpanjang = 42.8 cm jika diasumsikan hujan selama 5
jam.
Skala peta = 1:2000