Di Buat Oleh:
APRILLIA S. ANGGRAENI
6513040114
1. Air
Sifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik
mengambil panas (cooling) dan sangat tepat untuk memadamkan
bahan padat (kelas A) karena dapat menembus sampai bagian
dalam. Ada 3 (tiga) macam APAR air ialah air dengan pompa
tangan, air bertekanan dan asam soda/soda acid.
Gambar 2.5 Water Extinguisher
(Sumber: http://www.firemart.co.uk/9ltr-water-kitemarked-anti-freeze-
protected-water-extinguisher, 2015)
2. Busa
Ada 2 (dua) macam busa, busa kimia dan busa mekanik.
Busa kimia dibuat dari gelembung yang berisi antara lain zat
arang dan karbondioksida , sedangkan busa mekanik dibuat dari
campuran zat arang udara. Dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran kelas A dan B. Busa memadamkan api melalui
kombinasi tiga aksi 28 pemadaman yaitu menutupi, melemahkan
danmendinginkan.
a. Menutupi yaitu membuat selimut busa di atasbahan yang
terbakar, sehingga kontak dengan oksigen(udara) terputus
b. Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairanyang mudah
terbakar
c. Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah
terbakar sehingga suhunya turun
Gambar 2.6 Foam Extinguisher
(Sumber: http://www.roopfire.com/product.php?pid=624751, 2015)
5. Halon
Gas halon bila terkena panas api kebakaran pada suhu
sekitar 485 ºC akan mengalami proses penguraian.Zat-zat
yang dihasilkan dari proses penguraian tersebut akan
mengikat unsur hidrogen dan oksigen dari udara sehingga
menghasilkan beberapa unsur baru yaitu HF, HBr, COF 30
dan COBr, karena sifat zat baru tersebut beracun maka cukup
membahayakan terhadap manusia.
Gambar 2.9 Halon extinguisher
(Sumber: http://fire-extinguisher-information.co.uk/halon- fire
%20extingusiher.html, 2015)
Jumlah.APAR luasarea
luasperhitungan1APAR
Dimana : Luas Bangunan yang dilindungi = D2 ;
3A 9000 4500 -
a. Kelas A
Jarak minimal penempatan APAR pada tabel berikut :
Tabel 2.4 Penempatan APAR dengan bahaya kebakaran
Jarak Max.
Klasifikasi Rating Luas
Jangkauan
APAR APAR Bangunan
APAR (ft2)
Rendah 2A 75 11250
Sedang 2A 75 11250
Tinggi 4A 75 11250
b. Kelas B
Jarak minimal penempatan APAR dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.5 Penempatan APAR (bahaya kebakaran kelas B)
(ft) (m)
5B 30 9.15
Rendah
10 B 50 15.25
10 B 30 9.15
Sedang
20 B 50 15.25
40 B 30 9.15
Tinggi
80 B 50 15.25
arang batu
Kebakaran dari barang –
barang yang jarang terdapat dan VV/XX XX XX/XXX X X VVV X V
berharga
Kebakaran dari bahan – bahan yang
V X XXX X X VVV X X
pada pemanasan mudah mengurai
Kelas Kebakaran dari bensin, bensol, cat ( yg
XXX V V/XXX VV VVV VV X VV
B tdk bercam pur dgn air )
Kebakaran dr Alcohol &
X X V/XXX V VVV VV X V
sebangsanya (bercampur air)
Survey
Lapangan
Wawancara
Perumusan Masalah
Studi Literatur :
- Layout Gedung Produksi PT. INDOALGAS
- PERMENAKERTRANS RI. 04/MEN/1980 tentang APAR
- NFPA 10 Tahun 2013
Perancangan APAR
Analisa
END
=( )
=
= 8,6 ≈ 9 buah APAR
Lantai 1
Panjang Lebar Jangkauan Jumlah ∑ APAR Klasifikasi Kelas
No. Nama Ruang Jenis APAR
(m) (m) APAR APAR (Pembulatan) Kebakaran
Foam dan
1 Ruang Pembuatan Agar-agar Bubuk
66 23 176.625 8.59447983 9 B DCP
2 Ruang Pembuatan Karagenan Bubuk 62 23 176.625 8.073602265 8 B Foam dan
DCP
3 Ruang Finishing 23 6 176.625 0.781316348 1 A DCP
4 Laboratorium 23 10 176.625 1.302193914 2 B Foam
Penyimpanan Bahan Mentah dan
5 48 46 176.625 12.50106157 13 A DCP
Gudang
Lantai 2
Panjang Lebar Jangkauan Jumlah ∑ APAR Klasifikasi Kelas
No. Nama Ruang Jenis APAR
(m) (m) APAR APAR (Pembulatan) Kebakaran
6 Ruang Server 46 16 176.625 4.167020524 5 C DCP
7 Ruang Monitoring 35 10 176.625 1.981599434 2 C DCP
Ruang Kontrol 1 25 19 176.625 2.689313517
8 Ruang Kontrol 2 21 14 176.625 1.664543524 6 C DCP dan CO2
Ruang Kontrol 3 11 10 176.625 0.622788393
9 Ruang Arsip Operasi 21 5 176.625 0.59447983 1 A DCP
10 Ruang Kantor 31 21 176.625 3.685774947 4 A DCP
11 Musholla 10 8 176.625 0.452937013 1 A DCP
12 Toilet Pria 8 5
13 Toilet Wanita 8 5
Keterangan:
Luas Bangunan yang dilindungi = D2 ;
Dimana D = Luas Jangkauan APAR = 15 meter
Jumlah APAR yang dibutuhkan =
(*) Jenis APAR dan klasifikasi kelas kebakaran ditentukan berdasarkan
PERMENAKER No. 04/MEN/1980.
=
= 2.097 ≈ 3 APAR
Lantai 1
Jarak
Klasifikasi Luas Bangunan
Panjang Lebar Maksimum Luas Bangunan Jumlah ∑ APAR
No. Nama Ruang Bahaya Rating yang Dilindungi Jenis APAR
(m) (m) Jangkauan (m²) APAR (Pembulatan)
Kebakaran (m²)
APAR (m)
Ordinary
1 Ruang Pembuatan Agar-agar Bubuk 66 23 (Moderate) 20 B 15.25 1518 730.25 2.079 3 Foam dan DCP
Hazard
Ordinary
2 Ruang Pembuatan Karagenan Bubuk 62 23 (Moderate) 20 B 15.25 1426 730.25 1.953 2 Foam dan DCP
Hazard
Ordinary
3 Ruang Finishing 23 6 (Moderate) 2A 22.7 138 278.7 0.495 1 DCP
Hazard
Ordinary
4 Laboratorium 23 10 (Moderate) 20 B 15.25 230 730.25 0.315 1 Foam
Hazard
Ordinary
5 Penyimpanan Bahan Mentah dan Gudang 48 46 (Moderate) 2A 22.7 2208 278.7 7.922 8 DCP
Hazard
Lantai 2
Jarak
Klasifikasi Luas Bangunan
Panjang Lebar Maksimum Luas Bangunan Jumlah ∑ APAR
No. Nama Ruang Bahaya Rating yang Dilindungi Jenis APAR
(m) (m) Jangkauan (m²) APAR (Pembulatan)
Kebakaran (m²)
APAR (m)
Light (Low)
6 Ruang Server 2A 22.7 736 557.4 1.320 2 DCP
46 16 Hazard
Light (Low)
7 Ruang Monitoring 2A 22.7 350 557.4 0.628 1 DCP
35 10 Hazard
Light (Low)
Ruang Kontrol 1 25 19 Hazard
475 557.4 0.852
Light (Low)
8 Ruang Kontrol 2 21 14 Hazard
2A 22.7 294 557.4 0.527 3 DCP dan CO2
Light (Low)
Ruang Kontrol 3 11 10 Hazard
110 557.4 0.197
Light (Low)
9 Ruang Arsip Operasi 21 5 Hazard
2A 22.7 105 557.4 0.188 1 DCP
Light (Low)
10 Ruang Kantor 31 21 Hazard
2A 22.7 651 557.4 1.168 2 DCP
Light (Low)
11 Musholla 10 8 Hazard
2A 22.7 80 557.4 0.144 1 DCP
12 Toilet Pria 8 5
13 Toilet Wanita 8 5
Keterangan :
(*) Jarak maksimum jangkauan APAR menurut rating APAR NFPA 10
Tahun 2013.
(*) Jenis APAR dan klasifikasi kelas kebakaran ditentukan berdasarkan
PERMENAKER No. 04/MEN/1980.
Keterangan:
= Alat Pemadam Api Ringan
Asumsi =
- APAR yang berada di tepi diletakkan dengan
menempelkan pada dinding
- APAR di bagian tengah ruangan diletakkan dengan
menggunakan pipa tegak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian perhitungan, penentuan jenis, dan
perencanaan peletakkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada
PT. SURYA INDOALGAS dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gedung pada PT. SURYA INDOALGAS merupakan gedung
dengan 2 (dua) lantai yang memiliki karakteristik berbeda, yaitu
pabrik pada lantai 1 dan kantor pada gedung lantai 2.
2. Pada area gedung PT. SURYA INDOALGAS terdapat banyak
potensi bahaya kebakaran, sehingga pada lantai 1
diklasifikasikan sebagai kelas kebakaran sedang II (menurut
PERMENAKER No. 04/MEN/1980) dan klasifikasi bahaya
sedang atau ordinary (moderate) hazard (menurut NFPA 10
Tahun 2013). Sedangkan pada lantai 2 diklasifikasikan sebagai
kelas kebakaran ringan (menurut PERMENAKER No.
04/MEN/1980) dan klasifikasi bahaya rendah atau light (low)
hazard (menurut NFPA 10 Tahun 2013).
3. Jumlah APAR yang dibutuhkan pada area gedung PT. SURYA
INDOALGAS :
a. Berdasarkan perhitungan PERMENAKER No.
04/MEN/1980 sebanyak 52 APAR. Pada lantai 1 sebanyak
33 APAR dengan jenis busa (foam) dan/atau dry chemical
powder (DCP). Sedangkan pada lantai 2 sebanyak 19 APAR
dengan jenis dry chemical powder (DCP) dan/atau CO2.
b. Berdasarkan perhitungan NFPA 10 Tahun 2013 sebanyak 25
APAR. Pada lantai 1 sebanyak 16 APAR berjenis busa
(foam) dan/atau dry chemical powder (DCP). Sedangkan
pada lantai 2 sebanyak 10 APAR berjenis jenis dry chemical
powder (DCP) dan/atau CO2.
4. Penempatan APAR pada area gedung PT. SURYA
INDOALGAS berdasarkan PERMENAKER No. 04/MEN/1980
adalah jarak antara satu APAR dengan APAR yang lainnya atau
satu kelompok APAR dengan kelompok APAR yang lainnya
tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh
Pegawai Pengawas atau Ahli Keselamatan Kerja.
5.2. Saran
Setelah dilakukan perancangan APAR pada PT. SURYA
INDOALGAS dan didapatkan beberapa kesimpulan, maka terdapat
beberapa saran untuk perancangan APAR selanjutnya sehingga
dapat berjalan dengan lebih baik, yaitu sebagai berikut:
1. Pada perancangan ini seharusnya juga menghitung estimasi
biaya, supaya perancangan dapat berlangsung maksimal dan
dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.
2. Mengingat banyaknya kasus peristiwa kebakaran yang terjadi di
Indonesia, perlu adanya peningkatan kewaspadaan terhadap
penggunaan bahan-bahan pemicu timbulnya api, melakukan
pengelolaan lingkungan yang baik, serta menyediakan tenaga
khusus pemadam kebakaran yang terampil dan professional
sehingga jika terjadi kebakaran dapat ditangani secara cepat dan
tepat.
DAFTAR PUSTAKA